Di saat fokus dengan masa hijrahnya, Damian kembali di hadapkan dengan masalah yang membuatnya harus menikahi gadis bercadar.
Damian Pangestu yang mempunyai masalalu yang buruk harus berada di tengah-tengah keluarga yang ahli agama.
Pernikahan yang tak terduga itu membuat rumah tangga Damian dan Adhiba bertahan walaupun harus menerjang hujan dan badai. Terlebih masa lalu Damian yang seorang pendosa muncul satu persatu.
Lalu bagaimana cara mereka menghadapinya?
•••••
"Jangan berharap lebih padaku Adhiba..Aku yang seorang pendosa sangat tidak pantas bersanding dengan wanita sepertimu" Damian Pangestu
"Aku tidak akan berharap lebih darimu, Tapi aku lah yang akan membuat pendosa sepertimu berharap agar lebih lama bersanding bersama wanita seperti ku.." Adhiba Azalea Ibrahimi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My Zawji/ Zawjati
Syifa lupa mengecas ponselnya tadi. Hingga dia tidak bisa menghubungi supir ataupun memesan taksi online.
"Gini nih, Udah tahu baterai sekarat masih gak di isi, Kalo udah kayak gini gimana? Pulang aja susah.."Keluhnya pada diri sendiri. Syifa berdecak kesal, Mana cuaca cukup terik siang ini. Ingin rasanya Syifa lepas hijab itu saking tak kuatnya dengan cuaca panas hari ini.
"Kira-kira ada yang mau pulang gak yah.. Nebeng aja enak kali ya.. "Syifa menoleh kesana kemari. Tak ada orang yang keluar dari hotel. Mungkin ia adalah orang pertama yang pulang lebih awal, Kalaupun ada, Pasti bukan temannya. Gak mungkin kan? Syifa menumpang pada orang yang tidak ia kenal. Malu!
Sebuah mobil terhenti di depan gadis itu, Tentu saja Syifa mengenal mobil siapa itu. Kaca mobil terbuka, Ryan menatap sang tunangan yang terlihat malas.
"Ayo masuk, Biar aku antar kamu pulang..."Kata Ryan pelan-pelan. Pria itu tahu bahwa Syifa mungkin masih marah padanya. Syifa mengangkat kepalanya, Melihat Mitha yang lagi-lagi satu mobil dengan Ryan.
"Aku mau, Tapi kamu turunin dia.. "Permintaan Syifa jelas saja langsung Ryan tolak begitu saja.
"Ya gak bisa lah Fa, Kalo aku turunin Mitha, Terus dia pulang sama siapa? Udahlah gak usah ribet. Mending kamu naik sekarang.."Syifa mendengus kesal, Mana bisa begitu. Seharusnya dia kan? Yang duduk di situ. Harusnya dia yang berhak.
"Aku gak mau. Kamu turunin dia, Baru aku masuk.."Syifa masih kekeuh dengan keinginannya.
"Udahlah, Kamu jangan kayak anak kecil gini.. Sekarang kamu masuk aja. Bisa-bisa aku yang kena marah nanti sama Om dan Tante kalau..
"Pulang bareng gue aja yuk.."Tawaran itu berhasil menyita tiga orang yang ada disana. Kevin, Menghentikan motor mewahnya itu di dekat Syifa. Bersebelahan dengan mobil Ryan hingga posisi Syifa berada di tengah-tengah.
"Kalo lo masuk ke mobil itu, Harga diri lo akan di injak-injak.. Lo seolah gak ada harganya di mata dia.."Ucap Kevin sembari menatap Ryan dengan senyum sinis. Kevin akui, Ia memang bukan pria baik, Kevin suka main wanita. Tapi ia tidak suka jika wanita yang sudah resmi menyandang status seperti Syifa Justru di abaikan dan lebih mementingkan wanita lain.
"Syifa..."Ryan seolah menekan agar gadis itu ikut dengannya.
"Aku ikut Kevin saja..Sama seperti kamu yang bisa berdua dengan wanita lain. Akupun bisa.."Syifa akhirnya lebih memilih naik ke motor tersebut berdua dengan Kevin saja. Ia tidak ingin jadi nyamuk apabila berada satu mobil dengan Ryan.
Syifa memang merubah penampilannya dengan belajar berhijab. Tapi dia bukan wanita sholeha seperti Adiba.
Brumm.. Brumm..
"Gue memang bukan pria baik.. Tapi gue bukan pria plinplan kayak loe!" Ucap Kevin tersenyum miring ke arah Ryan yang sudah mengepalkan tangannya. "Perlu lo tahu! Gue emang brengsek. Tapi gue paham, Kalau cewek tuh mau jadi satu-satunya.. bukan salah satunya.."Usai mengatakan itu, Kevin melajukan kendaraan roda duanya pergi. Bersama Syifa yang di bonceng di belakang.
