Aiden Valen, seorang CEO tampan yang ternyata vampir abadi, telah berabad-abad mencari darah suci untuk memperkuat kekuatannya. Saat terjebak kemacetan, dia mencium aroma yang telah lama ia buru "darah suci," yang merupakan milik seorang gadis muda bernama Elara Grey.
Tanpa ragu, Aiden mengejar Elara dan menawarkan pekerjaan di perusahaannya setelah melihatnya gagal dalam wawancara. Namun, semakin dekat mereka, Aiden dihadapkan pada pilihan sulit antara mengorbankan Elara demi keabadian dan melindungi dunia atau memilih melindungi gadis yang telah merebut hatinya dari dunia kelam yang mengincarnya.
Kini, takdir mereka terikat dalam sebuah cinta yang berbahaya...
Seperti apa akhir dari cerita nya? Stay tuned because the 'Bloodlines of Fate' story is far form over...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Detia Fazrin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran Nate
...»»————> Perhatian<————««...
...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apapun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....
...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...
Malam semakin larut, dan Monvok yang berada di persembunyiannya masih menanti momen yang tepat. Ia yakin, dengan Nenek Mika sebagai sandera, Elara akan datang. Vampir gelap itu sudah menyiapkan segala hal untuk menjebak gadis itu dan memaksa darah suci keluar dari tubuhnya.
Di lain sisi, Elara terjaga sepanjang malam, tidak bisa tidur. Firasat buruk itu semakin kuat. Hatinya berkata bahwa ada sesuatu yang salah dengan keluarganya di kampung. Tanpa sepengetahuan Aiden, ia mengambil jaketnya dan berencana kembali ke kampung halamannya esok hari untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
Namun, saat pagi tiba, Aiden menyadari bahwa Elara tidak ada di rumah. Panik, ia mencoba mencari petunjuk, dan akhirnya menyadari niat Elara untuk kembali ke kampung. Dia tahu ini adalah risiko besar.
“Tidak, Elara. Kau tidak boleh pergi sendiri,” gumam Aiden dengan hati yang diliputi kekhawatiran.
Ia segera bersiap dan mengejar Elara. Baginya, menjaga gadis itu adalah hal terpenting, terutama jika Monvok terlibat dalam semua ini.
Elara akhirnya tiba di kampung halaman, tetapi rumah Nenek Mika kosong dan berantakan. Perasaannya semakin buruk. Dengan hati-hati, ia memasuki rumah, berharap menemukan petunjuk. Di salah satu meja, ia menemukan secarik kertas dengan tulisan yang kasar "Datanglah ke tempat persembunyian keluarga Grey jika ingin menyelamatkan nenekmu."
"Elara, fokus," bisik Elara pada dirinya sendiri sambil meremas kertas itu. Dia tahu ini adalah sebuah jebakan, pancingan yang sangat jelas untuk menariknya ke suatu tempat. Tetapi, dibalik semua kekhawatiran, ada perasaan kuat yang terus mengganggunya-seperti insting yang berbisik bahwa semua ini berkaitan dengan dirinya dan darah sucinya.
Dia tak punya pilihan lain. Dengan langkah cepat, Elara keluar dari rumah neneknya dan menuju alamat yang tertera di kertas itu. Setelah beberapa jam perjalanan, ia tiba di sebuah rumah besar yang terlihat angker dan suram.
Rumah itu berdiri di antara pepohonan tua, dengan jendela yang tampak kotor dan pagar yang berkarat. Gerbangnya, yang sedikit berderit saat ia dorong, terbuka tanpa terkunci, seolah mengundang.
Perasaan tak nyaman menguasainya saat ia melangkah masuk. Elara menatap sekeliling, dan langkahnya terhenti saat melihat sosok-sosok pucat berdiri kaku di sisi halaman.
"Ini menakutkan,"
Sekilas, mereka tampak seperti patung, tapi sorot mata mereka kosong, menatap tajam ke arah Elara. Seketika, ia merasakan ketakutan yang luar biasa.
"Hantu!" Elara berteriak, nyaris berlari ke dalam rumah melalui jalan menuju pintu utama.
Namun, tiba-tiba tangannya ditarik dengan kuat. Dia tersentak, menoleh, dan mendapati Nate dia seorang vampir yang sudah lama dikenalnya sebagai Dennis, sosok yang menyimpan banyak kenangan pahit bagi keluarga Grey. Begitu melihatnya, ketakutan dalam diri Elara berganti menjadi kemarahan.
"Nate!" Elara berteriak marah, berusaha menarik tangannya.
"Di mana nenekku?"
"Dimana nenek Mika! Apa yang kau lakukan padanya?"
