Cinta atau benci?!
Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!!
Ini adalah perjodohan yang dipaksa olh 3 keadaan, keadaan lah yang memaksa agar Rehan terus mau untuk menjaga Naumi, bahkan tamat SMA pun Rehan sudah berniat untuk menikahi nya.
Awalnya Rehan berjanji, kalau ia akan mencoba untuk menyayangi dan mencintai Naumi. Namun, mengapa disaat Rehan mulai jatuh cinta. Naumi malah merusak kepercayaan, dan berkhianat dibelakangnya.
Apakah Rehan dan Naumi akan terus bersama hingga menikah? Atau akan berakhir sampai disini saja?
Ayo yang penasaran sama kisah nya Rehan dan Naumi, buruan baca! Capcusss!!!
~
Didalam cerita ini mungkin akan ada mengandung sedikit bahasa kasar. Jadi dimohonkan untuk para readers, harus bijaklah dalam membaca!
Jangan jadikan bahasa bahasa kasar di cerita ini sebagai contoh untuk kalian mengucapkan nya.
Cuzzz bacaaaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sahidainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Five. Makan
...Hiii Bestieeee ...
...Yu lansung baca cerita aku!!!...
.................
Dari pagi tadi ternyata Naumi hanya terduduk bersandar di dinding, dengan kaki nya yang ia selanjar kan di lantai. Ternyata ia sudah tidak bisa melanjutkan acara tidurnya. Mata gadis itu tak berkedip sama sekali, gadis malang yang terus saja menatap selembar foto nya bersama Aska yang terletak di atas lantai. Hingga membuat nya lupa makan, mandi, minum dan lainnya. Hanya Aska dan Aska yang ada dipikiran nya sekarang.
Tok tok tok...
Suara ketukan pintu yang sangat kuat membuat Naumi langsung menoleh, sebenarnya Naumi sangat malas untuk berjalan, namun ia takut kalau yang datang itu Rehan. Jadi mau tidak mau ia harus membuka pintu nya.
Ckrek.
"Ada apa Han?"
"Kak Ri kak Rio?"
"Kenapa lo takut?"
Dengan cepat Naumi langsung menutup pintu nya kembali, seluruh tubuh nya gemetaran ia sungguh takut kalau Rio akan menculik nya lagi. Air mata Naumi kini sudah jatuh membasahi pipi nya, Naumi benar-benar takut untuk sekarang.
"Buka atau gue dorong dari luar!" ancam Rio.
"Pergi kak, aku mohon pergi! Kakak mau apasih? Mau nyulik aku lagi? Untuk apa kak? Bukannya kakak udah membalaskan dendam ke Aska, Aska mati karena kamu kak!" jerit Naumi dari dalam.
Rio menempel kan wajah nya di pintu tepat di dimana Naumi juga bersandar, "Gue emang udah membalaskan dendam ke Aska, tapi belum ke lo Naumi. Sekarang giliran lo yang akan mati!" bisik Rio dibalik pintu.
"Cukup kak! Apa kakak mau aku laporkan ke polisi?!" ancam Naumi.
"Laporin aja kalau lo bisa, lo lupa ya kalau gue anak orang kaya. Udah berapa banyak orang yang gue bunuh dan gaada satupun yang bisa ngelapori gue."
"Dan harus lo tau Naumi, kalau gue bakalan selalu ngawasin lo. Lo gak bakalan bisa bahagia sampai kapan pun!" lanjut Rio terdengar sangat kejam.
"Tapi kenapa kak? Apa salah aku? Aku gak pernah ganggu keluarga kakak ataupun ganggu Papa kamu kak, walaupun dia juga papa aku!" teriak Naumi masih dibalik pintu.
"Karena mama lo udah jadi pelakor untuk keluarga gue, mama lo udah hampir ngehancurin keluarga gue. Dan satu lagi, kalau lo itu anak haram, lo itu hasil hubungan gelap dari papa gue dan mama lo. Dan gue benci lo Naumi!" balas Rio tak kalah kuat nya. Lalu lelaki itu menunjang pintu Naumi dengan kuat, setelah itu ia pun segera pergi.
