Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story94
Disini Aku akan bahas Versi Dewasanya Sean dan Nayya ..
Please jangan lupa Follow, Like, Vote, dan Coment nya ya readers ...
Yang suka Mellow Romance dan keromantisan yok ngumpul baca cerita ini ..
"Aku memang mencintaimu Nayy, tapi Aku juga punya batas kesabaran seorang pria".
"Cukup 10 tahun kita terpisah, Aku tidak mau hal itu terjadi lagi. Apa kau tidak merasa kehilangan selama 3 bulan terakhir ini"? tanya Sean dengan serius.
Kedua insan yang akhirnya bertemu setelah 10 tahun dalam versi Dewasa dan Mapan.
Nayya semasa SMA pernah menjalin kasih dengan Excel, namun harus kandas.
Sebab Excel kembali pada cinta pertamanya yang tak lain sahabatnya Nayya sendiri.
Sean sendiri adalah kakak dari Excel.
Dia lebih mencintai Nayya dan memendam perasaan nya selama 13 tahun lamanya.
Akankah cinta dan perjuangan nya Sean terbalaskan di Season 2 ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7 Ternyata Kamu
Dimalam yang begitu dingin, dengan lampu yang sedikit remang-remang, dengan bunyi rintik-rintik hujan, yang mulai menetesi gedung Apartemen mewah itu. Menambah kesan romantis bagi dua insan,yang baru saja melepas rindunya itu.
"Kenapa Kamu diam saja, hmm"? ucap Sean.
"Aku harus memanggilmu dengan apa"? gumam Nayya polos.
"Bisa Sayang, Honey, atau mau Hubby"? goda Sean dengan kerlingan matanya.
Nayya mengernyitkan dahinya ..
"Bukan itu maksudku". cicit Nayya.
"Lalu"? ucap Sean masih setia mengelus pipinya Nayya dengan lembut.
"Apa yang terjadi, kenapa Kamu bisa menjadi putranya si Pak tua pemaksa itu"? cibir Nayya.
"Cihh .. Dia Daddy ku"! desis Sean tidak terima.
"Bukannya Kamu adalah keluarga Pratama"?
"Kenapa bisa menjadi bagian dari Albarca"? sentak Nayya tiba-tiba.
"Lalu bagaimana denganmu, kenapa Kamu mengubah namamu menjadi Narra Alexanders apa yang terjadi denganmu 10 tahun ini"?
"Aku yang bertanya lebih dulu Prof.Roland".
"Jadi Kamu harus menjawab pertanyaanku dulu".
"Kita suit saja kalau begitu". gumam Sean.
Ccckk .. Nayya berdecak kesal.
"Hmm, baiklah". Nayya beranjak ingin turun dari pangkuan nya Sean. Namun cepat-cepat dicegah oleh sang empu. Bahkan Sean sudah menggeser tubuh mungil Nayya, diangkatnya kedua paha Nayya agar bisa leluasa duduk dipaha kekarnya Sean, layaknya seperti bayi koala.
Glek .. Nayya menelan salivanya ketika mata mereka saling bertemu, Sean sudah menatap Nayya dengan sangat intens dan penuh damba.
"Hmm". Nayya berdehem pelan.
"Kenapa gugup"? tanya Sean sembari menatap Nayya dengan sangat lekat.
"Hmm Aku .. Aku ..". Nayya semakin gugup.
"Jangan bergerak, nanti adik kecilku bangun Nayy". gumam Sean seperti menahan sesuatu.
Mata Nayya terbelalak lebar mendengarnya.
"Kenapa Kau menjadi pria mesum sekarang"!
"Karena adik kecilku sudah terlalu lama berkelana untuk mencari pawangnya". goda Sean.
"Apaan sih, Kau mesum sekali"! pekik Nayya.
"Cihh .. Kau seperti anak gadis perawan saja"! cibir Sean dengan seringai tipis dibibirnya.
"Aku memang masih seorang gadis"!
"Iya Aku tahu, kalau Kau masih seorang gadis, karena Kamu belum menikah, tapi tentu sudah melakukan hal itu bukan". selidik Sean ingin mencari tahu sejauh mana ia bersama Excel dulu.
"Melakukan hal itu apa"? sentak Nayya tidak suka.
