Alena Ricardo sangat mencintai seorang Abian Atmajaya, tidak peduli bahwa pria itu kekasih saudara kembarnya sendiri. Hingga rela memberikan kehormatannya hanya demi memiliki pria itu.
Setelah semua dia lepaskan bahkan dibuang oleh keluarga besarnya, Alena justru harus menghadapi kemarahan Abian. kehidupan rumah tangganya bagaikan di neraka, karena pria itu sangat membencinya.
Akankah Alena menemukan kebahagiaannya? Dan akankah Abian menyesali apa yang selama ini diperbuatnya, setelah mengetahui rahasia yang selama ini Alena simpan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18
Hari ini Alena bertekad untuk datang ke kantor Abian, karena sejak pertengkaran mereka beberapa hari yang lalu, suaminya itu kembali tidak pulang ke rumah. Bila di hitung-hitung sudah hampir tiga Minggu Abian tidak pulang, dan keadaan itu semakin membuat kesempatannya untuk hamil semakin kecil.
Walaupun Abian sudah melarangnya pergi ke luar rumah, tapi Alena tidak bisa diam saja menunggu kedatangan pria itu. Karena selain merindukan Abian, hatinya juga merasa tidak enak sejak kemarin. Alena takut terjadi sesuatu pada suaminya itu.
"Nona Anda mau kemana?" pelayan tersebut menghalangi langkah nona nya. Karena sudah ditugaskan oleh tuan Abian, untuk menjaga Nona Alena agar tetap berada di dalam rumah.
"Aku akan keluar sebentar," Alena bergegas membuka pintu.
"Tunggu Nona!" pelayan itu menutup kembali pintu tersebut. "Tuan Abian melarang Anda keluar dari rumah ini."
Alena yang sedang terburu-buru karena mengejar jam makan siang, tanpa banyak kata mendorong pelayan nya menjauh dari pintu. Berlari keluar dari rumah, tanpa mempedulikan pelayan nya yang terus berteriak memanggil namanya.
"Nona tunggu!" pelayan itu terus mengejar nona Alena, dan baru berhenti setelah melihat nona nya masuk ke dalam taksi. "Bagaimana ini? Jika Tuan Abian tahu pasti beliau akan marah," ucapnya dengan napas yang terengah-engah. Dia pun segera menghubungi tuan Abian, untuk memberitahukan kalau nona Alena pergi dari rumah. Namun panggilannya tidak diangkat-angkat oleh tuan nya itu. "Ah sudahlah, nanti aku coba lagi." pelayan itu kembali masuk ke dalam rumah.
Sementara itu Alena yang sudah sampai di depan gedung perkantoran milik Abian, segera masuk kedalam ruangan suaminya itu, tanpa mempedulikan Ben yang sejak tadi menghalanginya untuk masuk kedalam.
"Abian kau ada—" Alena terdiam saat melihat kedua mertuanya berada di dalam ruangan tersebut, dan bukan hanya ayah Atmajaya dan ibu Ayuning saja, ada Sekar juga yang duduk diantara mereka.
Abian yang terkejut melihat kedatangan Alena, menatap tajam pada Ben yang berdiri di samping istrinya itu.
"Maaf Tuan, tadi aku sudah melarang. Tapi —"
"Usir dia!" potong Abian dengan cepat.
"A-apa Tuan?"
"Aku bilang bawa wanita itu keluar!" Abian mengulangi perintahnya.
"Tapi Tuan," Ben menatap Alena yang terlihat diam saja dengan raut datarnya. Namun dia tahu, wanita itu pasti sakit hati mendapatkan pengusiran dari suaminya sendiri.
"Ben! Aku tidak akan mengulangi untuk ketiga kalinya!" sentak Abian.
"Ben kau tidak dengar perintah Abian! Cepat usir wanita itu! Atau kau mau kami pecat," sahut Ayuning dengan ketus.
"Bu!" Atmajaya yang sejak tadi diam, menatap tajam pada istrinya.
"Kenapa Pak? Apa aku salah? Aku itu hanya tidak ingin dia menganggu pembicaraan kita, karena pembicaraan ini begitu penting karena menyangkut rencana pernikahan Abian dan Sekar."
"Bu!" kali ini Atmajaya berkata dengan nada yang tinggi. Dia tidak suka istrinya itu secara terang-terangan, mengatakan rencana mereka yang ingin menikahkan Abian dengan Sekar.
"Tapi Pak —" belum sempat Ayuning meneruskan perkataannya, dia dibuat terkejut saat melihat Abian membawa Alena keluar dari ruangan tersebut.
Bukan hanya Ayuning saja yang terkejut. Atmajaya, Sekar, bahkan Ben pun ikut terkejut. Karena tadinya mereka berpikir Abian hanya akan mengusir Alena. Tapi ternyata pria itu ikut keluar bersama wanita yang berstatus sebagai istrinya itu.
Ben yang ingin menyusul keduanya, karena takut terjadi pertengkaran yang hebat diantara mereka. Terpaksa diam di dalam ruangan, saat tuan Atmajaya memerintahkan dirinya untuk tidak menyusul Abian dan Alena.
ni othronya yg terlalu mengada". cinta aja dia gak tau.🙃
gak konsisten amat..kalau cinta langsung bilang gak usah pake mikir.🤦♀️🥱😪
kalau mereka tulis, seharusnya rasa itu mulai ada sejak alena masoh bersama mereka.