seorang gadis cantik bernama Jenna putri Maxim. ia handal dalam segala bidang baik dalam bidang hacker, beladiri, dan menembak serta pintar dalam akedemik apapun, namun semenjak snang ibu menghilang karena sebuah tragedi yang di lakukan oleh adik dari ayahnya membuat Sang gadis nekad membentuk sebuah kelompok mafia untuk mencari keberadaan Sang ibu.
apakah ia mampu bertemu kembali dengan Sang ibu kembali? apakah ia mampu ceria kembali setelah kembali Sang ibu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Septi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
meminta izin
Deg
Sedikit ada rasa tidak suka jika mendengar sang Daddy untuk kembali menikah dengan wanita lain. Ya itu adalah Lili, namun tidak dengan Jenna, ia sama sekali tidak mempermasalahkan jika sang Daddy akan menikah kembali.
" Daddy jahat...! Daddy egois! " Teriak Lili dengan penuh rasa kecewa.
Dengan penuh rasa kecewa atas pilihan Daddynya segera Lili beranjak dari tempat duduk seraya menghentakkan kaki penuh kekecewaan lalu berlari ke arah Kamar dan meninggal kan Maxim dan Jenna. Tapi suara Maxim mampu membuat langkah kaki Lili bisa terhenti.
Huftt... Dengan nafas berat
" Lili... Dengarin penjelasan Daddy dulu nak! Daddy belum selesai bicara. " Teriak Maxim yang tak habis pikir dengan sikap putri sulung nya itu.
" Nggak perlu ada penjelasan lagi Dad! " Bentak Lili
" Untuk kami berdua saja Daddy tak bisa bersikap adil, apalagi Daddy mau menikah lagi.. Tambah terbuang kami Dad.. " Teriak Lili amatir dengan nasibnya yang terasa buruk.
" Siapa yang membuang kalian nak.. Tidak ada! Daddy sangat menyayangi kalian berdua. Daddy menikah lagi agar kalian berdua ada yang jagain dan memperhatikan kalian juga. " Ucap Maxim menjelaskan dengan nada yang sangat tinggi.
Brak...
Terdengar suara pintu kamar Lili yang di tutup dengan keras.
" Huft....! " Dengan nafas berat Maxim menetralisir kan rasa emosi nya lalu menatap Jenna yang masih betah duduk di sofa itu.
" Jenna.. Bagaimana nak? Apakah kamu mengizin kan jika Daddy menikah lagi? " Tanya Maxim penuh hati - hati.
" Terserah sama Daddy saja, Jika itu bisa membuat Daddy bahagia. Jika perempuan itu baik maka menikah lah Dad... Namun jika tidak dia bukan wanita yang baik, maaf jika hidupnya akan segera berakhir. " Ancam Jenna datar.
" Yang kami butuhkan itu bukan istri baru Daddy tapi.. Perhatian dan waktu Daddy. " Sambung Jenna lagi.
Deg
Maxim sedikit syok dengan ucapan sang putri bungsunya sendiri. Dengan tatapan dingin dan datar membuat banyak pertanyaan di kepala Maxim.
'Apakah selama ini aku terlalu sibuk dengan dunia ku sendiri? Sehingga putri ku sendiri tidak aku kenali sedikit pun, hah... Aku memang seorang ayah yang buruk. Kasihan sekali anak - anak ku. Kenapa selama ini aku mengabaikan anak - anak ku. Sehingga mereka menjauhi ku. " Batin Maxim merasa menyesal.
Jenna diam - diam melihat Sang Daddy nya tengah melamun .
" Semoga Daddy sadar jika kami masih membutuhkan Daddy. " Batin Jenna penuh harap.
" Apa uang mu masih ada nak? " Tanya Maxim mencoba memperhatikan putrinya.
" Masih.. Tapi uang Daddy tidak membuat kami bahagia Dad! " Sindir Jenna.
" Apa maksud kamu Jen? " Tanya Maxim pada Jenna.
" Kami itu tidak butuh uang Daddy, kami itu hanya butuh Daddy ada untuk kita. Bukan uang Daddy. " Jawab Jenna penuh kejujuran.