"Kita udah sama-sama dewasa Nayy, gak usah malu kayak begitulah, Aku enggak masalah kok".
"Maksud Lo apaan sih? bicara tuh yang jelas"!
"Apa Kamu pernah tidur dengan seorang pria"? tanya Sean sedikit ragu.
"Maksud Lo One Night Stand seperti itu"? sergah Nayya kembali emosi.
"Hmm seperti itulah, atau bisa juga dengan pria yang Kamu cintai sebelumnya"? jawabnya.
"Ahh .. Maksud Lo, gue pernah tidur bareng sama adik Lo yang berengsek itu"? cibir Nayya.
"Aku hanya bertanya Nayy". gumam Sean.
"Gue gak pernah nyangka, seorang Professor lulusan terbaik Amerika, CEO dari rumah sakit terbesar di Barcelona. Bisa-bisanya punya pikiran sepicik dan semenyedihkan ini"! sindir Nayya, ia tidak bisa membendung rasa kecewanya sejak tadi.
"Maaf Nayy .. sungguh Aku tidak bermaksud menuduh Kamu seperti itu". gumam Sean.
"Apa adik Lo yang nyebarin fitnah, kalau gue pernah ngelakuin One Night Stand, IYAA"?
"Kenapa Kamu jadi semarah ini Nayy"?
"Ternyata semua laki-laki sama, brengsek"!
bentak Nayya dengan itonasi yang mulai tinggi.
Nayya segera turun dari pangkuannya Sean.
Kemudian, ia mengambil tas didalam kamarnya.
"Nayy Kamu mau kemana? ini sudah malam"! pekik Sean yang sudah merasa bersalah.
Cukup lama Nayya berada didalam kamarnya.
Kemudian ia keluar dengan menenteng tas kecil ditangannya. Baru saja ia ingin menutup pintu itu.
Sean sudah ada didepan pintu kamarnya.
"Ini udah malam, Kamu enggak boleh pergi kemana-mana lagi". ujar Sean mulai khawatir.
"Gue mau pulang sekarang"! sergah Nayya.
"Please Nayy, Aku mohon maaf. Jika ada kata yang tidak berkenan keluar dari mulutku tadi, Aku minta maaf, Aku tidak pernah bermaksud untuk menyakiti hatimu Nayy". lirih Sean dengan wajah memohon.
"Apa Kau ingin membuktikannya malam ini"?
"Hah, maksudnya"? cengok Sean.
Nayya yang sudah tersulut emosi sejak tadi, mulai mendorong tubuhnya Sean untuk masuk kedalam kamar yang ia tempati barusan.
"Nayy". gugup Sean.
"Kenapa, Kamu takut jika Aku bukan seorang gadis dan tidak perawan lagi". tukas Nayya.
"Tidak Nayy .. Aku tidak bermaksud menuduhmu, tadi Aku hanya penasaran saja".
"Baiklah, kita akan buktikan rasa penasaranmu malam ini juga". ucap Nayya menggila.
Nayya mulai mendorong tubuhnya Sean agar jatuh ke atas sisi kasur. Sean tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk malam ini. Ia segera duduk kembali didekat nakas. Namun Nayya tidak kehabisan ide,
ia mulai duduk diatas kedua pahanya Sean, lalu membukanya dengan lebar.
"Shiiit .. Sial". erang Sean.
"Kenapa .. takut"? ejek Nayya.
"Please Nayy, jangan begini, Aku ..".
"Ssttt ...". desis Nayya dengan nada sensual.
"Biar Aku buktikan kepadamu Prof Roland, bahwa Aku masih gadis dan sangat orisinal, bukan bekasan pria lain yang kau tuduhkan barusan. Jadi Kau tidak akan merasa rugi jika sampai nanti menikahiku" ucap Nayya dengan tatapan menggodanya.
Nayya mulai memandangnya lekat, sosok pria tampan nan gagah yang ada dihadapannya ini.
Jemari Nayya mulai nakal, ia mulai mengelus jakunnya Sean yang sudah bergerak naik turun dengan perlahan ia mulai mengelus dada yang terlihat tegap dan lebar itu.
