NovelToon NovelToon
Regan & Nahla

Regan & Nahla

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali / Pembaca Pikiran
Popularitas:75.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Itsmeriseee

Cerita romansa mantan kekasih yang masih terhubung meski hubungan keduanya telah kandas. Akankah kebersamaan mereka sejalan atau hanya kenangan? Akankah berakhir di pernikahan atau datang sebagai tamu undangan?

Inilah cerita tentang kisah klise Regan dan Nahla. Dua manusia yang dipertemukan di bumi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsmeriseee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ikhlas yang sulit

Sebelum jam tujuh pagi Nahla sudah berada di kampus. Karena jika telat hukuman yang diberikan tidaklah mudah, maka dari itu Nahla menghindarinya. Masih sama seperti sebelumnya, berpakaian hitam putih dengan tag name di dada.

Semua berkumpul di dalam gedung yang bisa menampung lebih dari enam ribu orang. Semua duduk, ada yang di kursi stadion maupun di lantai berhimpitan. Kepanasan dan juga pengap. Nahla, Ayra dan Zoya duduk di lantai di tengah-tengah padatnya manusia. Ayra terus mengeluh kepanasan.

"Btw, ada yang nggak pake deodoran, bau banget!" Zoya menutup hidungnya. Merapatkan tubuhnya pada Nahla yang berada di tengah.

"Nikmatin aja, parfum alami." Bisik Nahla yang mendapatkan pukulan di lengan dari Ayra. Nahla tertawa kecil.

"Kapan sih, bapak-bapak itu berhenti ngomong. Ada yang dengerin juga nggak, ngantuk iya," Eluh Ayra lagi.

"Lo suruh diam coba," Kata Zoya yang merasa bosan. Nahla menyetujui, keduanya menatap Ayra. "Lo punya kepercayaan diri yang tinggi di antara kita berdua."

Merasa tertantang, Ayra mengangkat tangan ke atas membuat kericuhan menjadi hening. Semua menatap Ayra termasuk para panitia yang berada di luar masuk ke dalam.

"Mati lo." Gumam Zoya menunduk.

Nahla melepaskan tautan tangan Ayra di lengannya. Nahla dan Zoya cekikikan membuat Ayra salah tingkah memukul kecil temannya sambil berdiri kikuk.

"Boleh perkenalan dulu lalu di lanjutkan dengan pertanyaan. Sesi pertanyaan sudah di buka, ya," Ujar pembicara mempersilahkan Ayra.

Seorang panitia berlari memberikan mikrofon pada Ayra.

"Tanya aja kapan selesai, Ayra," Bisik Nahla mengulum senyum.

Ayra menendang kecil paha Nahla. Menerima mikrofon. Tidak seperti dugaan, Ayra tampil percaya diri membuat Nahla dan Zoya menatap kagum.

"Perkenalkan nama saya Ayrasme Gefanda, jurusan psikolog. Pertanyaan yang ingin saya tanyakan adalah, bapak punya tips tidak untuk mahasiswa baru dalam menghadapi ospek ini. Terima kasih,"

Nahla dan Zoya berkata wow secara bersamaan menatap Ayra.

"Baiklah akan saya jawab meski keluar dari materi seminar."

Ayra kembali duduk. "Untung gue nggak tanya tanggal lahir gue. Kan gawat dia nggak bisa jawab," Kata Ayra mengulum senyum lalu ketiganya tertawa.

Akhirnya seminar selesai. Di isi dengan games seru dari panitia. Di saat itu Nahla bisa melihat lebih dekat sosok perempuan bernama Aruna yang mengambil alih untuk memimpin jalannya acara. Benar kata Ayra, Cantik, anggun, berkelas, berwibawa, pintar, namun terlihat sederhana. Tingginya berkisar seratus enam puluh delapan centimeter. Rambutnya pendek, sesekali di ikat ke belakang dan dibiarkan tergerai. Ekspresi wajahnya terlihat sangat tegas namun lembut secara bersamaan.

Nahla tidak terlalu aktif mengikuti games, berbeda dengan Ayra dan Zoya yang sangat menikmati. Nahla memilih untuk mundur dari keramaian sampai ia di baris paling belakang dan tidak sengaja menginjak kaki seseorang.

