Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin peribahasa ini sangat cocok untuk menggambarkan kehidupan gadis ini.
Meyva Maharani Nareswari, gadis muda, cantik nan mandiri, kini tengah di hantam dengan kepahitan yang luar biasa dalam hidupnya. Kecewa yang berlipat karena melihat sang kekasih hati yang berselingkuh dengan saudari tirinya sendiri. Di tambah lagi dengan fitnah keji yang di lempar sang mantan dengan tujuan untuk membuat playing victim agar pria itu tak di salahkan dan berbalik semua kesalahan justru jatuh pada Meyva.
Di selingkuhi, di fitnah, di tikung dari belakang, di usir dan satu lagi ... harus menikah dengan seseorang yang baru dia kenal secara mendadak.
Apakah Meyva bisa melewati semuanya?
Apakah kehidupan Meyva bisa jauh lebih bahagia setelah menikah atau justru sebaliknya?
Penasaran dengan kisah kehidupan Meyva?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
❤️ Happy Reading ❤️
"Mey ... va." lirih Dimas secara spontan saat menoleh ke arah sumber suara.
"Ya ini aku." sahut Meyva dengan kepala tegak serta suara yang lantang nan tenang.
Dia harus terlihat tegar, tak boleh terlihat lemah sedikit pun di depan kedua makhluk terkutuk yang ada di hadapannya itu meskipun saat ini hatinya terasa sangat perih dan ingin rasanya menangis sekencang mungkin untuk meluapkannya.
Dimas langsung beranjak dari atas tubuh wanita yang ada di bawahnya. Dengan cepat meraih celana boxer yang tergeletak di lantai dan langsung mengenakannya.
Sedangkan wanita yang kini ada di atas ranjang justru sedang tersenyum ke arah Meyva, seolah sedang mengejek wanita itu.
"Cih, dasar tak tau malu." umpat Meyva yang sangat geram dan ingin rasanya berlari menerjang wanita itu, lalu menghajarnya secara membabi buta.
Tapi tidak, itu bukan karakter Meyva. Dan dia tak ingin wanita yang ada di hadapannya saat ini merasa di atas angin karena telah bisa menghancurkan hidupnya. Jadi dia harus bermain cantik dan elegan.
"Mey, ini ... ini tidak seperti yang kamu lihat." kata Dimas. " A - Aku bisa jelaskan semuanya." imbuhnya lagi.
"Stop." kata Meyva dengan tegas saat Dimas hendak berjalan ke arahnya. "Aku tak butuh alasan apapun karena bagiku melihat semua ini dengan mata kepalaku sendiri itu sudah lebih dari cukup." sambungnya. "Aku kesini sebenarnya ingin memberi kejutan untuk ulang tahunmu, namun siapa sangka di sini malah aku yang di buat terkejut." kata Meyva di sertai senyuman sinis di bibir manisnya.
"Mey ... " kata Dimas yang masih ingin memberikan penjelasan.
"Sudahlah honey, kamu tak perlu menjelaskan apapun pada Meyva." potong sang wanita yang kini telah duduk bersandar di headboard dengan tubuh polosnya yang hanya di tutupi oleh selembar selimut.
Jelas wanita itu terlihat sangat santai tanpa rasa bersalah sedikit pun.
"Mey, karena kamu sudah tau ya berarti kami sudah tak perlu untuk menjalin hubungan secara diam-diam lagi." celotehnya lagi yang membuat Meyva semakin muak. "Bukan begitu honey?" tanyanya pada sang pria.
"Ah, begitu." sahut Meyva. "Baiklah, mulai saat ini hubungan kita selesai dan selamat untuk kalian berdua." ucap Meyva. "Kalian berdua benar-benar pasangan yang cocok ... sama-sama seorang penghianat." imbuhnya dan langsung pergi dari hadapan mereka berdua.
Namun sebelum Meyva melangkah dari pintu kamar, terdengar kalimat yang teramat sangat menohok untuknya.
"Dengar Meyva, sesungguhnya yang Dimas cintai adalah aku, bukan kamu." seru sang wanita. "Dia mendekatimu karena ingin bisa lebih dekat denganku." sambungnya lagi. "Iyakan honey?" tanyanya sambil memegang tangan sang pria.
"I ... iya, itu benar." jawab Dimas. "Aku dari dulu memang sudah menyukaimu." imbuhnya lagi yang membuat hati Meyva semakin teremas-remas.
Meyva langsung pergi meninggalkan kedua sejoli itu, rasanya dia sudah tidak tahan untuk menahan rasa sakit itu lebih lama lagi.
❤️
Meyva berlari di lorong apartemen sambil menangis, bahkan dirinya pun sudah tak perduli akan tatapan orang-orang yang berpapasan dengannya.
