“Kata mami, dilimu dikilim mami untuk menolongku dan papi. Apa dilimu ibu peli yang baik hati ? “
“A–aku ?! “
Ucapan anak laki-laki itu membuat Alana terkejut, dia tidak mengerti maksud dari perkataan anak tersebut.
Namun, siapa sangka kehadiran Alaska membuat Alana masuk ke kehidupan keluarga mereka dan siapa yang menyangka bahwa papi yang dimaksud Alaska adalah pria yang selama ini Alana tunggu kehadirannya.
Bagaimana dengan kisahnya ? Jangan lupa mampir !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bibil melah datang !
Di kediaman Araska dan putranya, seorang wanita cantik masuk dengan wajah tanpa dosa. Setelah permasalahannya dengan orang tua Alana yang membawa Alaska pergi. Wanita itu tetap datang ke rumah Araska dengan tujuan awalnya.
“Bang Raska, “ panggilnya pelan.
Alaska yang sedang menonton ditemani oleh papinya sontak mengalihkan pandangannya.
“Ci bibil melah datang, “ cicit Alaska ketakutan bahkan dia memeluk lengan papinya dengan sangat erat.
Araska tentu saja bingung. Kenapa putranya sangat takut dengan kedatangan Cessie dan ibu mertuanya. Berbeda jika ayah mertuanya yang datang, Alaska tidak setakut ini. Ya, Cessie tak lain adalah kembaran istrinya.
“Bang Raska, nanti malam datang ke acara pengenalan pewaris CM Group ? “ tanya Cessie tanpa dosa.
“Nda ucah nanya, cana pulang ke lumah janan datang ! “ usir Alaska ketakutan.
Mendengar itu, Cessie syok. Dia datang hanya ingin memastikan apakah Araska datang atau tidak. Karena dia tidak mau jika pria yang dia sukai ditatap oleh banyaknya wanita cantik diluaran sana.
Tapi sepertinya, Alaska sengaja memusuhinya membuat Cessie kesal. Namun, dia mencoba tidak peduli dengan kalimat pengusiran Alaska terhadap dirinya.
“Bang Ra—, “
“Nda ucah nanya-nanya ! Papi Laska datang cetelah dia. Kok citu yang banyak nanya ! Cuka-cuka papi na Laska !! Cudah cendili cali cendili, nda ucah ngintil telus !! Helan, kok mau na nempel cama papi Laska. Nda laku citu !! “ ketus Alaska membuat Cessie lagi-lagi syok mendengar perkataan Alaska.
“Awas ya kamu bocah !! “ rutuk Cessie dalam hati namun dia masih memasang wajah ramah dihadapan anak dan ayah itu, sementara Araska tentu saja tidak peduli dengan raut wajah Cessie.
“Sudahlah, kamu pulang saja ! Aku dan Alaska ingin pergi ! “ usir Araska.
“Pergi kemana, bang ? Cessie ikut ! “ seru Cessie seperti anak kecil yang ingin mengikuti kemana perginya Araska.
“Tidakkk / Ndaaaaa !! “ pekik kedua pria beda usia itu.
Keduanya kompak menolak Cessie yang ingin ikut. Bahkan Araska meminta Cessie untuk pulang dengan alasan dia tidak mau berada satu atap dengan wanita yang bukan istri dan keluarganya.
Namun, bukan Cessie namanya kalau tidak bisa memohon agar ikut. Namun, juga bukan Alaska kalau tidak bisa membujuk sang papi agar Cessie pulang dan tidak ikut mereka kemanapun mereka pergi.
“Kamu kalau mau datang, ya datang saja !” seru Araska yang mana membuat hati Cessie berbunga-bunga.
Alaska tentu kesal dengan papinya, namun saat mendengar lanjutan ucapan papinya Alaska tersenyum puas menatap wajah Cessie yang seketika luntur.
“Tapi datang bersama kedua orang tuamu !” sambung Araska membuat senyuman Cessie luntur.
“Benel kata papi, citu pelgi cama olang tua cendili. Papi milik Alas, belalti pelginya cama Alas juga ! “ sahut Alaska mengompori Cessie.
“Shh, jangan gitu nggak sopan ! “ tegur Araska pada putranya
“Nda cuka, papi “ cicit Alaska.
“Pulanglah, tidak baik seorang wanita datang ke rumah pria yang sudah beristri ! “ sindir Araska.
“Kamu kan sudah duda, nggak masalah dong ! “ seru Cessie yang tidak ingin pulang.
“Terserahmu. Ayo, Las kita jemput oma dan opamu. Mereka sudah tiba di bandara ! “ seru Araska setelah mengecek ponselnya yang bergetar.
“Ayo, oma opa cudah datang holeee !! “ seru Alaska senang tak lupa mengejek Cessie yang ditinggalkan begitu saja.
Cessie yang merasa diabaikan langsung menghubungi ibunya. “ Mamiiii, hiks.. Bang Aras ninggalin Cessie ! “ rengek Cessie kesal menatap mobil Araska yang sudah meninggalkan rumah itu.
*
*
*
*
Malam harinya, sebuah pesta megah yang diselenggarakan oleh pemilik perusahaan CM Group membuat karyawan dan klien bisnis terpukau. Terutama karyawan CM Group dari departemen 3. Mereka datang dengan penampilan lebih mencolok.
“Eh, gimana penampilan gue ? “ tanya seorang wanita yang mengenakan dress merah menyala.
“Keren sil, lo emang pada dasarnya udah cakep ! “ puji Dewinta kepada Sisilia.
