Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 34 — Teratai Naga
"Hm, ini tidak akan berhasil..." Liu Yuwen menggaruk kepalanya.
Sudah empat bulan berlalu semenjak Liu Yuwen tiba di Kota Dharavi, perkembangan kiosnya yang menjual pil sudah menghasilkan total sekitar ratusan ribu keping emas untuk dirinya bahkan hampir satu juta keping emas.
Liu Yuwen merasa bahagia tentang hal ini, bisa dibilang keuangannya sudah tercukupi selama beberapa waktu ke depan.
Satu hal yang membuat Liu Yuwen mengeluh selama empat bulan terakhir tersebut yaitu perkembangan kultivasinya yang sangat lambat.
Dikarenakan terus menerus mengurus penjualan pil, waktu Liu Yuwen berlatih menjadi terpangkas.
Beberapa jam lalu Liu Yuwen baru saja menerobos ke Alam Raga Tahap 8, semenjak dirinya tiba di Kota Dharavi, ia hanya dua kali menerobos dan menurutnya perkembangan latihannya ini sangat lambat.
"Tidak ada cara lain, aku harus membuat pil itu... Hanya pil tersebut yang bisa membuat kultivasiku meningkat pesat..." Liu Yuwen sudah memikirkan rencana ini jauh ketika ia masih berada di Hutan Kegelapan.
Satu kekurangan dari rencananya tersebut yaitu ia tidak memiliki cara untuk mewujudkannya, setidaknya itu yang Liu Yuwen pikirkan sekarang.
Liu Yuwen keluar dari kamarnya lalu mengambil sebuah kertas dan menuliskan bahan membuat pil yang ia maksud.
Pil yang ingin Liu Yuwen buat disebut sebagai Pil Bunga Krisan, sebuah jenis pil tingkat tinggi bahkan saat di dunianya sekalipun.
Bahan-bahan untuk pembuatan pil itu hanya tiga saja namun setiap bahan yang digunakan sangat langka.
"Bunga Krisan Es... Teratai Naga... Dan Daun Kristal... Dimana aku mendapatkan tiga bahan ini..." Liu Yuwen memutar otaknya.
Selama ia masih di Kota Yama, Liu Yuwen sudah menanyakan tentang tiga tanaman tersebut, ada dua kabar yang ia dengar yaitu kabar baik dan kabar buruk.
Kabar baiknya, orang-orang yang ada di dunia ini mengenal tiga jenis tanaman yang Liu Yuwen maksud lalu kabar buruknya, tanaman tersebut sangat langka dan sulit di dapatkan bahkan dikatakan sangat mustahil menemukannya.
Liu Yuwen sudah mencari ke seluruh penjuru Kota Dharavi dan benar saja, tidak ada toko yang menjual tiga jenis tanaman tersebut.
Ketika Liu Yuwen berpikir keras mengenai rencananya, tiba-tiba ada suara halus yang terdengar.
"Tuan, apakah ada masalah?"
"Tidak, hanya saja aku sedang memikirkan sesuatu..." Jawab Liu Yuwen tanpa menoleh pada sumber suara tersebut.
Suara halus itu merupakan suara dari Aruna, ya, Aruna! Gadis ras elf tersebut nyatanya bisa berbicara seperti manusia pada umumnya.
Awalnya Liu Yuwen juga terkejut di bulan awal ia membuka kios, Aruna ternyata bisa berbicara.
Aruna tidak bisu seperti yang Liu Yuwen pikirkan selama ini, gadis itu memang mempunyai karakter pendiam sejak awal bahkan sebelum ia diculik oleh perompak.
Meski awal-awalnya Aruna merasa kikuk serta terbata-bata ketika berbicara dengan Liu Yuwen, namun seiring berjalannya waktu gadis itu akhirnya bisa berbicara dengan lancar.
Aruna yang saat itu sedang menyapu segera menghampiri meja Liu Yuwen dan melihat apa yang ditulis pemuda tersebut.
"Tuan ingin membuat resep pil baru?" Tanya Aruna setelah melihat tulisan di kertas tersebut.
"Aku hendak membuat pil untuk diriku sendiri..." Liu Yuwen memijat dahinya. "Hanya saja, aku tidak memiliki cara untuk menemukan tiga jenis tanaman ini."
Aruna mengamati tiga tanaman yang Liu Yuwen tulis lebih jelas, "Bukankah ini tanaman yang sangat langka, Tuan?"
