Di saat fokus dengan masa hijrahnya, Damian kembali di hadapkan dengan masalah yang membuatnya harus menikahi gadis bercadar.
Damian Pangestu yang mempunyai masalalu yang buruk harus berada di tengah-tengah keluarga yang ahli agama.
Pernikahan yang tak terduga itu membuat rumah tangga Damian dan Adhiba bertahan walaupun harus menerjang hujan dan badai. Terlebih masa lalu Damian yang seorang pendosa muncul satu persatu.
Lalu bagaimana cara mereka menghadapinya?
•••••
"Jangan berharap lebih padaku Adhiba..Aku yang seorang pendosa sangat tidak pantas bersanding dengan wanita sepertimu" Damian Pangestu
"Aku tidak akan berharap lebih darimu, Tapi aku lah yang akan membuat pendosa sepertimu berharap agar lebih lama bersanding bersama wanita seperti ku.." Adhiba Azalea Ibrahimi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Persiapan Resepsi
Hari peresmian atau resepsi pernikahan Damian dan Adiba akan di laksanakan sekitar dua hari lagi. Sisa undangan yang belum di sebar sudah di sebar sekitar satu minggu yang lalu. Dan bisa di pastikan, Bahwa orang yang akan di undang bukanlah orang biasa melainkan orang-orang yang mungkin sangat berpengaruh di dalam negeri ini.
Karena resepsi sudah hampir, Damian dan Adiba tidak boleh pergi kemanapun. Sepasang suami dan istri tersebut hanya diam berada di dalam rumah saja. Entah mitos atau apa, Namun menurut kepercayaan orang tua jaman dulu. Jika sudah dekat dengan menjelang hari pernikahan, Calon pengantin baik pria maupun wanita di larang pergi kemana-mana. Tujuannya khawatir karena takut terjadi hal-hal yang tak di inginkan.
Damian dan Adiba memang sudah sah menjadi suami dan istri. Namun acara perayaan sakral tersebut akan di laksanakan dua hari lagi.
"Sayang kamu suka dengan gaun pengantinnya?" Damian bertanya kepada sang istri mengenai gaun pengantin yang sempat Mama Damian bawa.
"Suka mas, Suka banget malahan.. Bahkan kata Diba, Gaunnya terlalu mewah.."Adiba memang putri dari orang kaya, Namun wanita itu tidak suka dengan pakaian yang terlalu mewah. Jika yang sederhana saja pantas di pakai dan serasi di badan kenapa harus yang mewah.
"Ya gapapa donk.. Kan pestanya mewah, Pakaian yang kita pakai juga harus mewah. Lagi pula, Undangan yang di sebar Daddy dan Papa sangat banyak.. "Adiba mengangguk-anggukan kepalanya. Adiba tahu akan hal itu.
Damian memeluk sang istri dari belakang. Mereka menikah baru hanya satu setengah bulan. Dan secepat itu Damian mampu meletakkan Adiba di dalam hatinya. Dan ini sangat aneh menurut Damian.
Dulu dia bersama Arumi selama dua tahun, Tapi kenapa ia belum bisa mencintai wanita itu. Tidak seperti Adiba yang sangat mudah masuk ke lubang hatinya.
"Mas sayang sama kamu.. Jangan pernah tinggalin mas ya..
"Kita akan selalu bersama-sama mas.. Kita akan menua bersama..
****
Syifa setengah berlari mendekati Ryan. Dua hari lagi adalah acara resepsi sang sahabat yaitu Adiba. Tentu saja gadis itu akan mengajak pria yang telah resmi menjadi tunangannya itu pergi berbelanja mencari pakaian yang pas untuk di pakai saat undangan nanti.
"Aku sibuk, Papa meminta ku untuk pergi ke perusahaannya hari ini.. Katanya aku harus belajar bisnis.."Ucapnya dengan nada yang dingin. Tentu saja jawaban itu membuat Syifa sangat kecewa. Tapi bukan Syifa namanya jika menyerah begitu saja.
"Ryan..Ayolah. Aku tahu Papa sama Mama kamu pasti akan izinin kita pergi.. Lagian kapan lagi kita akan pergi bareng dan jalan-jalan bareng.. sekali-kali lah..",Syifa merangkul erat lengan Ryan. Gadis itu juga bicara dengan nada manja. Namun semua itu tak membuat Ryan luluh, Yang ada pemuda itu menepis tangan Syifa dari lengannya hingga terlepas.
"Sudah berapa kali aku bilang! Aku ini lagi sibuk! Kamu tuh gak ngerti banget sih.. Jadi cewek tuh jangan manja. Jadilah wanita mandiri yang gak nyusahin orang lain.. Udahlah! Kamu pergi sendiri aja. Teman kamu kan banyak.. Cuma beli pakaian ke pesta aja minta temenin.." Ryan pergi begitu saja usai mengatakan hal yang menyakitkan itu. Syifa hanya bisa menghela nafas panjang. Tak apalah, Mungkin Ryan memang sibuk hingga tak punya waktu untuk menemani nya.
Syifa meraih gawainya dan menghubungi salah satu sepupunya yang sudah sangat lama tidak ia temui.
"Halo...
