NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Menyerah

Biarkan Aku Menyerah

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:9.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Pasha Ayu

Dalam rumah tangga, CINTA saja tidak cukup, ... Masih diperlukan kesetiaan untuk membangun kokoh sebuah BIDUK.

Namun, tak dipungkiri TAKDIR ikut andil untuk segala alur yang tercipta di kehidupan FANA.

Seperti, Fasha misalnya; dia menjadi yang KEDUA tanpa adanya sebuah RENCANA. Dia menjadi yang KEDUA, walau suaminya amat sangat MENCINTAI dirinya. Dia menjadi yang KEDUA, meski statusnya ISTRI PERTAMA.

Satu tahun menikah, bukannya menimang bayi mungil hasil dari buah cinta. Fasha justru dihadapkan kepada pernikahan kedua suaminya.

Sebuah kondisi memaksa Samsul Bakhrie untuk menikah lagi. Azahra Khairunnisa adalah wanita titipan kakak Bakhrie yang telah wafat.

Tepatnya sebelum meninggal, almarhum Manaf memberikan wasiat agar Bakhrie menikahi kekasihnya yang telah hamil.

Wasiat terakhir almarhum Manaf, akhirnya disetujui oleh Bakhrie dan keluarganya tanpa melihat ada hati yang remuk menjadi ribuan keping.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAM DUA PULUH

Azahra membuka jendela kamar. Ruangan klasik yang didominasi warna putih, juga berbagai macam hiasan dinding vintage.

Kakinya melangkah mendekati Bachrie yang menatap wajah sendunya. Meski kemarin Bachrie mengeluarkan statemen tak enak, Azahra masih melayani Bachrie seperti biasa.

Sabar sekali, wanita itu mengaitkan satu persatu anak kancing baju Bachrie yang sebentar lagi akan bertolak ke tempat Gus Emyr, yaitu Pakde Fasha.

"Kamu masih sakit hati padaku?"

Melihat Azahra terus diam dan murung, Bachrie merasa bersalah. Sepertinya Azahra terguncang karena kata-katanya kemarin.

Sungguh, bukan maksud Bachrie berseru kata pedas kepada Azahra, tapi Bachrie sendiri sedang tidak bisa berpikir baik saat ini, dan Azahra akhir- akhir ini menjadi sangat rewel.

"Tidak." Zahra menggeleng.

"Lalu ada apa?"

Kendati di awal Azahra bungkam, tak berapa lama, wanita itu mengulurkan testpack kepada suaminya. "Zahra hamil, Mas."

"Hamil?" Bachrie bergegas memeluk istrinya setelah Azahra mengangguk. Ini berita mengharukan yang membahagiakan.

Rupanya, ada alasan dibalik rewelnya seorang Azahra akhir- akhir ini. "Selamat, Zahra."

Air mata Azahra luruh. "Apa selamanya Zahra hanya akan menjadi makanan pengganti?"

"Ssstt!" Bachrie merasa bersalah. "Maafkan aku untuk yang kemarin. Aku benar- benar sedang kalut karena masalah, Acha."

Bukan mau Bachrie menyakiti siapa pun, hanya saja, memang dia yang belum bisa bersikap adil kepada dua istrinya.

Kemarin, saat Bachrie lebih condong ke Azahra, Fasha lah yang terabaikan. Begitu pula sebaliknya, ketika ia lebih condong ke Fasha, maka harus rela mengabaikan Azahra.

"Aku janji, kamu juga akan mendapatkan hak yang sama dengan, Acha. Tapi untuk saat ini, tolong pahami posisi ku, Zahra. Biarkan aku mengurus banding perceraian ku dulu."

Azahra mengangguk menurut. Keduanya keluar dari kamar, dan mengatakan kabar kehamilan Azahra kepada Fatima.

Azalea masih kecil memang, tapi, kalau hanya untuk pengasuh, Bachrie masih sanggup membayar dengan penghasilan perbulannya.

Yah, dengan gelar dan tampilan rupawan yang dimilikinya, Bachrie tak pernah kesulitan mencari pekerjaan.

Apa lagi, pabrik makanan siap lahap milik Sudjatmiko masih bisa diandalkan meski separuh saham yang tadinya atas nama Bachrie sudah dilimpah ke Fasha.

