Amara harus iklas di nikahi seorang CEO berhati dingin yang tak pernah dia cintai. dua ke pribadian yang berbeda harus tinggal seatap dan berperan sebagai suami istri. Masa lalu yang telah lama terlupakan kini datang kembali ke tengah tengah mereka.
Apakah akan ada cinta di antara mereka dan bagaimana mereka mengatasi masa lalu yang belum usai.
Ayo ikuti kelanjutan ceritannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ndo'Uus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Setelah selesai bersiap Amara segera turun ke bawah. Dia menuruni anak tangga dengan perlahan Amara tak ingin bertemu Radit. Dia sangat malu hingga tak sanggup melihat wajah Radit. Amara celingak celinguk mencari keberadaan Radit. Dia berjalan hampir tanpa suara.
"Non Amara lagi ngapain, kok kayak maling aja. "Tegur bi Mira.
"ssstt.... Jangan berisik bi. Bi di mana mas Radit?"
"Kayaknya sih masih di Ruang kerja non. Tadi den Radit minta di antarkan susu hangat di ruangannya. Memangnya ada apa non. "
" Gak ada papa bi. Bilang sama mas Radit kalo aku berangkat duluan ya. " Amara melangkah perlahan menuju pintu keluar.
"Tapi non. Yah sudah pergi aja. "
Radit keluar dari ruangan. Dia mencari keberadaan Amara ,di bukanya pintu kamar tapi Amara tak berada di dalam. Radit mencari ke bawah, ke dapur bahkan sampai memanggil namanya.
"Den, non Amara sudah berangkat. "
"berangkat sama siapa bi? " Tanya Radit.
"Gak tau den. Tadi sikapnya aneh celingak celinguk udah kayak maling aja den. Bi Mira aja gak boleh bicara keras keras. "
"Itu anak kadang aneh banget. Ya sudah bi saya berangkat dulu. "
"Iya den hati hati. "
Radit berjalan menuju garasi.Dia mengemudikan mobil. Dia ingin menyusul Amara. Sepanjang perjalanan Radit tak melihat Amara. Dia menggerutu di sepanjang jalan lagi lagi Amara bersikap aneh omelnya. Dia terkadang bingung untuk memahami sifat Amara.
Radit sudah sampai di dekat gedung kantor miliknya. Dia juga melihat Amara turun dari taxi. Radit mengemudikan mobil dan berhenti tepat di hadapan Amara.
"Amara berhenti !" Ucap Radit.
"Aduh malah mas Radit nyamperin lagi. Padahal aku dah coba menghindari dia. Apa yang harus aku lakukan. "Amara ngedumel.
Amara celingukan. " Ngapain mas panggil aku?"
Radit menarik tangan Amara. "Kenapa kamu pergi duluan. Mas kan sudah bilang kita berangkat bareng,"
Amara tak berani menatap mata Radit. " Tadi aku lupa sesuatu, aku harus mampir ke suatu tempat jadinya aku duluan mas.Udah ya mas nanti ada yang lihat kita. " Amara melepas genggaman tangan Radit dan berlari memasuki gedung.
"Kenapa lagi dia,kenapa dia menghindariku lagi." Omelnya.
Tak jauh dari sana Linda tengah mengawasi mereka berdua di dalam mobil. Linda sangat penasaran dengan hubungan Radit dan Amara. Ambisinya sekarang adalah mendapatkan hati Radit kembali. Dia akan menyingkirkan siapa pun yang berani menghalanginya. Semenjak sukses sikap Linda berubah kini dia lebih ambisius dan tak ingin kalah dari siapa pun.
Radit dari awal miliknya dan sampai kapanpun tetap miliknya itu yang ada di fikiran Linda sekarang. Dia sudah mengorbankan semuanya sekarang saatnya mengambil kembali apa yang menjadi miliknya. Kini Linda berkuasa dia punya segalanya baginya orang seperti Amara bukan tandingannya.
Linda terus mengawasi Amara. Dia mengambil ponsel dan menelfon anak buahnya. Dia ingin anak buahnya mencari tau semua tentang Amara bahkan masa lalunya. Linda pergi menuju gedung kantor milik Radit. Hari ini dia ada janji bertemu dengan Radit untuk membahas pekerjaan.
********
Amara berjalan di lobi kantor, dia melihat Mey. Amara menghampiri Mey.
"Mey tunggu," Teriak Amara .
Mey menoleh dan mengabaikan Amara. Amara terheran dengan sikap Mey kepadanya.
