(Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata juga mental yang kuat untuk marah-marah!)
Sheila, seorang gadis culun harus rela dinikahi secara diam-diam oleh seorang dokter yang merupakan tunangan mendiang kakaknya.
Penampilannya yang culun dan kampungan membuatnya mendapat pembullyan dari orang-orang di sekitarnya, sehingga menimbulkan kebencian di hatinya.
Hingga suatu hari, Sheila si gadis culun kembali untuk membalas orang-orang yang telah menyakitinya di masa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jebakan Part 3
"Tapi bukankah selama ini hubunganmu dan Sheila sudah semakin membaik? Dan kalian sudah semakin dekat," tanya Willy heran di tengah-tengah mabuknya.
"Aku terpaksa melakukannya. Ibuku selalu berusaha menyingkirkan Sheila. Dia sering berbuat tidak adil padanya. Ibu bahkan mengajak Audry tinggal bersama kami hanya untuk membuatku menjauh dari Sheila. Aku tidak bisa meninggalkan Sheila? Aku sudah berjanji pada Shan akan menjaga adiknya."
"Apa tidak ada sedikit pun cinta di hatimu untuk Sheila? Dia gadis yang sangat manis dan masih sangat muda."
"Aku sudah berusaha untuk membuka hatiku untuknya, aku bahkan sampai memintanya tidur di kamarku. Selama berbulan-bulan aku mencoba membuka hatiku untuknya. Aku memang menyukai Sheila, walau bagaimana pun dia adalah istriku. Tapi tetap saja aku belum bisa melupakan Shan." Marchel kembali menuang minuman ke dalam gelas, dan menghabiskannya dalam satu tegukan saja.
"Kau masih butuh waktu, Marchel. Kau hanya tidak mengenali perasaanmu. Aku yakin kau bisa membuka hatimu untuk anak kecil itu. Jangan sampai kau baru menyadari betapa berharganya seseorang setelah kehilangan." Setelah mengatakan itu, Willy menjatuhkan wajahnya di meja. Sepertinya sudah tidak sadarkan diri saking mabuknya.
"Setelah mengoceh dia pingsan!" gerutu Wira lalu meneguk segelas minuman. "Marcel, kenapa ruangan ini seperti berputar, ya? Kepalaku pusing jadinya." Pria itu memijat kepalanya, dan beberapa saat kemudian mulai tertidur dengan menelungkupkan wajahnya di atas meja.
Tinggallah Marchel seorang diri yang masih setia dengan gelas minumannya. Sungguh, dua lelaki itu sama sekali tidak mencerminkan kepribadian sebagai seorang dokter. Marchel yang biasanya terlihat sangat tenang akhirnya runtuh juga. Sakit di hatinya membuatnya memilih meluapkannya dengan cara yang salah.
Sedangkan Sheila masih membeku di belakang pilar. Air matanya lolos begitu saja tanpa izin. Semua ucapan Marchel bagaikan goresan sembilu di hatinya.
Sheila mengusap air matanya, lalu hendak melangkah pergi meninggalkan Marchel. Namun langkahnya segera terhenti ketika melihat seorang wanita dewasa dan berpakaian terbuka sedang mendekati suaminya itu. Sepertinya sedang merayu manja pada sang dokter.
Dengan segera Sheila mendekat dan langsung menghentikan wanita itu. Rasanya tidak rela jika ada yang menyentuh Marchel selain dirinya.
"Siapa kau?!" bentak wanita itu seraya mendorong tubuh Sheila agar menjauh.
Sheila yang kesalnya sudah di ujung tanduk akibat cemburu pun membalas mendorong wanita itu dengan keras. "Dia suamiku! Jangan sentuh dia!" Sheila balas membentak dengan keras.
Wanita itu terlihat terkejut, tidak ingin ada masalah, ia memilih pergi meninggalkan Sheila di sana.
Marchel yang masih setengah sadar, menatap seorang gadis cantik yang berdiri di hadapannya. Marchel pun tidak mengenali bahwa gadis yang ada di sampingnya adalah Sheila.
"Kak Marchel, ayo kita pulang," ajak Sheila.
"Kau ini siapa? Tinggalkan aku! Aku masih mau minum. Sana pergi!" Marchel mendorong lengan Sheila agar menjauh.
Melihat kondisi Marchel yang sudah mabuk berat, Sheila akhirnya memilih membawa Marchel ke sebuah penginapan yang tepat bersebelahan dengan tempat hiburan malam itu, dengan meminta bantuan pada beberapa orang pria yang bertugas sebagai keamanan, untuk menggotong Marchel keluar dari tempat itu, menuju tempat penginapan.
****
Sesampainya di kamar penginapan, Sheila melepas sepatu dan jaket yang dipakai Marchel.
Sementara Marchel, terbaring dalam keadaan masih setengah sadar, sesekali bergumam-gumam menyebut nama Shanum. Dan entah mengapa gumaman itu terasa sangat menyakitkan bagi gadis polos itu.
Sheila memandangi Marchel dengan perasaan sedih dan berderai air mata. Namun, Sheila tetap menyadari, sosok Shanum yang merupakan seorang gadis yang sempurna tentu saja begitu sulit dilupakan oleh sang dokter.
Dengan sisa kesadarannya, Marchel membuka matanya, menatap gadis cantik yang duduk di bibir tempat tidur, lalu kemudian bangkit dari posisi berbaringnya.
"Siapa namamu? Kau sangat cantik..." ucap Marchel dengan suara berat.
Sheila hanya menundukkan kepala ketika tangan Marchel menjelajahi wajahnya.
"Kak Marchel aku..."
"Sttt!" Marchel meletakkan jari telunjuk di depan hidung, "Dari mana kau tahu namaku?" tanyanya dengan tangan masih bermain di wajah Sheila. "Apa kau tahu, kau benar-benar gadis yang sangat cantik."
"Kak Marchel, tidurlah! Kak Marchel sedang mabuk berat." Sheila membantu Marchel untuk kembali berbaring, namun Marchel malah menariknya ke dalam pelukannya.
Tangan kekar Marchel yang membelenggu tubuh Sheila membuat gadis itu kesulitan melepaskan dirinya.
"Kak Marchel, lepaskan aku!" Sheila berusaha memberontak, namun Marchel membuatnya tidak berkutik.
"Shan... Aku sangat merindukanmu. Kenapa kau meninggalkanku?" bisik Marchel di telinga Sheila.
"Lepaskan aku, Kak! Aku bukan Kak Shanum..."
"Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi dariku lagi, Shan! Aku mencintaimu!"
Rasanya sangat sulit untuk bernafas bagi Sheila, seakan udara di ruangan itu tak cukup untuknya bernafas. Kecewa, sedih dan cemburu melebur menjadi satu, seiring dengan Marchel yang terus bergumam menyebut nama Shanum.
Marchel menangkup wajah Sheila dengan telapak tangannya. Menatap dalam-dalam wajah cantik yang kini berada di bawah kuasanya. Dan, tanpa aba-aba mendaratkan bibirnya dengan mulus tanpa hambatan ke bibir gadis kecil itu.
Sedangkan Sheila hanya dapat meremas kain seprei dengan kedua tangannya, ketika merasakan tangan Marchel telah menjelajah ke bagian terlarang.
*****
Resiko emak berdaster gabut hobi rebahan sambil baca novel...
ulang" trus novel yg favorit tp gak prnah bosan😁😁
blm bisa move on kk 🤭🤣🤣🤣🤣
nihh kudu balik baca lg 😁😁
/Ok//Good/
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/