Andrea, seorang gadis yang memiliki profesi sampingan sebagai joki balap liar itu tidak pernah merasa tidur dengan pria mana pun bahkan dengan kekasihnya sendiri. Namun gadis muda itu sangat terkejut karena tiba-tiba saja hamil, sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Atau justru ada konspirasi jahat di balik ini semua?
Gerrard pria kaya raya yang sangat menginginkan seorang anak, namun Lucy yang telah ia nikahi selama 5 tahun itu tak menginginkannya karena wanita itu sudah sangat bahagia meskipun tanpa adanya anak lagipula hamil hanya akan merusak bentuk tubuhnya yang ideal. Oleh karena itu Lucy rela mencari seorang wanita pengganti yang mau melakukan inseminasi dari benih suaminya agar mereka tetap memiliki keturunan.
"Dasar gadis brandalan awas saja jika terjadi sesuatu pada bayiku," ancam Gerard ketika mengetahui wanita yang telah mengandung anaknya sedang mengikuti sebuah balap liar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~10
Andrea nampak mengenakan helm full facenya lantas mulai menggeber motor yang di tungganginya tersebut sebelum di bawanya melaju kencang memutari sirkuit mini yang ada di belakang sebuah mall.
Sementara Julian nampak memperhatikan dari pinggir jalan dengan senyuman mengembang di bibirnya, sungguh ia sangat mencintai gadis itu. Gadis sederhana yang membuatnya jatuh cinta sejak pertama kali melihatnya dan kebetulan mereka memiliki hobby sama yaitu penyuka balapan motor.
Sementara itu Gerard yang masih menemani kedua orang tuanya makan nampak mengalihkan pandangannya ke arah jendela kaca yang berada tak jauh dari tempat duduknya, sejak tadi ia terlalu fokus berbincang dengan keluarganya hingga tak memperhatikan sekitarnya dan pandangannya pun tertuju pada sebuah pemandangan sirkuit mini di luar sana.
"Bukankah dia gadis malam itu?" gumamnya ketika tak sengaja melihat seorang gadis sedang menjajal sebuah motor di sirkuit tersebut, tentu saja ia masih mengingat kejadian waktu itu bahkan jaket kulit serta helm full face yang di gunakan oleh gadis itu sama persis.
Gerard nampak tak berhenti memperhatikan gadis yang sedang asyik memutari sirkuit itu bahkan sesekali menunjukkan keahliannya dalam menggeber motor dengan mesin berkapasitas 600 cc itu.
"Lihat apa sayang?" Tanya Lucy tiba-tiba dan sontak membuat Gerard yang sebelumnya penasaran dengan wajah gadis itu pun langsung menoleh.
"Tidak sayang," sahut pria itu sembari mengulas senyumnya.
"Balapan motor ya?" Lucy pun beralih ke arah sirkuit.
Gerard langsung mengedarkan pandangannya ketika sudah tak melihat keberadaan gadis itu lagi di sana padahal baru beberapa detik ia berpaling, mungkin sudah pergi pikirnya. Sial, kenapa akhir-akhir ini ia sering memikirkan hal yang tidak penting seperti itu pikirnya.
"Apa ada balapan?" Tuan Adrian yang memang penggemar motogp pun langsung bertanya.
"Hanya pameran saja pa," terang Lucy menjelaskan.
"Papamu kan memang hobby motor nak, sayangnya idolanya sudah pensiun." Terang nyonya Kim, sebelumnya ia pernah beberapa kali di ajak menonton pertunjukan yang di gemari masyarakat dunia itu secara langsung.
"Suatu saat kita harus menontonnya bersama-sama," ajak tuan Adrian menanggapinya dengan antusias.
Namun Gerard yang tak begitu menyukai olah raga yang mengancam jiwa itu nampak tak tertarik membahasnya, baginya itu hanya buang-buang waktu saja.
Sementara itu Andrea dan Julian yang kini telah msuk ke dalam mall tersebut nampak sedang membeli sebuah es krim. "Mau pesan makan juga?" Tawar pria itu di sela sang kekasih menikmati es krimnya.
"Tidak," Andrea pun langsung menggeleng.
"Mau es krimku?" Tawar gadis itu seraya menyodorkan es krimnya di depan bibir pria itu dan Julian pun langsung membuka mulutnya.
Ketika Andrea kembali memakannya tiba-tiba seorang anak kecil menabraknya dari belakang hingga es krim tersebut langsung jatuh mengenai kaos dan celana jeansnya.
"Astaga, apa kamu tak bisa berhati-hati?" Tegur Julian pada anak kecil tersebut.
"Sudah sayang tidak apa-apa," Andrea pun langsung menjauhkan sang kekasih sebelum membuat bocah kecil itu menangis karena ketakutan.
"Kamu jadi kotor begini," Julian pun nampak kesal ketika melihat pakaian kekasihnya itu yang kotor.
"Tidak apa-apa nanti bisa di bersihkan di toilet," sahut Andrea seraya mengelap sisa es krim di bajunya dengan tisu.
Kemudian gadis itu pun kembali berbalik badan menatap bocah kecil yang nampak ketakutan itu. "Jangan takut, kakak baik-baik saja." Ucapnya seraya mengulas senyumnya, ia juga memiliki seorang adik lelaki jadi mana mungkin ia bisa marah dengan anak itu.
"Ayo ikut aku !!" Julian pun langsung menarik tangan kekasihnya pergi dari sana.
