Kisah cinta si kembar Winda dan Windi. Mereka sempat mengidamkan pria yang sama. Namun ternyata orang yang mereka idamkan lebih memilih Windi.
Mengetahui Kakanya juga menyukai orang yang sama dengannya, Windi pun mengalah. Ia tidak mau menerima lelaki tersebut karena tidak ingin menyakiti hati kakaknya. Pada akhirnya Winda dan Windi pun tidak berjodoh dengan pria tersebut.
Suatu saat mereka bertemu dengan jodoh masing-masing. Windi menemukan jodohnya terlebih dahulu dibandingkan Kakaknya. Kemudian Winda berjodoh dengan seorang duda yang sempat ia tolak lamarannya.
Pada akhirnya keduanya menjalani kehidupan yang bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keluarga Javier
Javier penasaran, ia merasa khawatir kepada Windi. Ia memutuskan untuk mengikutinya. Namun saat di lampu merah, mobil Javier ketinggalan. Ia masih harus berhenti menunggu lampu hijau berikutnya. Sedangkan Windi sudah melampau jauh.
"Ah sial! Kenapa juga aku harus mengikutinya? Aku harus segera pulang. Kalau tidak, Umma pasti akan menelpon ku lagi." Gerutunya.
Javier belok kiri menuju arah pulang.
Winda baru sampai di rumah karena ia masih harus mengantarkan Jeje dan Mila pulang ke rumah masing-masing.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
Winda mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
"Gimana sudah lihat rukonya?"
"Sudah, Bi. Cocok banget."
"Ya sudah, tinggal ditempati. Kalau perlu properti, kamu bisa minta tolong abangmu."
"Iya, bi. Makasih banyak ya."
"Sama-sama."
Winda masuk ke dalam kamarnya.
Tidak lama kemudian, Windi juga sampai di rumah. Ia terlihat capek sekali.
"Windi, sebenarnya kamu dari mana?"
"Panjang ceritanya, Bun. Windi mau mandi dulu ya. Gerah banget ini."
"Ya sudah, sana mandi terus shalat Isyak. "
Windi masuk ke kamarnya. Ia segera mandi dan berganti pakaian. Setelah itu, lanjut shalat Isyak.
Sementara Javier pun baru sampai di rumah. Ia disambut hangat oleh Ummahnya di depan rumah.
"Javier kamu lama sekali!"
"Kan tadi Javier sudah bilang, Ummah. Javier menolong anak korban tabrak lari. Lagian tamunya kan nggak mungkin langsung pulang."
"Iya, tapi dari tadi Babah mu nanyain terus. Ummah pusing."
Mereka masuk ke dalam rumah. Tamu mereka adalah saudara Babah dari Dubai. Yaitu adik perempuan Babah dan suaminya. Jadi mereka terbilang Bibi dan Paman Javier. Kakek Javier asli orang Dubai lalu menikah dengan Nenek Javier yang asli orang Jawa. Keduanya sudah lama meninggal. Mereka memiliki dua anak, yaitu Babahnya Javier dan Bibinya yang baru datang itu. Bibi Javier menikah dengan orang Dubai, jadi mereka tinggal menetap di Dubai. Sedangkan Javier sendiri merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak dan adiknya perempuan semua. Kakak perempuan Javier sudah menikah dan pisah rumah dengan orang tuanya. Sedangkan adiknya kuliah di Kairo Mesir.
"Bibi, Paman, maaf tadi aku masih ada urusan."
"Nggak pa-pa, Bibi mengerti."
Suami Bibi hanya tersenyum, karena ia sampai saat ini tidak lancar berbahasa Indonesia. Namun ia mengerti karena Bibi sering mengajaknya ngobrol dengan bahasa Indonesia.
"Meski tidak ada urusan, dia memang sering sekali pulang telat." Sahut Babah.
"Wajar anak bujang, Kak. Yang penting masih di batas wajar. Nanti kalau sudah menikah pasti ingin cepat pulang."
"Nah betul itu, Bibi. Babah selalu sensitif. Aku kan, juga butuh hiburan. Kalau kerja terus, pusing kepalaku."
Babah hanya bisa menggelengkan kepala menanggapi putranya.
Selama tiga tahun ini, Javier memang menggantikan Babah memimpin perusahaan dibantu oleh suami Kakaknya.Meski usianya masih 25 tahun, namun ia sangat mumpuni dalam memimpin perusahaan. Javier memang kerap pulang telat atau bahkan tidak pulang ke rumah. Karena ia juga punya kegiatan di luar bersama teman-teman SMK nya. Babah khawatir putranya akan terjerumus dengan dunia malam dan pergaulan bebas. Babah dan Ummah memutuskan untuk menjodohkan Javier dengan Kirana karena mereka berharap Javier akan berhenti dari kebiasaan pulang malam. Javier yang penurut mengiyakan saja. Ia berharap pilihan orang tuanya adalah yang terbaik. Dan sebelumnya ia memang tidak pernah berpacaran karena menurutnya pacaran hanya membuatnya ribet dan membuang banyak waktu. Kirana merupakan kerabat jauh dari Ummah.
