Seorang gadis keturunan Eropa yang berambut sebahu bernama Claudia. Sebagai anak ketua Mafia kejam di bagian eropa, yang tidak memiliki keberuntungan pada kehidupan percintaan serta keluarga kecil nya. Beranjak dewasa dia harus memilih jalan kehidupan yang salah mengikuti jejak ayah nya sebagai mafia, di karenakan orang tua nya bercerai karena seseorang masuk ke dalam kehidupan keluarga nya sebagai Pelakor. Akibat perceraian orang tua nya, dia menjadi gadis yang nakal serta bar bar dan bergabung menjadi mafia. Dia memiliki seorang kekasih yang hanya mencintai diri nya karena n*fsu semata. Waktu terus berjalan membuat dia muak, karena percintaan yang toxic & pengkhianat dari orang terdekat nya. Dia mencoba untuk merubah diri nya jadi lebih baik, agar mendapatkan cinta yang tulus dari pria yang bisa menerima semua kekurangan dan masa lalu buruk nya serta melindungi diri nya. Akan kah ada pria mencintai dan menerima gadis ini dengan tulus? Yuk ikuti setiap bab nya! Happy reading semua 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Kau?
"Kamu...., kenapa membayar kan milik ku?" tanya Claudia menoleh ke arah pria itu.
Pria itu tidak menjawab, melainkan keluar dari mini market tersebut. Claudia mengikuti langkah pria itu dari belakang.
"Hei..., apa kau tidak mendengar kan perkataan ku?" teriak Claudia saat pria tersebut hendak membuka pintu mobil nya. Namun, pria itu menoleh ke arah Claudia dengan senyuman hangatnya.
"Bukankah kau tadi tidak ingin menerima minuman yang aku tawar kan?" ujar pria itu.
"Jadi, anggap saja aku mentraktir mu atas botol minuman mineral yang ada di tangan mu nona!" ucap pria itu dengan nada lembut.
"Tapi kita tidak saling mengenal, kenapa kau mentraktir ku?" tanya Claudia dengan heran.
"Karena setiap makhluk hidup harus selalu saling tolong menolong!" jawab pria itu. Claudia hanya bisa terdiam sejenak.
"Benar sih kata pria itu!" gumam Claudia di dalam hati sambil menundukkan kepala nya.
Pria itu pun langsung memasuki mobil sport miliknya dengan terburu-buru, sebelum Claudia menghalangi dirinya lagi dengan pertanyaan lain.
"Btw, siapa nama mu-.....," tanya Claudia terhentikan saat melihat pria itu menghilang bersama mobil sport nya.
"Ya elah, malah pergi gitu aja!"
"Huufff..., tapi aku lupa bilang terimakasih kepada nya lagi!" buncah Claudia yang merasa sudah di repot kan oleh pria asing.
"Jarang-jarang ketemu orang baik dan lumayan tampan juga pria tadi! Semoga tuhan mempertemukan diri ku lagi bersama dia!" batin Claudia berdoa seakan akan lupa diri, bahwa diri nya masih mempunyai sang kekasih.
"Astaga Clau..., kenapa bisa memikirkan pria asing tadi sih. Ingat, kau masih punya Alvin!" Claudia menggerutu pada diri nya sendiri.
Dia berniat untuk segera pulang ke rumah lebih awal karena hari juga sudah mulai petang.
...ΩΩΩΩ...
...--------Sesampainya di rumah--------...
...ΩΩΩΩ...
"Ibu...aku pulang!" Claudia masuk mencari keberadaan mama nya yang tidak menjawab suara nya itu.
"Kok ibu tumben gak jawab? Pasti lagi di dapur nih!" gumam Claudia melangkah menuju dapur. Tapi sorot mata nya malah melihat seseorang terduduk di kursi dekat meja makan menghadap ke arah dinding.
"Loh, kok bukan ibu? Pria ini siapa? Apa dia mau maling? Hah! Dimana ibu ku?" buncah Claudia di dalam hati nya.
Claudia melangkah dengan pelan agar tidak mengeluarkan suara langkah nya, dan mengambil sebuah tongkat baseball di dekat pintu dapur rumah ibu nya perlahan.
"Hiyaaa......" teriak Claudia mengayunkan tongkat baseball itu ke kepala pria yang sedang terduduk tenang di dapur nya. Tapi, sayangnya ayunan pukulan darinya meleset, membuat pria itu berhasil menghindari kejadian yang akan membuat kepala nya cedera.
"Siapa kau?"
"Kenapa bisa masuk ke rumah ini?"
"Dimana ibu ku?"
"Dimana kau sembunyikan ibu ku?" Tanya Claudia yang terus membentak nya.
"Sembunyi kan ibu mu?" lirih pria itu mengulangi perkataan Claudia yang menganggap diri nya seperti penjahat.
"Kamu pasti putri nya tante Isabella ya? ternyata kamu lucu juga ya kalau lagi berprasangka buruk begini!" pria itu tertawa kecil.
"Berprasangka buruk apaan? Kau ini siapa?"
