Rehan merupakan putra bungsu dari pasangan pengusaha konglomerat perusahaan terkemuka baru saja pindah kekota Batam setelah selama dua tahun tak tinggal bersama orang tuanya karena permasalah dengan sang ayah.
tujuannya pindah adalah untuk mencari pengalaman dan membangun sebuah perusahaan yang akan di gunakan untuk balas dendam dengan sang ayah yang meremehkan nya hingga berujung kabur dari rumah. beruntung ibu nya yang baik memberikan perusahaan yang di ambang kebangkrutan. sebuah jalan telah tercipta. mampu kah Rehan membalaskan dendam kepada sang ayah.? seperti apa perjalanan nya.? simak cerita di bawah ini.!
cerita ini adalah fiksi maaf apabila ada kesamaan nama krakter atau tempat.
semua cerita ini hanya khayalan semata tanpa ada niat menyungung siapapun. maaf sebesar besarnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isam M.badrul hisyam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7 SEKERTARIS BARU
seorang wanita Parung baya datang mendekati paman bara yang sedang mengawasi antrian para pelamar.
selamat pagi pak bara ujar wanita tersebut.
"pagi juga ibu salsa."
kulihat anda begitu memahami betul sikap CEO baru perusahaan ini ya. aku kagum mampu bereaksi cepat begitu dia berdiri diam begitu. padahal karyawan yang di ajaknya bicara hanya diam saja tanpa tahu langkah yang akan di ambilnya.
hahahaha... tidak juga ibu salsa, karakter tuan muda masih susah di tebak.
saya hanya kebetulan melihat kondisi sekitarnya saja.
dia adalah orang yang paling tidak suka mengganggu pandangan sekitar.
jadi antrian yang panjang dan bising tersebut membuat Dangan mengganggu nya.
"jelas paman bara."
"oh seperti itu ya." sudah beberapa lama anda mengikuti dia.? tanya ibu salsa.
saya sudah belasan tahun mengikuti nyonya Risa Alexander namun mengikuti tuan muda saya baru 3 tahun yang lalu. setelah dia kabur dari rumah. jawab paman bara.
ibu salsa mengerutkan kening.
kabur dari rumah.?
apa maksud anda.?
ini sebenarnya adalah masalah pribadi keluarga nyonya Alexander namun sepertinya anda juga perlu tahu.
karena kedepannya anda mungkin lebih sering berhadapan dengannya.
paman bara pun menceritakan maksud dari perkataan nya itu. ibu salsa yang mendengarkan cerita itupun menyipitkan matanya dengan tajam.
ada rasa keterkejutan dalam dirinya.
"hall seperti itu terjadi pada keluarga nyonya Risa Alexander, aku sangat tidak menyangka sama sekali. ku kira keluarganya baik baik saja.
"ya begitulah." ku harap kedalam nya anda dapat memberitahu kan karyawan untuk tidak menyinggungnya tentang masalah keluarga.
tapi usahakan berita ini hanya karyawan saja yang tahu, jangan sampai keluarga nyonya Alexander tahu."
baiklah aku akan memberitahukan karyawan lain agar hall seperti itu tidak terjadi.
"paman bara menganggukan kepalnya."
baiklah kalo begitu, saya akan naik keruangan tuan muda untuk mengatur hall hari ini.
saya pergi dulu, ujar paman bara sambil menuju ke salah satu lift yang ada di lantai itu.
"baiklah. ibu salsa kembali keruangan kerja ya."
sementara itu di lantai 3 penyeleksian sekertaris baru Rehan berjalan dengan lancar.
para pelamar mendapatkan tempat duduk untuk mengantri dan ruangan yang nyaman.
Revalina yang duduk di barisan itu masih merasa gugup.
namanya sama sekali belum di panggil ia takut tidak lulus seleksi administrasi kali ini.
beberapa jam menunggu Revalina juga belum di panggil. beberapa pelamar yang sedang menunggu bersamanya memilih pulang.
paman bara yang habis dari ruangan Rehan turun kelantai 3. ia mengawasi proses seleksi. dan melihat Revalina yang sedang gelisah. Revalina sendiri tidak menyadari dia sedang di perhatikan dari jauh.
