NovelToon NovelToon
Kalbara

Kalbara

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama / Teen School/College / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Kalista Aldara,gadis cuek yang senang bela diri sejak kecil.Tapi sejak ia ditolak oleh cinta pertamanya,ia berubah menjadi gadis dingin.Hingga suatu ketika, takdir mempertemukannya dengan laki-laki berandalan bernama Albara. "Gue akan lepasin Lo, asalkan Lo mau jadi pacar pura-pura gue."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sembilan belas

Aldara menoleh ke arah Aldo. Cowok yang sudah babak belur itu menggeleng dengan cepat.

"Kayaknya Kalian salah paham."

Dilihat dari sudut manapun, Aldo tidak terlihat seperti laki-laki yang akan bertindak seperti itu.

"Adik gue bilang dia lihat name tag-nya. Namanya Aldo,"Arbani mengeluarkan suara dengan sorot mata yang tajam.

"Yang namanya Aldo di sekolah gue pasti bukan cuma satu."

"Tapi adik gua bilang,orangnya jelek, rambutnya agak gondrong dan pake kacamata.Jasi bagian mananya yang salah?"

Ia menatap Aldo,jelek? Laki-laki itu buta atau bagaimana? Memang si Aldo temannya itu berambut gondrong dan memakai kacamata,tapi dia tidak jelek.Mungkin karena rambutnya yang panjang hampir mengenai mata,membuat laki-laki itu terlihat kurang menarik.

Aldara lalu menatap ke arah Bara,ia rasa laki-laki itu terlihat lebih rasional daripada temannya.

"Gue serius,kalian salah nangkap orang."

"Kenapa Lo seyakin itu?"

Adara bukan memihak cara buta. Bukan karena cowok ini adalah temannya, tapi memang Aldo ini merupakan laki-laki pendiam yang pernah ia kenal. Jangankan untuk bermacam-macam dengan perempuan, melihat dia berkenalan dengan perempuan lain selain dirinya saja ia tidak pernah. Jadi, mana mungkin dia melecehkan perempuan seperti itu, apalagi dengan sikap pendiamnya itu sangat-sangat tidak mungkin.

"Gue tahu dia temen lo, tapi bukan berarti 24 jam penuh Lo liat kelakuan dia kan?"

Adara menghela napasnya."Gue jamin temen gue gak bersalah.Selama di sekolah gue gak pernah liat dia Deket atau bahkan kenalan sama cewek lain selain gue."

Setelah Aldara berbicara. Ponsel Albara tiba-tiba berbunyi menandakan ada seseorang yang meneleponnya.Keningnya berkerut ketika melihat Larisa meneleponnya,tumben sekali.

"Halo."

"Halo,Bar," jawab Larisa dengan berbisik.

"Lo kenapa bisik-bisik gitu ngomongnya?"

"Gue lagi di kamar mandi sekarang lagi sembunyi dari Siska. Tadi Siska datang ke sekolah gue. Dia bilang ke teman-teman gue kalau lo pacar dia. 

Lo tau sendiri kan, udah malu di sekolah gue udah dikenal buruk. Gue bukannya malu punya adik kayak lo, tapi foto sendiri kalau gue anggota OSIS di sekolah. 

Daripada Siska makin ngelantur, jadi gua bilang aja kalau lu udah punya cewek. Jadi dia langsung pergi sambil marah. 

Tapi pas pulang sekolah gue di bawa sama dia ke cafe dan ditahan di sini. Dia terus nanya siapa cewek lo, Iya nanyain bukti kalau lo beneran punya cewek. Gue kan ceritanya lagi boong,jadi mana bisa gue nunjukin bukti itu.

Siska juga bilang kalau gue sebagai kakak nggak boleh bohong ,apalagi ikut campur urusan adiknya.

Siska nyadar kalau gue bohongin dia, foto sendiri kan kalau dia udah marah gimana? Tolong selamatkan gue, gua bingung caranya lepas dari dia."

"Lo ada di cafe mana sekarang,kak?"

"Gue ada di cafe perempatan sekolah."

"Oke,gue susul Lo sekarang."

"Tunggu dulu, lo kalau samperin gue harus bawa cewek,buat jadi bukti.Tapi Lo pura-pura gak sengaja ketemu sama kita,dia soalnya gak tau kalau gue lagi telepon Lo, bisa-bisa dia ngamuk kalau tau gue ngadu sama Lo."

"Jangan gila deh,kak! Cewek darimana coba?"

"Terserah lo siapa kayak gitu. Teman lo atau orang random lo bawa. Ayo cepetan dong,Bar.Gue pengen pulang nih.Tuh orangnya udah gedor-gedor pintu kamar mandi."

Albara mendengar sekilas suara gedoran pintu di sebrang sana.Ia menurunkan ponselnya kemudian mendengkus kasar. Benar-benar ya cewek yang bernama Siska itu,bikin dia repot saja. Albara tidak punya teman perempuan, apalagi ini sudah lewat jam pulang sekolah,sudah pasti tidak ada orang di sekolahnya.

"Jadi,gue sama temen gue dibebasin kan?",tanya Aldara.

Perhatiannya teralih pada gadis itu. Ia menatap perempuan itu dan terdiam sesaat, Halo semua indah tiba-tiba terlintas di kepalanya.

"Lo mau temen lo bebas,kan?"

"Bar!",Arbani berseru tidak terima.

Albara lalu menatap temannya itu dengan tajam.

