Sebelum meninggalkan Kenanga untuk selamanya, Angga menikahkan Kenanga dengan sahabatnya yang hanya seorang manager di sebuah bank swasta.
Dunia Kenanga runtuh saat itu juga, dia sudah tak punya siapa-siapa lagi di dunia ini selain Angga, dan kini Kakaknya itu pergi untuk selama-lamanya.
"Dit, gue titip adik gue. Tolong jaga dia dan sayangi dia seperti gue menyayanginya selama ini" ~Angga ~
"Gue bakalan jaga dia, Ngga. Gue janji" ~ Aditya ~
Apa Kenanga yang masih berada di semester akhir kuliahnya bisa menjadi istri yang baik untuk Aditya??
Bagaimana jika masa lalu Aditya datang saat Kenanga mulai jatuh cinta pada Aditya karena sikap lembutnya??
Bagaimana juga ketika teman-teman Aditya selalu mengatakan jika Kenanga hanya istri titipan??
Lalu, bagaimana jika Aditya ternyata menyembunyikan latar belakang keluarganya yang sebenarnya dari semua orang??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mas Adit
Meski Anga sudah melihat tidak adanya gurat kemarahan di wajah Aditya, meski tadi Aditya sempat menggoda Anga dengan memberikan kecupan singkat di bibir Anga. Tetap aja Anga masih merasa takut pada suaminya itu.
Sejak tadi, Anga hanya diam melihat makanan di depannya. Meski masakan Aditya terasa nikmat tapi Anga tak ada selera sama sekali. Dia masih gugup di dekat suaminya.
"Kenapa nggak di makan Dek?? Masih mikirin masalah tadi ya??" Aditya menyadari kecemasan istrinya.
"Anga hanya takut kalau Mas masih marah sama Anga" Cicit Anga.
Dia tak mungkin bisa langsung melupakan bagaimana wajah Aditya saat pertama kali melihatnya di Restoran. Sikap dingin Aditya juga begitu menyeramkan menurut Anga.
Aditya meletakkan sendoknya. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu untuk menghadapi istri kecilnya itu.
"Mas tadinya marah sama kamu Dek. Tapi Mas sudah mendengarkan penjelasan dari kamu, jadi Mas nggak marah lagi. Tapi kalau rasa kecewa tentu ada karena kamu mengambil keputusan sendiri tanpa bertanya dulu atau meminta persetujuan Mas dulu"
"Maaf Mas" Anga menunduk dengan dalam. Dia memainkan jari-jarinya di bawah meja.
"Iya Mas udah maafin kamu. Tapi jangan bohongin Mas lagi ya?? Mas nggak suka"
"Iya Mas"
"Ya sudah ayo makan. Mas udah masak buat kita berdua loh, masa nggak di makan"
"Iya Mas, Anga makan"
Anga mulai melahap makan malam di depannya. Rasanya lebih lega sekarang meski masih mendengar kata kecewa dari Aditya. Setidaknya suaminya itu sudah memaafkannya.
"Mas?"
"Dalem" Aditya menatap istrinya.
Pipi Anga selalu merona saat Aditya menyahut panggilannya seperti itu.
"Emm, boleh nggak kalau habis ini Anga pinjam laptop Mas dulu buat ngerjain tugas??"
"Boleh, kamu nggak perlu bilang dulu kalau mau pakai apapun punya Mas. Kan Mas udah bilang kalau semua yang Mas punya, itu punya kamu juga"
"Makasih ya Mas. Kenapa Mas Adit baik banget sih sama Anga??"
Anga merasa beruntung karena dijodohkan dengan Aditya oleh Kakaknya.
"Ya karena kamu Istri Mas"
Dengan jawaban seperti itu saja sudah membuat hati Anga berbunga-bunga dan jantungnya berdebar-debar.
Apalagi saat mengingat ciuman yang pernah mereka lakukan beberapa hari yang lalu, pelukan yang mereka lakukan saat tidur, juga kecupan singkat tadi. Aditya selalu berhasil membuat Anga seperti terbang ke angkasa.
🍀🍀🍀
Anga mengerjakan tugasnya di atas karpet depan televisi. Aditya juga ada di sebelahnya, menemaninya sambil berbaring menonton televisi.
"Mas??"
"Dalem, ada apa??"
Aditya segera mengalihkan pandangannya dari televisi kepada istrinya.
"Dulu Mas kuliah jurusan apa??"
"S1 Manajemen akuntansi, kalau S2 Mas lanjut ambil Magister. Emangnya kenapa??"
"Kalau gitu, Mas bisa bantu jawab ini nggak??" Anga menggeser laptopnya kehadapan Aditya.
Anga baru tau kalau suaminya itu mempunyai gelar S2. Tak heran suaminya telah menjabat sebagai manager hampir lima tahun ini. Berarti setelah lulus S2, Aditya langsung di angkat menjadi manager di kantornya.
Anga kembali memperhatikan suaminya yang sedang membaca soal yang Kirana berikan.
"Bagian mana yang kamu nggak paham??"
"Ini Mas"
Anga mulai mendengarkan apa yang Aditya jelaskan. Layaknya seroang murid yang mendengarkan gurunya.