" Kamu ini bicara apa nak? Daddy ini sibuk selama ini untuk mencari uang untuk kalian berdua, daddy tidak ingin kedua anak Daddy kesulitan . Kamu harap paham apa maksud Daddy. " Sanggah Maxim tak habis pikir dengan jalan pikiran putrinya.
" Dad.. Aku tahu daddy sibuk. Tapi tidak kah sedetik pun Daddy punya waktu untuk menanyakan kabar Aku dengan kak Lili? Masih banyak kok Dad.. Seorang ayah berjuang untuk anak-anak nya tapi Daddy berbeda dengan ayah yang lain. Apakah selama ini Daddy menganggap kami berdua sudah mati? Sehingga Daddy melupakan kami berdua? " Ujar Jenna meluap kan uneg - uneg nya selama ini.
Deg
Bagai ditusuk seribu pisau jantung Maxim mendengar kata - kata Jenna.
" Tidak.. Tidak.. Nak... Maaf kan Daddy. Maafkan selama ini Daddy sudah mengabaikan kalian. Daddy adalah ayah yang sangat gagal untuk kedua putri Daddy selama ini. Maaf kan Daddy... Nak. Daddy merasa hancur setelah ibu mu pergi maka Daddy tidak ada keberanian lagi untuk bertemu dengan kalian. " Ucap Maxim yang mulai berani jujur dengan Jenna.
" Dad... Asal daddy tahu, bukan hanya Daddy saja yang merasa kehilangan Mommy Dad. Kita semua juga hancur Dad.. Tapi apa? Satu - satu orang tua yang hanya kami miliki yaitu Daddy bahkan melupakan keberadaan kami. Seolah - olah kami juga ikut mati kan Dad dengan Mommy. Jika memang itu daddy mau dan ada jalan apa salah nya kami ikut dengan Mommy. " Jelas Jenna mencoba menyadarkan sang Daddy.
" Jangan.. Nak, cukup Mommy mu saja meninggal kan Daddy jangan kalian ya. Daddy mohon.. " Bantah maxim.
Grep
Karena tidak sanggup mendengar ucapan sang putri Maxim dengan cepat memeluk putrinya ke dalam pelukan.
Di balik dinding, Lili mendengar dan melihat apa yang telah terjadi diantara Daddy dan sang adik. Karena tidak sanggup melihat sang Daddy hanya memeluk adiknya dengan langkah pasti Lili menyusul sang Daddy.
" Daddy.. Hiks... Hiks... " Panggil Lili merasa cemburu dan menangis.
Maxim yang merasa terpanggil langsung menoleh ke arah suara.
" Lili. . Ayo nak sini dekat dengan Daddy. " Ujar Maxim seraya melambaikan tangan ke arah putri sulung nya itu.
Grep
Cup
Cup
Langsung saja Maxim langsung memeluk kedua putri nya dan memberi kecupan kedua putrinya.
" Maafkan Daddy ya nak.. Selama ini Daddy telah menjadi ayah yang buruk untuk kalian berdua. " Ujarnya penuh penyesalan.
" Iya Dad.. Aku rindu Daddy.. Hiks... " Sahut Lili merasa bahagia dengan apa yang selama ia mimpikan akhirnya terjadi.
Ya Lili bermimpi jika suatu hari Sang Daddy kembali hangat seperti dulu di waktu sang ibu masih hidup seperti keluarga cemara yang sangat bahagia.
***
Pagi ini, Jenna mulai kembali sekolah namun bukan ke sekolah yang lama karena pihak sekolah yang lama sudah kehabisan toleransi untuk menerima kenakalan Jenna. Maka dari itu ia memilih pindah ke sekolah barunya.
Karena keadaan sudah baikan dengan sang Daddy. Bahkan Daddy nya sudah berjanji dengan nya untuk kembali memberikan perhatian dan kasih sayang untuk dirinya dengan sang kakak maka ia bertekad untuk tidak membuat masalah dengan sekolah yang baru.
Brum
Terdengar lah suara motor sport keluaran terbaru memasuki area sekolah Tunas bangsa. Dimana sekolah tersebut hanya anak dari kalangan yang mampu saja yang bisa sekolah di tempat itu. Dan hanya siswa yang pintar yang mampu mendapat kan beasiswa untuk. Bisa sekolah di tempat itu.