Berharap, pengalihan harta itu menjadi pertimbangan Fasha agar membatalkan gugatannya. Namun, sampai detik ini, Fasha tak mengindahkan upayanya sama sekali.

...][∆°°°°^°°∆°°^°°°°∆][...

Seperti rencana yang disepakati bersama, hari ini Bachrie menyatroni kediaman Gus Emyr beserta keluarga.

Akhirnya, setelah kemarin King Miller tak memberikan kesempatan bicara. Hari ini, lelaki itu turut menghadiri pertemuan keluarga.

Gus Emyr selaku seseorang yang juga ikut andil menjodohkan Fasha dan Bachrie, lelaki itu meminta King untuk mengikuti tabayyun.

Sejatinya, permasalahan ini perlu diselesaikan secara baik- baik. Setidaknya, esok hari atau lusa, takkan ada lagi hal yang membuat mereka menyesali masa lalu.

Karena walau apa pun alasannya, memisahkan pasangan yang masih ingin bersama tetap tidak dibenarkan.

Maka, sesuai permintaan dari Sudjatmiko sendiri, Gus Emyr meminta secara baik- baik agar King membiarkan Fasha memantapkan sekali lagi keputusannya.

Di sinilah Bachrie, ia berada di satu ruangan yang sama dengan istri pertama. Pun, Azahra ada di sisinya, mengingat permasalahannya bersama Fasha dimulai semenjak Bachrie menikah lagi.

Terenyuh Bachrie menatap perut besar Fasha yang sudah cukup kentara. Bachrie sempat mencium pucuk kepala wanita itu sebelum duduk bersama, bertiga.

"Aku merindukan mu." Bachrie meremas tangan mungil Fasha, seakan tak peduli dengan mata Azahra yang tertuju lurus ke arah sana.

"Kenapa harus ada pertemuan lagi?" Fasha bertanya tanpa adanya basa- basi.

Sebetulnya, cinta yang dia miliki masih sering menggoyahkan pendiriannya. Andai bisa memilih, selama proses perceraian berjalan, Fasha tidak ingin melihat Bachrie dahulu.

Namun, apa boleh buat, Tabayyun harus dilakukan demi ketenangan. "Memang, Mas mau melepas Zahra demi Acha?"

Yah, kedengarannya memang sangat egois, dan inilah yang tidak Bachrie sukai dari istri cantik kesayangannya. "Azahra sedang hamil, Sayang," ucapnya.

Fasha hampir lupa bagaimana caranya bernapas. Sesaat dia tidak berkutik, angan pikirnya hanya mampu bergeming.

Kalau ditanya soal cinta, Fasha masih amat sangat mencintai Bachrie. Tapi, lagi dan lagi, hatinya dibuat mantap bercerai setelah berita kehamilan Azahra.

"Jadi Mas Bachrie tetap mau mempertahankan Zahra?"

"Yah, dia istriku juga." Bachrie masih terus menggenggam tangan Fasha yang mulai sedikit meronta untuk dilepaskan.

"Lalu kenapa, Mas minta kita bertemu lagi?"

Bachrie mengikis jarak. "Sampai kapan pun aku tidak akan pernah melepaskan salah satu istri yang sudah menjadi tanggung jawab ku, termasuk kamu, Cha."

Fasha menunduk, gagu.

"Alangkah pengecutnya Bachrie kalau sampai melepas Azahra setelah menikahinya."

Fasha kerap mengangguk. "Aku tahu kamu tanggung jawab, Mas. Aku tahu kamu tidak bisa menyakiti Azahra karena dia juga istri mu. Tapi apa kamu lupa kalau kemarin kamu bahkan menampar ku karena fitnahnya!"

"Azahra tidak memfitnah mu, Sayang. Azahra hanya mengatakan paha Azalea merah seperti bekas cubitan. Bukan berarti Azahra menuduh kamu yang melakukannya. Aku yang salah karena tersulut emosi waktu itu."

Fasha tersenyum getir. Ternyata pertemuan ini memang ada gunanya. Setidaknya, ia menjadi mantap untuk berpisah dari lelaki yang bahkan tak berusaha berbuat adil.

