***^^ Cerita ini adalah kisah nyata.
Nama tempat dan tokoh dalam cerita hanya samaran semata, serta ada tambahan-tambahan bumbu di dalamnya. Selamat membaca 🤗🤗 ***^^
Yulia Kinanti, wanita cantik asal desa yang menikah dengan seorang laki-laki dewasa asal kota yang bernama Rama Bagaskara 45 tahun. setelah mereka menikah, Yulia di boyong ke rumah suaminya yang ada di kota.
Namun siapa sangka, sang suami ternyata mempunyai anak laki-laki yang sudah dewasa, dia bernama Dewangga Arya Bagaskara 23 tahun yang seorang mahasiswa.
Dewangga Jatuh hati terhadap ibu tirinya sejak pertama kali melihatnya. namun, Angga berusaha untuk menahannya dan melupakannya, akan tetapi rasa itu tidak bisa di hilangkankan dan justru semakin besar. membuat Angga gila dan melakukan banyak cara untuk mendapatkan hati ibu tirinya. bagaimana kah kisah mereka selanjutnya. ? yuk terus ikuti ceritanya ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ~ Dewi KEGELAPAN ~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Angga tampak membanting semua benda yang ada di dalam kamarnya. Bahkan kaca rias juga tak lepas dari lemparan Angga, benda yang di pakai untuk bercermin itu pun hancur berkeping-keping.
laki-laki itu tadi tak sengaja mendengar suara yang bersahutan dari dalam kamar ayahnya. karena kamar sang ayah, memang tidak di beri peredam suara. Rasa cemburu, kesal, dan amarah menjadi satu, seakan menyesakkan di dadanya.
" Sial, Kenapa harus dia yang memiliki kamu Yulia,? Kenapa harus dia yang bisa menjamahmu,, ? Kenapa harus dia yang bisa menyentuhmu ?!! Akh.. !!, Brengsek.!!,"
Angga berteriak, suaranya terdengar menggelegar di dalam kamarnya. kamarnya memiliki peredam suara. jadi tidak akan ada yang mendengarnya.
Angga terus saja mengamuk. Salah siapa, dia begitu lancang mencuri dengar kegiatan suami istri yang sedang bekerja malam.
"Mungkin aku harus bergerak cepat, kalau bisa aku akan membuatnya hamil anakku. Agar dia tak bisa lari dariku, dan akan jatuh dalam genggaman tanganku." batin Angga.
Seringai licik muncul di bibir Angga. Ya, dia akan segera menjalankan aksinya. Untuk merebut Yulia dari Ayahnya.
" Masa bodoh dia adalah Ayahku, toh dia bisa cari wanita yang lain di luar sana. Yang penting, aku bisa mendapatkan Yulia cepat atau lambat. " Monolognya pada dirinya sendiri.
*****
Pagi harinya.
Angga bangun dari tidurnya masih pagi sekali, karna jujur saja tadi malam dia tidak nyenyak dalam tidurnya. Suara desahan dan jeritan sang ibu tiri yang di pompa oleh ayahnya begitu menyesakkan di hatinya.
Dia berencana untuk berangkat kuliah pagi-pagi sekali, demi menghindari sementara dua orang yang membuat hatinya terbakar api cemburu.
Angga keluar dari kamar sembari membawa tas gendong nya, dia melangkah dengan cepat kemudian masuk ke dalam mobil dan pergi menuju kampusnya.
Sedangkan di lantai atas. di dalam kamarnya, Yulia baru saja keluar dari dalam kamar mandi, sudah dengan pakaian lengkap yang menempel pada tubuh sexinya.
Ia menoleh ke arah sang suami yang masih tertidur dengan pulas di balik selimut, mungkin dia kelelahan dengan aktifitas mereka semalam.
Yulia melangkah menuju walk in closet untuk mengambil pakaian kerja suaminya dan menaruhnya di atas ranjang tepat di samping sang suami, kemudia ia pun bergegas menuruni anak tangga menuju dapur untuk membuat sarapan pagi.
Setelah Sampai di dapur, dia memutuskan untuk membuat sarapan yang gampang-gampang saja, dia akan membuat Nasi goreng telur mata sapi lengkap dengan suwiran ayamnya.
Sejak beberapa bulan belakangan ini, sang suami sudah tidak mau lagi membawa bekal makan siang. katanya, suaminya itu sekarang lebih sering berada di Perusahaan, sudah jarang sekali ada di lapangan kerja. Jadi, kalau lapar tinggal ke kantin saja.
Padahal, itu hanya akal-akalan suaminya saja, jelas saja sang suami tidak mau lagi membawa bekal dari rumah, karna setiap hari selalu makan bersama dengan kekasih gelapnya, yang belum di ketahui oleh Yulia sampai sekarang.
Dan entah bagaimana jadinya, jika Yulia mengetahui perselingkuhan suaminya. mungkinkah dia akan membalas dengan cara menerima perasaan Angga ? Atau justru hanya menangis dan menerima dengan iklas? Entahlah..itu masih menjadi misteri.
Yulia mulai berkutat dengan pekerjaannya. Mulai dari memotong bumbu, menyiapkan suiran ayam, dan menumisnya menjadi satu. kemudian setelah beberapa menit, dia memasukkan nasi kedalamnya dan mulai mengaduknya dengan perlahan.
dia juga menggoreng telur mata sapi, pada satu tungku kompor yang mengganggur di sebelahnya.