Lima bulan bertunangan, tak membuat Javier jatuh cinta kepadanya. Namun ia masih bertahan, karena berharap Kirana akan berubah dan perasaannya akan berubah juga saat nanti mengucapkan ijab kabul.
Javier masuk ke kamarnya setelah cukup lama ngobrol dengan Bibi dan Pamannya. Tidak lama kemudian, ia mendapatkan telpon dari dokter RSI. Dokter mengabarkan keadaan Ari yang baru saja selesai dioperasi.
"Alhamdulillah pasien Ari sudah selesai dioperasi, Pak Javier. Operasinya berjalan dengan lancar."
"Terima kasih, Dokter. Selanjutnya berikan penanganan yang terbaik dan kamar VIP untuknya. Besok saya akan ke rumah sakit untuk melihatnya dan melunasi administrasi selanjutnya."
"Baik, Pak. Terima kasih."
Javier merasa lega mendengar kabar tersebut. Ia segera membersihkan dirinya dan lanjut shalat Isyak. Notif telpon dari Kiranan ada sebanyak 10 kali. Javier hanya membalasnya dengan chat. Lalu ia mematikan handphone nya dan tidur.Ia tahu Kirana pasti menelponnya hanya ingin minta sesuatu.
Keesokan harinya.
Windi sedang mengerjakan projeknya. Ia berusaha mendesain gambar lebel sesuai gambaran yang dijelaskan Javier. Sesekali ia turun ke bawah menemui Doni. Ia meminta pendapat dan saran darinya selalu senior di perusahaan tersebut. Doni pun membantu Windi. Windi yang memang dasarnya cepat mengerti dan cekatan, langsung bergerak cepat.
"Terima kasih Pak Doni. Saya akan kembali ke ruangan saya dulu."
"Iya, Sama-sama Win. Jangan sungkan-sungkan kalau perlu bantuan." Ujar Doni dengan tersenyum.
"Ia, Pak."
Windi kembali naik ke lantai atas.
Setelah setengah hari Windi mengotak-atik I-Pad nya. Akhirnya ia mendapatkan satu gambar. Windi mengirim gambar tersebut kepada Javier melalui email. Ia pun menghubungi Javier untuk segera memeriksa emailnya.
Javier yang saat ini baru selesai makan siang di kantornya langsung membuka laptopnya. Ia memeriksa email dari Windi.
"Untuk pemula, ini sudah sangat bagus. Tapi tulisannya mungkin harus diganti hurufnya. Fendi, coba kamu lihat ini!" Ujar Javier kepada asisten pribadinya.
"Keren, bos."
"Iya, tapi hurufnya kurang masuk menurutku."
Javier menghubungi Winda. Ia menyampaikan pendapatnya. Winda menerima dengan baik masukan dari Javier.
"Baik, Tuan Javier. Akan saya perbaiki lagi."
"Iya, selamat bekerja."
"Tuan Javier, maaf sebelumnya. Saya mau bertanya."
"Tentang?"
"Ari... bagaimana keadaannya?"
"Alhamdulillah dia sudah dioperasi. Sekarang sudah ada di ruang rawat inap. Pulang dari kantor saya akan menjenguknya."
"Oh, ya. Alhamdulillah... ya sudah Tuan, saya mau lanjut kerja. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam. "
Javier meletakkan handphone nya seraya tersenyum. Fendi melihat keanehan pada atasannya itu.
"Bos, ada apa?"
"Ada apa memangnya?"
"Ti-tidak bos, maksud saya bos baik-baik saja kan?"
"Tentu."
"Syukurlah kalau begitu."
"Fendi, kamu sudah transfer uang ke rekening Kirana?"
"Sudah bos, tadi setelah bos telpon langsung saya transfer. "
"Berapa?"
"Kaya bos tadi 10 juta."
"Ya sudah, Terima kasih."
"Sama-sama, bos. Saya keluar dulu."
"Hem... "
Tadi pagi Kirana menelpon Javier. peralatan make-up nya sudah habis. Ia minta uang untuk membelinya. Javier tak ingin banyak berdebat. Ia pun langsung mengiyakannya.
Javier melihat kembali hasil desain Windi. Namun ia justru teringat kepada orangnya.
"Cantik, muda, bertalenta, gak neko-neko... itu yang aku lihat darinya. Kenapa Kirana tidak sepertinya? Ya Allah... kenapa aku harus membandingkan mereka. Oh ayolah Javier! Kirana adalah tunanganmu." Batinnya.
Bersambung...
...****************...
Maaf belum bisa up double kak. Kalau sudah tidak pasti up double ya kak. Terima kasih selalu support author 🙏
Tar nyesel lho kalau ditikung pria lain
Anak sama ibu sudah kasih lampu hijau
Ayo onty mimi bu dosen baru besuk Khaira ke rumah sakit, ajak bunda winda to menemani 😁😁😊