"Iya... iya... nanti sava bakalan cari yang mirip sama kak ezra aja lah sekalian biar langsung acc nikah" ucap sava sambil terkekeh. Tanpa sava tau telinga ezra memerah mendengarnya.
Tanpa diketahui siapapun diam-diam ezra menaruh hati pada adik sahabatnya itu sejak sava sudah menjelma menjadi seorang wanita dewasa. Perasaan suka terhadap gadis kecil nyatanya kini berubah menjadi rasa sayang seorang pria pada seorang wanita..
Namun ketika ezra kembali dari luar negri untuk meneruskan perusahan kakeknya dan kebetulan akan menjalin kerja sama dengan perusahaan milik keluarga sava yang sudah dipegang oleh sahabatnya Affandra, ezra kembali bertemu dengan gadis kecil yang dulu sangat ia sukai. Pertemuan pertama mereka setelah sekian lama pun langsung membuat ezra kecewa karena sang gadis sudah memiliki kekasih bahkan berencana akan menikah.
Ezra mencoba menhikhlaskan sampai tiba-tiba fandra meminta tolong untuk membantu sava di salah satu hotelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK의 할루 아내, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tiga
"Assalamualaikum" ucap sava saat berada didepan pintu sebuah rumah sederhana di sebuah perumahan.
Sabtu ini sava diminta untuk datang kerumah sang calon ibu mertuanya tante diana, Dan kini sava sudah sampai untuk memenuhi janjinya.
Namun betapa terkejutnya sava saat pintu dibuka sebuah tembakan terdengar dan sesuatu menempel di kening sava
"Hahahaha.... penjahatnya kena tembak..." ujar seorang anak laki-laki yang membuka pintu
"Ya ampun vadell.... ngga boleh gitu sama tante sava" teriak seorang wanita dari dalam
"Sava... maaf ya vadell emang lagi aktif-aktifnya"
"Ngga apa-apa mba silvy namanya juga anak-anak" ujar sava sambil melepas mainan yang menempel di keningnya dan berjalan masuk setelah dipersilahkan oleh mba silvy adik raka
"Yang... udah datang..?" Raka berjalan santai ke arah sava duduk
"Iya... baru sampai, kamu mau kemana udah rapi aja ?" Tanya sava bingung. Karena saat ini dia diminta datang tapi sang pacar malah terlihat akan pergi
"Oh... itu tadi si abdi sama bagas koling ngajak nongkrong di kafe"
"Aku ikut ya..!" Bukan tanpa alasan sava meminta ikut.
Karena sebelumnya saat sava berkunjung kerumah ini dia di kerjai habis-habisan oleh 2 keponakan raka, pada saat itu silvy menitipkan 2 anaknya pada maminya karena ia ada janji dengan teman-temannya, namun sang mami sedang tidak enak badan jadi terpaksa raka juga sava yang mengawasi 2 anak itu.
"Kita cuma ber 3 yang. Ngga ada cewenya. Lagian juga kita mau bahas kerjaan koq" tolak raka. Sava manyun mendengar alasan raka. Bukannya dia juga sudah mengenal abdi juga bagas, toh nanti dia juga bisa diam saja seperti sebelumnya. Mereka bertiga seakan punya dunia sendiri dan tak menghiraukan keadaan sekitar.
"Maaf ya... besok aja ya kita jalan berdua, gimana..?" Langsung saja sava mengangguk mendengarnya.
"Ya udah aku pergi dulu ya yang. Kalo ada apa-apa hubungin aku aja ya.."
Raka pun berlalu pergi setelah berpamitan.
Kemudian hari berat sava pun dimulai...
Sava membantu tante diana menjaga ke 2 cucunya karena silvy kembali menitipkan anak-anaknya sedang ia sendiri bertemu dengan teman-temannya. Dikarenakan usia, ruang gerak tante diana, sehingga sava yang lebih banyak menjaga mereka.
Sampai sava diselamatkan oleh sebuah panggilan dari ponselnya yang memintanya untuk pulang
"Tante... maaf ya sava ngga bisa lama-lama. Mama papa baru pulang jadi sava diminta untuk pulang sekarang juga"
"Loh... terus ini yang jagain vadel sama varel siapa..?" Entah kenapa calon mertua sava berkata seperti itu.
"Em.. maaf tan... kenapa ngga telpon mba silvy aja buat pulang, udah lama juga kan mba silvy keluarnya" Jawab sava hati-hati
"Ya ngga bisa gitu donk. Silvy itu lagi kumpul sama temannya tante ngga bisa ganggu dia. Udah kamu disini aja sebentar sampai silvy pulang." Tolak calon mertuanya, tapi sava ingat sebelumnya silvy pulang saat makan malam, sedang saat ini baru jam 11 siang.