"Maaf, maaf," Nahla segera berbalik membungkukkan tubuhnya.

"Aw. Sakit." Kata lelaki itu menatap Nahla dengan ekspresi datar.

"Maaf kak, nggak sengaja," Nahla tidak sengaja menginjak jemari kaki yang ternyata salah satu dari panitia, terlihat dari pakaian yang dikenakan.

Lelaki itu melihat tag name di dada Nahla. "Ngapain kamu mundur-mundur? Mau kabur, ya," Tuduhnya menunjuk Nahla.

"Nggak kak," Nahla menggeleng. "Aku, aku kebelet," Katanya mencari alasan. "Toilet di mana, kak?"

"Alasan klasik," Ujarnya tersenyum miring. "Mau ke toilet?"

Nahla mengangguk.

"Ya udah gue antar, nanti lo kabur."

Lelaki tersebut berjalan mendahului Nahla. Keluar dari gedung menuju jalan setapak. Awalnya ramai namun semakin melangkah keadaan semakin hening. Nahla melihat sekitarnya takut.

"Kak, toilet bukannya di sayap kanan ya? Kok kita kesini?" Tanya Nahla semakin takut karena keadaan benar-benar sepi. Banyak pepohonan besar dan Nahla tidak tahu di bawa kemana.

"Disana rusak,"

Nahla menghentikan langkah kakinya ketika sadar bahwa ada yang aneh. "Kak, aku nggak jadi ke toilet." Nahla bersiap kabur namun kalah cepat saat tangan lelaki itu mencengkram pergelangan tangan Nahla.

"Nanti lo ngompol, ayo gue antar,"

"Nggak jadi kak, makasih," Nahla ketakutan berusaha melepaskan tangan lelaki tersebut.

"Lo mau lulus ospek nggak?!" Tanyanya dengan intonasi nada yang meninggi. Nahla kaget dan membeku seketika. "Kalau mau aman, ikutin apa kata gue. Lo nggak tau gue ini berpengaruh di kampus ini?"

"Iya tau! Makanya nggak lulus-lulus dari kampus!" Teriak seseorang.

Nahla dan lelaki bernama Keven itu menggerakkan kepala menghadap kanan. Ada sekumpulan lelaki sedang nongkrong tertutup pepohonan. Mereka duduk di belakang gedung sambil merokok dan makan kacang.

"Nggak usah ikut campur!" Teriak Keven pada sekumpulan lelaki itu.

Nahla mencoba melepaskan tangannya yang gemetar. Ada empat orang lelaki di sana dan salah satunya adalah, Regan.

Lelaki dengan rambut sedikit panjang menjatuhkan rokoknya lalu menginjaknya seolah memberi peringatan. Nahla melihat Regan dan ketiga orang tersebut berjalan menghampirinya. Regan berjalan paling depan dengan kedua tangan dimasukkan ke saku jaket.

"Permainan lama," Ujar Regan kini berdiri di antara keduanya. Regan menyerongkan tubuhnya menghadap Keven penuh. Sekali tepisan tangan Keven terlepas dari Nahla.

"Nggak usah ikut campur." Kata Keven menantang Regan.

"Satu kali, gue abaikan. Dua kali gue liatin, tiga kali gue kasih peringatan. Empat kali. Mau keluar lewat jalur mana? Ekonomi atau vip?" Regan memberikan pilihan. "Gue masih menghormati lo sebagai kakak tingkat," Regan tersenyum.

"Jangan usik gue, nggak ada urusannya sama lo."

"Jelas ada. Lo selalu membuat skandal sehingga muka gue sebagai wajah universitas yang ganteng ini di coret-coret orang."

Ketiga temannya tertawa kecil.

Keven mengabaikan Regan dan hendak menarik Nahla namun salah satu teman Regan menghalangi.

"Kalau mau berbuat sesuatu jangan sampai terlihat kita, ketahuan terus lo. Cari tempat kek, sewa orang, jangan maba di tumbal kan,"

Keven akhirnya mundur, memberi peringatan pada Regan dan teman-temannya sambil menunjukkan jari tengah.

Suasana yang tegang seketika mencair saat Keven pergi. Semua berbalik menatap Nahla dengan ekspresi wajah yang manis kecuali Regan menatap datar.