"Gue bebasin temen lo,tapi dengan satu syarat."

"Apa?"

Albara lalu berjongkok, mendekatkan wajahnya ke telinga perempuan itu.

"Jadi pacar gue,"bisiknya.

Aldara melemparkan matanya dengan mulut terbuka."Hah?! Gila Lo ya,"pekiknya.

Albara berdecak, Iya banyak telepon kening perempuan itu. Telinganya cukup terasa pengang  suara keras perempuan itu.

"Biasa aja dong,kuping gue sakit nih!"

"Lagian Lo ada-ada aja!"

"Gue minta Lo jadi pacar pura-pura gue,bukan beneran."

Kening Aldara berkerut.

"Gue pastiin temen lo bakal baik-baik aja."

Sebenarnya itu hanya sekedar alasan saja,sedari tadi ia mengamati Aldo yang merupakan teman gadis itu.Ia menyadari laki-laki itu bukan Aldo yang dimaksud.Terlihat dari wajahnya yang terlihat cupu,jadi rasanya setidaknya mungkin dia melecehkan adiknya Arbani.

Aldara meremas tangan gusar, Iya melirik ke arah Aldo yang merinding kesakitan. Ia bisa saja mengajar kedua laki-laki ini sampai kehilangan kesadaran lalu membawa Aldo kabur dari sini.Tapi,jika ia melakukan itu yang ada urusannya akan semakin panjang,juga identitasnya akan terbongkar.

Aldara membasahi bibirnya."Lo beneran lepasin temen gue kan?"

Albara mengangguk dengan pasti. Ia pun memberi gerakan tangan pada arbani,memberi kode pada laki-laki itu membuatnya pergi dengan langkah kesal.

Aldara menghela napasnya."Oke."

Demi menyelamatkan temannya. Antara tidak apa-apa harus berdekatan sementara waktu dengan laki-laki ini.

"Sabar Aldara,ini cuma sementara."ucapnya dalam hati.

Albara segera meraih tangan gadis itu kemudian membawanya pergi ia sempat menengok ke arah Aldo dan melambai kecil.

Aldara masih diam berdiri melihat laki-laki itu mulai menaiki motornya. Jadi dia harus berpura-pura menjadi pacar laki-laki ini? Memangnya dia tidak mampu mencari pacar sendiri ya?

Aldara memperhatikan laki-laki itu. Meski nakal dan penampilannya terlihat sedikit berantakan, tapi dia masih terlihat tampan dan bahkan terkesan keten.Dengan tampang bad boy ala-ala novel,harusnya perempuan normal manapun pasti akan mau menjadi pacar laki-laki itu.

"Harus jadi pacar yang benar, jangan bikin orang curiga."

"Emangnya gue harus gimana supaya orang gak curiga?"

"Ya Lo cuma bersikap layaknya orang pacaran beneran."

Aldara menghela napasnya,ia sendiri saja bahkan tidak pernah pacaran dan laki-laki itu menyuruhnya bersikap seperti orang pacaran beneran?

"Gue bener-bener gak tau harus lakukan apa."

"Yaudah,Lo nurut aja apa yang gue omongin,"ujar Albara.

Albara menyerahkan helm padanya,ia mengernyit bingung. laki-laki itu hanya membawa satu helm, mana mungkin dia sebagai penumpang memakai helm, sedangkan yang membawa motor tidak.

"Biar kelihatan kalau gue itu merhatiin cewek gue."

Aldara berdecih kecil.Kalau saja laki-laki ini tidak penasaran dengan dirinya sebagai Kalista,sudah sedari tadi dia hajar.

Sabar,Aldara demi keselamatan temen Lo.

Aldara pun memakai helm itu lalu naik ke atas boncengan laki-laki itu.

Setelah memastikan aldara naik ke atas motornya, laki-laki Itu melajukan motornya. Beberapa menit kemudian, Albara menggantikan motornya.

Udara menahan diri untuk tidak bertanya, pasalnya laki-laki itu menghentikan motornya di depan cafe yang masih berada di kawasan sekolah mereka.

Aldara turun lalu membuka helmnya, laki-laki itu lalu meraih tangannya dan menggenggamnya. Tentu saja hal itu membuatnya terkejut,ia melotot pada laki-laki itu.

"Diem nurut aja,kita udah diliatin,jangan buat mereka curiga."

Aldara pun hanya bisa menahan rasa kesalnya dan menurut saja begitu albara membawanya masuk ke dalam kafe.

Dari sudut mata Albara, Iya bisa melihat keberadaan kakaknya dengan Siska yang sudah menatapnya penuh emosi.Ia pura-pura tidak tahu dan mengajak Aldara untuk duduk di meja dekat jendela.

"Orang yang Lo maksud ada di belakang sebelah kanan kan?",bisik Aldara dengan tangan yang berpura-pura memainkan ponselnya.

Albara berguman sebagai jawaban.

"Jadi apa yang harus kita lakuin sekarang?"

"Orang pacaran biasanya ngelakuin apa?",tanya Albara balik bertanya.

Seketika Aldara mendongak dan menatap laki-laki itu dengan wajah terkejut."Lo belum pernah pacaran juga?"

Albara mengangguk pasti,saat itu juga Aldara mengumpat dalam hati.

Tuhan,kenapa ia harus terjebak dalam situasi seperti ini si?

1
Muanisah Jariyah
ceritanya seru,sayang typonya kebanyakan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!