"dia benar benar datang yah." gumam paman bara.
dengan segera ia berjalan menuju tempat panitia seleksi. ia melihat berkas yang ada di meja. membuka berkas satu demi satu.
tak lama ia menemukan berkas milik Revalina
berdasarkan foto yang ada di CV nya.
berkas itu berada di dekat berkas yang tidak lolos administrasi. paman bara menghampiri karyawan yang Bertugas menyeleksi tahap pertama.
"panggil orang ini untuk masuk ketahap kedua." ujar paman bara.
karyawan itu membuka berkas yang diserahkan paman bara padanya.
ia membaca dengan seksama.
"maaf paman bara, orang ini tidak di memenuhi syarat yang di minta.
mengapa anda ingin meloloskan dia ketahap kedua.?
lakukan saja perintah ku." balas paman bara dengan nada tinggi.
karyawan yang tahu maksud dari nada itu hanya menundukkan kepalanya.
baiklah tuan bara akan saya segera panggil dia.
karyawan itu masuk kedalam ruangan untuk menaruh berkas yang sudah lolos seleksi.
ia kemudian memberitahukan kepada karyawan yang bertugas melakukan interview.
setelah itu karyawan tersebut kembali ketempat kerjanya.
seorang karyawan keluar dari ruang.
"atas nama Revalina silahkan masuk keruangan."
suara itu mengagetkan Revalina yang duduk dengan gelisah. hall yang ia tunggu-tunggu memang benar terjadi. dengan segera ia bangkit berjalan menuju ruangan seleksi tahap 2.
Krek....!
pintu ruangan terbuka, Revalina masuk kedalam ruangan. di dalam terdapat 3 orang yang duduk saling berjajar.
Revalina duduk paling pojok kursi yang telah di sediakan.
"Revalina pendidikan terakhir s1. uajar karyawan yang bertugas.
ia pak balas Revalina sambil menganggukan kepala. oh yang barusan bertanya pada Revalina dan memperhatikan nya dengan seksama.
"apa motivasi kamu mendaftar di sini.?
ujar karyawan tersebut.
ah. saya hanya ingin menambah wawasan dan pengalaman saya dengan mendaftar di sini. ujar Revalina.
apa kamu pernah mempelajari tentang administrasi perkantoran.?
tentu saja pernah. jawab Revalina.
karyawan tersebut berpikir keras. ia sedikit bingung ingin menanyakan apa kepada Revalina. hall ini kriteria yang Revalina miliki memang tidak cukup untuk mendaftar.
namun ia tadi menerima perintah dari tuan bara yang merupakan asisten dari CEO perusahaan ini untuk meloloskan nya.
hall ini membuatnya kebingungan.
hmmm. baiklah juara kamu berhak maju ketahap selanjutnya.
Revalina terkejut mendengar hal itu. ia tidak menyangka jika interview sebegitu mudahnya.
"apakah benar saya lolos pak.?
tanya revalina."
ia kamu lolos silahkan naik kelantai 16, untuk melakukan interview dengan CEO perusahaan.
syukurlah terimakasih bayak pak.
ujar Revalina sambil menundukkan kepalnya.
Revalina pun terseyum dengan bahagia.
Revalina segera berjalan menuju lift lalu naik kelantai 16. hatinya begitu senang dan bahagia. ia sebenarnya sama sekali tida mengerti apa yang terjadi. namun ia tidak memikirkannya karena masih ada tahap terakhir yang harus ia lalui.
sampai di ruangan 16 ia keluar dari lift, ia melihat 3 orang tengah duduk secara berbarengan. ketiga orang itu menatap Revalina dengan tatapan tajam.
mereka tidak menyangka orang seperti Revalina bisa lolos tahap 2.
Revalina berjalan menuju 3 orang itu lalu duduk di tempat yang tersisa.
ia duduk dengan menundukkan kepalanya.
tak lama seseorang yang bersama mereka di panggil keruangan. beberapa menit kemudian ia keluar dengan wajah masam. lalu berjalan menuju lift tanpa sepatah katapun.