Sementara Naumi, gadis itu jatuh kebawah lantai, pipi nya sudah basah dipenuhi air bening yang keluar dari mata nya. Untuk hari ini ada lagi yang mengatakan kalau ia anak haram. Kenapa harus setiap hari? Satu hari saja Naumi ingin istirahat dari hinaan itu, satu hari! Ia sengaja memilih untuk tidak sekolah karena tak mau mendengar hinaan dari teman-teman nya, tetapi kini Rio malah datang menemui nya dan memberikan luka untuk nya.
Naumi menjambak-jambak rambut panjang nya, penampilan nya sekarang benar-benar kacau, bahkan sudah terlihat sepeti orang gila di jalanan.
"Kapan penderitaan aku bisa hilang? Aku takut, aku takut kalau Rio sampai nyulik aku lagi. Aku takut." isak nya.
"Aku cape, cape! Aku cuma mau bahagia walaupun hanya se-detik saja!" teriak Naumi, kemudian gadis malang itu menutup perlahan kedua matanya, dan membiarkn air mata mengalir membasahi pipi di wajah cantik nya.
Beberapa jam kemudian.
Sore ini Naumi masih berada di depan pintu dengan keadaan yang acak-acakan. Bahkan ia juga belum makan, ataupun membersihkan seluruh tubuh nya, alias mandi. Sampai akhirnya ada suara seseorang dengan motor nya, seperti nya itu Rehan, Naumi mengintip dari balik jendela, dan benar saja itu Rehan.
Sebelum Rehan mengetuk pintu, Naumi berlari ke dalam kamar melihat dirinya di depan pantulan cermin, ah mata nya sangat terlihat sembab dan bengkak.
Dengan cepat Naumi mencuci muka nya, ia tak mau kalau Rehan akan banyak bertanya.
Tok tok tok.
"Naumi? Ada orang gak didalam?" panggil Rehan.
"Iya bentar." sahut Naumi.
Ckrek.
"Rehan, ayo masuk!"
"CK! Emang boleh?"
"Ya boleh lah, tapi ya gini rumah aku lagi berantakan, soal nya belum ada aku beresin." ucap Naumi sambil tersenyum hingga menampakkan deretan gigi putih nya.
"Santai aja."
Rehan masuk mengikuti langkah Naumi, ia menduduk-kan dirinya di sofa kecil milik Naumi. Naumi pun ikut duduk di samping nya.
"Kamu mau ngapain Han?" tanya Naumi membuka suara.
"Mau lihatin lo lah."
"Ha maksud kamu? Kamu ngapain lihatin aku?" tanya Naumi yang belum mengerti.
"Karena lo gak nge-bosanin untuk di lihat." ucap Rehan, sebenarnya ucapan nya itu sekedar hanya ingin menghibur Naumi saja.
Sedangkan Naumi sudah gelagapan sendiri dibuat Rehan, Perkataan singkat dari Rehan itu mampu membuat jantung Naumi berdetak dengan sangat kencang. Naumi sendiri bahkan tidak tahu, kenapa ia bisa merasakan hal ini. Mana mungkin ia bisa baper hanya karena candaan dari Rehan kan?
Naumi menarik nafas nya, mencoba untuk menetralkan kondisi detak jantung nya.
"Lo gak bosan dari semalam dirumah terus?" tanya Rehan tiba-tiba.
"Hm bos, eh enggak kok. Aku kan emang udah biasa di rumah sendiri." balas Naumi berbohong, jujur sebenarnya sih ia sedikit merasa bosan dan takut. Apalagi Rio akan dengan mudah menyakiti dirinya karena sekarang tidak ada lagi yang menjaga nya.
"Gausah bohong, gue tau kok kalau lo ngerasa bosan. Sekarang lo siap-siap kita pergi jalan!" ajak Rehan
"Ha jalan? Kamu serius?" tanya Naumi memastikan.
