Cek visual di tiktok @author.saras.wati ❤️
Sequel dari Pesona Setelah Menjadi Janda
(Mohon untuk membaca novel sebelum nya agar kalian tidak bingung)
***
Arra yang kini berusia 18 tahun, baru saja memasuki dunia perkuliahan. Banyak hal yang berubah dalam diri gadis itu. Namun hanya satu hal yang tidak berubah, yaitu sebagai pacar dari Leo Rexander.
Meski tidak pernah di akui oleh Arra, Leo selalu kekeh mengenai hubungan mereka. Sehingga tidak sedikit orang yang mengira jika Leo hanya lah seorang pembual. Dan hal tersebut membuat beberapa laki-laki berusaha mendekati Arra.
Mau tau bagaimana keseruan Arra dan Leo menjalani kehidupan mereka? Tetap beri dukungan kalian agar author semangat untuk update setiap hari 🤗
Happy reading guys ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saras Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memberi Peringatan
"Kok bisa sampai sakit perut kayak gini kak?" tanya Alyssa dengan raut wajah khawatir saat melihat Arra meringkuk di atas tempat tidur.
"Nggak tau mom, Arra cuma makan dirumah aja tadi." jawab Arra yang sedang menekan perutnya berharap rasa mulas itu bisa berkurang.
"Waktu di konser tadi ada makan nggak?"
Arra mencoba untuk mengingat, dan tak lama ia mengangguk.
"Tadi makan salad buah yang di bagikan sama panitia mom."
"Terus kakak sakit perutnya setelah makan salad buah itu?" tanya Alyssa seraya memijit punggung Arra dengan lembut.
"Iya kayaknya mom." jawab Arra dengan suara pelan. Tiba-tiba gadis itu turun dari tempat tidur nya dan langsung berlari ke kamar mandi.
Alyssa yang melihat itu merasa kasihan karena sudah berkali-kali putri nya itu keluar masuk kamar mandi sejak tiba dirumah tadi.
Alyssa memutuskan untuk bergabung dengan suami nya dan juga Leo yang sedang mengobrol di ruang keluarga. Dengan menggunakan lift, Alyssa turun ke lantai 1.
Setiba nya di ruang keluarga, ia melihat jika suami nya dan Leo sedang memasang wajah serius.
"Mas." ucap Alyssa yang membuat Vincent menoleh kearah nya. Ekspresi pria itu langsung berubah. Yang sebelumnya terlihat serius dan datar, sekarang ia tersenyum kepada Alyssa.
"Sayang. Arra mana?" tanya Vincent.
"Masih mulas mas, itu dia ke toilet lagi." jawab Alyssa yang mendudukan diri di samping suaminya.
Alyssa menatap Leo, "kak kata Arra dia sakit perut setelah makan salad buah yang di bagikan di konser tadi."
Leo terkejut, namun raut wajah laki-laki berusia 18 tahun itu tidak berubah sama sekali.
"Akan aku segera cari tau mom. Besok aku pasti kan akan langsung memberi pelajaran pada orang yang berani mengusik Arra. Jika itu memang hal yang di sengaja." ucap Leo.
"Saya memberi kamu tanggung jawab untuk menjaga Arra, jadi jangan kecewakan saya. Sekali saja kamu membuat saya kecewa, saya pastikan kamu tidak akan bisa bertemu dengan Arra lagi." ujar Vincent dengan tatapan mengintimidasi nya namun tidak berpengaruh sama sekali pada Leo.
Leo mengangguk, "daddy tenang aja, aku bakalan jaga Arra sebaik mungkin."
Akhirnya mereka bertiga lanjut mengobrol dan setengah jam kemudian Leo pamit pulang karena waktu sudah menunjukan pukul 10 malam.
Setelah Leo pulang, Alyssa dan Vincent bersama-sama menuju ke kamar Arra untuk.mengecek keadaan anak sulung mereka tersebut.
Di kamar nya, Arra sudah tertidur. Perutnya mulai membaik meski sesekali masih terasa mulas. Badan nya sangat lemas. Untung saja ayah nya tadi langsung memanggil dokter untuk datang memeriksa nya dan juga memberi obat yang cukup ampuh untuk nya.
Suara ketukan pintu sama sekali tidak mengusik Arra. Bahkan gadis itu menenggelamkan dirinya dalam selimut tebal yang membuat tubuhnya hangat.
Pintu kamar terbuka, dan tak lama kembali tertutup.
Alyssa dan Vincent mengurungkan niat mereka untuk masuk saat melihat Arra sudah tidur. Akhirnya mereka pergi ke kamar si kembar untuk mengecek kedua anak nya yang sudah tidur sejak 2 jam lalu.
***
Keesokan hari nya, Arra sudah terlihat rapi. Rasa mulas di perutnya sudah benar-benar menghilang. Mungkin karena obat yang diberikan oleh dokter adalah obat yang paling bagus.
Arra turun ke lantai 1 menggunakan lift. Ia langsung menuju meja makan yang mana seluruh keluarganya sudah berkumpul.
"Morning." kata Arra menyapa semua orang.
"Kakak. Cini." seru Zayn yang seperti biasa selalu bersikap heboh saat berbicara.
Arra tersenyum lalu mengangguk. Tidak lupa sebelum duduk ia bergantian mencium pipi anggota keluarganya dan setelahnya duduk di samping sang nenek.
"Kak kamu yakin mau kuliah? Kalau masih lemas ijin aja dulu." tanya Alyssa yang masih mengkhawatirkan putri nya itu.
"Kakak udah nggak apa-apa kok mom. Dari bangun tidur udah nggak mulas lagi. Kalok lemas paling di bawa sarapan jadi segar lagi." jawab Arra sambil tersenyum, dia berusaha menunjukan jika dirinya sudah sehat.
