"Akan kubawakan surga dunia untukmu malam ini Maya,tinggalkanlah tunanganmu,Jadilah milikku seutuhnya."
"Tapi aku sangat mencintai Ikhsan". Lirih Maya penuh dilema.
"Cinta macam apa yang kau bicarakan,disaat kau tak menolak berserah diri dibawah kendaliku." Andra menatap sang sahabat dengan mata mengintimidasi.
Maya dan Andra bersahabat sejak mereka dibangku SMA ,saat Maya memiliki pacar,dan bertunangan.Andra baru sadar jika ia mencintai Maya.Hingga suatu malam,terjadi hal yang tidak diinginkan,yang menyebabkan keduanya menjadi partner ranjang sampai saat ini.Ikhsan mengetahui perselingkuhan tunangannya,namun masih tetap menerima Maya kembali.
Akankah Maya bertahan bersama Ikhsan atau memilih pergi bersama Andra,sahabatnya yang selalu membawanya terbang tinggi ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qiyasa Rizki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7
Suasana semakin seru seiring bergulirnya jam yang menunjukkan tengah malam.Tiga botol minuman sudah tinggal setetes habis ditenggak mereka ber lima.
"Lo udah berapa lama pacaran sama Maya?"Tanya Pandu kepada Ikhsan di depannya.
" Mau enam bulan. "
"Gila...awet juga lo hebat bisa naklukin tuh cewek,dulu awal gue kenal Maya gue naksir berat sama dia,tapi ngeliat bodyguard nya auto ciut gue,ngeri." Lanjut Pandu ngelantur mulai terpengaruh alk*hol.
"Ga disangka Andra sekarang malah jadi sohib gue"lanjutnya dengan senyum menampilkan giginya. Ikhsan melirik Andra yang sedang memainkan gelas minumnya,mata Andra terfokus memandangi es batu yang mulai mencair di dalamnya tanpa berkedip sekalipun,seperti melihat sesuatu yang asing baginya.Secara personal Ikhsan tidak mengenal Andra,tapi dia sudah mengetahui,rumor dan kabar angin jika Andra adalah cowok badboy yang suka berganti ganti cewek dikampusnya.
Awalnya dia ragu untuk mendekati Maya,tapi karena perasaan suka yang lebih besar dia rela merendahkan dirinya di depan Andra,demi mendapatkan cewek cantik pujaan hatinya.
Seenggaknya untuk membuktikan dirinya layak memacari sahabat cowok dingin itu,ia rela membuang egonya didepan Andra.
Ikhsan tau persis hubungan persahabatan Maya dan Andra sedekat apa,terlihat dengan jelas dimata keduanya yang memiliki ikatan yang tak bisa ditepisnya.Ikhsan memilih menghindari konflik dengan Andra selama PDKT dengan Maya,karena ia paham betul jika Maya selalu mendengarkan dan menuruti pendapat Andra dalam hal apapun.
Terbukti banyak cowok yang gagal jadi pacar Maya hanya gara gara Andra yang tidak memberi lampu hijau padanya.Tapi sekarang dia berhasil membuktikan dan sukses mendapatkan hati Maya juga,tak sia sia perjuangannya selama ini.Dia mengenal Maya dari Abangnya Arga,dari hal itu pula dia penasaran cewek gila mana yang rela mengejar cinta mati matian seorang cowok,yang nota bene sama sekali tak memiliki perasaan padanya.
Bahkan Maya sudah di tolak mentah mentah tapi tetap saja berusaha medapatkan hati abangnya,tak di sangka mereka satu perguruan tinggi selama ini.
"Lo udah ngapain aja sama Maya." Linda berujar keras terkesan merendahkan dan mencoba memancing pembicaraan terbuka tentang hubungan Ikhsan.
"Gue bakal jaga Maya,seperti Andra menjaga dia selama ini."
"Cih ..tambah lagi satu manusia munafik". Ujar Linda memaki dalam hati.