"Serius dua riusss bahkan. Lagian lo belum makan kan?" tebak Rehan tepat pada sasaran.
Naumi menggeleng pelan, "belum sih, tapi aku gak bisa jalan atau makan sama kamu. Nanti aku beli di depan aja sendiri." tolak Naumi.
"Gausah nolak deh, gue tau kok kalau setiap sore kak Aska itu sering ngajakin lo jalan naik motor kan. Jadi mulai sekarang gue yang bakalan gantiin posisi nya kak Aska. Udah ya gue tunggu di luar, lo harus siap dalam 15 menit! Gausah pakai acara dandan segala!" final Rehan.
Setelah itu Rehan pun bangkit dari duduk nya, berjalan keluar dari rumah Naumi.
Sementara Naumi masih terdiam ditempat, ia masih belum percaya apakah itu benar-benar Rehan? Atau Rehan sekarang sedang kemasukan arwah nya Aska? Akh Naumi jadi takut sendiri, maka dengan mengumpulkan seluruh tenaga nya, gadis itu bangkit untuk mandi dikamar mandi. Karena Naumi memang juga sudah hampir lima hari tak mandi.
Skip.
Kini Naumi sudah selesai mandi, ia hanya memakai celana hitam dan switer saja, Naumi tak mau ribet. Ia membuka pintu, betapa terkejut nya Naumi, saat melihat kegagahan Rehan yang sudah berada diatas motor nya.
Rehan yang asik berkutik dengan handphone nya pun telah menyadari kehadiran Naumi. Rehan memasukkan handphone nya ke dalam saku dan menoleh menatap gadis di samping nya.
"Udah siap? Ayo naik!" ajak Rehan.
Naumi berdehem jujur ini pertama kali nya ia naik motor mewah milik Rehan, Naumi yakin kalau motor yang ada di depan nya ini pasti harga nya sangat mahal sama seperti motor milik Aska.
"Maaf, kalau boleh nanya motor yang kamu bawa ini nama nya apa Han?" tanya Naumi takut-takut.
"Emang kenapa masih kurang keren."
Dengan cepat Naumi menggeleng, "Keren banget, makannya aku nanya." jawab nya.
Rehan tersenyum,"Ini nama nya, Ducati Monster 1200."
Naumi mengangguk, "Pasti harga nya mahal puluhan juta ya?"
"Enggak biasa aja, malah gue rasa ini motor yang paling murah."
"Emang harga nya berapa?" tanya Naumi lagi. Kenapa Naumi jadi kepo begini sih.
"Harga nya kalau gasalah sih cuma 550 juta. Murah kan, ia gue sengaja beli yang murah. Biar kelihatan lebih miskin." ujar Rehan seenaknya jidat nya.
Naumi menelan ludah nya, segitu kata nya murah. Bahkan untuk makan saja Naumi harus bekerja di sebuah coffee shop menjadi seorang barista.
"Enak ya jadi orang kaya, segitu kamu bilang murah. Gatau kamu disana masih banyak orang yang mem,"
"Kenapa lo jadi bawel sih?" tanya Rehan memotong ucapan Naumi.
Naumi pun terdiam, ia sendiri juga tidak tahu, mengapa ia bisa mengoceh tak jelas seperti itu.
"Yaudah ayo naik!" ajak Rehan sekali lagi. Lalu dengan cepat Naumi naik ke atas motor Rehan yang lumayan tinggi, hampir saja celana Naumi nyangkut. Untung tidak robek kan.
"Pegangan, nanti jatuh." ujar Rehan.
Naumi hanya diam, tak mau menjawab. Bisa-bisa nanti Rehan kege'eran kan.
Selang beberapa menit diperjalanan, kini Naumi dan Rehan sudah berada di sebuah restauran ternama di daerah mereka. Seorang waitress datang membawa beberapa makanan pesanan Naumi dan Rehan. Lebih tepatnya Rehan yang memesan, Naumi hanya diam dan menurut sahaja.
"Makan!" sentak Rehan pada Naumi yang terus melamun.