"Maaf tante.. sava ngga bisa.. maaf tante sava izin pulang ya tan.. assalamualaikum" sava menebalkan telinganya saat tante diana berteriak memanggil namanya untuk kembali.
Sava membawa mobilnya keluar dari pekarangan rumah tante diana itu, dari awal memang tante diana terlihat sangat menentang hubungan sava juga raka berbeda dengan om burhan ayah raka.
Sava memaksa pulang ke rumah karena mama papa nya membawa opa juga oma sava yang sudah lama tak ia jumpai karena tinggal diluar negri.
"Assalamualaikum...." teriak sava saat ia memasuki rumahnya.
"Waalaikumussalam" ucap semua orang di sana
"Nah... ini dia yang dicari malah ngga ada di rumah... kamu kemana hari libur gini sayang" tanya seorang wanita tua yang masih terlihat sehat
"Hehe... biasa oma sava kan juga butuh refresing..." ucap sava sambil memeluk sang oma setelah menyalami semua orang disana.
Sava adalah satu-satunya cucu wanita baik di keluarga mama juga papa nya. Semua keponakan mama juga papa adalah laki-laki jadi jangan salah kalau saat kumpul keluarga semua keluarga baik orang tua sampai para sepupu semua posesif pada sava, begitulah mereka mengungkapkan rasa sayang mereka.
Sava menghabiskan waktunya bersama oma opanya sampai melupakan ponsel yang terus berdering dalam mode silent.
Sampai ketika selesai makan siang sava menemui sang kakak setelah memastikan oma opanya beristirahat dikamar.
"Kak... " ucap sava sambil melongokkan kepalanya kedalam kamar sang kakak
"Kenapa... masuk sini..."
Sava langsung masuk kekamar kakaknya, duduk disebelah sang kakak yang sedang fokus dengan laptopnya lalu menyandarkan kepalanya dibahu sang kakak..
"Kenapa..?" Fandra tau kalau sudah seperti ini adiknya sedang ada masalah dan bermaksut ingin bercerita. Karena itu fandra langsung menaruh laptopnya dan membelai kepala adiknya. Namun sava hanya menggelengkan kepalanya
" kalo ngga mau cerita ya udah sana keluar, kakak lagi ada kerjaan" cetus fandra memancing sang adik
"Ich... kakak mah gitu, ngga peka sama adeknya sendiri..." gerutu sava tak terima sikap cuek kakaknya saat ini
Fandra hanya terkekeh mendengarnya.
"Tadi kan kakak tanya sama kamu, eh kamu malah geleng. Ya udah sini mumpung kerjaan kakak masih bisa di kerjain nanti kamu bisa cerita sama kakak..." kini fandra sudah berada didepan sang adik
"Em... tadi... tadi pagi sebenernya sava kerumah raka trus..." belum selesai sava bercerita sudah dipotong oleh fandra
"Trus kamu jagain 2 keponakan raka lagi..? " lanjut fandra yang memang sudah tau cerita ini karena dari kecil sava selalu menceritakan segala hal pada kakaknya ini, dan sava mengangguk
"Trus masalahnya apa..? Toh ada raka kan disana..?"
"Engga kak... hari ini tuh raka pergi pas sava baru dateng terus.... " sava menceritakan semua kejadian dari datang sampai pulang beserta teriakan tante diana padanya saat akan pulang
Fandra mengepalkan tangannya saat mendengar cerita sang adik. Bagaimana tidak sava bak seorang tuan putri saat bersama keluarganya tetapi dijadikan pengasuh gratis saat berada di keluarga orang lain.
"Dek.. boleh kakak kasih usul..?" Tanya fandra pelan sambil melihat reaksi sang adik, dan dibalas anggukan
"Kamu bilang 1 minggu ini kamu libur kuliah kan? Gimana kalo kamu ikut opa oma sambil liburan tapi kamu jangan nyalakan ponsel kamu selain mengabarkan kalau kamu akan liburan bersama keluarga selama 1 minggu, setelah itu serahkan semua sama kakak..."
"Baik kak... kali ini sava juga akan denger nasehat kakak" ucap sava yakin karena selama ini apapun yang kakaknya katanya semua demi kebaikannya walau kadang sava tak mengerti tapi akhirnya sava sadar hasil akhirnya fandra selalu mengedepankan kebahagian sava.
Sava memeluk kakaknya sebelum keluar dan masuk ke kamarnya. Saat sava mengecek ponselnya dia dikejutkan dengan banyaknya panggilan dari raka, sebelum sava menelpon balik sava membuka pesan yang juga dikirim oleh raka
Deggg...
Kaget... kecewa bahkan sava tak menyangka kalau raka bisa seperti ini terhadapnya.
