NovelToon NovelToon
Seikhlas Daun Yang Jatuh

Seikhlas Daun Yang Jatuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Keluarga
Popularitas:931
Nilai: 5
Nama Author: latifahsv

Hari hari SMA, adalah hari yang menyenangkan, Namun tidak dengan seorang Adelia Fitriani, masa SMA nya harus terenggut, karena hutang hutang orang tuanya, dia harus putus sekolah, dan itu menjadi awal penderitaan untuknya, akankah dia mendapatkan titik kebahagiannya lagi.
Disamping kesedihannya, ada Mahatur, yang selalu memberinya dukungan, begitupun dengan Meidina, yang sudah ia angap sebagai kakak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon latifahsv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harapan.

Saat sampai di konter

"Ini ka, nasi gorengnya," ucap Lea, menghampiri Aslan.

"Yaudah ayo kita makan"ucap Aslan. .

"Iya ka" ucap Lea

Merekapun memakan nasi gorengnya, selesai memakan nasi goreng, Aslan pun bertanya.

"Lea, bagaimana rasanya, beberapa bulan bekerja? " ucap Aslan.

"Menyenangkan ka," ucap Lea.

"Apa kamu pernah terpikir, untuk sekolah kembali, atau ingin sekolah lagi," ucap Aslan, hati hati.

"Tentu saja ka, tentu aku kadang selalu berharap sekokah, ketika melihat anak anak yang lewat, dengan mengenakan seragamnya, tapi, mau bagaimana lagi, semuanya harus begini ka, ucap Lea, menundukan pandangan nya.

"Lea, sepertinya sekarang sudah sedikit membaik, keadaan keluargamu ya," ucap Aslan, menatap Lea.

"Ya ka, udah lumayan lah," ucap Lea.

"Kalau begitu, kalau kau mau melanjutkan sekolah, kau lanjutkan tahun depan sekolahnya, bagaimana mau atau tidak," ucap Aslan, memberikan penawaran.

"Emangnya bisa ka" ucap Lea, menatap penuh harap.

"Bisa, jadi kamu ikutan ajaran baru lagi nanti, kalau ga, kamu sekolahnya pindah disini, kalau ga mau di kampung, daftarnya disini lagi aja, deket sama orang tua juga," ucap Aslan.

"Tapi ka, takut mahal, kan sekolah di kota mahal" ucap Lea.

"Kalau kamu masuk sekolah negri, ga begitu mahal ko, kecuali swasta, emang mahal, atau ya kalau mau, balik lagi ke kampung dan kamu sekolahnya di sekolah yang lain, ga sekolah di sekolah kamu lagi," ucap Aslan.

"Wah, kalau begitu, berarti Lea bisa lanjut sekolah ya," ucap Lea.

"Iya Lea, kalau kamu mau, yah nunggu satu tahun, makannya gajih kamu tabung ya, buat sekolah, nantinya, terserah kamu, mau milih sekolah disini, apa di kampung," ucap Aslan.

"Iya ya ka, kalau begitu, Lea mau benar benar nabung, soalnya gajih Lea, yang 3 bulan kemarin juga Lea tabung, baru Lea pake buat ngasih mama, sama ya jajan kadang kadang," ucap Lea.

"Nah bagus, kalau gitu, lumayan kan kamu tabung, buat lanjut nanti sekolah, terus nanti kalu butuh butuh biaya, ga begitu nyusahin mama kamu," ucap Aslan.

"Iya ka bener, makasih ya ka, saran nya," ucap Lea, tersenyum hangat..

Tak lama setelah itu, ada customer, dan Lea pun melayani nya.

Memang Lea ikhlas dengan semua yang terjadi dalam hidupnya, dan menjalani seperti air mengalir, namun terkadang dia tak bisa membohongi hatinya, bahwa dia juga sebenernya masih ingin melanjutkan sekolahnya, ketika kaka sepupunya berkata seperti itu, perlahan muncul harapan harapan baru, dalam dirinya, dia yang awalnya merasa ada yang hilang, dan hampa, karena perginya Artur, kini dia melupakan itu, dia mulai fokus, pada dirinya, kini dia punya 2 tujuan, yang awalnya dia hanya akan membantu kedua orang tuanya, dan berbakti saja, sekarang dia juga punya harapan kembali sekolah, dari uang yang dia hasilkan, dia akan giat dalam bekerja, dan mengumpulkan uang selama setahun.

Kini dia sudah sampai dikontrakan nya, setelah percakapan nya dengan Aslan, harapan dalam dirinya tumbuh dan dia mulai merancang impiannya, seperti saat ini Lea sedang duduk sambil berpikir.

"Uang aku udah ada 1 jt, ya minggu depan udah gajian lagi, nih berarti udah 1,5 juta ya, nah terus nanti sambil nunggu masuk sekolah, kan bulan juni, aku tar kerja dari januari sampai mei 5 bulan, berati dapet 2,5 nah tabungan aku buat sekolah dan balik lagi dikampung udah ada 3,5 juta nanti berarti, alhamdulillah bisa sekolah pasti, terus kan nanti mama perlahan hutangnya lunas, jadi ga berat juga, kalau aku sekolah, apalagi kaka jugakan kerja, bisa bantu mamah dikit dikit," ucap Lea dalam hati.

"Lagi mikirin apa Lea, serius amat," ucap bu Romlah, menatap Lea.

"Eh mama," ucap Lea, kaget tapi dia melemparkan senyumnya.

"Kenapa" ucap bu Romlah.

"Gini mah, kalau Lea mau lanjut sekolah lagi tahun depan, gimana? " ucap Lea, dengan hati hati.

"Boleh dong, Lea," ucap bu Romlah.

