Velicia dianggap berselingkuh dari Jericho setelah seseorang memfitnahnya. Jericho yang sangat membenci Andrew—pria yang diyakini berselingkuh dengan istrinya, memutuskan untuk menceraikan Velicia—di mana perempuan itu tengah mengandung bayi yang telah mereka nanti-nati selama tiga tahun pernikahan mereka, tanpa Jericho ketahui. Lantas, bagaimanakah hubungan mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilylovesss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gudang
****
Seina membantu membaringkan tubuh Jericho. Tak lama setelah itu, Jericho tidak sadarkan diri. Seina bahkan perlahan menyelimuti tubuh Jericho dengan selimut. Kemudian salah satu tangannya meraih pipi Jericho. Mengelusnya dengan lembut.
"Kau sangat tampan, Tuanku. Ada begitu banyak pria yang sudah tidur denganku, tetapi hanya kau yang memiliki ketampanan luar biasa. Anehnya, kau malah memilih Velicia—si gadis yatim piatu. Kenapa kau tidak memilihku, Tuanku?"
Tangan Seina perlahan turun menuju bibir Jericho. Meraba bibir pria itu dengan perlahan. Kemudian, Seina mulai mendekatkan kepalanya ke arah Jericho. Saat bibirnya hampir bersentuhan dengan bibir pria itu, ketukan dari balik pintu kamar yang telah Seina tutup rapat, terdengar.
"Tuan Jericho ...."
Saat Seina mendengar suara tersebut, Seina menghela napas dalam. Rasa kesal di dalam dirinya tiba-tiba terasa meledak begitu saja. Bayangkan saja, perempuan itu sudah berusaha keras merencanakan segala cara untuk menjebak Jericho agar bercinta dengannya, tetapi ibunya justru menghancurkan rencananya sekarang.
Seina dengan wajah kesalnya, perlahan membuka pintu yang sempat ka kunci itu. Saat ia menarik pintu tersebut, ibunya nampak terkejut karena mendapati Seina baru saja keluar dari dalam kamar Jericho.
"Seina ... apa yang sedang kau lakukan?"
"Harusnya aku yang bertanya kepada Ibu. Apa yang sedang Ibu lakukan di sini? Ibu ingin menggangguku? Aku hampir saja berhasil, Bu. Aku baru saja ham—"
Seina belum menyelesaikan perkataannya, tetapi bibi Anne dengan segera menarik salah satu tangan Seina. Membawa tubuh putrinya tersebut ke lantai dasar dengan sedikit paksaan, sebab Seina beberapa kali berusaha melepaskan cengkraman tangan bibi Anne.
"IBU!!" Sentak Seina saat mereka sudah sampai di dalam gudang yang tak jauh dari dapur.
"Ini sama sekali bukan waktu yang tepat, Seina. Keluarga ini sedang berduka. Kau tidak bisa melakukan sesuatu yang akan membawa masalah lebih besar lagi nantinya."
"Apa yang Ibu maksud dengan masalah besar? Aku yang bisa saja hamil? Memangnya kenapa kalau aku hamil? Jika pria yang menghamiliku adalah Jericho?"
"TAPI, INI BUKANLAH WAKTU YANG TEPAT. KAU MENGERTI?"
Bibi Anne nyaris tidak pernah membentak Seina. Akan tetapi, malam itu ia melakukannya. Sebab, jika ia membiarkan Seina melakukan sesuatu yang aneh di rumah besar itu, hal itu hanya akan membuat kekacauan lebih besar lagi.
Menikah? Seina pikir, keluarga Jericho akan melakukannya begitu saja? Bibi Anne tentu tidak bodoh. Dia juga bukan tidak ingin Seina memiliki Jericho. Hanya saja, wanita setengah baya itu paham jika malam ini memang bukanlah waktu yang tepat.
"Jika kau masih ingin melakukan sesuatu yang aneh, maka Ibu akan menyeretmu pulang, Seina." Ancam bibi Anne, kemudian wanita itu segera bergegas dari dalam gudang, meninggalkan putrinya yang masih terdiam mematung.
****
"Andrew, ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Sharine berdiri tepat di hadapan pintu ruang inap Velicia.
Velicia sudah siuman sejak tiga jam yang lalu. Sekarang, perempuan itu sedang tertidur setelah meminum obat. Katanya, dia harus banyak beristirahat. Meskipun begitu, Andrew dan Sharine tetap memutuskan untuk berada di sana sampai Velicia benar-benar pulih.
"Tentang apa, Sharine?"