"Ah beloman aja lo ! Lambat laun juga pasti berakhir diranjang ," Ujarnya lagi yang diiringi gelak tawa Regi dan jimmy.
Andra melirik sesaat pada kekasih sahabatnya,kemudian menenggak abis sisa minuman digelasnya,kepalanya mendadak merasakan pening.Entah kapan terakhir kali dia menyentuh minuman keras ini,ternyata efeknya lumayan juga berasa dibadan.
"Gue ke toilet dulu,sebentar." Andra segera bangkit dan berniat berlalu ke kamarnya,dengan Linda yang menyingkir memberi ruang untuk Andra berdiri dan melangkahkan kaki jenjangnya.Saat dirinya melewati kamar tamu di sebelah kamar utama,terdenger sayup sayup suara, rupanya Maya dan kawan kawan belum tidur ditengah malam begini.Dia memegang knop pintu berniat mengajak Maya berbincang sebentar namun kemudian ia memilih mengurungkan niatnya,Andra segera masuk ke dalam kamarnya sendiri.
Didepan cermin besar wastafel kamar mandi,ia memandangi pantulan wajahnya,tenggelam dalam pikirannya yang kacau dalam asumsi nya sendiri memikirkan hubungan Maya dan Ikhsan,terlintas perasaan tak rela saat mengetahui ada cowok lain yang begitu menyayangi Maya,selain dirinya.
Dia menunduk dan memejamkan mata mencoba mencerna pikiran kalutnya sendiri.Lamunannya buyar saat sepasang tangan memeluknya dari belakang,menempelkan wajah dipunggungnya.
"Maya. " Lirih Andra.
Linda memeluk Andra dari belakang semakin mengeratkan tubuhnya ke punggung lebar itu dengan perasaan penuh damba.Andra membalikkan badan menatap cewek dihadapannya,matanya sayu,pipinya merah,sudah dipastikan Linda mabok terpengaruh alkohol entah sudah berapa gelas yang ia minum,Andra tidak terlalu memperhatikannya saat mereka minum bersama.
Linda memegang tengkuk leher Andra menuntunnya untuk menuduk,mensejajarkan dengan tinggi badannya yang terpaut jauh dengan tubuh tinggi cowok itu,ia mencium bibir Andra yang setengah terbuka.Andra menyambut ciuman itu dengan sukarela,cukup lama mereka saling bertukar air liur,mencoba mengurai kalut pikirannya.Suara saling mengecap mulai terdengar,Linda sudah tidak sabar minta dipuaskan,dirabanya celana pendek yang Andra kenakan mencari benda yang sangat di inginkannya itu.
Andra melepaskan ciuman mereka.Dia menarik dirinya menjauh dari Linda,entah kenapa gairahnya tiba tiba saja hilang sirna begitu saja.
"Lo keluar sekarang ,tidur bareng cewek cewek di kamar sebelah" ujarnya dingin.
"Kenapa berhenti sih baru juga mulai" protes Linda masih sambil menempel manja pada lengan Andra.
"Gue lagi ga pengen" Katanya seraya melangkah keluar duduk diranjang dan memeriksa ponsel yang dari tadi tak tersentuh.
Merasa didiamkan Linda melangkah keluar dengan kesal membanting pintu kamar Andra memilih ikut bergabung dengan yang lain diruang tv.
Tak lama Maya keluar kamar setelah menerima pesan dari sang kekasih yang memintanya keluar.
Keduanya kini berada di balkon apartement yang menampilkan cahaya gedung gedung di depannya. Benar saja julukan Jakarta sebagai kota metropolitan,cocok untuk kota yang tak pernah tidur.Maya selalu menginginkan hunian seperti ini,menikmati lampu yang berkedip dari gedung gedung tinggi ataupun dari jalanan,baginya itu sangat menenangkan.