"Lea beneran mau lanjut sekolah, tahun depan?," ucap pa Beben, yang mendengar perkataan Lea.

"Iya ma, pa," ucap Lea, menunduk.

"Boleh dong Lea, bagus kalau begitu," ucap pa Beben.

"Iya na, kalau kamu mau sekolah lagi tahun depan, bagus, mama dukung,"ucap bu Romlah, dengan senyumnya.

"Lea tadi siang, ditanyain sama ka Aslan, masih mau sekolah lagi ga, kalau mau, katanya lanjut tahun depan," ucap Lea.

"Ya iya na, bisa, cuman kamu jadi adik kelas, temen seangkatan kamu, nanti," ucap bu Romlah.

"Nah itu, da kamu nantinya, mau sekolah disini aja, apa di kampung, " ucap pa Beben.

"Mau dikampung aja pa," ucap Lea.

"Terus mau disekolah, yang dulu, apa yang lain," ucap bu Romlah.

"Kayanya di yang lain aja deh ma, soalnya Lea malu, kalau balik lagi, kesekolah itu, soalnya kan, Lea aja ga pamit, waktu ga lanjut sekolah," ucap Lea, dengan sedih.

"Yaudah, kalau itu mau kamu, bapak dan ibu ikutan seneng," ucap bu Romlah.

"Iya mah, ini juga Lea kan ngumpulin, tabungan sekolah, biar Lea ga harus nyusahin mama sama bapak," ucap Lea.

"Kamu ga nyusahin kita Lea, justru kamu itu anak yang baik, kamu satu satunya anak perempuan di keluarga, dan mama sangat sangat sedih, pas kamu bilang lebih milih keluar sekolah, sekarang mamah seneng, kamu mau melanjutkan sekolah lagi," ucap bu Romlah, mengusap punggung tangan Lea.

"Iya mah, kalau ka Aslan ga bilang, bisa lanjut sekolah, tapi ikut tahun depan, mungkin Lea ga akan tau, kalau Lea, masih ada harapan sekolah," ucap Lea.

"Iya na, mama juga kadang mikir, kamu pasti sebenernya masih ingin sekolah kan," ucap bu Romlah, menatap, sedih.

"Bener mah, Lea emang kadang, suka sedih, ngeliat orang ya mau sekolah, pengen banget Lea sekolah, dan sekarang ternyata bisa sekolah, walau tahun depan, Lea seneng deh," ucap Lea.

"Iya na, lagian dari awal juga kan, mama sama bapak, nyuruh kamu lanjut aja sekolah, tapi kamu sendiri yang milih ga mau, dan sekarang kamu mau sekolah lagi, bapak beneran seneng," ucap pa Beben, merangkul anaknya.

"Iya pa, makasih, semoga kedepan nya, mudah ya,"ucap Lea.

"Iya aamiin na, lagian juga, ibu hutang tinggal ke 3 orang lagi, dan lagi kita cicil, ga banyak ko, ngutangnya, semuanya tinggal 10 juta lagi," ucap bu Romlah.

"Iya bu, semoga bisa lunas ya, dalam tahun depan sebelum Lea sekolah lagi, udah lunas, jadi ibu juga bisa balik sama Lea," ucap pa Beben.

"Iya, mama juga berharap gitu, apalagi kan Muni nanti bakalan tk, tahun depan nya," ucap bu Romlah.

"Wah, muni sekolah," ucap Muni, yang sejak tadi bermain mainan di pojokan.

"Iya, tapi nanti ya, tahun depan nya lagi, ya," ucap bu Romlah, menatap muni

"Ye, Muni udah ga sabar sekolah, disini bosen, ga ada bagas, ga ada temen," ucap Muni lesu.

"Kasian baget Muni, ga ada temen nya, sabar ya, tar kan kita bakal balik kampung, ketemu bagas lagi," ucap Lea, menyemangati adiknya.

"Horeee" ucap Muni, jingkrak jingkrak.

"Iya ya, sabar 5 bulan lagi, pasti kita bakalan ketemu bagas," ucap bu Romlah.

"Huh, lama ya," ucap Muni, lesu kembali.

"Iya ga papa lama, kan nanti juga bakal sering ketemu bagas nya, sabar ya," ucap pa Beben.

"Yaudah Muni sabar," ucap Muni, mengerjapkan kedua matanya.

"Iya, Muni, mening kita tidur aja yu, udah malem, kamu tumben belom tidur, biasanya kaka pulang kerja, kamu udah tidur," ucap Lea.

"Kan Muni, hari ini tidak mengantuk," ucap Muni.

"Yaudah, ayo tidur aja, " ucap Lea, mengajak adiknya ke kasur, untuk tidur.

Sedangkan pa Beben dan bu Romlah, saling melempar senyumnya.

"Akhirnya, Lea mau ya pax lanjut sekolah lagi," ucap bu Romlah.

"Dia sebenarnya memang mau sekolah itu, bu cuman dia lebih mentingin kita," ucap pa Beben.

"Iya pa, semoga bulan Mei, atau ga Juni , lunas ya semua hutang kita," ucap bu Romlah.

"Aamiin mah, lagian bapak juga pengen balik kampung, ga enak tinggal di kota aja kaya gini tuh," ucap pa Beben.

"Ibu juga sama pa, keadanya udah kaya gini, mau gimana lagi pa," ucap bu Romlah.

"Iya bu, bener, kita harus banyak banyak sabar aja, yaudah bu, yu kita tidur aja bu," ucap pa Beben.

"Iya pa, udah malem, bapak tutup pintunya, jangan lupa, " ucap bu Romlah, yang juga ikut bergabung tidur, bersama Lea dan Muni, tak lama pa Beben juga merebahkan diri dikasur, bersama anak, dan istrinya, setelah mengunci pintu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!