"Maaf atas ketidaknyamanan ini, lain kali kalau di ajak sama cowok nggak di kenal jangan mau, ya, disini banyak kadang buaya. Yang tadi buaya putih, udah kelamaan jadi memutih dia," Ujar lelaki dengan senyuman manis di bibir.

"Kamu boleh kembali ke gedung," Kata lelaki berbaju hitam tersebut.

"Ayo saya antar," lelaki dengan senyuman manis hendak melangkah namun Nahla berkata.

"Katanya nggak boleh ikut sama cowok yang nggak di kenal—"

"Itu maksud gue!" Lanjutnya menjentikkan jemari kemudian mengulurkan tangan kanan. "Boleh kenalan?"

Nahla menatap uluran tangan lama kemudian berbalik dan berlari meninggalkan ke empat lelaki tersebut.

"Penolakan perkenalan lebih sakit dari pada di tolak saat menyatakan perasaan." Ujar lelaki itu membuat ketiga temannya tertawa. Regan tersenyum tipis melihat Nahla yang semakin menjauh.

Nahla tiba di gedung dengan napas tersengal, ia mencari dimana Ayra dan Zoya diantara lautan manusia. Tidak butuh waktu lama karena Nahla melihat Zoya sudah berdiri di panggung.

Zoya memenangkan sebuah games yang membuat Nahla tidak habis pikir bagaimana bisa Zoya bisa menang. Teman Nahla satu itu memang ajaib.

Rangkaian demi rangkaian acara di jalani. Tepat pukul lima sore ospek hari kedua dibubarkan. Besok akan menjadi hari terakhir dan masih banyak rangkaian yang harus di lewati.

"Tadi lo kemana, Na? Gue cariin nggak ada," Tanya Zoya ketika mereka baru saja keluar dari gedung.

"Ke toilet," Jawab Nahla seadanya. Mata Nahla melihat mobil Regan masih terparkir di area gedung. Nahla melihat sosok perempuan masuk ke mobil tersebut dan melaju meninggalkan parkiran.

Ternyata mengikhlaskan tidak semudah yang dikatakan. Merelakan dia bersama yang lain tidak semudah yang dibayangkan.

1
Paransa Tooba
thor ayok up kelanjutannya penasaran bgt ini .. udah 3x baca ulang ini ..
Ria Karyawati
ayo thor mana lanjutannya,jgn terlalu lama.
ceritain aja ttg persiapan pernikahan mereka serta ujian² nya/Good/
Madinaskaya Akbar
Kelamaan up nya
Bikin penasaran aja
Giliran up paling cuma 2 bab doang, eehh vakum lagi 2 bulan 🤭🤭
mine
cerita yang bagus,tapi blm banyak liat, ditunggu up nya Author,Semangaaaat☕☕☕☕🍕🍕🍕🍕🍕
mbu ne
masih dilanjutkah ceritanya? ...😔
dhanyx
up Thor..
Zahieera
Ditunggu part selanjutnya kak... semangatttt🙏💪
Lin Frie
kapan up lg di tunggu
Anonymous
Nyeseek
Anonymous
Kereen ceritanya k
Ayu Devara
Thor... ayo semangat buat up bab selanjutnya... udah ga sabar nii Thor...
Ayu Devara
alur ceritanya bagus
Sugo Bagus
up lagi kak .. baru ini aku baca novel seketagihan ini .. terimakasih yaa untuk novel yg keren ini .. sehat selalu
Aprilya MikayLa Atmaja
bolak balik bacain ini truss.. lanjutt donk thor
Rita Riau
ni si Regan ga jelas banget jadi cowok 🤔🤭🙄
Rita Riau
laki laki pecundang
Rita Riau
hadeeh Regan jgn bikin Nahla ilfil sama kamu,,🙄🙄
Rita Riau
Regan tipe cowok plin plan, egois dan ga tegas,,
Rita Riau
jgn heran Ayra, mau Askara kulkas 25 pintu atau 100 pintu ga ngaruh buat Nahla, karena Nahla tokoh utama. jadi kalo ga nyemperin Nahla Askara cuma sebuah nama,,
Rita Riau
jgn egois Regan,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!