Terlihat masih banyak kendaraan yang berlalu lalang dijalan raya padahal jam sudah lewat tengah malam.Mereka bersandar di pembatas pagar kaca,Maya kemudian merapatkan tubuhnya mendekati sang kekasih.
"Kenapa ga bilang mau nginep disini seminggu? "
"Aku takut dirumah sendiri,mama lagi ada bisnis trip"
"Bukan itu,maksudku kenapa ga ngasih tau aku dulu dan tinggal di tempatku aja." ikhsan masih berusaha menahan dirinya untuk tidak marah.
"Mama pasti bakal ga ngizinin kalau aku nginep tempat cowok sayang." lirih Maya menatap lekat mata Ikhsan.
"Emang Andra bukan cowok"?
"Bukan gitu,dia berbeda kita ga akan melakukan hal yang aneh,beda kalau aku sama kamu,Mama pasti ga bolehin sayang.Kenapa kamu tiba tiba jadi posesif gini sih biasanya enggak?" protes Maya.
"Aku cuma merasa ga bisa bantu saat pacarku butuh bantuanku."
"Aku akan baik baik saja disini,Andra menjagaku selama ini dan akan selalu begitu.Kita sudah bersama tujuh tahun ini dan ia selalu bisa diandalkan. "
Ikhsan mengangguk pelan,berusaha mempercayai keyakinan Maya.
"Kabarin aku kalau kamu butuh sesuatu ya sayang."ujar ikhsan menarik tangan Maya dan membawanya dalam pelukannya,diraihnya dagu Maya.Manis sekali,tak akan merasa bosan ia menikmati bibir kekasihnya.Angin berhembus menerpa wajah mereka menambah romantisme kemesraan keduanya.
"
Andra tertegun menyaksikan pemandangan yang dilihatnya,dia kini keluar kamar untuk mengecek kondisi teman temannya .
Pandu ,jimmy, Regi sudah terlelap dengan posisi tidur mereka yang berserakan di ruang tv,segera dia masuk kembali ke kamarnya mencoba meredakan hawa panas yang sedang membakar hatinya .
Dia merasa sesak,dan cemburu tapi gairahnya muncul melihat Maya bermesraan dengan pacarnya.
Andra membayangkan kalau dia yang ada diposisi Ikhsan,mencium sahabatnya sendiri,mencumbunya dan menyeretnya dalam ranjang,kebiasaan yang biasa dia lakukan dengan cewek lain .
Tapi kini berbeda,sekarang dia sedang memikirkan dan menginginkan Maya.Sinting memang.
"Gila gila gila !! " Amuk dirinya dalam hati.Dia berusaha membuang pikiran kotor itu dan mencoba memejamkan matanya,merasa dirinya sudah tidak waras.
Pukul 10.00 pagi Andra baru keluar dari kamar,semua temannya sudah pulang ke rumah masing masing.Jimmy dan Regi harus datang ke kampus karena ada bimbingan Dosen.
Hari hari terakhir di kampus tinggal sedikit lagi,setelah itu mereka akan memulai kehidupan yang sesungguhnya,di dunia kerja dan berbaur dengan masyarakat.Andra berjalan menuju dapurnya mencari air es di dalam kulkas.
" Andra gue laper."
Andra sontak menoleh dengan kaget,ternyata dia lupa ada Maya yang akan bermalam disini sampai beberapa hari ke depan .
"Gila bikin kaget aja lo !" Seru nya setengah terperanjat.
"Hehehe,gue laper keluar yuk cari makan".
"Mandi dulu baru nyari makan " .
"Ihh.... udah keburu laper. "
"Jorok !!" Sembur Andra di depan muka Maya.
"Bau tauuuuu. " teriak Maya Seraya menutup hidungnya lalu segera dia bangkit dan mengejar Andra.Andra lari ke dalam kamar dan menguncinya,kemudian ia tertawa datar,lalu memilih menyambar ponsel dan menelepon Bi Inah untuk datang membersihkan kekacauan yang dilakukan teman temannya semalam..