Kacau, dia benar-benar sangat kacau ... hati, pikiran sama kacaunya. Apalagi tinggal dua bulan lagi Meyva dan Dimas akan melangsungkan pernikahan.
Bagaimana dirinya harus menjelaskan kepada kedua orangtuanya tentang semua kejadian ini.
Sesampainya di parkiran apartemen, Meyva langsung bergegas masuk ke dalam mobilnya. Melajukan kendaraannya dengan sedikit tak terkontrol. Sehingga tak ayal beberapa kali ada kendaraan yang membunyikan klakson untuknya, bahkan umpatan dari pengendara lain juga dapatkan olehnya. Tapi Meyva tak perduli dengan semua itu.
Hingga di persimpangan jalan, Meyva terkejut dengan hadirnya sebuah mobil sehingga secara spontan dirinya membanting setir kemudi agar tak menabrak. Beruntung dirinya masih sempat untuk mengerem dan jalanan itu cukup sepi sehingga tak menimbulkan kecelakaan beruntun yang mengakibatkan korban jiwa.
Tok
Tok
Tok
Meyva yang masih syok merasa terkejut ketika ada seseorang yang mengetuk kaca mobil miliknya, kemudian dengan tangan bergetar dia pun mulai membuka kacanya.
"Nona tidak apa-apa? Apa perlu saya panggilkan ambulans kemari?" tanyanya secara beruntun.
"Ah saya ... saya tidak apa-apa tuan." jawab Meyva. "Maaf karena saya tadi sedang tidak begitu berkonsentrasi." sambungnya lagi.
"Kalau begitu saya permisi nona." pamitnya yang di angguki oleh Meyva.
❤️
"Bagaimana?" tanya seorang pemuda yang melihat asistennya telah kembali masuk ke dalam mobil.
"Nona yang mengendarai mobil tadi bilang tidak apa-apa, tapi kalau di lihat dari wajahnya terlihat sangat kacau." jawab sang asisten.
"Kacau?" tanya atasannya lagi.
"Benar, putus cinta mungkin." sahutnya.
"Sok tau kamu Nik."
"Kalau tuan muda Dave tak percaya ya sudah." sahut Nik. "Atau mau lihat sendiri?" tanyanya.
"Tidak terimakasih." sahut Dave dengan cepat. "Ayo cepat jalan." perintahnya yang langsung di kerjakan olah sang asisten.
Mobil yang di tumpangi Dave dan Nikolas pun pergi menjauh dari sana meninggalkan Meyva.
"Dasar, putus cinta kok malah mau bikin celaka orang lain." gumam Nik. "Kalau mau mati ya mati sendiri aja, jangan ngajak-ngajak orang lain yang belum mau mati." gumamnya lagi yang kali ini di tambah dengan menggelengkan kepalanya karena tak habis pikir dengan kejadian yang baru menimpa mereka tadi.
"Kamu itu kenapa Nik?" tanya Dave yang samar-samar mendengar jika asistennya itu sedang bergumam.
"Tidak kenapa-napa tuan muda." jawab Nikolas. "Cuma masih gak habis pikir sama wanita tadi." sambungnya lagi.
"Dari pada kamu terus mikirin wanita tadi, mendingan kamu konsentrasi nyetirnya supaya kita sampai kantor dengan selamat." ujar Dave. "Jangan sampai kita celaka karena kelalaian kamu selama berkendara, sebab saya masih mau hidup Nik." imbuhnya lagi.
"Baik tuan muda dan maaf." ucap Nikolas.
Setelah mengatakan hal itu, Dave kembali melihat ke arah layar ponselnya untuk memeriksa beberapa email pekerjaan yang masuk di sana.
❤️
Di sisi lain, Meyva yang sudah sedikit lebih tenang memutuskan untuk kembali melanjutkan kendaraannya.
Tujuan satu-satunya yang dia miliki saat ini adalah kediaman Melda sang sahabat. Dia butuh seseorang untuk menjadi tempatnya mencurahkan segala yang ada di hatinya saat ini, tempat untuknya berbagi atau sekedar mendengarkan.
Kalau untuk pulang ke rumah, rasanya dirinya belum begitu siap. Karena apa, tentu saja dirinya akan bertemu dengan sang wanita j****g yang notabene adalah saudara tirinya sendiri, putri dari ibu sambungnya.
Dengan laju sedang Meyva menyusuri jalan, dia tak mau ugal-ugalan sehingga hal tadi terulang kembali. Cukup satu kali dirinya membahayakan nyawanya.
"Nyawa dan hidupku lebih berharga dari pada kedua penghianat itu." gumam Meyva dengan tangan yang mencengkram setir kemudi dengan kuat.