Naumi kegagapan, "Ka-kamu juga makan." balas Naumi sedikit gugup.
"Tanpa lo suruh gue juga udah makan."
Naumi mengambil satu gelas berisi juice orens, sebenarnya ia tak mau memakan makanan yang ada didepan nya ini. Melihat nya saja rasa nya sudah mual, apalagi harus memakan nya. Namun Naumi tak boleh egois, ia harus menghargai kebaikan Rehan. Jadi dengan terpaksa, akhirnya Naumi mulai menguyah makanan nya sesuap demi sesuap.
Selang beberapa menit kedua remaja itu sudah selesai makan, Naumi tak menghabisi makannya ia hanya makan beberapa sendok saja begitupun juga dengan Rehan. Rehan juga sama hal nya dengan Naumi, ia juga tak selera hanya saja ia ingin memancing Naumi agar mau makan, jadi Rehan juga harus ikut makan.
"Gue mau nanya Nau." kata Rehan membuka suara.
"Tanya aja, selagi aku bisa jawab pasti aku jawab."
"Lo masih ingat kan siapa pembunuh kakak gue?"
Byurr.. pertanyaan singkat dari Rehan mampu membuat darah Naumi terguncang begitu saja. Apa yang harus Naumi jawab? Apa Naumi harus jujur? Bagaimana dengan janjinya dengan Aska?
"Nau? Naumi!"
"Eh iya, maaf aku ngelamun."
"Lo masih ingatkan penjahat yang udah ngebunuh kakak gue? Gue butuh lo Nau, cuma lo yang ada di tempat kejadian."
"Emangnya mau kamu apain? Mau dilaporin ke polisi ya?" tebak Naumi asal.
"Enggak!"
"Terus?" tanya Naumi lagi.
"Mau aku balas dia sampai babak belur sekalian biar dia bisa nyusul kak Aska."
Seketika mendengar ucapan Rehan itu langsung membuat Naumi bergidik ngerih.
Rehan yang melihat wajah Naumi yang ketakutan pun tertawa kecil, "Gue bercanda." ucap Rehan.
"Terus gimana Nau, masih ingatkan pelaku nya siapa?" lanjut Rehan bertanya.
"Eng-enggak! Mereka pakai topeng, aku gabisa lihat muka nya. Lagian tempat kejadian nya gelap gaada lampu." alibi Naumi.
Rehan mendengus kesal harus dengan siapa ia bertanya, sementara yang ada di tempat kejadian hanya lah Naumi seorang.
"Gue gak akan tinggal diam, bakalan gue habisi siapapun pembunuh kakak gue!" ucap Rehan penuh penekanan.
"Jangan sampai kamu yang terluka ya Han." ujar Naumi.
"Emang kenapa kalau gue yang terluka?" tanya Rehan tersenyum jahil, tiba-tiba saja aura nya berubah drastis menjadi lucu sekali.
"Karena aku gamau lagi kehilangan orang yang aku sayang, dan yang juga sayang sama aku." tutur Naumi.
Rehan menyeritkan kening nya sedikit. "Tau dari mana lo kalau gue sayang sama lo?"
Naumi tak langsung menjawab, ia melirik wajah tampan Rehan yang terlihat sempurna. Lalu Naumi tersenyum, "Dari tingkah laku kamu, wajah kamu, dan cara bicara kamu." Naumi menarik nafas nya, "Aku bisa nilai, kalau kamu itu sayang sama aku. Dan satu lagi, kamu itu orang nya penyayang Han." ucap Naumi tulus.
Rehan tersenyum simpul mendengar jawaban gadis yang ada didepannya, Ini adalah pertama kali nya seorang Rehan Alevando Pratama dibuat salah tingkah oleh cewe lugu seperti Naumi.
"Iya Gue Sayang Sama Lo, Naumi Arzhika!" ucap Rehan seraya mengacak-acak rambut Naumi.
.....🌺.....
Hii bestiee 👋
Btw gimana ceritanya? Asik gak?
Kalau asik, komen next biar aku semangat untuk lanjutin nya.