Dario Maverick dan Alice sudah menikah selama lima tahun lamanya. Namun, keduanya tak kunjung memiliki keturunan. Sampai dimana ibu mertua Alice meminta Dario untuk menikah lagi. Di saat itu, Alice memilih pergi agar suaminya bisa menikah lagi.
Namun, siapa sangka. Jika dirinya pergi ternyata sedang dalam keadaan sedang mengandung. Alice tidak membatalkan kepergian nya, justru dia melanjutkan kepergian dan meninggalkan cintanya.
Apakah nantinya Dario dan Alice akan bertemu? Bagaimana status pernikahan mereka setelah Alice memutuskan untuk pergi? Apakah Dario memilih menikah lagi ketika istri nya pergi, ataukah justru mencarinya?
BACA SEGERA!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbongkar
Asisten Ravi mengantar Dara kembali ke rusun. Sesuai dugaannya, rusun tempat Dara tinggal adalah rusun yang akan Dario gusur untuk di jadikan cabang perusahaan nya. Pria itu pun menatap ke arah Dara yang yang baru saja keluar dari mobilnya.
"Udah kan? Sana pulang!" Usir Dara.
Asisten Ravi menatap Dara dengan tatapan datar, tentu membuat gadis itu menciut ketakutan. Dara bingung, memangnya apalagi yang Asisten Ravi inginkan? Bukankah dia sudah mengantarnya? "Mau apa lagi yah om? Kan saya udah di antar, jadi ... sana pulang." Usir Dara dengan halus.
"Om? Memangnya saya setua itu?" Pekik Asisten Ravi tak terima.
"Iya kan, situ udah om-om. Masa saya panggil dek, kan gak pantes." Canda Dara yang mana membuat raut wajah Asisten Ravi berubah datar.
Tak jauh dari tempat keduanya berdiri, terlihat si kembar sedang bermain lompat tali bersama anak rusun yang lain. Keduanya belum menyadari kehadiran Dara, hingga Alexa tak sengaja menyadari kehadiran gadis itu.
"Eh!! Lijaaa!! Itu kakak!" Seru Alexa sambil menarik Eliza yang akan melompati tali yang sudah di bentangkan.
"Mana?!" Seru Eliza.
Mata Eliza membulat sempurna, senyum di bibirnya merekah. Eliza dan Alexa pun berlari ke arah Dara. Keduanya menghiraukan panggilan teman-temannya yang memintanya untuk kembali bermain. "KAKAAAKK!!" Seru keduanya yang mana membuat Dara terlonjak kaget.
Tatapan Asisten Ravi mengarah pada si kembar, keningnya mengerut dalam. Kedua bocah itu tak asing di matanya, dia mengingat kapan terakhir kali mereka bertemu. "Ini kan anak kembar yang kemarin debat sama tuan kan?" Batin Asisten Ravi.
"Kakak, keadaan mommy gimana? Mommy gak papa kan?!" Seru si kembar dengan panik.
Pertanyaan si kembar membuat Asisten Ravi sontak langsung menatap bingung ke arah keduanya. "Mommy? Apa dia anak-anak Nona Alice? Bagaimana bisa?! Apa mereka juga anak Tuan Dario?!" Batin Asisten Ravi bertanya-tanya dalam hatinya.
Dara merendahkan sedikit tubuhnya. Lalu, dia menangkup pipi kedua bocah itu dan mengelus nya dengan lembut. Dara paham bagaimana kekhawatiran mereka. Maka dari itu, gadis itu akan menjelaskannya perlahan. "Mommy gak papa, cuman butuh istirahat aja di rumah sakit. Besok, kalau kondisinya sudah membaik, baru dokter izinkan pulang. Kalian sabar yah," ujar Dara dengan lembut.
"Oh gitu, Eliza enggak mau kalau mommy sampai kenapa-napa." Lirih Eliza.