SAVA.. KENAPA KAMU PERGI NINGGALIN MAMI GITU AJA, KAMU TAU KAN KALO MAMI NGGA BISA JAGA VADEL JUGA VAREL SENDIRIAN. TERNYATA KAMU EGOIS YA. PERGI NGGA JELAS DAN NGGA BISA DIHUBUNGI...
Dari sekian banyak pesan raka 1 pesan ini yang sangat membuat sava sakit hati.. ditambah tulisan besar yang menandakan raka sedang marah.
Sava menangis sambil berbaring dan memandangi pesan yang barusan ia baca sampai tertidur. Fandra masuk kekamar adiknya untuk menanyakan sesuatu namun fandra kaget saat melihat wajah adiknya, masih ada jejak air mata dipipinya. Fandra juga mengambil ponsel dalam genggaman sava dan melihatnya setelah membuka dengan sidik jadi sava. Mata fandra melotot melihat pesan yang dikirim kan oleh raka. Fandra langsung menaruh kembali dan keluar dari kamar adiknya.
Fandra langsung mencari orang tuanya untuk pamit
"Ma.. pa.. fandra keluar sebentar ya mau ketemu sama ezra"
"Oh.. iya jangan lama-lama ya ngga enak sama opa oma" ujar sang mama mengingatkan
"Siap ma... oiya... sava lagi tidur. Tadi pesen katanya jangan dibangunin, dia mau istirahat katanya" ujar fandra agar orang tuanya tak melihat sava yang habis menangis
Setelah itu fandra langsung pergi menggunakan motor kesayangannya.
Tak lama ia pun sudah tiba di rumah sahabatnya itu, kebetulan fandra melihat ezra sedang mencuci mobilnya
"Tumben kerumah ngga ngabarin..?" Tanya ezra saat melihat sahabatnya berjalan mendekatinya
"Lagi pusing gw...ngga tau mau kemana, yang kepikiran ya cuma kesini"
"Ow... " ezra pun menyudahi pekerjaannya karena memang sudah selesai
"Gw ganti baju dulu ya sebentar" ujar ezra pamit untuk mengganti bajunya yang basah
"Yoi... santai aja bro..."
Ezra berlalu meninggalkan fandra namun tak lama seorang ART datang membawa segelas es teh juga camilan
"Diminum den, sambil nunggu den ezra" bi sumi mempersilahkan
"Makasih ya bi..." jawab fandra sopan
Fandra meminum es yang terlihat menggoda didepannya itu lalu kembali menatap kosong ke arah depannya
"Wey... bengong aja lo, ada apa sih... tumben banget gw liat lo kaya gini... kalo soal kerjaan ngga mungkin. Pasti masalah lain.." tebak ezra saat sudah duduk di depan fandra
"Hufff.... iya zra.. ini soal sava..." ucap fandra menggantung membuat ezra penasaran tapi ia tahan sampai fandra menceritakan masalahnya
"Lo tau sendiri gimana perlakuan keluarga gw sama sava. Dia itu satu satunya anak perempuan jadi baik opa oma, paman tante bahkan para sepupu memperlakukan sava dengan sangat baik tapi ternyata dia diperlakukan layaknya pengasuh di keluarga pacarnya, gimana gw ngga kesel coba. Mangkanya gw pergi dari rumah sebelum nyokap bokap sadar sama perubahan sikap gw..."
"Sorry... sorry bro.. gw masih belum ngerti nih maksudnya..?" Tanya ezra mengeluarkan rasa penasarannya
Fandra pun menceritakan semua yang ia tau pada ezra, toh selama ini ezra bisa menjaga rahasia dan ezra adalah satu-satunya sahabat yang ia percaya bahkan sampai mereka kerja sama dalam bisnis.
"Terus lo mau gimana sekarang..?" Tanya ezra yang menyimpan rasa kesal yang sama setelah mendengar perlakuan keluarga raka terhadap sava
"Gw ngusulin sava ikut opa oma pulang besok sambil liburan 1 minggu. Sementara selama itu gw mau nyari info tentang keluarga raka. Siapa tau ada yang bisa bikin mereka pisah. Jujur gw ngga rela adek yang gw sayang diperlakukan seperti itu dibelakang gw. Gw ngga yakin dia bakalan selamat kalo semua keluarga gw tau kelakuan raka sama sava"
"Ok.. ok... gw bakalan bantu lo juga bro... lo bilang sama gw kalo butuh bantuan, kebetulan ge juga mau ninjau proyek di inggris.." ucap ezra menggantung karna dia yakin fandra tau maksudnya
"wak kebetulan bisa lah sekalian jaga adek gw disana biar dia sedikit lupa sama masalah nya."