****
Acara resepsi semakin banyak tamu yang hadir. Ada pula yang sudah pulang karena ada kepentingan mendadak atau kepentingan keluarga.
Sementara untuk pengantinnya. Damian dan Adiba dengan sabar menyalami mereka satu persatu hingga kedatangan satu keluarga membuat Damian enggan sebenarnya. Tapi mau bagaimana lagi..
"Selamat ya atas pernikahannya Damian..",Ucap Om Seto ayah dari Dinda. Pria itu menyalami Damian dan memeluk putra temannya ini dan menepuk pelan pundaknya. Sikap Seto sangat jauh berbeda dengan anak dan istrinya.
"Makasih ya Om.." Tentu saja Damian berucap sangat ramah, Karena memang sebaik itu Om Seto.
Setelah pria paruh baya itu pergi, Kini giliran dua wanita yang beberapa hari yang lalu membuat ulah.
"Selamat ya Damian atas pernikahannya.."Anet mengulurkan tangannya namun bukan sambutan yang wanita itu dapat melainkan Damian yang langsung mengatup dua tangannya. Anet tersenyum sinis dan berkata
"Dih sok suci kamu..
Damian hanya tersenyum, Percuma di tanggapi. Ini adalah acaranya, Ia tak mau acara ini kacau hanya karena ulah dua wanita tak tau malu ini.
Setelahnya, Anet menyalami Adiba. Wanita itu meringis saat Anet menekan tangan Adiba hingga istri Damian itu merasakan kesakitan. Lagi-lagi Anet tersenyum sinis.
Namun siapa sangka, Adiba justru membalas nya. Wanita bercadar itu berkali-kali lipat menekan tangan Anet hingga berbunyi
Krek!!
"Saya mohon jangan berakting seolah-olah anda lah korbannya disini. Saya hanya mengimbangi anda saja.. Anda jual saya beli..."Anet menggerutu tak jelas setelah bersalaman dengan Adiba.
"Astagaa.. Tanganku, Rasanya remuk sekali.. Dia makan apa sih.. "Ringisnya saat rasa nyeri itu semakin menjadi.
"Selamat ya, Damian itu bekasku lo..Emang kamu gak jijik sama dia.."Setelah tadi ibunya, Kini anaknya. Definisi buah jatuh sepohon-pohonnya.
"Aku tidak jijik dengan bekasmu..Karena akulah yang telah menemukannya, Kemudian membersihkan nya hingga benar-benar bersih dan suci.. Dan setelahnya, aku tidak akan pernah memberikannya kepada siapapun lagi. Termasuk kamu.."Dinda berdecak kesal, Wanita itu segera pergi darisana. Selalu saja ia kalah ucapan dengan Adiba. Padahal ia juga bisa melawan sebenarnya, Tapi jika di lawan, Adiba pasti akan selalu memberi jawaban lagi dan lagi.
.
.
.
Acara resepsi yang di adakan memang sangat meriah karena memang di rayakan secara besar-besaran. Tamu yang di undang pun tak sedikit.
Sebagai tuan rumah sudah pasti Damian dan Adiba merasa lelah yang sangat luar biasa.
Kini sepasang pengantin itu baru saja selesai membersihkan diri. Damian mengajak sang istri mandi bersama. Tentu saja bukan hanya sekedar mandi saja, melainkan lebih dari itu.
Adiba membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, Posisi nya saling berhadapan dengan sang suami yang menatap lekat dirinya.
"I Love you My Zawjati.."Adiba terkekeh mendengar kata cinta itu. Bagaimana bisa bahasa inggris di satukan dengan dengan. bahasa arab secara bersamaan.
"Kenapa ketawa sayang? Ada yang salah?"Adiba menggelengkan kepalanya. "Lalu?
"Harusnya uhibbuk zawjati..
"Ya gak lah..Itumah dah pasaran.. Kalo yang barusan kan enggak.."
"Ya udah, Biar aku balas.. I Love you too My Zawji..."Damian tersenyum manis, Pria itu merengkuh tubuh sang istri ke dalam pelukannya .
"Terima kasih sudah mau menerima mas sayang.. Mas sayang sama kamu.. terus bimbing mas ya.."
"Iya mas, Mungkin karena itulah Allah menyatukan kita. Mungkin agar kita bisa saling melengkapi..
"Mas sayang kamu,..
"Aku juga..
Cup..
Damian mengecup pucuk kepala sang istri. Rasa lelah karena acara seharian membuat keduanya mengantuk. Tanpa terasa keduanya memejamkan dan mulai masuk ke alam mimpi...
.
.
.
TBC
so sweet bgt damian adhiba
buat syifa udh lupan Ryan jngan ngemis.apa yg di katakan Kevin ada benernya tuh
untk syifa sdh lepasin dia ga usah km cari" perhatian si ryan jgn ngerendahin diti sendiri syifa km berhak bahagia