Alexa turut mengangguk setuju, tatapannya beralih ke arah kaki jenjang seorang pria yang berdiri di sebelah Dara. Lalu, tatapannya pun perlahan naik dan menatap wajah Asisten Ravi yang ternyata juga tengah menatap ke arahnya. Kening Alexa mengerut dalam, dia tak asing dengan wajah pria itu.
"Heee ... citu yang kemalin datang cama ci Lojali kan?! Iya!! Mana Lojalinya? Mau gucul lagi kalian? Cudah telcangkut hati kalian itu yah! Tega kali, nanti Lekca cama yang lain nda ada tempat tinggal! Mommy juga lagi cakit! Citu manucia kan? Ya cama belalti, jangan tega jadi olang." Celoteh Alexa yang mana membuat Asisten Ravi mengulas senyumnya.
Asisten Ravi berjongkok, dia mengulurkan tangannya pada Alexa. Tentu saja, perbuatan Asisten Ravi mendapat pertanyaan dari tiga perempuan itu. Celotehan dari si kembar tentu saja di maklumi oleh Asisten Ravi.
"Kenapa? Mau bayal utang?" Tanya Alexa sembari mengerjapkan matanya.
"Bukan, kita kenalan dulu. Nama om, Ravi. Kamu?" Terang Asisten Ravi yang mana membuat Alexa membulatkan mulutnya.
Alexa menyambut uluran tangan itu, senyumnya mengembang sempurna. Sejenak, Asisten Ravi tertegun. Senyum Alexa sangat mirip dengan senyuman milik Alice. Bukan hanya itu, rambut coklat terangnya sama seperti milik Dario.
"Ini anak kayak campuran Tuan sama Nona gak sih?" Batin Asisten Ravi.
"Mau campe kapan pegangnya iniiii!!" Seru Alexa yang sudah kesal karena tangannya belum juga di lepaskan.
"Oh maaf." Seru Asisten Ravi dan melepaskan tangan Alexa.
Pria itu kembali berdiri, dia menatap Dara yang juga turut berdiri bersamanya.
"Sudah yuk, masuk. Sudah hampir gelap." Ajak Dara dan merangkul kedua ponakannya untuk masuk ke dalam rusun.
Sementara Asisten Ravi, dia hanya menatap kepergian Dara dengan tatapan yang rumit. Terlebih, saat menatap kedua bocah menggemaskan itu. Perpaduan wajah keduanya sangat tidak asing baginya. Mungkin, nanti dia akan bicarakan tentang pertemuannya dengan si kembar pada Dario.
Pria itu pun akan segera kembali ke mobilnya, tetapi dirinya mengurungkan niatnya saat seseorang menepuk bahunya. Hal itu, membuat Asisten Ravi berbalik dan menatap seseorang yang tadi menepuk bahunya. "Maaf, tadi saya mendengar jika mommy si kembar sedang masuk rumah sakit? Memangnya, apa yang terjadi dengan dia?" Tanya seorang wanita pada Asisten Ravi.
"Anda siapa?" Tanya Asisten Ravi dengan tatapan datar, dia merasa tak mengenal wanita itu. Tapi, mengapa wanita itu ingin tahu persoalan Alice.
"Saya Bidan Rere, dulu saya yang bantu mommy si kembar melahirkan." Terang wanita itu yang ternyata adalah Bidan Rere.
Asisten Ravi tentu terkejut mendengarnya, matanya membulat tak percaya. Dia kembali menatap ke arah dimana terakhir kalinya dia melihat si kembar. Sayangnya, si kembar sudah memasuki rusun bersama Dara. Pria itu pun kembali menatap ke arah Bidan Rere dengan tatapan penasaran.
"Jadi si kembar tadi, anak kandung Nona Alice?" Tanya Asisten Ravi dengan tatapan penasaran.
"Iya, mereka anak kandung Alice." Sahut Bidan Rere dengan tatapan bingung.
"Bu bidan pasti tau berapa usia mereka kan?" Tanya Asisten Ravi dengan tatapan lekat.
Bidan Rere terlihat sedang memikirkan sesuatu, dan tak lama dia pun mengangguk. "Sekitar, empat tahun." Terang Bidan Rere.