Revalina menjadi semakin gugup, ia tahu orang yang barusan keluar ruangan CEO tidak berhasil lolos tahap terakhir interview dengan melihat raut wajahnya.
orang kedua di panggil masuk, tak beberapa lama ia keluar dengan raut wajah yang sama seperti orang pertama. ia menuju lift tanpa sepatah katapun sembari menatap tajam kedua kandidat yang tersisa.
orang yang ketiga pun masuk hall yang serupa pun terjadi padanya.
kini tinggal Revalina sendiri di sana hall ini membuatnya semakin gugup, tangannya sampai berkeringat dan gemetar.
"Revalina silahkan masuk."
panggil seseorang dari dalam ruangan. hal itu membuat Revalina menjadi terkejut. ia berdiri dengan menarik nafas dalam dalam. tangan nya meraih gagang pintu lalu membukanya.
"Revalina masuk keruangan itu."
di dalam ruangan terlihat seorang remaja.
dengan jas berwarna gradasi biru duduk di sofa panjang yang melingkar dengan sebuah meja di tengahnya. remaja itu adalah orang yang tadi menarik perhatian bayak orang dan di beri hormat oleh karyawan saat di lobby gedung. remaja itu adalah CEO Alexander group yang baru.
dia bernama Rehan.
"silahkan duduk ujar remaja itu."
Revalina segera mengikuti instruksi nya.
Rehan melihat seorang perempuan muda berbaju putih dan memakai rok pendek duduk di depannya. wajah nya begitu tenang.
Rehan membuka sebuah berkas yang ada di meja nya lalu membacanya.
nama mu revalina yah.! nama yang bagus. pengalaman belum ada ya. pendidikan terakhir s1.
Revalina menganggukan kepalnya.
jantung nya berdetak kencang ia benar-benar gugup.
apa motivasi mu mendaftar kesini.
"saya hanya butuh pekerjaan pak."
jawab Revalina.
Rehan menaruh berkas milik Revalina di atas meja.
Rehan menatap Revalina dengan tajam.
hall ini membuat Revalina menjadi semakin gugup dan tidak nyaman.
coba berdiri dan lepaskan alas kaki mu.
ha...
Revalina terkejut.
mendengar perkataan Rehan tersebut. namun ia segera melakukan apa yang di suruh remaja itu.
berbalik lah ujar rehan.
Revalina mengikuti perintah itu begitu saja.
sesaat kemudian ia merasa ada hall yang aneh. lebih dari semenit ia berbalik seperti itu. apa yang orang itu inginkan sebenarnya.?
apa ia sedang melihat lekuk tubuhnya.?
Revalina sadar bahwa tubuhnya sedikit menggoda di bandingkan wanita seusianya.
pinggul yang besar pantat yang montok memang menjadi daya tarik tersendiri baginya yang tidak biasa ia sangkal.
saat kuliah bayak tangan tangan jahil yang berusaha melecehkannya. apa orang yang di depannya ini juga akan melecehkannya. gumam Revalina.
berbalik lah kembali.
Revalina terkejut melihat Rehan berdiri tegap didepannya, yang kini menghadap kearah nya.
kepala Revalina mendongak keatas karena ia memang lebih pendek dari Rehan.
jarak keduanya hanya sejengkal.
hall ini membuat jantungnya berdegup kencang. ia mengedipkan matanya berusaha tidak menatap ke arah Rehan.
"lumayan tinggi juga kamu yah."
Revalina terkejut mendengar hal itu.
ia juga merasa aneh kepala nya di usap seperti itu.
namun entah kenapa dia merasakan ketenangan dan kenyamanan yang belum pernah ia rasakan saat di usap.
Rehan segera menarik tangannya, lalu berjalan kembali ketempat duduknya.
"silahkan duduk kembali."
Revalina terkejut mendengar hall itu ia tidak menyangka akan di terima kerja semudah itu.
