Kesedihan mendalam karena diselingkuhi sang tunangan, membuat Sanum menerima tawaran Vevita sahabat baiknya. yang memberikan Sanum sebuah voucher liburan Menaiki kapal pesiar termewah, yang tidak sembarangan orang bisa memasuki nya.
Kesialan pun berlanjut, Sanum yang setengah mabuk salah memasuki kamar. Rasa kecewa dan penghianatan membuat dia Ingin membalas dengan pria yang dianggapnya sebagai pria bayaran yang dikirimkan oleh Vevita untuk menemaninya selama liburan.
Setelah melalui malam panjang, One Night Love dengan pria itu. Sanum pun pergi begitu saja, dia pun menghilang setelah mengetahui jika dia hamil anak kembar. pertemuan tak terduga kembali setelah Sanum bekerja diperusahaan besar yang ternyata dipimpin oleh pria yang dianggap nya sebagai pria bayaran malam itu.
Mampukah Sanum mempertahankan anak-anaknya, atau memilih kembali pada tunggangan nya Rendi.?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ibu sakit
"Ibu hu..hu...," tangis Sanum pecah sambil mengikuti perawat yang mendorong ibu menuju ruang UGD.
"Nona, Anda tidak boleh masuk. tunggu lah disini karena dokter tengah memeriksa kondisi kesehatan ibumu." terang perawat.
Sanum terhenyak menangis sambil menyandarkan tubuhnya di sandaran dinding rumah sakit. dia sangat takut kehilangan ibunya wanita satu-satunya yang dimiliki nya.
Seperti biasa, ibu selalu menyembunyikan sakitnya dihadapan Sanum. karena dia tidak ingin menambah beban pikiran Sanum. bagi ibu Sanum sudah cukup menderita menjadi tulang punggung untuk ketiga anak-anak nya dan juga mengandung biaya pengobatan nya yang tidak sedikit. sehingga dia lebih memilih menyembunyikan sakitnya.
Tapi pagi ini, ibu tidak maumpu lagi bertahan. rasa sakit dan komplikasi ginjal membuat nya ambruk. dia benar-benar sudah tidak kuat lagi untuk bertahan.
Sanum yang tengah bekerja, langsung meminta izin untuk pulang. meskipun sudah diancam oleh kepala divisi untuk potong gaji. Sanum tidak peduli. bahkan jika perlu dipecatpun dia akan bahagia. paling tidak Sanum akan terbebas dari Arya.
"Bagaimana kondisi ibu daya dok?" Sanum langsung berdiri dan menanyai dokter yang Keluar dari ruangan.
"Kondisi ibumu sangat kritis, kami sudah berusaha yang terbaik. untuk hasilnya kita tinggal berdoa saja pada yang di atas." terang dokter.
Sanum menyeret langkah kakinya, tubuhnya terasa lemas melihat wanita yang disayanginya terbaring koma. dengan beberapa selang yang membantu nya untuk bernafas dan bertahan hidup.
"Ibu, bangunlah. Sanum belum siap jika ibu tinggalkan." ucap nya lirih sambil mencium hangat kening ibunya.
Sementara itu, Melinda yang ditemani asisten nya Sena. langsung membatalkan niatnya untuk kontrol cek kesehatan rutin yang dilakukan Melinda setiap bulan. karena mengikuti dan mencari tahu tentang Sanum lebih penting bagi Melinda sekarang.
" Nyonya besar, ibu muda itu terlalu sulit untuk diselidiki. aku sudah beberapa kali mencoba selalu gagal." terang Sena.
"Kita pakai cara lain, tapi setelah kita balik dari Meksiko nanti."
Sanum sengaja mengajukan untuk cuti dari pekerjaan, sampai ibunya sadar dan sembuh. mengingat dia tidak mempunyai keluarga lain yang akan menggantikannya untuk merawat ibunya. sementara ketiga buah hatinya diambil alih oleh biijah yang merawatnya.
"Nona Sanum ibu Anda harus segera dioperasi, jika tidak penyakit ginjal nya akan semakin bertambah parah." ucap dokter.
"Dokter lakukan saja yang terbaik untuk ibu, berapun biayanya akan saya usahakan." terang Sanum.
"Baiklah, kamu selesaikan dulu administrasi nya." terang dokter.
Sanum meninggalkan ruangan dokter, menuju meja bagian administrasi. tangannya gemetar melihat biaya yang tertera di lembaran kertas putih itu.
"Biaya pengobatan ibu cukup mahal, semua tabungan ku sudah aku bayaran kan untuk operasi dan perawatan ibu. tapi bagaimana untuk susu Devan, Revano dan Davina. serta gaji untuk biijah yang telah merawat mereka." Sanum merasa lega ibu sudah bisa untuk melakukan operasi tapi tidak dengan biaya hidup mereka kedepan sedangkan uang gajinya tinggal untuk biaya makan untuk beberapa hari kedepan nya.
"Kamu kenapa nak," sapa Melinda tersenyum ramah duduk disebelah Sanum.
"Tante, kita sepertinya pernah bertemu." Sanum membalas senyum Melinda.
"Kamu kenapa terlihat murung nak, dan siapa yang sakit.?" tanya Melinda ikutan khawatir menyangka ketiga bocah yang sangat disayanginya itu yang sakit.
"Ibu saya, Tante." terang Sanum.
Jawaban Sanum membuat Melinda bernafas lega, karena bukan ketiga anak Sanum yang membuat nya jatuh cinta itu.
"Tante ngerti. kamu pasti sangat khawatir sekali ya nak." mengusap bahu Sanum.
"I..iya Tante," sambil menyimpan kertas putih daftar biaya pengobatan sang ibu.
"Oya nak, siapa namamu kita sudah sering bertemu tapi tidak saling mengenal."
"Aku Sanum Tante."
"Nama yang bagus, Oya kalau kamu butuh sesuatu hubungi saja Tante." memberikan kartu nama pada Sanum.
"Uuips, Tante lupa dalam waktu dekat ini Tante dan putra Tante mau ke Meksiko tempat kelahiran dan makam almarhum suami Tante. selepas pulang dari Meksiko nanti kamu mau nggak kita ketemuan dirumah Tante?"
Mau Tante." balas Sanum tersenyum.
Pertemuan singkat itupun berakhir, Melinda kembali pulang karena harus bersiap balik ke Meksiko bersama Arya.
kenapa mama n oma g bilang klo nama janda itu Shanum.. pasti langsung cuz KUA 🥰🥰