Nabila tidak pernah membayangkan jika harus di hadapkan dengan situasi rumit seperti ini, dirinya harus terjebak dengan pernikahan semu bersama dengan seorang pria yang bernama Revan Alvaro.
Di usia pernikahan yang ketiga tahun ini dirinya harus berpisah karena Revan sudah ada wanita lain yang sejak dulu singgah di hatinya.
Nabila pun berusaha menerima semua keputusan Revan, dan tanpa dirinya tahu ternyata Allah sudah menitipkan janin di balik perceraiannya itu. Apakah Nabila bisa menemukan kebahagiaannya setelah ini?? temukan jawabannya hanya di manga toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18 persiapan Abi untuk menikahi Nabila
Keesokan harinya seperti biasa setelah mengantar si kembar ke sekolah Nabila menghabiskan waktu bersama nenek dan kakeknya, Nabila tidak menyangka kalau akhirnya dirinya akan menetap di Palembang selama ini, padahal dulu dirinya ingin tinggal di Surabaya kota asal dari neneknya, ternyata takdir berkata lain, tapi lama kelamaan Nabila sangat betah tinggal di sini, apalagi sekarang si kembar sudah tumbuh menjadi anak-anak yang lucu dan sangat menggemaskan.
Selama lima tahun ini Nabila tidak pernah mendapat kabar tentang mantan suaminya, terkadang hati Nabila sangat sakit melihat anak-anaknya yang selalu ingin bertemu dengan sosok ayahnya, sebagai seorang ibu dirinya merasa kasihan jika sang anak-anak tiba-tiba menanyakan keberadaan ayahnya.
"Sebesar apa cintamu terhadap wanita itu, Sehingga kamu tega melupakan ketiga anakmu yang bersamaku, semoga suatu saat nanti kamu akan menyesal dengan jalan yang kau pilih itu, sebagai seorang ayah seharusnya dirimu mampu berbuat adil terhadap anak-anakmu, agar mereka merasa di hiraukan oleh sosok ayahnya, baiklah jika ini memang mau mu, anak-anakmu akan bahagia bersama ayah sambungnya nanti," gumam Nabila.
"Tok ... Tok ... Tok." Tiba-tiba suara pintu di ketuk membuyarkan lamunan Nabila.
"Nek, ada apa?" tanya Nabila kepada Neneknya.
"Ayo turun di bawah ada nak Abi," ucap nenek Soraya.
"Oh, ya sudah Nek tunggu sebentar Nabila mau pakai hijab dulu," tutur Nabila.
"Jangan lama-lama kasihan nanti Nak Abi nya," goda nenek Soraya.
"Ih, apaan si Nek," kesal Nabila.
Mendengar kata, Abi tiba-tiba saja jantung Nabila meloncat-loncat tak karuan dia tidak tahu apa yang sedang terjadi terhadap hatinya yang jelas saat ini dirinya merasakan kegugupan yang sangat luar biasa.
'Astaghfirullah Abi kenapa sih pake datang segala, ini lihat tubuhku adem panas seperti ini jika dekat denganmu,' gerutu Nabila dalam hati.
Lima menit kemudian akhirnya Nabila mulai menemui Abi, di lihatnya dengan malu-malu wajah lelaki yang saat ini membuat jantungnya tidak baik-baik saja itu, lalu kemudian dirinya duduk persis di samping Abi, waduh jangan di tanya bagaimana saat ini keadaan yang ada di dalam dada Nabila, dag, dig, dug, tak karuan.
"Bi, sudah lama ya?" tanya Nabila basa-basi.
"Hemm, gimana ya, mau bilang lama eh ternyata calon istriku ini sedang berdandan di dalam sana," goda Abi.
"Ih ... Apaan sih kamu, buat aku malu saja," kesal Nabila.
"Ngapain harus malu, aku saja bangga punya calon istri secantik kamu," ucap Abi jujur.
"Heeemb dasar laki-laki gombal," kesal Nabila sambil mencubit lengan Abi.
"Auuu ... Sakit Sayang!" pekik Abi.
"Biarin habisnya nyebelin," celetuk Nabila.
"Perasaan aku nggak ngapa-ngapain kok di bilang nyebelin sih," ucap Abi heran.
"Ya, sudah ayo kita keluar aku mau mengajakmu keluar," ajak Abi kembali.
"Ya, sudah ayo," sahut Nabila, lalu berpamitan dengan kakek dan neneknya.
Setelah berpamitan keduanya keluar dari rumah Kakek Nabila, saat ini Abi sengaja mengajak Nabila untuk di bawah ke rumah orang tuanya, di sini hati Nabila di buat menjadi tidak karuan pasalnya Abi masih single belum pernah menikah sedangkan dirinya janda yang sudah memiliki tiga orang anak, apa iya keluarga Abi akan menerimanya dengan baik, saat ini hati Nabila harap-harap cemas.
