pertemuan awal yang sudah ditakdirkan alam dan memiliki satu sama lain, nyatanya mereka banyak perbedaan. baik itu agama maupun latar belakang keluarga.
lalu apa yang akan terjadi jika Archio memilih untuk menikah dengan wanita pilihan keluarganya tanpa sepengetahuan Alana?
penasaran???
yuk baca selengkapnya disini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanas_muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi Atau Menetap
Malam pun berlalu dan Alana menginap di rumah Putra. Awalnya ia menolak ajakan Putra yang ingin agar dirinya menginap, namun setelah dibujuk oleh sang ibu akhirnya Alana mau. Ia tidak tega dengan muka penuh memohon dari ibunya Putra.
~~
Pagi hari yang cerah, diiringi kicauan burung dan sinar matahari yang menelisik masuk dari jendela kamar yang dihuni Alana.
Alana terusik akan munculnya cahaya matahari dan menembus hingga ke permukaan wajahnya, sehingga ia terganggu lalu membuka matanya perlahan.
Saat membuka matanya, ia langsung disapa oleh sosok pria didepan dengan celana cargo pendek tanpa baju sedang membungkukkan badannya.
Karena nyawa Alana yang belum terkumpul, ia mengira bahwa dirinya sedang bermimpi.
Ia kemudian bergumam "akh, sepertinya aku sudah gila. Masa ia aku mimpi ketemu Putra." Katanya sambil tertawa sumbang merutuki dirinya yang menurutnya sangat bodoh itu.
Kemudian ia kembali tertidur lagi, namun kegiatan tidurnya terganggu oleh sentuhan lembut di bagian pipinya.
Ia mendengus. Kemudian membuka matanya lagi perlahan. Tiba-tiba alisnya mengkerut.
"Kenapa bisa ada Putra di kamarnya? Ngapain laki-laki itu? Ataukah aku masih bermimpi? Banyak pertanyaan yang muncul dalam hatinya.
Ayo bangun dan kita sarapan bersama. Bunda udah nungguin dari tadi. Kata Putra sambil mengelus rambut halus milik Alana.
Tiba-tiba Alana mencubit pipinya dan, akh sakit. Ternyata ia tidak bermimpi.
Yaaa, kamu ngapain di kamar aku? Tanya Alana
Kamu gak ngapa-ngapain aku kan?? Tambah Alana sambil menarik selimut buat nutupin tubuhnya.
Dan ia dibuat terkejut lagi karena pakaiannya berbeda dengan pakaian yang sebelumnya.
Padahal semalam dia udah sadar, tapi mungkin belum sadar sepenuhnya.
Kamu gantiin baju aku? Berarti kamu udah lihat seluruh tubuh aku dong?? Tanya Alana lagi dengan pertanyaan yang sangat banyak.
Putra dibuat lucu oleh tingkah Alana. Iapun terkekeh geli sambil mencubit pipi Alana gemas.
Kamu gak lagi mimpi Na. Semalam kamu nginep di rumah aku karena bunda yang minta.
Dan karena semalam hujan deras, makanya bunda gak ijinin kamu buat pulang. Lanjut Putra.
Dan mengenai pakaianmu...... Putra menggantung ucapannya.
Yaaa, Putra!!!!
Putra langsung tertawa lepas melihat kekesalan Alana. Air matanya pun ikut keluar karena saking lucunya.
Itu semalam bibi yang gantiin. Tapi bukannya kamu semalam sempat sadar, terus ada bicara sedikit juga kan? Tanya Putra.
Oh, balas Alana dengan wajah yang bersemu malu.
Bagaimana tidak malu, ia sudah menuduh Putra yang nggak-nggak.
Kayaknya semalam kesadaran gue sebatas bicara seperlunya aja deh. Balas Alana lagi.
Setelah itu Alana langsung pergi begitu saja melewati Putra.
Putra pun bergegas mengikuti Alana dari belakang.
Tepat di meja makan ada seorang perempuan yang cantik seperti bidadari sedang menata sarapan pagi untuk mereka.
Alana dibuat terpukau oleh paras wanita yang umurnya terlihat seperti perempuan berusia 29 tahun.
Apakah dia ibumu? Atau jangan-jangan dia kekasihmu? Tanya Alana berbisik kepada Putra.
Putra yang mendengar penuturan Alana langsung kaget tertawa.
Apa yang kau tertawa kan, ha?? Aku gak sedang ngelawak!! Sahut Alana.
Ehhh Alana udah bangun. Sini duduk biar kita sarapan bersama. Kata bunda Putra.
Ini loh bun, Alana nanya ke Putra kalau bunda itu sebenarnya siapanya Putra. Balas Putra sambil menarik kursi buat duduk.
Alana yang mendengar itu langsung tertunduk malu dan langsung mencubit lengan Putra.
Aws.Putra meringis.
Putra yang ingin membalas Alana langsung diurungkan karena melihat tatapan bundanya yang seolah-olah memintanya agar jangan bertingkah seperti anak kecil. Sehingga ia pun hanya mengelus lengannya yang sudah memerah.
Dasar gadis licik. Batin Putra dengan raut wajah yang mengeram kesal.
Akhirnya mereka pun sarapan bersama dalam keadaan hening.
Kata bundanya Putra, saat sedang makan tidak boleh ada yang berbicara maupun bermain handphone.
masih menyimak
salam dari nanas_muda🍍