Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{Diawal perkenalan}
"Diam-diam teman kita sudah move on." ejek Rio pada Aldo.
"Kamu jangan bicara aneh-aneh, kami berdua hanya berteman." jawab Aldo pada mereka bertiga.
"Alasan saja kamu." kata Rio yang terus menggodanya.
"Cepatan kamu maju." perintah Arif pada Rio yang sedari tadi terus bercanda.
Akhirnya mereka selesai membayar.mereka pun pulang bersama, Rio terus saja menggoda Aldo.
"Biarkan saja dia." kata Riko yang mengingatkan Aldo.
Aldo membalas dengan anggukkan, mereka pun sampai di kost mereka.
"Nanti malam ayo kita pergi nongkrong?" ajak Rio pada mereka bertiga.
"Okelah, nanti malam kita kumpul." jawab Arif yang setuju dengan ajakan Rio. Pada akhirnya mereka semua setuju dengan ajakan Rio, mereka pun kembali ke kamar mereka masing-masing.
Ditempat lain
Valen baru saja sampai di kost, dia langsung tiduran ditempat tidurnya.
"Lelah juga." batin Valen yang benar-benar lelah setelah seharian bekerja.
Tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk. "Tok... Tok..." Valen segera berdiri membuka pintu kamarnya.
"Hallo Valen." sapa Resty pada Valen.
"Eh kamu Resty, ada apa?" tanya Valen pada Resty.
"Nanti malam kamu ikut kami keluar tidak, kebetulan nanti malam kami semua mau jalan-jalan." kata Resty pada Valen, Valen pun membalas dengan anggukkan.
"Aku mau, tapi jam berapa?" tanya Valen yang begitu antusias.
"Jam 7 malam, bagaimana?" tanya lagi Resty pada Valen.
"Aku mau." jawab Valen yang bersedia ikut jalan-jalan bersama mereka.
"Ya sudah, nanti jam 7 kita berkumpul." jawab Resty yang langsung pergi meninggalkan Valen. Valen pun terlihat begitu senang, akhirnya dia benar-benar memiliki sahabat yang begitu baik dengannya.
Malam hari
Valen sudah siap dengan baju santainya, Valen langsung keluar menemui mereka.
Ternyata mereka semua sudah siap diluar menunggu dirinya.
"Tuh dia baru nonggol." jawab Dini yang melihat kedatangan Valen ditempat itu.
"Kalian sudah siap?" tanya Valen pada mereka.
"Sudahlah, ayo kita berangkat sekarang . Kebetulan disana ada pasar malamnya, kita bisa main sepuasnya disana." jawab Resty yang begitu antusias.
Mereka semua pun pergi ketempat hiburan itu, Valen begitu menikmati waktu santai mereka. Apalagi Valen baru pertama kali ini datang diacara pasar malam, jadinya dia begitu antusias ada permainan apa saja disana.
Mereka berangkat dengan sepeda motor mereka masing-masing. Akhirnya mereka sampai ditempat tujuan, setelah mereka sampai dipakiran. Valen terkejut dengan kedatangan seseorang pria yang dia kenal.
"Bukannya dia Aldo?" batin Valen yang kaget dengan kehadiran Aldo dan teman-temannya di tempat itu.
Valen pun berjalan menghampiri teman-temannya, didalam sudah ramai dipadati beberapa anak muda. Dipasar malam itu banyak orang berjualan baju serta jenis makanan goreng maupun berkuah.
Mereka begitu asyik bermain, hingga Dini mendapatkan hadiah minuman serta cemilan dari permainan itu.
Saat mereka asyik bermain Tiba-tiba saja ada seorang pria mendekati mereka. "Valen." sapa Aldo pada wanita itu.
"Kamu." Valen kaget dengan kehadiran Aldo.
"Ternyata kamu ada disini juga." kata Aldo pada Valen, sontak saja teman-teman Valen kaget dengan kehadiran seorang pria menyapa teman mereka.
"Iya, kebetulan kami sedang main-main disini." jawab Valen pada Aldo, Aldo pun juga tidak sendiri. Dia pergi bersama temannya.
"Jangan diam saja, dikenali dong kami." kata Rio yang sambil menggoda Aldo.
