Cantika Shanum Irawan anak kedua dari pak Irawan harus menerima takdirnya dinikahkan ayahnya dengan seorang pria yang belum pernah dia temui.
Apakah rumah tangganya akan bahagia atau berakhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
Shanum bersembunyi di kamar yang ada di ruangannya setelah itu Rendra baru membukanya ternyata Dinda.
Dinda datang membawa laporan dan kontrak kerjasama dengan sebuah perusahaan.
Disaat Rendra membacanya Dinda mengamati bibir Rendra ada noda lipstik di sudut bibirnya.
Rendra selesai menandatangani berkas tersebut dan menyuruh Dinda keluar tapi Dinda malah mendekat kearah Rendra dan memeluknya dari belakang.
"Apa-apaan kamu sih"Kata Rendra sambil menghempaskan tubuh Dinda.
"Kenapa ren apa bedanya aku sama dia kenapa dia boleh jadi jalang mu sedangkan aku nggak boleh"
"Diam kamu Din jaga batasanmu"Bentak Rendra.
"Aku rela jadi jalang mu ren asal kamu menerimaku"Hibah Dinda sambil menangis.
"Lebih baik kamu keluar dari ruanganku"Usir Rendra.
"Rendra a"
"Cepat keluar"bentak Rendra.
Dinda keluar ruangan Rendra dengan berlari diiringi Isak tangisnya,sedangkan Rendra di ruangannya mengatur nafasnya agar kemarahannya hilang.
Dirasa emosinya reda Rendra menyusul Shanum ke kamar dan langsung memeluknya tapi Shanum menolaknya.
"Kenapa Sha?"Tanya Rendra heran.
"Jangan sentuh aku badanmu bau gadis lain"Jawab Shanum merajuk"Enak ya di peluk-peluk".
"Sayang aku nggak tau kalau dia peluk aku dan lagi pula langsung aku hempaskan".
"Pokoknya aku nggak mau kamu pegang".
"Ya udah kalau gitu aku mandi ya biar hilang bekasnya"Rayu Rendra.
Rendra benar-benar mandi untung di sana dia punya baju ganti jadi tidak usah beli.
Saat dia keluar Rendra sudah tidak menemukan Shanum diruanganya, Shanum sudah keluar dari ruangan Rendra.
... ****************...
Pulang kerja Shanum mampir di warung bakso tadinya Rendra melarang tapi karena Shanum dalam mode marah Rendra mengiyakan.
Saat memesan bakso Rendra sampai meringis melihat sambal yang di masukan Shanum ke baksonya.
Suapan pertama masih bisa dirasakan lidahnya tapi setelah suapan ketiga Shanum sudah tidak tahan.
"Tadi aku sudah bilang kan yang itu kepedesan".
"Ya udah kalau gitu kamu yang habisin"Suruh Shanum masih dengan nada ketus.
"Tapi yang".
"Terserah kalau nggak mau aku nggak mau tidur bareng kamu"Ancam Shanum.
Rendra memakannya juga walau dia tidak kuat dia paksa untuk kuat daripada dia tidur sendirian mana bisa,dia sudah terbiasa tidur memeluk Shanum.
Sampai dirumah Rendra langsung berlari ke kamar mandi karena perutnya sudah tidak bisa ditahan,dia bolak-balik masuk kamar mandi sampai-sampai tubuhnya merasa lemas.
Shanum yang melihat itu merasa bersalah dia minta maaf.
"Sudah nggak apa-apa setelah meminum obat juga akan sembuh".
"Ya udah kalau gitu aku belikan obat ya"Tawar Shanum.
"Nggak usah sudah dibelikan Elvan sebentar lagi juga sampai"
"maafin aku mas".
"Udah nggak apa-apa sini peluk""Kata Rendra sambil merentangkan tangan nya agar Shanum bisa memeluknya"Tuh suara mobil Elvan ayo kita kebawa mengambil obatnya".
Benar saja Elvan sudah diruang tamu dan membawa obat sakit perut.
"Tadi apa sih kamu makan sampai bisa sakit perut?"Tanya Elvan heran karena selama ini Rendra selalu menjaga pola makannya.
"Makan bakso yang super pedas"Jawab Rendra.
"Sudah tahu nggak bisa makan pedas sok-sokan makan pedas"Protes Elvan.
Bukannya menjawab Rendra cuma kasih kode Elvan lewat matanya.Tawa Elvan pecah kala mengetahui semua itu.
"Dasar teman nggak ada akhlak,temanya lagi kena musibah malah ketawa"Keluh Rendra.
"Akhirnya temanku satu ini sekarang punya pawang juga"Ejek Elvan"Kamu emang top Sha bisa bikin seorang Narendra bisa patuh padamu".
Elvan hanya dilempari bantal sofa oleh Rendra dan dia pergi ke meja makan.