Tak membutuhkan waktu lama, Masakannya pun sudah jadi, dengan aroma yang benar-benar menggugah selera.
" Wah..wangi sekali sayang, kamu masak apa ?,, Tanya Rama yang tiba-tiba muncul, dengan pakaian rapi sembari menenteng tas kerjanya.
" Aku membuat nasi goreng mas, kamu sudah siap rupanya. " Ujar Yulia, ia tengah menata rapi masakannya di atas meja makan.
" Iya sayang. Oh ya, Angga mana ? Kok belum kelihatan, dia gak kuliah ?" Tanya Rama sembari mendudukkan bokongnya pada sebuah kursi kusus kepala rumah tangga.
" Kayanya udah berangkat deh mas, soalnya mobilnya udah gak ada. " Jawab Yulia, sembari memasukkan nasi goreng dan telur mata sapi ke dalam piring suaminya, lengkap dengan segelas air putihnya.
" Terimakasih sayang.." Ucap Rama sembari tersenyum ke arah istrinya.
" Iya mas..." Jawab sang istri, ia juga membalas senyuman sang suami.
" Oh..yasudah,, kita sarapan saja kalau begitu, nanti dia pasti akan sarapan di kantin kampusnya. " Ucap Rama
" Iya Mas " Jawab Yulia,
Setelah itu mereka mulai fokus dengan acara sarapan paginya.
Di kampus, Angga tengah duduk menyendiri di sebuah kantin sembari mengaduk Baksonya. Terdengar hembusan nafas berkali-kali yang ia keluarkan dari mulutnya. Entah apa yang di pikirkan pemuda itu saat ini.
" Eh bro ,, sendirian aja Lu, yang lain mana ? " Tanya seorang pemuda seumurannya, yang tiba-tiba duduk di sebelahnya.
" Tau..!! " Jawab Angga sembari mengangkat kedua bahunya.
" Angga !! Aku mau ngomong,,!! " Tiba-tiba suara seorang gadis mengejutkan Angga yang hendak memasukkan bakso ke dalam mulutnya.
" Ganggu aja nih mak lampir, bikin mood makan hilang aja. " Ucap seseorang yang tengah duduk di samping Angga, dia adalah Dion sahabatnya.
" Diam Lu mulut bau,, ganggu orang aja. "
" Angga !! Kenapa kamu selalu menghindari aku, aku ada salah apa sama kamu ?,," Tanya sang gadis yang ternyata adalah Bella.
" Gak ada ,,! " Jawab Angga cuek.
" Angga !!, aku gak mau ya, kamu terus menghindari aku. aku ini pacar kamu!!," Ucap sang gadis dengan suara keras, sehingga banyak pasang mata yang seketika menoleh ke arah mereka.
Angga menghela nafas dengan berat, saat ini hanya ada Yulia dan Yulia yang meracuni pikirannya. Dia harus menyelesaikan semuanya dengan wanita ini, agar tidak ada pengganggu kedepannya.
" Kita Putus !! Mulai saat ini, kita tidak ada hubungan apa-apa lagi. dan ingat !! Jangan pernah muncul di hadapanku, Aku muak melihatnya " Ucap Angga dengan kejamnya, setelah itu dia pergi keluar dari kantin di ikuti sahabatnya.
sedangkan sang gadis terkejut dan shock di tempatnya, dia tak percaya bahwa sang kekasih yang sangat di cintainya tega berkata seperti itu kepadanya. ia marah, bahkan sangat malu karna sudah menjadi bahan tontonan seluruh para maha siswa di sekitar.
" Brengsek !! Lihat saja, aku akan membuatmu bertekuk lutut suatu hari nanti. " Batin Bella sembari keluar dari kantin juga.
********
Pada siang hari.
Yulia tengah duduk santai di meja makan, ia melahap bubur ayam yang baru saja selesai di buatnya. Matanya fokus ke layar ponsel yang di genggamnya, karna saat ini dia tengah berbalas pesan dengan dua sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Vika dan Vindi.
Kedua sahabatnya itu memberi tahu, jika mereka sudah mulai kerja pada hari ini, dan saat ini mereka tengah istirahat di sebuah pondok kecil sembari menyantap bekal makan siangnya.
Tak lama setelah Yulia mengirimkan balasannya kepada kedua sahabatnya itu, tiba-tiba Angga muncul dengan wajah yang penuh keringat serta rambut yang berantakan.
" Angga,, kamu sudah pulang ? " Tanya Yulia sembari tersenyum, jujur saja dia sebenarnya takut, takut jika Angga berbuat yang tidak-tidak seperti hari-hari kemarin.
" Hem !!,, " Jawabnya singkat, dan berlalu masuk ke kamarnya begitu saja.
" Eh..kenapa anak itu ? kumat lagi kah sikap dingin dan cueknya ? Tapi baguslah, aku akan aman. " Batin Yulia, ia masih lanjut memainkan ponselnya, sesekali dengan menyuapkan bubur ke dalam mulutnya.
" Apa Ayah bisa memuaskanmu, hingga desahanmu menerobos keluar dari kamar ?"
Sinis Angga yang tiba-tiba sudah duduk di depannya, dengan pakaian santai dan menatap sinis ke arahnya.