Alyssa hanya bisa menghela napas, "ya sudah, yang penting kalau nanti merasa lemas lagi langsung minta Leo antar pulang."
Arra mengangguk, "siap bu bos." ucap Arra dengan sikap hormat yang membuat Zayn tertawa.
"Ya sudah cepat sarapan, nanti keburu Leo datang." ujar Sarah yang sejak tadi membantu kedua cucu kembarnya untuk makan.
Akhirnya mereka semua sarapan sambil sesekali mengobrol hingga tidak terasa makanan mereka sudah habis semua.
"Pagi."
Suara berat seseorang mengalihkan perhatian Arra dan yang lain.
"Kak Yoyo." seru Zayn dengan senyum lebarnya.
"Pagi Zayn, pagi Zach." sapa Leo seraya mengusap lembut kepala kedua bocah kembar itu.
"Pati kak." jawab Zayn, sedangkan Zach sibuk mengunyah makanan nya.
"Pagi mom, pagi oma." sapa Leo pada Alyssa dan Sarah.
"Pagi kak." jawab Alyssa dan Sarah hampir bersamaan.
"Pagi yummy boo." ucap Leo yang sudah berdiri di belakang Arra.
"Hm, pagi." jawab Arra singkat.
"Sarapan dulu kak." tawar Sarah.
"Makasih, tapi tadi sudah sarapan dirumah." jawab Leo dengan senyuman tipis nya.
Hanya kepada keluarga Arra dan juga keluarganya Leo bisa tersenyum selebihnya orang-orang hanya akan melihat wajah datar nya.
"Kalau gitu kita berangkat sekarang." ajak Arra yang sudah berdiri.
Leo mengangguk, lalu dia berpamitan pada semua orang termasuk Vincent. Meski kedua laki-laki itu sama-sama berwajah datar, komunikasi mereka cukup baik. Arra juga berpamitan, setelah nya mereka langsung keluar dan berangkat menuju kampus.
***
Setelah memakan waktu 30 menit, akhirnya Arra dan Leo sudah sampai di kampus mereka.
Leo memberhentikan motornya di parkiran khusus motor. Leo turun lebih dulu lalu setelahnya membantu Arra untuk turun. Meski Arra mengatakan ia bisa turun sendiri, tapi Leo selalu membantu nya. Bahkan Leo juga yang memasangkan dan melepaskan helm untuk Arra.
"Ayo." ajak Leo sambil menggenggam tangan Arra.
Kedua nya berjalan menuju gedung fakultas psikologi, dimana Arra akan belajar disana.
Namun belum mereka sampai ke area gedung fakultas psikologi, Leo berhenti berjalan membuat Arra juga ikut berhenti.
"Kenapa?" tanya Arra.
Leo melihat ke arah lain.
"Lo tunggu disini sebentar. Jangan kemana-mana, oke?" ujar Leo yang langsung berlari menghampiri segerombolan orang yang sedang berkumpul di taman kampus.
Arra menyipitkan mata nya untuk mengenali orang-orang itu, namun sayang nya tidak ada yang ia kenal.
Leo sudah semakin dekat dengan segerombolan mahasiswi yang sedang asik mengobrol.
"Gue mau bicara sama lo." ujar Leo setelah ia berdiri di hadapan seorang perempuan dengan yang terlihat sangat fenimim itu.
Tidak hanya perempuan yang diajak bicara oleh Leo yang menoleh, melainkan seluruh mahasiswi yang ada bersama perempuan itu ikut menoleh.
"Ngomong apa? Kita nggak sekenal itu ya sampai-sampai lo mau ngobrol sama gue." ucap perempuan itu dengan sinis.
"Gue cuma mau peringatin lo satu hal. Lo udah berani ngusik pacar gue, bahkan sampai bikin dia sakit. Dan gue udah tau itu adalah hasil perbuatan lo, Monica."
Ya, perempuan yang diajak bicara oleh Leo adalah Monica, salah satu panitia ospek kemarin.
"Lo ngomong apaan sih? Jangan asal nuduh ya lo. Memang lo punya bukti? Lagian ketemu sama pacar lo itu aja gue nggak ada. Ngaco banget lo jadi orang." ucap Monica dengan wajah terlihat sedikit tegang.
"Apa perlu gue panggil orang yang lo suruh buat ngasih salad itu ke Arra, hah?"
Wajah Monica berubah semakin tegang. Teman-teman nya juga menatap penuh pertanyaan kearahnya. Membuat gadis berusia 19 tahun itu semakin serba salah.
"Lo tu asal nuduh ya. Ngapain juga gue nyuruh-nyuruh orang buat ganggu cewek manja itu. Nggak banget tau, kerjaan gue banyak." sanggah Monica.
Leo menaikan sebelah alisnya, "oke, kita lihat nanti apa lo masih bisa mengelak setelah apa yang akan gue perbuat ke lo."
Setelah mengatakan itu, Leo berbalik dan berjalan meninggal Monica dan genk nya.
"Kamu ngapain sih?" tanya Arra dengan raut wajah penasaran kepada Leo setelah laki-laki itu berdiri di hadapan nya.
"Nggak ada, ayo gue antar lo kelas." ucap Leo yang kembali menggenggam tangan Arra.
Arra masih penasaran, lalu ia mencoba untuk melihat lagi kearah gerombolan mahasiswi yang sempat di datangi oleh Leo tadi. Namun sayang nya mereka terlihat sudah berjalan pergi dari sana.
Pepet terus neng Gladys cpa tau bisa jodoh 🤭🤭🤭