"Halo kak Olive
"Iya kenapa? tumben telfon... pasti lagi butuh nih... "Sindir Olive dari seberang sana.
"Ya, Kakak sibuk gak?
"Kenapa memangnya?
"Kakak bisa temenin aku buat cari gaun pesta hari ini?
"oh kebetulan banget..Kakak juga lagi mau beli juga..Yaudah. kamu ada dimana sekarang? biar kakak yang jemput..
"Aku ada di kampus kak...
"Yaudah, Kakak jemput sekarang..
Panggilan terputus. Syifa segera bersiap menunggu jemputan dari kakak sepupunya itu. Tak berselang lama mobil Olive berhenti. Kaca mobil terbuka memperlihatkan Olive yang tengah menyetir sendiri disana.
"Ayo..
Iya kak..."Syifa pun masuk ke dalam mobil tersebut.
.
.
.
Kini Syifa dan Olive telah sampai di Rose Fashion. salah satu butik yang paling terkenal di kota itu. Bukan hanya di satu kota,Tapi berbagai kota bahkan ada yang di luar negeri.
"Ayo kita masuk, Kakak sudah di tunggu oleh teman kakak di dalam.."Syifa mengangguk, Ia mengikuti langkah Olive dari belakang namun fokus matanya teralihkan dengan sebuah mobil yang tidak asing.
"Kenapa mobil itu kayak mobil Ryan ya? Ah enggak! Paling cuma mirip aja, Bukannya Ryan bilang dia lagi sibuk sekarang..
Syifa masuk ke dalam butik, Gadis itu Olive kenalkan dengan seorang perempuan yang katanya adalah teman dekat Olive.
"Jadi kak Selvi ini adiknya pak Damian? "Ya, teman Olive itu adalah Selvi, Adik Damian.
"Jangan panggil Kakak lah,, panggil aja Selvi. Selisih usia kita gak jauh-jauh amat kok.. Palingan cuma selisih satu dua tahun.. "Syifa tersenyum, Selvi sangat ramah dan murah senyum. Tidak seperti kakaknya yang dingin melebihi es balok.
"Yaudah tunggu apalagi? Ayo kita cari gaunnya..."Olive pun mengajak teman dan adik sepupunya untuk menjadi gaun yang pas untuk di pakai saat pesta resepsi nanti.
"Gamis ini kayaknya bagus deh.."Syifa meraih gamis berwarna maroon disana. Gaun tersebut memiliki model yang simple namun terlihat sangat mewah.
"Kak gaun yang ini bagus yah..
"Kamu mau yang itu?
"Iya kak aku mau...
"Ya udah,,Kamu pilih aja mana yang kamu mau, Biar aku yang bayarin..
Syifa terdiam saat telinganya mendengar dua suara yang tidak asing itu. Perlahan ia berbalik badan dan..
Deg!
Sakit!
Itulah yang mungkin Syifa rasakan saat ini. Di depannya, Terlihat Ryan datang ke butik itu bersama Mitha. Seorang gadis yang katanya adalah mantan dari Ryan sendiri. Hubungan keduanya kandas karena tidak mendapat restu dari dua belah keluarga karena mereka tidak seiman.
"Aku juga mau kamu bayarin.."Ryan menoleh ke samping dan terkejut melihat Syifa yang ternyata juga ada di sana.
"Syi..Syifa.."Ucapnya gugup.
Suasana menjadi canggung seketika. Ryan tidak tahu harus apa. Pria itu menoleh ke arah Mitha yang hanya diam saja.
Syifa menatap Ryan dengan raut wajah kekecewaan. Bagaimana tidak? Tadi ia minta temani untuk mencari pakaian untuk acara resepsi Adiba, Ryan menolak dengan alasan sibuk karena harus belajar di perusahaan papanya. Tapi nyatanya? Ryan justru menemani mantan pacarnya berbelanja di butik ternama ini. Tak tanggung-tanggung, Ryan juga bersedia membayari apapun yang akan Mitha beli.
Tanpa mengucapkan apapun lagi, Syifa meraih beberapa gamis mewah disana. Beberapa kerudung, Tak lupa sepatu dan juga tas.
"Mbak, Saya ambil ini ya.. Dan mas yang ini yang bayarin.."Syifa memberikan semua belanjaannya dan di berikan kepada karyawan yang menemani nya tadi. Karyawan itu terdiam menatap Ryan seolah meminta persetujuan.
"Dia adalah calon suami saya.. Bukannya calon suami harus bisa bertanggung jawab atas calon istrinya.."Karyawan tersebut mengangguk patuh.
"Mari ikut saya ke kasir mas.."Pinta karyawan itu kepada Ryan agar ikut ke kasir. Dengan terpaksa Ryan ikut.
"Tidak perlu memasang wajah terpaksa seperti itu.. Bahkan wajahmu tadi dengan suka rela menawari wanita ini apapun.."Ucap Syifa, Ryan menghela nafas sebelum akhirnya pria itu melanjutkan langkahnya.
.
.
.
TBC
so sweet bgt damian adhiba
buat syifa udh lupan Ryan jngan ngemis.apa yg di katakan Kevin ada benernya tuh
untk syifa sdh lepasin dia ga usah km cari" perhatian si ryan jgn ngerendahin diti sendiri syifa km berhak bahagia