Cecil dan Kevin sepasang kekasih. Hubungan mereka terkendala restu dari mamanya Cecil. Namun, karena rasa cintanya yang begitu besar, Cecil pun berani menantang orang tuanya.
Padahal, tanpa Cecil sadari, dia hanya dimanfaatkan Kevin. Gadis itu sampai rela menjual barang-barang berharga miliknya dan bahkan meminjam uang demi menuruti permintaan sang kekasih.
Apakah hubungan yang toxic ini akan bertahan? Sadarkah Cecil jika dia hanya dimanfaatkan Kevin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Enam
Saat Kevin akan berbuat yang lebih jauh, Cecil tersadar dan mendorong tubuh pria itu, hingga terjungkal. Gadis itu bangun dan mengambil bajunya yang berserakan, lalu memakainya.
Kevin yang tersadar dan tak ingin gadis itu marah, langsung mendekati dan memeluknya sambil meminta maaf dengan wajah sendu penuh penyesalan, walau itu hanya pura-pura.
"Maafkan aku, Sayang. Aku terbawa suasana. Aku tak mau kamu berpikir buruk. Sumpah, aku hanya terbawa suasana," ucap Kevin dengan suara sedikit gugup karena takut Cecil akan meninggalkan dirinya karena ini.
"Kevin, aku tak mau ini terulang lagi. Memang ini bukan salahmu, tapi salahku juga. Tapi aku mohon, jangan pancing dan ulangi lagi. Aku tak mau. Ini tak boleh kita lakukan, kita belum nikah," balas Cecil.
"Iya, Sayang. Maafkan aku. Sekali lagi maafkan aku. Semua di luar kendaliku. Aku tak akan mengulangi lagi," ucap Kevin.
Cecil hanya mengangguk sebagai jawaban. Dia kembali duduk setelah memakai bajunya. Gadis itu tampak menarik napas dalam. Tak menyangka jika dirinya bisa terbuai hingga hampir kehilangan kesuciannya.
Melihat situasi yang mulai tak kondusif dan Mira tak mau nanti Kevin jadi disalahkan, dia lalu keluar. Membawa minum dan kue.
Cecil tampak makin terkejut melihat kehadiran Mira. Baru dia sadar jika di apartemen bukan hanya ada dia dan Kevin. Rasanya dia ingin menghilang saja dari muka bumi. Pasti Mira melihat semua tadi, pikir Cecil dalam hatinya.
"Maaf Mbak Cecil, minumnya agak sedikit telat. Pertama buat tumpah, dan aku harus membersihkan dapur sehingga jadi telat," ucap Mira.
"Tak apa, Mira. Terima kasih," ucap Cecil.
Cecil langsung meneguk minuman hingga habis. Kejadian tadi masih terbayang dalam pikirannya. Hampir saja dia menyerahkan kesuciannya. Walau dia sangat mencintai Kevin, bukan berarti dia mau melakukan hubungan sebelum nikah.
"Mas Kevin, Mbak Cecil, aku pamit dulu. Aku tadi datang hanya untuk mengabarkan tentang ibunya Mas Kevin. Aku pamit dulu, permisi," ucap Mira.
"Sepertinya aku jadi pulang kampung, Mir. Cecil telah meminjamkan uangnya untukku. Sayang, setelah aku dapat kerja semua uangmu yang pernah aku pakai, pasti akan aku ganti. Aku tak mau dikatakan morotin kamu," ujar Kevin.
Sebenarnya Kevin ingin mengatakan pada Mira jika dia telah mendapatkan uang yang diinginkan. Dia hanya bermodalkan perhatian dan ucapan manis, semua kebutuhan dan keinginan akan terwujud.
"Syukurlah kalau Mas Kevin jadi pulang kampung. Kasihan ibu nya sering bertanya tentang Mas Kevin. Mungkin sudah sangat rindu," ucap Mira.
"Iya, Mira."
"Sekali lagi aku katakan, aku pamit dulu," ucap Mira.
Mira lalu berjalan keluar dari apartemen. Kevin tersenyum sambil mengedipkan matanya ke arah wanita itu.