"Kenapa berani menginjak masuk ke rumah ibu ku hah!" Claudia mendorong tubuh pria itu dengan tongkat baseball nya yang sudah meleset pukulannya di awal tadi.
"Apa sih ribut-ribut di dapur segala?"
"Kamu udah pulang ternyata Clau..." ucap Isabella yang baru muncul dan keluar dari toilet.
"Ibu! ternyata ibu dari tadi di toilet?"
"Aku kira ibu di sembunyikan sama dia!" Claudia melangkah ke arah ibu nya.
"Sembunyikan gimana sih maksud mu sayang?"
"Tadi ibu lagi masakin untuk menu makan malam, kebetulan juga kedatangan tetangga baru kita ini mau bertamu"
"Eh, gak tau nya perut ibu malah tiba-tiba mules duluan. Ya sudah ibu tinggal kan sebentar, tapi ternyata ada kamu juga yang baru pulang" ujar Isabella menjelaskan kepada putri nya.
"Hmm..., aku kira dia penjahat yang akan mencelakai ibu!" gumam Claudia merasa malu sudah berprasangka buruk dari awal.
"Jadi itu alasan kamu, mau melayang kan pukulan dari tongkat baseball itu ke kepala ku?" tanya pria itu menunjuk kan ke arah tongkat baseball yang masih di pegang oleh Claudia.
"Apa?"
"Kamu pukul dia pakai tongkat ini?" Isabella terkejut mendengarkan keluhan dari tetangga baru nya.
"Eum maaf..., karena aku kira kamu seorang penjahat!"
"Maafin aku ya, aku memang suka reflek main kekerasan jika ada orang asing yang masuk ke rumah ibu ku" ucap Claudia dengan merasa bersalah dan menundukkan pandangan nya ke pria itu.
"Oke, aku mengerti perasaan mu pasti sangat khawatir soal ibu mu ini"
"Tapi aku bukan penjahat seperti prasangka buruk mu itu. Hmm..., untung saja aku sudah maafin kamu!" kata pria itu dengan tulus.
"Terimakasih!" ujar Claudia singkat.
"Eum, btw perkenalkan nama ku Zenith Edsel Alvaro. Panggil aja nama ku Zen!" pria itu mengulurkan tangan nya untuk mengajak berkenalan.
"Nama ku Claudia Ghia Rossa!" Claudia menerima uluran tangan dari Zen.
Isabella yang melihat putri nya menerima perkenalan dengan anak tetangga baru nya itu merasa sangat senang karena memang itu adalah harapan diri nya, agar sang putri bisa mengenal lebih dekat dengan Zen.
"Nak Zen, kamu mau ikut makan malam bersama dengan kami tidak?".
"Soal nya tante juga mau lanjut masak nih!". Isabella menawarkan dengan nada pelan.
"Aduh tante, engga usah repot-repot loh. Nanti kalau ibu ku sudah pulang, bisa cariin aku yang di sangka hilang!" Zen mencoba menolak ajakan makan malam bersama di rumah tetangga nya dengan alasan yang pasti.
"Oh begitu... ya sudah, lain kali tante undang kamu dan ibu mu untuk makan malam bersama disini ya. Biar kita makin akrab!" pinta Isabella membuat planning makan malam bersama di lain waktu.
"Boleh tante, dengan senang hati kami pasti akan hadir. Tapi, untuk malam ini aku harus memberitahu kepada ibu ku jika kami mempunyai tetangga baik seperti keluarga tante" ucap Zen memuji Isabella di anggap sangat baik terhadap mereka, padahal mereka baru saja komunikasi dan berkenalan satu harian. Tapi, bagi Isabella pujian itu bukan berlebihan dan tidak masalah di hidupnya.
Sementara Claudia memasang wajah dingin dan bete di depan Zen, karena bosan mendengar kan pujian yang di anggap basi dan banyak di pakai oleh kalangan orang lain untuk mengambil hati target nya.
"Saya pamit dulu ya tante... Claudia....!" pamit Zen memperhatikan raut wajah Claudia semakin bete, sedangkan Isabella menganggukkan kepala nya.
Zen melangkah keluar dari rumah mereka, Isabella yang juga memperhatikan raut wajah anak nya sangat bete membuat diri nya bertanya.
"Clau..., kenapa raut wajah mu seperti itu?"
"Engga kenapa-napa bu, aku sedang lelah. Mau istirahat dulu yaa.... karena, besok aku sudah mulai masuk kuliah. Jadi harus mengumpulkan banyak energi supaya semangat!" sahut Claudia yang langsung mengubah raut wajah nya dengan ekspresi wajah ceria yang palsu.
"Ya sudah, kamu istirahat duluan aja!"
"Besok harus bisa bangun lebih awal ya sayang....." ujar Isabella.
"Baik bu...".
"Cup! Muach!" Claudia mengecup pipi sang ibu, Isabella tersenyum hangat karena kecupan itu.
...----------------...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
Bersambung....
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
🥰🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰🥰🥰