Ya, motor sport keluaran terbaru itu adalah motor yang baru saja di beli oleh Jenna. Di area parkir seluruh mata memandang heran dengan kedatangan motor sport itu. Bahkan ada lima pria termasuk most wanted dimana kelompok geng motor dragon yang sangat di segani di sekolah itu. Tak satu pun yang berani melawan kebengisan mereka. Mereka merasa penasaran dengan seseorang yang mengendarai motor sport tersebut.
" Wih.. Siapa itu bro? " Tanya Rafa yang termasuk salah satu inti dari geng motor Dragon.
" Mana gue tahu ege! " Ucap Wily santai.
" Dari postur tubuh nya kayak cewek nggak sih? " Selidik Putra.
Kelima geng Motor Dragon penasaran dengan pemilik motor sport itu, hanya saja Rafa, Willy dan putra saja yang banyak bicara sedangkan dua orang dari mereka yang tak lain adalah Bryan dan aska memang mereka berdua tidak suka banyak bicara alias es batu. Wk wk..
Sementara orang yang sedang di bicarakan masih betah duduk di atas motor sambil bermain ponselnya. Karena tak mau kehabisan waktu, Jenna mulai menyimpan ponselnya ke dalam tas, dan membuka helm yang belum di buka sama sekali sejak tadi.
" Eh buset! Cantiknya mak.. " Puji willy merasa kagum dengan kecantikan Jenna.
" Mami.. Menantu mu sudah datang... " Ucap Rafa merasa konyol.
Tuk
" Aw.. Sakit oi! " Keluh Rafa karena baru saja kepalanya di timpuk buku oleh Aska.
" Ha.. Ha.. Rasain tuh" Ledek Putra merasa senang melihat temannya teraniaya.
Kelima wost monted itu, sangat tertarik dengan kecantikan Jenna sampai perhatian mereka hanya pada Jenna semata.
Jenna tahu, jika dirinya menjadi bahan perhatian dari penghuni sekolah, hanya saja dia masih cuek karena itu bukan hal yang membahayakan dirinya maka ia memilih cuek dan santai sambil berjalan masuk ke dalam gedung sekolah itu dan mencari ruang kepala sekolah.
" Aduh buset.. Aura cuy.. Dingin bangat. " Seru Rafa
" Ho'oh" Sahut willy dan putra secara bersamaan ketika melihat Jenna dengan tampang datar memasuki gedung sekolah.
"Menarik.. " Batin Aska sebagai ketua Geng Motor Dragon.
" Cabut..! " Ucap Bryan melangkah masuk ke dalam kelas.
" Hm" Sahut Aska.
***
Tok
Tok
Dari luar Jenna mengetok pintu ruang kepala sekolah.
" Masuk.. " Sahut seorang pria paruh baya dari dalam ruangan itu, begitu mendapat izin masuk ke dalam Jenna melangkah masuk ke dalam.
" Kamu anak baru itu kan? " Tanya pria itu.
" Iya Pak. " Jawab Jenna datar.
" Baik lah kelas kamu ada di Xll IPa 1 ya ada di lantai tiga sebelah kanan dari sini. Bilang saja ke guru itu jika saya yang memberi tahu mu. " Jelas Zaki sebagai kepala sekolah Tunas bangsa.
" Hm.. " Ujar Jenna dengan cara berdehem setelah itu ia berlalu dari tempat itu.
Kepala sekolah melihat sikap Dingin murid baru nya itu hanya bisa geleng- geleng kepala saja.
***
Singkat cerita Jenna sudah masuk dan memperkenalkan diri di kelas itu. Bahkan Jenna juga satu kelas dengan kelima geng motor dragon.
Pada saat ini, Jenna sedang mencari dimana tempat Kantin sekolah ini berada, awalnya ia sedikit kesulitan mencarinya namun dengan kebaikan salah satu teman sekelas nya Jenna bisa ke kantin bersama dengan nya.
