Vika Amalia, seorang gadis ceria, giat, tangguh dan juga paling menomor satukan uang di atas segalanya. Keadaan yang membuatnya menjadikan dia matre karena pengalaman buruk keluarganya, Namun, hidup Vika berubah setelah kejadian fatal menimpanya kesalahan yang bukan sengaja terjadi malah jadi cerita baru di hidupnya. Arya Mahesa, adalah seorang Chef terkenal dengan keahlian memasak ala dirinya yang selalu cool terlebih lagi selalu menemukan resep baru di setiap sentuhan masaknya. membuat Arya begitu digemari oleh kaum hawa. dia mencintai Chika (kekasihnya) tapi terjebak dalam kesalahan pada Vika..
cerita menarik untuk mengisi waktu luang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auzora samudra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rencana pesta
Universitas masa depan. Itulah nama kampus yang setiap hari disandangi Vika dan Rara untuk menimba ilmu. Disana mereka satu jurusan jadi keduanya selalu bersama dari pagi sampai malamnya di restoran. Saat di perjalan pulang dari kampus menuju tempat keduanya bekerja, kebetulan mereka melihat Chika sedang berada di dalam cafe, Namun karena jarak mereka agak jauh, jadi tidak jelas dengan siapanya yang pasti seorang pria dan seperti biasa selalu mesra.
"Dasar orang dewasa, dimana-mana selalu pamer kemesraan." Rara komentar melihat kedalam cafe tersebut namun tidak masuk hanya melintas diluar saja karena mau ke restoran
"Emangnya kita belum dewasa ya Ra?" Ejek Vika
"Dewasa juga sih, tapi kita kan normal"
"Hah apanya yang normal?"
"Kita masih manusiawi yang gak mungkin mesra-mesraan di depan umum kaya gitu,"
"Emang aja kamu iri karena gak punya pacar" sindir Vika
"Waktu aku masih sama Doni juga kita normal kok," bantah Rara
"Udah shi, toh mereka juga akan segera menikah kan?" Vika menganggapnya enteng
"Siapa bilang, kak Chika selalu menolak setiap kali kak Arya membahas tentang pernikahan"
"Kenapa?"
"Dia bilang karirnya baru aja naik. Jadi gak mau ter jeda sama pernikahan"
"Bisa jadi" Vika setengah melamun sambil menganggukkan kepalanya
"Kok bisa jadi shi, Vi"
"Nama Chika kan baru aja naik daun di tahun ini, jelas aja dia gak mau cepet-cepet nikah"
"Iya juga shi, tapi kasian kak Arya, mamah dan nenek juga terus mendesak dia, kamu gak tau sih, dirumah nasib bos kita itu sangat miris tau. Diteror sama tuntutan nimang cucu"
"Serius?, Haha Aku pikir chef Arya orangnya santai, pantes aja cara pacarannya aneh"
"Aneh gimana?" Tanya Rara
"Aneh lah.. kan dirumah dia dituntut buat cepet nikah, dan Chika gak mau nikah sekarang. Tapi Chef Arya juga sangat mencintai Chika juga, rasanya gak mungkin kalau nurutin maunya mamah dan nenek kamu untuk segera punya cucu dari yang lain. Maka dari itu pacaran kakak kamu gak normal karena berharap Chika hamil dan mau gak mau secepatnya nikah sama dia" jelas Vika ngarang
"Teori kamu masuk akal" Rara tersenyum dan mengerti ternyata inilah jawaban dari percakapan sebelumnya yang membahas tentang cara berpacaran Arya yang dia anggap tidak wajar..
Kemudian keduanya sampai di restoran, masih dengan penuh tawa karena pembahasannya tadi yang malah membesar-besarkan ke bagian intim kedua pasangan sejoli itu
"Bahagia sekali kalian sore ini" seseorang menyapanya lengkap dengan seragam kebesaran seorang Chef
"Lho kak Arya?, Bukannya lagi sama.." Rara tidak melanjutkan perkataannya karena tangannya sudah dicubit Vika. "Auw. Kenapa shi Vi?" Rara menoleh pada Vika dan mendapat balasan sebuah kedipan, dalam arti Rara tidak boleh memberitahukan apa yang baru saja mereka lihat.
"Kalian kenapa?" Tanya Arya
"Gak kok Chef, tadi Rara bilang liat Chef Arya di jalan. Tapi ternyata salah, Chef ada disini". pandangan Vika beralih pada Rara dan lagi-lagi memberi syarat agar temannya mengiyakan alasannya tadi "iya kan Ra, kamu sih, aku bilang gak percaya. Benarkan, bukan Chef Arya."