Sudah sejelas itu Azahra memfitnah dirinya, dan Bachrie masih membela. "Acha sudah kumpulkan semua bukti. Dan perceraian kita akan dipermudah karena tindakan kdrt-mu."

"Kamu tega menjadikan kdrt alasan perceraian kita, hm?" Bachrie sempat terhenyak untuk sesaat.

Fasha mengangguk lalu berdiri. "Silahkan ajukan banding semampu kamu, Mas. Aku tidak akan menyerah di pengadilan, sampai bisa mendapatkan akta cerai," ucapnya.

Bachrie bangkit demi mencegah langkah kaki Fasha yang barusan terayun ke arah pintu.

"Kamu tahu kan, perceraian, salah satu hal yang dibenci Allah."

"Walau begitu, jangan lupa juga, meski dibenci, Allah tetap tidak mengharamkannya."

Bachrie terkekeh frustrasi.

Fasha lekas menatap Azahra yang sampai saat ini hanya menyimak saja. "Selamat atas kehamilan yang tidak pernah diragukan, Mas Bachrie, ya Azahra. Dan semoga, anak kamu bisa menjadi kebanggaan Ummi Fatima."

Bachrie tertohok oleh ucapan Fasha. Yah, sebelumnya dia sempat meragukan kesucian Fasha, bahkan menudingnya berselingkuh bersama Gantara.

Mungkin inilah, alasan yang membuat Fasha kekeuh untuk bercerai. Tapi, kembali lagi pada prinsipnya; tidak melepas istri yang sudah menjadi tanggung jawabnya.

Bagaimana pun, Azahra sedang mengandung anaknya juga. Seharusnya, Fasha paham jika Bachrie sedang mencoba untuk adil.

Tak ada yang perlu dibahas lagi. Fasha berlanjut keluar meski dadanya demikian sesak hingga sang kaki sulit untuk beranjak.

"Bagaimana, Sayang?"

King Miller bergegas bertanya setelah baru saja menyelesaikan jalan mondar- mandirnya secara cemas. Agaknya, King Miller takut jika Fasha menerima Bachrie kembali.

Sekejap, Fasha menghela napas dalam, lalu mengeluarkannya dengan kasar. "Acha mantap bercerai. Jadi tolong lakukan apa pun, sampai Acha sah menjadi janda, Pa."

King tersenyum dan langsung mengecup kepala Fasha sebelum kemudian berakhir dengan memeluknya. "Ini baru putriku."

...Alhamdulillah bisa update... Mulai rutin lagi yaa... Bismillah... Vote nyaaaa mentemen......

1
Nenie Chusniyah
luar biasa
Nurlaelawati
Luar biasa
Qhii
lahhhh.....malah silang menyilang njirrr
Qhii
yaelah.....muter² doang dunia nabil mahhh
Ricis
Iki piye toh, kok ruwet temen kisahe Nabeel
Isnani Murti
lanjut thor, aku padamu...
Lita Pujiastuti
Bachrie, itulah yg dirasakan Fasha saat melihatmu bersama Azahra di ruang kamar utama. saat masih jd istrimu....skrg kamu merasakan sakit, pdhl sdh tdk ada hub apa² lg....
Haida Royana
Terimakasih kk Auuthor tisunya...sangat menyesakkan dada
Rini Andriyani
Luar biasa
Rini Andriyani
Lumayan
Lita Pujiastuti
Digetunono wes ra guno, Bachrie....ikhlasno ae ....kadung jeru leh mu natoni Fasha....
Ricis
bela²in baca maraton cerita ini dlu biar nyambung nanti pas mau baca sequel nya 😄
Retno Budhihartati
Luar biasa
Yuyun Yuningsih
bagus top markotop acha
Joel
punya mertua kaya gitu perlu diracuni biar bisa cepat ketemu yang maha kuasa...🤣🤣🤣🤣
Isma BilqisAlzea
Luar biasa
Lita Pujiastuti
Ingat Bacrie...jika apa yg kamu sia² kan telah dipungut oleh org lain, maka penyesalanmu tiada artinya...
Novita Ae
Luar biasa
Isnani Murti
si Bachrei sudah gila kale...
Deni Supriadi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!