Dia semakin mengagumi suaminya. Selain Aditya dianugerahi wajah yang tampan, tapi Aditya ternyata juga pintar.
Tiga puluh menit berlalu, ilmu yang tadinya terserap dengan benar di orak Anga, perlahan menjadi mengambang. Semua karena mata Anga yang tak bisa di kondisi lagi.
Matanya terasa berat dan ingin terlelap. Apalagi di dukung dengan posisi Anga yang berbaring tengkurap menghadap ke laptopnya, sungguh mendukung Anga untuk terlelap saat ini.
"Jadi udah paham belum??" Aditya menoleh pada istrinya.
"Astaga Kenanga" Aditya terkejut namun sedetik kemudian pria itu mengulas senyumnya hingga memunculkan lesung pipit kecil di usung bibirnya itu.
Anga telah terlelap dengan kedua tangannya yang menjadi bantalan karena posisinya tengkurap saat ini.
Aditya menggeser tubuhnya agar lebih leluasa memandangi wajah istrinya. Aditya berbaring menghadap istrinya. Dia menyingkirkan rambut Anga yang menutupi wajah cantik itu.
"Maafkan Mas karena belum bisa jadi suami yang baik buat kamu ya Dek. Maaf karena Mas nggak bisa melindungi kamu dari sahabat Mas sendiri"
Jari-jari Aditya terus bergerak lembut mengusap pucuk kepala Anga dengan sayang.
"Tapi Mas janji, Mas nggak akan membiarkan siapapun menyakiti kamu lagi. Kakak kamu udah menyerahkan tanggungjawabnya sama Mas, jadi Mas harus bisa melindungi kamu dari siapapun. Tapi, di samping itu Mas juga mau melindungi kamu atas dasar kemauan Mas sendiri. Tanpa permintaan dari Kakak kamu Dek"
Aditya semakin mendekatkan dirinya pada Anga. Matanya yang teduh menurut Anga itu terus menatap ke arah bibir merah milik Anga.
Sejak pertama kali mengecup bibir itu untuk pertama kalinya beberapa hari yang lalu, Aditya terus terbayang daging kenyal dan lembut itu. Desiran aneh yang Aditya rasakan saat itu membuatnya ingin sekali mencicipinya lagi dan lagi.
Bibir Aditya hampir saja menyentuh bibir Anga, tapi gerakan Aditya terhenti karena Anga tiba-tiba membuka matanya.
Kalau kalian kira Aditya dan Anga sama-sama langsung menjauhkan dirinya masing-masing, maka kalian salah. Mereka berdua justru tetap pada posisinya dengan mata saling mengunci.
Sepersekian detik mereka bertahan di posisi seperti itu sampai Akhirnya Aditya memejamkan matanya dan menyatukan bibirnya dengan milik Anga.
Cup...
Anga tentu saja masih belum terbiasa dengan tindakan berani dari Aditya. Meski dia dalam posisi berbaring tengkurap dan jantungnya berada di bawah kungkungannya sendiri tapi saat ini tetap saja jantungnya ingin memberontak keluar.
Apalagi saat Aditya mulai menggerakkan bibirnya dengan pelan dan lembut hingga membuat Anga mulai terbuai. Kelembutan Aditya itu semakin membuat Anga terlena hingga mulai memejamkan matanya.
Dia tak tau apa yang harus ia lakukan apalagi saat Aditya mulai mengulum bibir atas dan bawahnya secara bergantian. Bibir Anga justru terasa kaku. Padahal dia sudah sering melihat adegan yang sedang di lakukannya itu di drama-drama korea.
Anga bahkan kembali di buat serangan jantung saat Aditya menarik tubuhnya semakin mendekat untuk memperdalam ciumannya. Anga semakin di buat tak bisa bernafas karena ulah suaminya itu.
Tapi, Anga yang tak mau mengecewakan suaminya, akhirnya mulai berusaha membalas ciuman Aditya. Dia mulai mengimbangi gerakan Aditya meski begitu berantakan.
"Akkhhh Mas Adit!! Kamu membuat aku agilaaaa!!!!" Teriak Anga sekencang-kencangnya, namun hanya di dalam hatinya.
Tadinya Anga yang tidur tengkurap pun sudah berubah terlentang tanpa Anga sadari. Tampaknya dia begitu menikmati ciuman mereka saat ini.
Dia tak sadar kalau dia sudah berbaring pasrah di bawah suaminya sendiri yang sedang bermain dengan bibirnya.
Cukup lama mereka saling berbagi air liur itu hingga Anga tak bisa mengontrol pasokan oksigen yang masuk ke dalam paru-parunya.
Aditya langsung mengehentikan aksinya itu. Sedikit menjauhkan wajahnya hingga bisa melihat bibir Anga yang sedikit bengkak dan memerah.
Diusapnya bibir Anga yang basah itu dengan ibu jarinya hingga membuat pemiliknya malu.
"Makasih Dek, ayo bobok"
Aditya membaringkan tubuhnya, menarik bantal sofa yang sejak tadi ia bawa di atas karpet. Lalu menarik Anga mendekat hingga terjerembab di pelukannya.