Liu Yuwen mengangguk, nyatanya Aruna sendiri mengetahui benar tentang tiga tanaman tersebut meski hidup di tengah hutan sekalipun.
"Sebenarnya Tuan aku mengetahui tentang keberadaan salah satu tanaman-tanaman tersebut...." Ujar Aruna yang membuat Liu Yuwen terkejut.
"Kau mengetahuinya?!"
"Aku pernah melihat Teratai Naga di dekat pemukimanku dulu, tanaman itu berada di sebuah gua yang ada di atas gunung..."
Aruna kemudian menjelaskan bahwa ketika ia masih kecil, dirinya dan ayahnya menemukan Teratai Naga secara tidak sengaja ketika berburu.
Tanaman itu bercahaya keemasan di dalam gelapnya gua hanya saja ketika Aruna dan Ayahnya ingin mengambilnya, tanaman itu dijaga oleh sejenis siluman laba-laba yang memiliki ukuran luar biasa besar.
Hal tersebut membuat Aruna dan ayahnya enggan untuk mendekat, dengan berat hati keduanya memilih pergi dan merahasiakannya dari siapapun.
Liu Yuwen merasa antusias, ia seperti mendapatkan harapan untuk bisa mewujudkan rencananya.
"Terimakasih Aruna, informasi ini sangat membantuku..." Liu Yuwen tersenyum lebar sambil mengelus pucuk kepala Aruna dengan lembut.
Wajah Aruna bersemu kemerahan, "Aruna senang bisa membantu Tuan..."
Liu Yuwen kemudian menyusun rencananya untuk pergi ke tempat Teratai Naga itu ditemukan, karena hanya Aruna yang hafal tempatnya gadis itu juga ikut dalam perjalanan ini.
"Tapi Tuan, bagaimana kita menghadapi laba-laba itu?"
"Jangan khawatir, kemungkinan besar aku bisa mengatasinya..."
"Tuan bisa mengalahkan laba-laba itu?" Aruna menatap mata Liu Yuwen dengan perasaan ragu.
"Menurut siluman laba-laba yang kau ceritakan tadi, kemungkinan mahluk itu masih di bawah usia seribu tahun. Dengan rencana, strategi, dan kemampuan yang matang setidaknya aku bisa melumpuhkan laba-laba tersebut."
Aruna tersenyum mengangguk, meski selama ini ia tidak melihat kemampuan beladiri Liu Yuwen secara langsung namun Aruna yakin Liu Yuwen adalah pria yang tidak pernah gegabah.
Dua hari berlalu, keduanya kemudian berangkat sesudah melakukan banyak persiapan. Liu Yuwen dan Aruna pergi dari Kota Dharavi menggunakan kereta kuda yang telah Liu Yuwen beli sebelumnya.
Untuk sementara waktu, Liu Yuwen harus menutup kios penjualan pilnya. Liu Yuwen akan kembali ke kota sesudah mendapatkan tanaman Teratai Naga.
***
"Tuan, masakannya sudah siap..." Aruna meletakkan napan yang diatasnya ada mangkuk sup kambing dan nasi.
Liu Yuwen yang sedang bermeditasi sejenak membuka matanya sesudah mendengar hal tersebut. Perutnya mendadak berbunyi setelah aroma sup kambing itu tercium.
Di malam hari, keduanya memilih berisitirahat dan membuat api unggun. Aruna yang sudah dibelikan cincin ruang juga oleh Liu Yuwen membawa semua peralatan memasaknya sehingga gadis itu bisa membuat masakan enak meski berada di alam terbuka seperti ini.
Tanpa pikir panjang Liu Yuwen memakan sup kambing itu sampai habis, dia memuji bagaimana masakan Aruna yang selalu enak.
"Seperti biasa, masakanmu selalu lezat Aruna..." Liu Yuwen meletakkan mangkuknya yang kini sudah kosong.
"Tuan terlalu memuji, masakanku biasa saja."
Meski berkata demikian Aruna merasa senang karena Liu Yuwen menikmati masakannya dengan lahap, gadis itu juga baru saja menyelesaikan makan malamnya.
Aruna kemudian mengambil mangkuk yang sudah digunakan Liu Yuwen untuk dicuci nanti.
Liu Yuwen sendiri sebenarnya tidak pernah menganggap Aruna sebagai pembantunya tapi gadis itulah yang menginginkan melayani dirinya karena dirasa berhutang budi setelah menyelamatkannya dari perompak sebelumnya.