Ya, murid itu tak lain adalah Mila, Mila merupakan anak yang beruntung yang bisa sekolah di Tunas Bangsa karena beasiswa. Mila adalah anak sebatang kara karena kedua orang tua sudah lama meninggal. Awalnya, Mila hidup dengan sang Bibik namun setelah sang Bibik menikah, tapi sayangnya suami Bibiknya tidak menyukai keberadaan Mila, karena ia menganggap Mila hanya beban, dengan berat hati, sang Bibi meminta Mila untuk kembali tinggal sendiri di rumah kedua armlhm orang tuanya. Sejak saat itu lah Mila hidup seorang diri di rumah peninggalan orang tua nya.
" Jenna.. Kamu mau pesan apa, biar Aku pesankan. " Tawar Mila pada Jenna.
" Hmm Gue mau bakso sama es teh saja. " Ucap Jenna.
" Oke.. Tunggu sebentar ya. " Ujar Mila beranjak untuk membuat pesanannya dengan Jena.
" Hm"
Tidak butuh waktu lama, Pesanan sudah datang. Mila dan Jenna mulai menikmati makanannya. Namun baru bisa memakan setengah saja para pengganggu datang mengganggu ketenangan Jenna dan Mila yang sedang makan.
Byur....
Es jeruk baru saja di guyur sampai habis dari kepala Mila, ya pelakunya adalah Ayu berserta para antek - anteknya. Di sekolah Tunas bangsa itu, tak ada satu pun yang berani melawan anak donatur sekolah itu. Jika ia berani membuli tak satu pun dari mereka ada yang berani melawan Ayu.
" Gimana? Enak kan mandi es Jeruknya... Dingin kan? Baik kan aku...? Ha.. Ha..." Ledek Ayu merasa senang dengan hasil perbuatannya.
Mila merasa sedih jika dirinya selalu menjadi bahan bulian Ayu setiap hari. Berbeda dengan Jenna, sengaja berhenti sejenak untuk makan karena adegan itu membuatnya sedikit tertarik.
" Ampun.. Apa Salah ku saat ini? Hiks.. Hiks... " Tanya Mila sedikit gemetar.
" Nggak ada tuh.. Hanya saja gue butuh mainan doank! Ya nggak teman - teman? " Jawab Ayu merasa bangga.
" Iya.. Ha... Ha... " Sahut para antek - antek Ayu sambil tertawa terbahak-bahak.
Ayu melihat Jenna menatap nya tajam seraya melipat tangan dan menyadarkan badan nya ke tempat duduk itu, seolah mendapat mangsa baru, membuat nya menjadi semangat.
.
" Lo anak baru itu kan? Kok Lo mau sih temanan sama Dia, apa drajat Lo sama nih anak sama kayak Dia? Anak miskin!" Ledek Ayu langsung di angguki oleh Para antek-antek nya.
Namun sedikit pun tak di hiraukan oleh Jenna, meskipun ia di ejek begitu, karena Jenna sudah malas membuat masalah, apalagi ia masih baru bersekolah di tempat itu. Melihat tak ada respon dari anak baru Ayu merasa sakit hati karena di abaikan oleh Jenna, sehingga Ayu sampai meradang kesal maka dari itu ia mulai dengan aksinya dan menganggap Jenna dengan remeh.
" Kurang ajar ya Lo! Berani ya nggak nyahut ucapan Gue! " Hardik Ayu sambil menarik rambut Jenna seenaknya.
Dari sudut kantin kelima pria Dragon menyaksikan pertengkaran Ayu dan Jenna. Bahkan seluruh murid yang sedang makan ikut menyaksikan tindakan Ayu, namun tak satu pun dari mereka yang berani membantu karena mereka takut dengan Ayu dan mencari jalan aman saja. Bahkan kelima anggota dragon juga ikut menyaksikan tindakan Ayu.
" Hadeh... Tu cewek nggak habis - habisnya buat masalah di sekolah ini. " Ujar putra merasa jengah melihat Kelakuan Ayu berserta para antek-antek nya.
" Aduh... Kasihan calon bini gue.. " Ujar Rafa merasa tak Terima jika Jenna di perlakukan secara kasar oleh Ayu.
Kembali ke Jenna dan Ayu.