"Eh iya, ternyata aku salah" Rara langsung memberikan senyuman palsu masih belum mengerti kenapa Vika memberi alsan seperti itu.
"Ya sudah kalian langsung kerja, dan kamu Vika",
"Ya Chef"
"Pulang kerja saya tunggu di ruangan" tegasnya
"Baik Chef" Vika membungkuk penuh hormat
Kemudian keduanya keruang ganti, menggenakan seragam pelayan yang setiap harinya berbeda-beda. Ini memberikan kesan baik karena restoran Mahesa bukan hanya menyajikan makanan khas Indonesia saja namun juga dari manca negara. Inilah yang membuat restoran itu kini memiliki beberapa cabang di lokasi tertentu, karena Arya memperkenalkan makanan dari satu negara ke negara yang lain.
Hari ini pengunjung restoran tidak terlalu ramai. Jadi Rara dan Vika juga tidak begitu lelah dan memang waktunya sangat tepat bagi Arya merencanakan surprise untuk hari ulang tahun sekaligus melamar kekasihnya sekarang bersama Vika.
"Vi," tanya Rara. "Tadi kak Arya panggil kamu ke ruangannya mau apa?"
"Gak ada apa-apa, cuma masalah kerjaan," Vika jawab santai
"Kerjaan!, apa kamu mau dikerjain juga kaya kak Chika semalem" Rara mengejek Vika, karena tidak biasnya Arya memanggil Vika dengan serius seperti itu
"Apaan sih Ra, otak kamu kenapa jadi mikirnya ke situ terus," Vika menggigil jijik
"Aku setuju kok kalau sahabat aku ganti profesi jadi kakak ipar" Rara memeluk Vika dengan senyum harapan
"Kamu lagi gak demam kan?" Punggung tangan Vika diletakan pada kening Rara untuk mengukur suhu tubuhnya
"Aku serius Vi. Aku berharap deh kamu jadi kakak ipar aku" lalu Rara melepaskan pelukan itu karena Vika yang menyingkirkannya
"Kenapa tiba-tiba? Sejak kapan kamu punya pikiran kaya gitu?" Vika memicingkan kedua matanya masih tidak percaya kalau sahabatnya bisa mengatakan itu
"Sejak tadi" jawabnya santai
"Tadi!!" Vika memukul tangan Rara perlahan "kayaknya kamu kesambet deh waktu dijalan"
"Aku serius Vi, waktu aku liat kak Chika kaya gitu diluar sana, aku jadi kasian sama kak Arya, aku yakin ini bukan pertama kalinya dia ngelakuin itu"
"Sok tau!! Bisa aja kan itu sepupu, adik atau kakaknya,"
"Aku bukan anak kecil yang kamu kasih asumsi kaya gitu.. orang buta juga bisa liat Vi, cara mereka pegangan tangan, terus peluk-pelukan seperti itu."
"Ngarang kamu, orang buta mana bisa liat, hahaha" Vika coba memberi pengertian pada Rara agar tidak termakan dengan apa yang belum pasti walaupun sebenarnya dia juga yakin dengan apa yang dilihat
"Aah.. Vika! Aku serius"
"Udah ah, itu kan urusan mereka," Vika mengganti pakaiannya kembali dan bersiap untuk pulang, tapi sebelum itu beranjak keruangan Arya
"Vi tunggu," kejar Rara.
Vika terus berjalan meninggalkan sahabatnya yang mengikuti dari belakang, dan masuk keruangan Arya begitu saja, tapi Rara malah ikutan masuk kedalam ruangan itu juga
"Ada apa?" Arya bertanya pada adiknya yang ikut masuk juga
"Temenin Vika lah" jawabnya polos
"Untuk apa? Kakak ada urusan penting sama dia, jadi kamu pulang aja duluan"
"Gak boleh kak, dia temen aku, tolonglah jangan apa-apain dia" Rara memohon pada Arya karena didalam pikirannya dia ingin memanfaatkan Vika untuk bersenang-senang malam ini seperti kemarin malam dia lakukan bersama Chika
"Maksud kamu apa?" Arya tidak mengerti maksud dari perkataan adiknya, tapi untung saja Vika segera menimpalnya
"Gak ada kok Chef.. Rara emang suka gitu. Kadang korslet dikit" Vika menjelaskan sambil tersenyum palsu.
"Kamu tunggu aja dulu diluar, aku gak lama kok" bujuk Vika lalu mengusirnya
Kemudian dia kembali duduk dan membahas apa saja yang akan dibutuhkan untuk dekorasinya. Yang pasti sangat romantis karena sekali lagi Arya akan mencoba melamar Chika, di terima atau tidaknya biarlah. Yang pasti apa salahnya mencoba lagi