Nate hanya menatapnya dengan ekspresi datar, seolah tak mengerti mengapa Elara begitu penuh amarah. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan, Elara," katanya tenang, meskipun jelas dia heran melihat Elara di tempat itu. "Apa yang terjadi dengan nenek Mika?”
"Jangan berpura-pura!" Elara mendekat, wajahnya merah padam karena marah. "Kau pasti terlibat dalam penculikan ini. Kau bahkan sudah membunuh ibuku, Esta Grey! Bagaimana mungkin kau masih bisa berpura-pura tak tahu?"
Sejenak, Nate terdiam, mendengar nama "Esta Grey" disebut. Wajahnya berubah, seolah mengingat sesuatu dari masa lalu yang telah lama ia coba lupakan. "Esta..." gumam Nate pelan. la menatap Elara dalam-dalam, mencoba menemukan jawaban dalam tatapannya. "Kau adalah putri Esta, bukan? Kau Ara?"
Elara mengangguk, air mata mengalir di pipinya. "Ya, aku Ara, anak Esta. Dan aku tahu kau mengkhianati ibuku, kau membunuhnya untuk darah sucinya! Kau hanya berpura-pura mencintainya!"
Ekspresi Nate berubah, matanya menjadi merah menyala, menunjukkan sisi vampirnya yang sebenarnya. "Kau tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, Elara. Aku tidak membunuh ibumu! Peristiwa itu... aku bahkan tidak sadar saat itu!"
Elara tersenyum pahit, melangkah maju dengan penuh keberanian. "Lalu kenapa aku melihatmu menghisap darah ibu malam itu? 18 tahun yang lalau, aku ingat dengan jelas apa yang terjadi di balik pintu kamarku yang terkunci. Kau... kau vampir keji!”
Mendengar tuduhan itu, Nate menahan amarahnya. "Elara, aku tak pernah bermaksud menyakiti ibumu. Seseorang telah menghasut ku, memaksaku untuk melakukannya. Aku tidak sadar... ketika aku menggigitnya, aku sedang berada di bawah pengaruh yang kuat."
Elara terdiam, mendengar penjelasan Nate. Ada konflik yang berkecamuk di dalam dirinya-perasaan benci, sakit hati, namun juga rasa ingin tahu tentang kebenaran di balik kematian ibunya. Tetapi, dia tidak bisa begitu saja memaafkan Nate. "Kau pikir itu alasan yang cukup? Kau telah menghancurkan keluargaku, Nate. Semua orang tahu kau hanya ingin darah suci ibu demi kekuatanmu!"
Nate menunduk, tampak terluka. "Aku memang pernah tergoda oleh darah sucinya, Elara. Tapi perasaanku padanya... perasaanku adalah nyata."
Elara menatapnya sinis. "Perasaanmu? Kau mengira aku bisa percaya padamu setelah semua yang kau lakukan?"
Nate tak menjawab, dan suasana semakin mencekam saat langkah berat terdengar dari dalam rumah. Sosok tinggi dan menyeramkan muncul dari bayangan. Monvok, vampir gelap yang telah lama menjadi ancaman bagi keluarga Grey, kini berdiri di depan mereka, menyeringai lebar.
"Ah, akhirnya putri Esta datang," kata Monvok dengan nada dingin yang membuat Elara merinding. "Aku telah menunggumu, Elara."
Elara menggertakkan giginya, mencengkeram kuat lengan Nate. "Kau yang menculik nenekku, bukan?"
Monvok hanya tertawa pelan, suaranya menggema di dalam ruangan besar itu. "Tentu saja. Aku sudah lama menantikan kesempatan ini. Kau tahu, darah suci dalam keluargamu adalah warisan yang langka. Hanya butuh beberapa tetes darahmu, Elara, dan kekuatan tak terbayangkan akan menjadi milikku."
Elara tak bisa menyembunyikan kemarahannya. "Kau tak akan bisa mendapatkan apa yang kau inginkan, Max."
"Benarkah?" Monvok (Max) menyeringai, lalu menoleh ke Nate. "Bagaimana jika aku membuat tawaran untukmu, Nate? Kembalikan anak tirimu ini kepadaku, dan aku akan mengampuni mu atas masa lalu mu yang penuh dosa."
Nate terdiam, tatapannya kosong sejenak. Elara memandangnya dengan penuh kecurigaan, bertanya-tanya apakah Nate akan mengkhianatinya sekali lagi.
Tapi Nate menggenggam tangannya, menariknya lebih dekat. "Aku tidak akan membiarkan dia mengambilmu, Elara. Kau adalah keluarga Grey, dan aku telah cukup banyak merusak hidupmu. Sekarang aku akan melindungimu."