Tak sedikit pun Jenna merasa mengeluh dengan rambut yang saat ini masih ditarik oleh Ayu.
" Lepas! Sebelum Lo menyesal. " Ucap Jenna dingin.
" Berani Lo ha! " Hardik Ayu semakin mengencangkan tarikan rambut Jenna.
Awalnya, Jenna enggan membuat masalah karena itu bukan berkaitan dengannya. Tetapi jika ia merasa terusik baru lah ia bertindak.
Jenna merasa tertantang dan memutar tubuh nya membuat rambutnya yang tadi ditarik Ayu langsung terlepas.
Plak
Dughhh
Bruk
Akhhh
Sebuah tamparan dan satu tendangan sukses di dapat oleh Ayu dari Jenna. Sehingga Ayu terlempar ke sudut meja sebelah meja Mila dan Jenna. Membuat Ayu langsung memuntahkan darah segar dari mulut nya.
Seluruh isi kantin menyaksikan pertengkaran itu merasa syok, karena baru kali ini ada yang berani melawan Ayu dan para antek-anteknya.
Dengan langkah angkuh Jenna menghampiri Ayu, dan menarik rambut Ayu dengan sangat kuat sambil mensejajarkan posisi nya dengan Ayu yang tergeletak di bawah meja.
Akhhh
" Lepas sakit! " Rintih Ayu merasa tubuhnya merasa sakit apalagi satu tamparan tadi membuat sudut bibirnya berdarah.
" Cih.. Lepas Lo bilang? " Desis Jenna sambil tersenyum miring.
" Jika Lo mau cari lawan itu, selidiki dulu siapa yang akan Lo Lawan Oke!! sekali lagi Lo berani mencari masalah sama gue habis Lo. " Bisik Jenna datar dan dingin seraya menghempaskan tubuh Ayu ke lantai setelah itu langsung berlalu dari kantin sambil mengajak Mila untuk segera pergi.
Dari ke lima Dragon
" Nggak salah lagi Lo berhak jadi wanita gue. " Batin aska merasa penasaran dengan aksi berani Jenna.
" Huft.. Gue pikir calon bini gue lemah, tapi.. Beh susah lah di rangkai dengan kata-kata. " Puji Rafa penuh antusias.
" Gila Lo, main ngaku - ngaku calon bini! Emang tu cewek kenal sama Lo? " Ledek willy pada Rafa.
" He.. He.. Nggak bro! " Jawab Rafa sambil terkekeh.
" Amm, kayak nya kali ini Lo bakalan bersaing secara brutal deh sama gue. " Sahut Putra dengan tampang serius.
Mendengar ucapan Putra ke empat sahabatnya menatap intens Putra, bahkan Aska tak mau kalah.
" Maksud Lo mau nikung gue gitu? " Selidik Rafa.
" Ya nggak donk...! " Bantah Putra.
" Terus maksud Lo apa? Wah parah Lo..! Semua cewek Lo embat gitu? Nggak.. Nggak kali ini Lo ngalah oke.. Masa Lo tega sih liatin gue jadi Jones terus. " Ucap Rafa dengan wajah di buat sesedih mungkin.
Tug
" Aduh... Sakit ege! Lama- lama ni kepala gue bakal enemia deh gara - gara Lo embat sama buku Lo itu. " Keluh Rafa pada willy sambil mengusap kepalanya yang terasa sakit.
" Haha.. Ha.. Amnesia bukan Anemia bro! " Ejek Willy.
" Terserah lo kata deh! " Pasrah Rafa.
" Dia milik gue! " Ucap Aska secara tiba-tiba.
" Hah? " Cengo ke empat sahabatnya.
Willy, Raffa, Putra, dan Bryan merasa mimpi dengan ucapan Aska alias ketua dari mereka. Kenapa begitu, karena selama ini Aska memiliki ketampanan di atas rata - rata tak satu pun para gadis yang berani mendekati Aska, pernah ada beberapa gadis nekad mendekati Aska, namun setelah itu berita dimana keberadaan gadis itu menghilang entah kemana. Sejak saat itu tak ada yang berani mendekati walaupun setiap hari para gadis hanya bisa mengagumi ketampanan Aska namun tak berani mendekati.