Alih-alih menjawab, Sharine justru meminta Andrew untuk duduk terlebih dahulu di kursi tunggu yang berada di luar. Tadinya, mereka berada di dalam ruangan. Mendadak Andrew ingin pergi mencari makan untuk Sharine. Jadi, sebelum Andrew kembali, Sharine menunggunya di luar untuk mencegat. Karena bagaimanapun, Velicia tidak boleh tahu tentang obrolan mereka.
"Sebelumnya, tolong rahasiakan ini dulu untuk Velicia. Aku takut, kondisinya makin terganggu setelah dia mendengar kabar ini."
"Memangnya ada kabar apa? Apakah itu kabar buruk?" Andrew nampak sangat penasaran.
"Ya, kau benar. Ini tentang kabar buruk untuk Velicia, Andrew."
Sharine menghela napas dalam terlebih dahulu. "Saat kita dalam perjalanan menuju rumah sakit ini, aku mendapatkan telepon dari Jericho jika ibunya meninggal dunia karena serangan jantung. Dia menghubungiku melalui ponsel temannya, karena aku sudah memblokir nomornya di ponselku." sambung Sharine.
Andrew terlihat terkejut di mana pria itu terdiam seketika di tempatnya. Sekarang, Sharine yakin jika Andrew juga merasa bingung harus menyampaikan kabar ini dengan bagaimana kepada Velicia. Sementara Velicia sedang terbaring lemah di atas brankar dan lagi-lagi hampir kehilangan bayinya.
"Bulan depan, kehamilannya sudah memasuki lima bulan. Apakah kita perlu memberitahunya saat kandungannya sudah masuk usia lima bulan saja? Apakah itu tidak terlalu jahat untuknya, Andrew? Jujur saja, aku pusing memikirkan ini." Sharine menautkan kedua tangannya di atas paha.
"Meskipun itu terdengar jahat, mungkin kita memang harus melakukannya, Sharine. Demi keselamatan mereka berdua juga."
"Ya, kau benar."
****
"Terima kasih, Seina. Berkat minuman hangat yang kau bawa ke kamarku, aku bisa tertidur nyenyak semalam. Padahal, aku sempat mengira jika aku tidak akan bisa terlelap tadi malam."
Seina mengulas senyum manis saat Jericho berbicara di depannya. Mereka tak sengaja bertemu di lantai atas saat Seina menyibukkan diri membersihkan lantai atas agar bisa bertemu dengan Jericho. Beruntungnya, harapan Seina terkabul. Jericho bahkan tersenyum kepada Seina dengan senyuman yang tidak sekaku kali pertama.
"Jika Tuan Jericho kesulitan untuk terlelap, saya akan membawakan minuman yang sama untuk Anda. Saya akan belajar membuatnya dari ibu saya, Tuan."
"Terima kasih, Seina."
Jericho lantas berjalan menuruni anak tangga. Hari ini, Jericho sepertinya tidak akan pergi ke kantor untuk sementara dan Seina dipastikan memiliki kesempatan yang jauh lebih besar lagi untuk semakin dekat dengan pria itu.
"Coba saja ibu tidak menggangguku semalam. Aku pasti sudah berhasil tidur bersama di atas ranjang yang sama dengannya."
Seina memandang Jericho di lantai atas dengan sebuah kemoceng yang sedang ia genggam erat. Sejak semalam, Seina tidak melihat Tuan Jaks dan Seina memastikan jika pria paru baya itu tidak ada di lantai atas. Jadi, dia bisa dengan bebas menatap Jericho yang sedang duduk di sebuah sofa yang membelakangi lantai atas.
"Seharusnya, semalam adalah malam paling terindah untuk kita. Aku bisa memberikan pelayanan yang hebat untukmu, Tuan. Sayang sekali, orang terdekatku justru menghancurkan rencanaku. Sialan memang!"
Seina membenarkan rambutnya yang sedikit tidak rapi. Kemudian, ia kembali membersihkan beberapa miniatur yang ada di atas lemari di lantai dua. Sementara itu, tanpa Seina sadari jika seseorang di balik pintu kamar kosong telah mendengarkan seluruh pembicaraannya.
Sembari bersembunyi, perempuan yang usianya lebih muda dari Seina itu berulang kali menghela napasnya dengan perlahan. Ia tidak ingin jika Seina mendapati dirinya di sana. Meskipun Seina hanya menumpang untuk beberapa hari di rumah besar itu, tetapi Kath tidak ingin jika Seina mengetahui dirinya sedang menguping di balik kamar kosong yang bersebelahan tepat dengan kamar milik Jericho.
"Tuan Jericho dalam bahaya."
****
kau masuk dalam jerat wanita siluman itu 😏🤨
bahkan kau tak memikirkan perasaan orang tua mu yg ingin sekali bertemu Velicia disaat terakhir nya 😡😡
jika bertemu Valencia dalam keadaan yang lebih baik dan begitu bahagia 🙂