"Mey kamu tak mendengarku. " Ucap Amara sambil menepuk pundak Mey.
"Aku lagi marah padamu. "Ucap Mey ketus.
".Apa salahku Mey? "
Mey berhenti. " Katakan padaku, apa hubunganmu dengan pak Radit ? "
Amara melotot dan menutup mulut mulut Mey. " Ssst.... Oke aku akan jelaskan tapi gak sekarang ya. Nanti saat jam makan siang, aku akan memberitahumu di kantin. "
"Oke sepakat."
Amara meringis. Mereka berdua berjalan menuju divisi masing masing.Tak lama Linda pun datang ke kantor. Dia masuk ke dalam Ruangan Radit. Mereka mendiskusikan proyek yang sedang di kerjakan.
"Maria ,tolong suruh pemagang baru untuk buatkan saya segelas kopi panas ya. " Perintah Linda
"Iya bu. Atau saya bisa buatkan untuk bu Linda."
"Tidak perlu kamu, itu bukan tugas kamu. "
"Baik bu. "
Maria sekretaris Radit segera bangkit dari duduknya dan mencari Amara.
" Apa harus kamu menyuruh seorang pemagang untuk membuatkan kopi. Kan ada OB kenapa harus mengganggu pekerjaannya hanya untuk segelas kopi." Ucap Radit.
"Itu sudah tugas mereka. Lagian mereka itu terlalu santai kalau aku perhatikan. Jadi gak masalah kan? "Tutur Linda.
"Aku gak suka kalau kamu memerintah sesuka hatimu. Ini perusahaanku dan semua kariawan tanggung jawabku. "Tegas Radit.
"Kenapa kamu sangat membela dia? Apa kamu tertarik dengan seorang pemagang yang bernama Amara itu. "
"Cukup Linda, ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan apa yang kamu katakan."
"ya kalo begitu gak masalah dong aku suruh dia. Lagian Cuma segelas kopi aja kok. "
Radit melihat ke arah Linda. " Hanya kali ini saja. "
"Baiklah sayang. " Linda menggelayut tangan Radit.
Amara mengetuk pintu. "Permisi, ini pesanan kopinya. "
Mata Amara menatap tajam ke arah Tangan Radit. Radit dengan cepat menepis tangan Linda .Linda mendengus melihat perlakuan Radit padanya .Tatapan Linda menatap tajam ke arah Amara.
"Bawa kemari, "Perintah Linda.
Amara mendekat ,saat ingin menaruh kopi di atas meja Linda dengan sengaja menjulurkan kakinya hingga membuat Amara hampir terjatuh .Kopi di tangan Amara terlucur dan tumpah bercucuran di atas meja. Dan menodai baju Linda.
"Aduh panas, "Teriak Linda. "Kamu itu kalo kerja yang bener dong. Radit, lihat pegawe kamu kerjanya pada gak becus. "Rengek Linda.
Radit segera meraih tangan Amara. " Amara kamu gak papa? Tangan kamu gak terkena tumpahan kopi kan?" Ucap Radit panik.
Melihat Radit lebih mengkhawatirkan Amara membuat Linda sangat marah. Dia merasa di abaikan padahal dia yang terkena tumpahan kopi.
"Radit, aku yang terkena tumpahan kopi kenapa kamu lebih memperhatikan dia. " Ucap Linda kesal.
"Radit menoleh. "Oh maaf, nanti aku panggilkan Lenny untuk membantu mengobati luka mu. "
Amara hanya tersenyum melihat perhatian Radit padanya. "Saya gak apa apa pak. Mungkin bu Linda yang terluka. " Amara tersenyum smirk ke arah Linda.
Linda menyatukan kedua alisnya dan mengeratkan giginya. Dia merasa kata kata Amara sengaja untuk menghinanya.
"Ya sudah kamu boleh kembali ke tempat kerjamu. "Seru Radit kepada Amara.
"Tidak bisa, dia harus mengganti pakaianku yang kotor. Baju ini sangat mahal! " Teriak Linda.
"Aku yang akan menggantinya. Kamu tinggal bilang ke Lenny nanti dia akan bayar semua biaya bajumu. "
"Awas aja kamu Amara.Aku akan membalasmu. "Ucap Linda dalam hati.Linda bersendekap dada.
Amara melirik ke arah Linda dan segera berlalu meninggalkan ruangan Radit. Amara tersenyum puas melihat Linda di abaikan . Amara merasa kini Linda tak ada lagi di hati Radit .
Dukung Author dengan Like, Koment dan Vote.
mampir dikaryaku jugaa yaa