Kevin lalu memeluk Cecil dan mengecup pucuk kepalanya. Dia harus bisa meyakinkan gadis itu jika apa yang dilakukan tadi diluar kendali dan tak dia kehendaki.
"Sayang, apa kamu masih marah karena hal tadi? Apa yang harus aku lakukan agar kamu bisa memaafkan yang tadi?" tanya Kevin dengan wajah sendu.
Cecil menarik napas dan membuangnya perlahan. Beberapa kali dia melakukan hal itu. Dia tak habis pikir dengan apa yang terjadi tadi. Begitu bodohnya hingga pasrah dengan perbuatan pria itu.
"Aku dan Kamu sama-sama salah. Lupakan saja. Aku hanya minta, jangan pernah mengulanginya. Dari awal sudah aku katakan jika aku tak mau berhubungan badan sebelum nikah!" seru Cecil.
"Ya, Sayang. Maafkan aku. Aku akan mengingatnya," ucap Kevin.
"Ini uang dua puluh juta. Aku harap cukup untuk ongkos kamu pulang kampung," ucap Cecil.
Cecil menyerahkan uang itu ke tangan Kevin. Pria itu tersenyum semringah begitu melihat tumpukan uang merah ditangannya. Dia langsung memeluk kekasihnya itu.
"Aku tak tau harus berkata apa lagi, Sayang. Kamu terlalu baik. Aku belum pernah bertemu gadis seperti kamu, yang sangat cantik dan baik. Semoga hubungan kita ini akan selamanya, hingga kita menua bersama," ucap Kevin dengan suara yang dibuat lemah lembut.
"Kapan rencana pulang kampungnya?" tanya Cecil.
"Sore ini juga. Aku sudah tak sabar ingin bertemu dengan ibuku. Akan aku ceritakan pada ibuku tentang kamu dan akan aku katakan betapa baik dan cantiknya kamu. Aku pria yang paling beruntung bisa dicintai oleh seorang gadis bernama Cecil," jawab Kevin.
"Kamu pulang kampung sendiri aja?" tanya Cecil.
Cecil sangat berharap jika Kevin mengajaknya ikut, dengan begitu dia bisa kenal dengan keluarga pria itu. Dia ingin menjadi bagian dari sang kekasih. Bagi gadis itu dengan mengenalkan dirinya pada keluarga sebagai bukti keseriusan. Namun, ternyata pria itu hanya mau pulang sendiri. Ada sedikit kecewa dihatinya.
"Tentu saja, Sayang. Jangan cemburu, tak ada wanita lain," jawab Kevin.
Cecil hanya tersenyum menanggapi ucapan pria itu. Dia lalu menghabiskan minumnya.
"Sayang, aku akan siap-siap dulu, apa kamu tak apa aku tinggalkan sebentar. Aku mau ke kamar, menyusun baju," ucap Kevin.
"Silakan ...!" balas Cecil.
Kevin lalu berdiri dan langsung masuk ke kamar. Dia mengambil gawai dari kantong celananya. Takut jika Cecil tahu jika dia masih memiliki satu lagi gawai. Pria itu lalu menghubungi Mira dan mengajaknya pulang kampung bersama. Meminta wanita itu menunggu di terminal bus.
Sementara itu, Cecil yang sedang duduk di sofa dikejutkan dengan bunyi gawainya. Dia melihat ada pesan masuk dari sang mama.
"Cecil, kamu bawa kemana motor. Cepat bawa pulang. Jangan lupa sekalian uang kuliah yang ada denganmu. Mama tunggu di rumah nanti malam!"
Cecil menarik napas dalam. Kemana dia akan mencari uang sebagai pengganti uang kuliah yang terpakai, dan apa alasannya jika mama bertanya keberadaan motor itu?
Cecil menarik rambutnya frustasi. Dia tak tahu harus menjawab apa nantinya jika sang mama meminta uang dan motor.
lanjut thor
Mam Reni aq jadi curiga dan penasaran dwehhh 🤭🤭
cecil bilang trs terang niar mmhnya attala tau dan mungkin bisa berobat kefisikiater jg di tutupin