Tiba-tiba kaki Rio diinjak oleh Arif.
"aduh, sakit tahu." Rio kesakitan setelah kakinya di injak oleh Arif.
"Kalau ngomong disaring dulu." ucap Arif yang kesal dengan kelakuan teman mereka yang jail.
"Oh kamu kesini dengan temanmu juga." kata Valen pada Aldo.
"Iya, aku bersama mereka." jawab Aldo yang senang bisa bertemu lagi dengan Valen.
"Perkenalkan ini temanku." mereka akhirnya saling berkenalan. Terlihat Rio begitu suka wanita yang memakai topi hitam itu.
"Cantik juga." batin Rio yang kagum dengan Bunga.
"kalau begitu ayo kita main bersama." ajak Valen yang begitu mengajak mereka untuk bermain bersama.
Mereka begitu menikmati kebersamaan mereka yang begitu asyik bermain permainan dipasar malam itu.
Mereka sedang asyik bermain tembak, mereka sering kali gagal hingga mereka merasa kesal.
"Mana, aku mau main juga." kata Valen yang ingin mencoba memainkan permainan itu.
"Memang kamu bisa?" tanya Rio pada Valen.
"Tentu bisa." jawab Valen yang yakin dia akan berhasil.
"Kalau kamu bisa aku belikan makanan itu." menunjukkan kearah minuman dingin.
"Oke, tapi temanku juga dapat." valen memberikan tawaran pada Rio.
"Oke, temanmu akan dapat juga. Kalau kamu bisa berhasil." kata Rio yang memberikan tantangan.
Valen segera bersiap."Kalau dia berhasil bagaimana? " tanya Aldo pada Rio.
" Itu tidak akan, banyak orang yang gagal dipermainan ini. Tidak mungkin dia bisa tembak tepat titik itu. " Rio masih percaya diri jika Valen tidak akan bisa.
Valen fokus menembak ke titik itu. Sedangkan dibelakang ada Resty yang menyemangati Valen.
" Ayo Valen. " teriak Resty yang menyemangati Valen.
" Fokus. " batin Valen yang sudah siap menebak ke titik itu.
Dan mulailah dia menembak papan itu, hingga dengan cepat dan tepat ke titik itu.
Hasil akhir Valen lolos berhasil menembak 4 papan itu. "Hore." Resty berteriak bahagia.
Ekpresi Rio bengong yang tak percaya yang dia lihat. Dia masih tak percaya jika Valen bisa menembak ketitik tengah.
"Mana janjimu." Resty menagih janji Rio pada mereka.
Rio tak percaya jika akhirnya dia kalah. Apalagi dia pertama kali memainkan permainan itu dan dia gagal menembak kearah titik itu. Tapi mengapa setelah giliran Valen yang main kenapa justru dia yang menang.
"Rugi bandar." gumam Rio yang langsung ditagih oleh teman Valen.
Dibelakang Aldo dan teman-teman lainnya hanya bisa menahan tawa.
"Ayo kita kesana." ajak Resty.
"Lebih baik kamu pilihkan mana yang enak, kami akan tunggu disini." jawab Valen pada Resty.
"Kamu, cepat ikut aku. Sekarang belikan kami minuman." Resty terus menagih janji Rio.
"Iya-iya." Rio terlihat kesal, dia rugi besar. Resty mendorong Rio untuk segera membelikan minuman untuk mereka.
Pada akhirnya mereka ribut, entah apa yang mereka ributkan. Dari kejauhan mereka hanya terdiam melihat keduanya ribut.
"Seperti temanku satu setel dengan temanmu." kata Aldo pada Valen.
"Seperti itulah teman kami." jawab Valen yang mengakui Resty orangnya seperti itu.
"Tapi lucu juga kalau mereka disatukan." kata Bunga yang melihatnya sedikit tertawa.
"Malahan satu Rt ramai dengan suara mereka." jawab Almira yang menahan tawanya.
"Bukan hanya ramai tapi heboh satu kampung." jawab Riko yang membalas perkataan Almira.
Akhirnya mereka berdua sampai dengan membawa minuman.
"Nah, gini kan enak." jawab Resty yang memberikan satu-persatu minuman untuk teman mereka.
biasa