"Mau kemana?" Andrea nampak pasrah mengikuti pria itu yang membawanya memasuki sebuah butik.
"Ayo pilihlah pakaian yang kamu suka!!" Perintah Julian kemudian.
Andrea yang melihat berbagai macam gaun nampak menggaruk kepalanya yang tidak gatal, jujur ia tak pernah memakai pakaian seperti itu. Ketika keluar rumah ia terbiasa menggunakan tshirt dan celana jeans bahkan saat di rumah pun kaos kebesaran dan celana pendek menjadi favoritnya.
"Sayang, kita cari toko lain yuk !!" Bisiknya pada pria itu, rasanya ia kurang cocok mengenakan gaun-gaun seperti itu.
"Please sayang, sekali ini saja aku ingin melihatmu memakai itu." Mohon Julian dan akhirnya Andrea pun nampak pasrah ketika pria itu memilihkan sebuah gaun untuknya.
Setelah membayarnya gadis pun pamit ke toilet untuk mengganti pakaiannya yang kotor dengan gaun tersebut, namun ketika ia hendak masuk tiba-tiba seseorang juga masuk hingga membuat mereka tak sengaja bertabrakan.
"Silakan duluan, nyonya !!" Ucap Andrea pada seorang wanita paruh payah barangkali wanita itu sudah kebelet pikirnya.
"Terima kasih, oh astaga ada apa dengan pakaianmu sayang?" Nyonya Kim yang hendak masuk ke dalam toilet nampak terkejut saat melihat pakaian gadis baik hati itu sangat kotor.
"Hanya ketumpahan es krim nyonya, ini mau saya ganti." Sahut Andrea seraya menunjukkan gaun di tangannya tersebut.
"Oh baiklah," nyonya Kim pun langsung masuk ke dalam toilet dan di ikuti oleh Andrea di belakangnya.
Toilet yang memiliki beberapa ruangan kosong itu pun tak membuat mereka harus antri dan Andrea yang baru berganti pakaian segera keluar dari sana untuk melihat penampilannya di depan cermin.
"Oh astaga ini sangat tidak cocok denganku," ucapnya ketika melihat penampilan dirinya yang nampak aneh. Sejak kecil ia yang di tuntut untuk bekerja keras membuat jiwa feminimnya perlahan menghilang.
"Itu tidak benar sayang, itu sangat cocok denganmu." Tiba-tiba suara seseorang menyela dari belakang dan itu membuat Andrea langsung menoleh.
"Benarkah?" Ucapnya pada wanita paruh baya yang tadi masuk ke toilet bersamanya itu.
"Tentu saja bahkan lebih cocok pakaian ini daripada yang tadi," sahut wanita itu meyakinkan dan itu membuat Andrea mulai sedikit memiliki kepercayaan diri.
"Terima kasih," sahutnya.
Kemudian mereka pun bersama-sama meninggalkan toilet tersebut. "Kalau begitu saya duluan nyonya, kekasih saya sudah menunggu di sana." Andrea pun langsung berpamitan pergi ketika melihat Julian sedang menunggunya di ujung lorong.
Sementara itu nyonya Kim nampak menatap kepergian gadis itu. "Gadis yang manis, seandainya putri kita masih hidup pasti sudah sebesar itu pa," ucapnya pada sang suami yang sejak tadi menunggunya di depan toilet. Sebelumnya mereka memang memiliki seorang putri hanya saja sudah tiada sejak kecil karena sakit.
"Makanya suruh anak kita cepat punya keturunan biar kamu tidak merasa kesepian," kelakar sang suami menanggapi.
"Maunya juga secepatnya pa, tapi jika mereka bisanya dua tahun lagi ya kita bisa apa. Sebagai orang tua kita tidak boleh egois, melihat mereka bahagia dan rukun saja itu sudah membuat kita senang," sahut wanita itu menanggapi.
Masih tetap mampu berpikir dengan akal sehatmu Ndre, meskipun dalam keadaan yang sedang tidak baik2 saja...
Bisa berdamai dengan keadaan dan terlintas dalam benakmu untuk menyisihkan uang dari pemberian Lucy...
Tak mengapa Ndre, uang itu tidak seberapa buat dia jika dibandingkan dengan kerugian dan deritamu 👌...
Kagak nyaman ya Pak rasanya, selalu hadir dalam ingatan 😂...
Terutama untuk wanita2 yang memang niatnya bekerja bukan untuk menjadi penggoda...
Bisa menghormati bawahanmu terkususnya wanita dengan menerapkan peraturan untuk outfit kerja yang sopan ...
Secara tidak langsung "menjaga" mereka dari para lelaki yang terkadang matanya jelalatan...
Sekaligus meminimalisir si wanitanya agar "tau diri" sekaligus bisa menempatkan diri ...
Meskipun di satu sisi mulutmu terkadang pedasnya serasa bon cabe level sepuluh 😱...
Bukan tipe lelaki mata keranjang yang demen lirik sana sini mencari mangsa, ngga neko-neko,,,
Terlebih circlemu dikelilingi wanita2 cantik dan bening...
Biasanya pria berduit ibaratnya mau apapun bisa apalagi jika tentang wanita...
Kalau mau wanita level high class nan elegan pun mudah kamu dapatkan...
Tapi kamu punya komitmen jika dirimu adalah pria beristri ...
Yang mencoba setia dengan satu wanita untuk Lucy istrimu..
Sayang sekali dapat partner hidup yang ngga tau diri 🤦...