"Sayang, kenapa kok dari tadi cemas begitu?" tanya Abi.
"Aku, takut," jawab Nabila.
"Jangan takut Sayang mereka sudah tahu dengan hubungan kita, bahkan nenek dan kakek beserta papa dan mama mendukung keputusanku untuk segera menikahi mu," ucap Abi meyakinkan Nabila.
"Aku, hanya takut mereka tidak bisa menerima kehadiran anak-anakku," terang Nabila.
"Jangan berpikiran seperti itu, mereka sangat senang dengan anak-anak apalagi dengan keadaan rumah yang dari dulu sepi tanpa kehadiran anak kecil, mungkin kehadiran si kembar nantinya akan membawa suasana baru di rumah keluarga ku," terang Abi, yang membuat Nabila sedikit lega.
"Ya, sudah aku nurut sama kamu saja," sahut Nabila pasrah.
"Panggil Abang dong dari tadi aku denger panggil Nama terus," protes Abi.
"Maaf ya, tadi aku malu soalnya ada nenek," ucap Nabila terdengar seperti gadis remaja.
"Hah, kamu ini lucu Yang tinggal panggil Abang saja pakai malu, mulai sekarang biasakan panggil Abang ya," titah Abi.
Tidak terasa akhirnya mobil yang mereka tumpangi sudah berada di halaman rumah Abi, Nabila sudah tidak terkejut lagi melihat rumah Abi yang super besar bak istana itu, karena dia sudah tahu dari kakeknya kalau Abi berasal dari keluarga kaya raya, jadi dirinya sudah tidak heran lagi melihat penampakan rumah Abi dari luar.
Keduanya langsung masuk dan di ruang utama mereka di sambut hangat oleh keluarga Abi, di situ ada Nenek dan Kakek, beserta kedua orang tua dan Kakak pertama Abi dan istri. Semua menyambut Nabila dengan penuh kehangatan hanya satu seseorang yang kelihatannya tidak begitu suka, yaitu Kakak ipar perempuan Abi, tatapannya begitu sengit terhadap Nabila.
"Assalamualaikum semua," ucap Abi dan Nabila.
"Waalaikum salam, oh jadi ini calon menantu mama," sahut Delisa mama dari Abi.
"Iya Tante," ucap Nabila sambil mencium tangan calon mertuanya itu.
Setelah menyalami satu demi satu anggota keluarga Nabila pun duduk kembali, semua orang sibuk bertanya kepada Nabila mengenai ketiga anak kembarnya dan mereka kelihatannya sangat senang mendengar cerita perihal anak Nabila.
"Sayang mulai sekarang biasakan panggil mama, Karena sebentar lagi kamu akan menjadi menantu di keluarga kita, kami sangat bahagia pada akhirnya bujang mama ini nikah juga, dan kami pun sekeluarga akan sangat menerima siapapun wanita yang akan di pilih oleh Abi tanpa melihat dari status sosial nya," ucap Delisa, begitu hangat. Sehingga membuat Nabila sedikit lebih nyaman.
Keluarga Abi adalah keluarga yang bijak mereka tidak pernah menghakimi dengan keputusan para anak-anaknya, termasuk mengenai hal berumah tangga karena pada hakikatnya pernikahan itu suatu komitmen seumur hidup, maka dari itu keluarga Abi membebaskan anak-anak mereka untuk memilih wanita yang sangat di cintainya itu.
"Sayang, kata Abi pernikahan kalian akan, di percepat dan kami sudah menyiapkan semuanya, kamu tinggal tunggu hari H nya saja ya," ucap nenek ,Mawar Nenek dari Abi.
"Iya, Nek, Bang Abi memang suka begitu," sahut Nabila.
"Iya, karena dia takut kehilanganmu makanya begitu, kamu tahu dia langsung cepat-cepat mendaftarkan surat-surat ke KUA," kekeh nenek Mawar.
"Semoga saja, di hari pernikahan kalian nanti lancar tidak ada halangan apapun," ucap mama Abi.
"Aamiin," sahut Abi paling kenceng sendiri.
"Hadeh, calon pengantin pria semangat banget,"cibir Satria Abang Abi.
"Iya, dong Bang kaya tidak pernah ngalamin saja," balas Abi.
Lama sudah Nabila berada di rumah Abi, banyak cerita yang di sampaikan tadi oleh nenek dan juga mama Abi, dan setelah itu Meraka menikmati makan bersamanya, Nabila begitu bahagia ternyata keluarga dari Abi tidak menakutkan seperti bayangannya.
TAMAT
❤❤❤❤
siap OTW