Rehan menepuk tangannya 3 kali, seorang pria berpakian rapi berjas datang masuk keruangan Rehan, lalu berdiri di sebelah sebuah sofa tempat Revalina duduk.
anda memanggilku tuan muda.? uajar pria itu.
Revalina seperti pernah mendengar suara pria itu. ia pun menoleh kearahnya. Revalina terkejut saat melihat pria itu adalah orang yang waktu itu menempelkan selembaran pengumuman dan memberikan saran kepadanya untuk tetap mencoba melamar pekerjaan itu.
ia ingin berbicara pada pria itu namun tidak berani karena Rehan masih ada di depannya.
"apakah dia perempuan yang kamu katakan waktu itu." ujar rehan.
"benar tua muda. bagaimana dengan pilihan saya. apakah cocok.?
Rehan terseyum.
semakin lama kemampuan mu dalam memahami kebutuhanku semakin bagus.
aku merasa terbantu dengan kemampuan mu itu, paman bara.
ah tuan muda terlalu memuji, saya hanya kebetulan bertemu dengan perempuan ini dan merasa cocok untuk jadi sekertaris anda.
Rehan menganggukan kepalanya.
antar kan dia kepada Mbak Salsa.
minta mbak salsa membimbing nya menjadi sekertaris yang baik.
katakan juga padanya untuk melakukanya secara perlahan.
aku ingin dalam sebulan minimal dia bisa melakukan tugas umumnya.
sebelum selanjutnya di bina menjadi semakin profesional.
"baik tuan muda." balas paman bara sambil membungkukkan badannya.
Rehan melihat kearah Revalina yang tengah terdiam.
Revalina silahkan ikuti paman bara, kamu akan memulai training mu hari ini.
aku menantikan kerja sama denganmu.
"ah baik pak, balas Revalina.
Revalina berdiri lalu menundukkan kepalanya kepada Rehan.
saya undur diri tuan muda.
paman bara lalu meninggalkan ruangan Rehan di ikuti Revalina.
di koridor kantor, Revalina yang berjalan dengan paman bara mempercepat langkahnya, untuk bisa berjalan bersamaan dengan paman bara.
"maaf pak, sebelumnya, aku tidak mengira bahwa anda bekerja di perusahaan ini.
ujar Revalina."
"ya begitulah." aku adalah asisten tuan muda yang di minta langsung pemilik perusahaan
untuk mendampingi tuan muda menjalankan perusahaan ini.
di beberapa hall aku akan menggantikan tuan muda di kantor karena kegiatan utamanya."
oh begitu." memang nya apa kegiatan utama pak CEO.? bukankah kegiatan utamanya bekerja di kantor ini.? tanya Revalina.
paman bara terseyum.
kedepannya jangan panggil CEO kita dengan sebutan pak, ya.
dia jauh lebih muda dari mu, tetapi kau harus tetap menghormati nya.
panggil saja dia dengan sebutan tuan muda.
"baik pak."
oh iya. kamu juga tidak menyangka bahwa tuan muda masih bersekolah bukan.?
lanjut paman bara.
hah, masih sekolah.? jawab Revalina dengan terkejut.
ia dia masih kelas 11 SMA.
langkah Revalina terhenti begitu mendengar perkataan paman bara.
ia terkejut mendengar bahwa CEO perusahaan nya itu masih anak sekolahan.
bearti Usianya jauh lebih muda dari nya.
ia merasa malu memanggil sebutan pak kepada orang yang lebih muda darinya.
ada apa, kenapa berhenti.?
suara paman bara membuyarkan lamunan Revalina. ia kemudian berjalan kembali menyusul paman bara yang sudah beberapa langkah di depannya.
"ah tidak apa apa pak."
jawab Revalina
keduanya berjalan menuju ruangan ibu salsa di lantai 1.
up dable up dong thor
masa masih mikir mau ketemu sama siapa..
tapi klo tulis seorang gadis ,, pas klo di bilang Siswi..
walau gadis n wanita itu sama2 perempuan. tapi konteks nya beda.. itu menurut aye.