Lalu menatapnya lembut pada bibir yang sudah menciumnya dua kali hari ini. Ia mengelus bibir sexinya Sean dengan gerakan sangat nakal.
Kemudian kembali menatap manik mata indah itu dengan begitu dalam dan penuh arti.
"Kenapa Kau gugup Prof.Roland"? cibir Nayya.
"Aku lebih suka Kamu memanggilku dengan nama Sean, Nayy". gumam Sean lembut.
"Hmm .. Bukan kah Kau yang mengubah nama itu"?
"Tapi Aku ingin Kau memanggilku seperti dulu".
"Dengan sebutan, KAK SEAN, itu terdengar sangat menggemaskan bagiku". ujar Sean kembali.
"Kau sudah begitu tegang dibawah sana". bisik Nayya tepat didepan bibirnya Sean.
"Apa kau yakin, ingin ONE NIGHT STAND denganku malam ini Nayy". lirih Sean dengan suara seraknya.
"Kenapa? Kakak takut? Kak Sean ..". ucapnya dengan penuh kelembutan dan begitu sexi.
"Ahh Sial .. kenapa Kau begitu nakal malam ini Nayya, jangan pernah untuk menyesalinya"!
Sean mulai melumat habis bibir Nayya secara rakus dan menuntut. Memangutnya, mencecap seluruh rasa manis dari bibir ranumnya Nayya. Sean juga mulai memperdalam ciumannya, lidahnya sudah menerobos masuk kemulutnya Nayya dan mengakses semua yang ada disana.
"Ahh .. Kakak .. ". desah Nayya tanpa sadar.
Sean mulai menurunkan mini dress nya Nayya.
Kemudian mulai mencium leher jenjangnya itu, sesekali menjilat dan mengecupnya kuat.
Sehingga meninggalkan beberapa kiss mark disana. Usia Sean sudah 30 tahun saat ini, dan malam ini kali pertamanya ia melakukan hal seperti ini.
First Kiss nya saja baru tadi pagi ia rasakan,
Sean benar-benar dibuat gila oleh Nayya kali ini.
Pria itu mengarahkan ciuman kecupingnya Nayya, lalu dengan sangat lembut mengecup dan menjilatnya berulang-ulang.
"Ahh .. Hmm .. Kak Sean". lenguh Nayya.
Nayya sedikit menggeliatkan tubuhnya dan tanpa sadar menggerakan bawahnya.
"Aahhh .. Sial". umpat Sean mengerang.
Adik kecilnya mulai menegang dan telah menyesak penuh ingin minta dikeluarkan dalam sangkar.
Mata Nayya juga terlihat sudah meram melek menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh pria tampan itu. Sean mulai menyingkap dressnya lalu menyusuri paha mulus putih gadis itu.
Sean juga sudah menggerakkan tangannya kebawah dengan gerakan perlahan, sambil membelai setiap inci yang ia lewati. Sean segera melepas benda segitiga dibawah sana. Kemudian tangan kekarnya sudah menyentuh titik sensitif milik Nayya, lalu mulai membelainya dengan penuh kelembutan.
Sean ingin menyesakkan satu jarinya kedalam, namun ia tersentak saat mendapati bagian itu masih begitu rapat dan tebal, seperti belum terjamah oleh jari siapapun. Ia adalah seorang Dokter, ia pasti tahu gadis yang masih virgin dan orisinal, yang sudah pernah di sentuh atau sering bermain dengan pria.
"Astaga, Kau masih virgin Nayya"! pekik Sean.
"Sial, hampir saja Aku bertindak bodoh"!
"Aku benar-benar sudah gila malam ini"!
"Dasar cowok berengsek kau Excel"!
"Kau benar-benar sudah memfitnah Nayya"!
Namun pandangan Sean terhenti saat melihat Nayya yang sudah terlelap dengan teratur dan nyaman.
Ia segera membenahi dressnya Nayya yang sempat ia buka keatas. Lalu membaringkannya dengan benar keatas tempat tidur, tak lupa ia juga menyelimuti seluruh tubuh mungil gadisnya itu.
Sebelum benar-benar pergi Sean melirik keatas nakas ia melihat ada sebuah botol obat disana.
"Sejak kapan Kau mengkonsumsi ini Nayya"! ucap Sean dengan sangat emosi.