Asisten Ravi terhenyak sejenak, tatapannya terlihat kosong. Dia sedang menyambung waktu dimana saat Alice pergi meninggalkan rumah dan kelahiran si kembar. Waktu yang terhitung sangat cocok sejak kepergian Alice dari rumah. "Apa nona Alice pergi dalam keadaan hamil? Itu artinya ... kedua anak tadi ... anak Tuan Dario?!" Batin Asisten Ravi.
.
.
.
Sementara di rumah sakit, Alice menatap ke arah Dario yang masih menatapnya dengan tatapan penuh selidik. Tubuh Alice yang terasa sakit bertambah semakin sakit karena dirinya sulit bergerak akibat tatapan pria itu. "Mas gak mau pulang? Nanti istrinya nyariin loh." Usir Alice dengan cara yang sangat halus.
"Kamu masih berpikir aku sudah menikah lagi?" Tanya Dario sembari menaikkan satu alisnya.
"Terus, cincin itu ... apa?" Tanya Alice sembari melirik jari manis Dario yang terdapat cincin.
Dario ikut melirik apa yang Alice maksudkan, seketika dia langsung melepaskan cincin nya dan menaruhnya di saku kemejanya. Lalu, pria itu mengalihkan pandangannya sembari berdehem pelan. "Kalau bukan Mama yang memaksa aku untuk memakainya, mana mau aku memakai cincin ini." Batin Dario.
"Kenapa di sembunyikan? Jujur saja, aku juga tidak akan marah. Lagian, bukankah sebentar lagi kita akan berpisah? Aku tidak mau merusak kebahagiaanmu saat ini." Seru Alice yang mana membuat Dario menatapnya dengan tajam.
"Apa aku bilang ingin menceraikanmu hah? Dari dulu kamu tidak pernah berubah, selalu membuat keputusanmu sendiri tanpa memikirkan perasaanku!" Sentak Dario.
Degh!!
Jantung Alice berdetak lebih cepat, hatinya terasa sakit mendengar ungkapan rasa kecewa dari mulut pria itu. Apa yang Dario katakan tidak salah, Alice pergi tanpa memikirkan perasaan pria itu. "Maaf." Lirih Alice.
"Lima tahun kamu menghilang dan kamu membayarnya hanya dengan kata maaf? Itu tidak adil Alice!" Bentak Dario dengan mata memerah menahan amarah.
Tok!
Tok!
Tok!
Cklek!
Dario memendam amarahnya, dia mengalihkan pandangannya pada Asisten Ravi yang ternyata sudah kembali dari selepas mengantar Dara. Dario pun beranjak dan menghampiri Asisten Ravi yang masih berdiri di ambang pintu.
"Ada apa?" Tanya Dario saat melihat tatapan serius dari Asistennya itu.
Asisten Ravi menoleh ke arah Alice, terlihat wanita yang masih berada di brankar itu sedang mengusap air matanya. Lalu, tatapannya beralih pada Dario yang masih menunggu jawabannya. "Tuan, tampaknya Nona Alice sudah membohongi anda." Jelas Asisten Ravi.
"Apa maksudmu?" Tanya Dario dengan tatapan tajam.
"Nona Alice telah melahirkan anak kembar empat tahun yang lalu."
"Apa?! Kamu ... kamu tidak sedang bercanda kan?! Kembar?!" Kaget Dario dengan nada penuh penekanan.
Asisten Ravi menggeleng, dia masih sempatnya melirik ke arah Alice yang tampaknya tidak memperhatikan keduanya yang masih sibuk berbincang di ambang pintu. Wanita itu masih sibuk menghapus air matanya yang terus mengalir.
"Tidak Tuan, saya mendengarnya sendiri dari Bidan yang membantu Nona Alice melahirkan mereka." Terang Asisten Ravi yang mana membuat Dario mengepalkan tangannya dengan kuat.
___
Jangan lupa dukungannya🥰🥰