“Eh, nanti waktu masuk ke dalam. Jangan lupa kita harus keluarkan aura mahal kita. Jangan sampai departemen kita di nilai buruk oleh semua orang ! “ seru pria tampan mengenakan jas mahalnya.
“Itu pasti Rio ! Departemen kita harus dinilai baik oleh pewaris perusahaan kita. Bila perlu kita harus mendapatkan pujian yang lebih wow ! Ucap Sisilia tersenyum bangga.
Dia pastikan tidak ada yang bisa mengalahkan departemen mereka malam ini. “ Eh, Varo dimana ? Apa dia datang bersama manajer kita ? “ tanya Dewinta yang tidak melihat Varo diantara mereka.
“Mungkin, soalnya Varo kan sekarang nempel terus sama Bu Lidia, “
“Hahaha benar ! “ Tawa departemen 3 membuat seseorang di sudut sana tersenyum.
Tak lama rombongan departemen yang tidak diundang tiba dengan pakaian sederhana. Melihat keberadaan departemen 5 membuat Sisilia dan kedua rekannya melongo.
“Mengapa mereka bisa datang ? Bukannya Bu Lidia tidak memberikan undangan itu kepada departemen 5 ! “ seru Sisilia heran.
“Bener, lihat mereka datang dengan pakaian murahan ! Pasti gaji mereka tidak mampu membelikan gaun dan jas mahal ! “ ejek Dewinta.
Melihat departemen 5 yang sudah tiba di hadapan mereka Sisilia yang tidak tahan langsung menghadang musuh departemennya.
“Kalian ngapain disini ? Kalian kan tidak diundang ! “ ejek Sisilia angkuh.
“Lagian, orang yang tidak membawa undangan tidak bisa masuk ! “ timpal Dewinta memamerkan kartu undangan ditangannya.
Kartu undangan untuk setiap departemen. Andella yang melihat itu tentu saja terdiam. Memang mereka datang tidak membawa kartu undangan departemen tapi Andella diminta Azalea untuk membawa semua rekannya untuk datang malam ini.
Reson yang melihat keangkuhan departemen 3 dibuat kesal. Dia juga dipaksa Andella untuk datang dan masuk ke dalam pesta hanya menyebutkan nama Azalea yang entah semacam kode atau bagaimana dia juga tidak mengerti.
“Sudah sana pulang ! Kalian itu nggak diundang ! “ seru Rio mengusir departemen 5 secara halus bahkan sedikit ada kata-kata mengejek dikalimatnya.
“Tidak ! Kami disini datang karena disuruh ! Kalian tidak berhak mengusir kami ! “ seru Leo tegas, bahkan dia merasa dia harus melindungi rekan-rekannya dari ejekan Rio dan csnya.
“Haha datang disuruh ? Kalian pikir kalian sepenting itu datang tidak membawa kartu undangan apa ada yang percaya ? “
“Hahaha ! “ tawa mengejek membuat Leo dan teman-temannya tidak terima.
“Pergi sana ! Kalian itu tidak cocok di si—, “
“Permisi ! “ sapa seorang satpam menghampiri mereka.
Dewinta yang melihat itu langsung tersenyum penuh kemenangan. “ Pak tolong usir mereka berempat itu. Mereka tidak memiliki kartu undangan ! “ kata Dewinta dengan enteng.
“Maaf, karyawan dari departemen 5 yang mana ? “ bukannya merespon ucapan Dewinta, satpam itu malah berbalik bertanya membuat Dewinta dan rekan-rekannya terkejut.
“Mereka pak ! “ tunjuk Sisilia bingung.
Satpam itu mengangguk. Andella dan ketiga temannya merasa hawa yang tidak enak. Mereka takut diusir karena tidak memiliki kartu undangan.
Namun ketakutan mereka tak berlangsung lama berganti dengan rasa tidak percaya.
“Nona Andella yang mana ? “ tanya satpam itu.
“Sa–saya pak ?! “ sahut Andella gugup.
“Mari nona dan teman-teman dari departemen 5 untuk segera masuk ke dalam ! “ katanya membuat Sisilia dan kedua rekannya terkejut.
“Pak, mereka nggak punya kartu undangan loh ! Kok bisa diijinkan masuk ! “ protes Sisilia tak terima.
“Mari nona Andella dan teman-temannya ! “ ajak satpam itu tanpa mengindahkan aksi protes Sisilia.
Amanda tersenyum mengejek, “ Nyatanya kami disuruh masuk, wleeee !! “
“Wleeee !! “ ucap Reson tak kalah menjengkelkan membuat Sisilia cs kesal.
“Bagaimana bisa mereka masuk tanpa kartu undangan !!! “ pekik Dewinta kesal.
Bahkan wajah ketiganya tampak lebih suram membuat sosok diujung sana tertawa pelan.
Tak lama Bu Lidia dan Varo tiba, keduanya menjadi pasangan malam itu. Sisilia dan csnya segera menghampiri Bu Lidia dan Varo, lalu mengadukan jika departemen 5 datang ke pesta malam itu.
“Bagaimana bisa ?! “ ucap kaget Bu Lidia.
“Bagaimana mereka bisa masuk, undangannya ada padaku ! “ ucapnya lagi.
“Pasti ada yang menjadi tameng dibelakang mereka ! “ ucap Varo tak senang dengan kabar tersebut.
“Sudahlah, ayo kita masuk ! Kita buat mereka malu di pesta ini ! “ seru Bu Lidia dengan segala rencananya.