" Serius lo? " Selidik Bryan pada Aska.
" Hm" Langsung di angguki oleh Aska.
" Pak ketu sama pak waktu kalau bicara bahasa planet mereka bikin kepala gue merangakai rumus kuadrat deh! " Ejek Willy yang tak paham apa yang mereka berdua bicarakan.
" Ho'oh" Sambung Rafa menimpali.
" Jadi Lo juga suka sama Anak baru itu? " Tanya Putra yang paham bahasa Bryan dan Aska.
" Hm" Langsung di angguki kepala oleh Aska.
" Singkat waktu saja kita sudah kalah bray! Mundur... Mundur. " Ejek Rafa langsung di sepakati oleh Putra dan Willy beserta Bryan.
" Kenapa? Nggak suka lo pada? " Selidik Aska pada ke empat sahabatnya.
" Setuju.. " Jawab mereka berempat.
Aska tersenyum penuh kemenangan karena para sahabatnya rela mundur untuk dirinya.
" Perjuangkan Bro! Klo nggak kita bakalan maju. " Ancam Rafa.
" Hm"
"Aduh itu mulut mending di sumbangin aja deh! Dari pada ahm hm terus angguk kepala doank. " Sindir Willy.
****
Di toilet Jenna membantu Mila untuk menggantikan pakaian Mila yang sudah basah kuyup karena habis di guyur oleh Ayu tadi.
" Terimakasih Jenna, kamu sudah mau tolongin Aku" Ucap Mila tulus.
" Nggak perlu itu karena dia sudah berani ganggu ketenangan gue. " Jawab Jenna dingin dan datar.
" Aku takut kamu akan di D. O sama kepala sekolah karena berani ganggu dia. " Ujar Mila.
Mila paham dengan sikap dingin Jenna, meskipun terlihat menakutkan, Mila paham jika Jenna adalah anak yang baik.
" Siapa dia? " Tanya Jenna.
" Dia anak orang kaya Jen, anak adi jaya, dia termasuk anak donatur paling besar di sekolah ini. Jika ada yang berani bermasalah dengan nya konsekuensi nya siap keluar dari sekolah ini. Karena kekuasaan itu tak ada yang berani melawan dia Jen. Karena sudah banyak jadi korban bullyan dan memprotes dan berakhir karena D. O. " Jelas Mila.
" Kayaknya gue tertarik dengan Kasus ini, jika itu terjadi, ayo kita akhiri kesombongan tikus kecil itu, kita buat dia tidak berkutik lagi gimana? " Ucap Jenna saraya menaikkan alisnya naik turun.
" Hah? " Mila merasa cengo dengan kenaifan teman barunya itu.
" Dah.. Lah! Lo lihat saja nanti permainan gue. Mulai sekarang Lo jadi sahabat gue. Gimana Lo mau nggak? " Tawar Jenna.
Diam - diam Jenna sudah menyelidiki asal - usul teman barunya itu, dengan ke ahlian nya menjadi hacker super handal sangat mudah bagi Jenna mencari data Mila, maka dengan itu ia mengajak Mila menjadi sahabatnya.
" Kamu yakin mau jadi sahabat Aku jen? Aku ini bukan orang kaya Jenna, selama ini di sekolah ini tak ada yang mau menjadikan Aku teman karena Aku anak miskin yatim- piatu lagi. " Jawab Mila penuh kejujuran dan dengan wajah terlihat sedih.
Puk
Puk
Jenna menepuk pundak Mila seperti mau menyalurkan kekuatan untuk Mila.
" Sudah! Lo nggak perlu sedih, gue nggak peduli lo itu miskin atau pun kaya yang penting lo mau temanan sama gue. " Ucap Jenna terlihat datar tapi terdengar tulus oleh Mila.
" Iya Jen, Aku mau jadi sahabat kamu, terimakasih sudah mau bersahabat dengan Aku. " Ucap Mila seraya tersenyum bahagia.
" Kayak nya Lo sudah selesai, ayo kita ke kelas sebelum guru masuk. " Ajak Jenna melangkah keluar dari toilet.
" Iya. . " Ucap Mila sambil mengikuti langkah Jenna menuju kelas.
semangat Thor