NovelToon NovelToon
ZAREENA

ZAREENA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sandyakala

Setelah ibunya tiada, Zareena hampir dijadikan jaminan untuk melunasi utang-utang judi Sang Ayah.

Dia marah pada Ayahnya, tapi kasih sayang dalam hati Zareena jauh lebih besar, sehingga apapun akan Zareena lakukan untuk menyelamatkan sosok Ayah yang ia sayangi. Namun segala usaha Zareena pada akhirnya sia-sia, Ayahnya meninggal dan dia harus merelakan satu-satunya rumah peninggalan kedua orang tuanya jatuh ke tangan Sang bandar judi.

Saat itu, Zareena sudah putus asa dan hampir menyerah. Tapi takdir berkata lain, di tengah ketidak pastian akan hidupnya, Zareena justru terselamatkan oleh kehadiran Ethan, putra tunggal sekaligus pewaris keluarga Hawkins.

Siapa Ethan dan kenapa dia menolong Zareena? lalu bagaimana kisah keduanya berlanjut?. Yuk, baca kisah lengkapnya dalam novel ini.

Jangan lupa tinggalkan komentar dan like sebagai dukungan kamu, ya. Selamat membaca, terima kasih 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandyakala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sekretaris Baru

"Selamat pagi, Tuan".

"Selamat pagi, Tuan Ethan".

"Selamat pagi".

Beberapa orang pegawai menundukkan kepala dan memberikan sapaan pada Ethan yang baru saja memasuki lobi.

Ethan membalas semua sapaan itu dengan anggukan kepala dan senyuman tipis di bibirnya.

Beberapa orang di antara mereka berbisik-bisik melihat Ethan datang bersama seorang wanita cantik yang baru pertama kali mereka lihat di kantor ini.

Ethan berjalan menuju lift khusus CEO. Zareena yang sejak tadi mengekor di belakangnya hanya bisa terdiam tanpa bicara sepatah katapun.

Lift berhenti di lantai 15 dan Ethan hanya melirik ke arah Zareena agar istrinya itu tetap mengikuti langkah kakinya menuju ruang kerja.

"Selamat pagi, Tuan dan Nona", sambut seorang wanita cantik dengan ramahnya.

"Selamat pagi", balas Zareena.

"Apa Alden sudah menjelaskan mutasi tugasmu, Helen?", tanya Ethan tanpa menjawab sapaan wanita itu.

"Sudah, Tuan".

"Bagus. Bekerjalah dengan baik di sana".

"Baik, Tuan. Terima kasih", wanita bernama Helen kembali menundukkan sedikit kepalanya di hadapan Ethan.

"Saya permisi, Tuan, Nona", lanjut Helen berpamitan pada Ethan dan Zareena.

Ethan memberikan anggukkan sebagai tanda persetujuan.

"Masuklah", ajak Ethan pada Zareena.

Zareena melangkah masuk bersama Ethan. Dia terlihat takjub dengan ruang kerja Ethan yang mewah, rapi, dan modern.

"Duduk".

Zareena segera mendudukkan dirinya di sofa yang Ethan tunjuk.

"Ini adalah ruang kerjaku dan ruang di sana, itu adalah ruang sekretaris. Kamu akan menggantikan Helen sebagai sekretarisku mulai hari ini dan aku secara profesional akan memberimu gaji", terang Ethan tanpa basa-basi.

"Ini tugas pertamamu. Siapkan bahan meeting untuk jam dua siang ini dan nanti jam sepuluh temani aku untuk bertemu dengan klien di luar", lanjut Ethan lagi.

"Baik. Ada lagi yang harus saya kerjakan segera, Tuan?", tanya Zareena fokus menatap Ethan.

Ethan menghela nafas pendek, "Berhentilah memanggilku Tuan. Sudah aku katakan, panggil aku Ethan atau carilah panggilan yang lain untukku dan tolong, jangan berbicara seformal itu denganku".

"Maaf, tapi secara profesional saya harus menyesuaikan diri dengan posisi saya di kantor ini", respon Zareena percaya diri.

Ethan tersenyum tipis, "Baiklah. Tapi jangan lakukan itu di luar urusan dan lingkungan kantor ini".

"Baik, Tuan".

Jam menunjukkan pukul sembilan pagi saat Alden menghadap pada Ethan. Tanpa basa-basi lelaki itu langsung memberikan laporan perkembangan proyek di Pulau X yang tengah digarap oleh perusahaan Hawkins.

"Jadwalkan keberangkatanku ke sana, Al. Paling lambat satu bulan dari sekarang", perintah Ethan.

"Ok. Oh ya, apa kamu sudah mendapatkan pengganti Helen? mengejutkan sekali pegawai secakap Helen kamu mutasikan ke Divisi Keuangan".

"Penggantinya sudah ada di sana", jawab Ethan menunjuk ruang sekretaris tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas laporan yang Alden bawa.

Alden mengernyitkan dahinya, "Cepat sekali kamu mendapatkan sekretaris baru", ucap Alden seraya berjalan menuju ruang kerja sekretaris yang masih terhubung dengan ruang kerja Ethan.

"Selamat pagi", sapa Alden semangat.

"Selamat pagi", jawab Zareena dengan senyum ramah di bibirnya.

"Loh, kenapa Anda ada di sini, Nona?", tanya Alden terkejut.

Zareena tersenyum kikuk mendengar pertanyaan Alden.

"Jangan bilang kalau Anda yang sekarang menjadi sekretaris Tuan Ethan?", lanjut Alden masih dengan ekspresi terkejutnya.

"Begitulah kira-kira", jawab Zareena malu.

"Ya Tuhan, Tuan Ethan keterlaluan sekali memposisikan Anda sebagai sekretarisnya. Apa dia lupa kalau Anda adalah istrinya?", Alden menepuk dahinya, bingung.

Zareena tertawa kecil melihat respon Alden yang agak berlebihan.

"Tidak, bukan begitu. Aku mengajukan izin bekerja pada suamiku, tapi syangnya hanya pekerjaan ini yang dia izinkan untuk aku kerjakan", terang Zareena serba salah.

"Oh begitu", Alden masih mencerna keadaan yang ia temui pagi ini.

"Apa kalian akan terus mengobrol di sana?", terdengar suara Ethan menggema, memberikan teguran pada Zareena dan Alden.

"Maaf, Tuan", jawab Alden cepat.

"Kalau begitu, selamat bekerja, Nona. Jangan sungkan padaku jika Anda membutuhkan bantuan", pesan Alden sebelum ia berlalu dari hadapan Zareena.

"Apa semua berkas yang aku berikan tadi sudah selesai?", tanya Ethan. Saat ini dirinya dan Zareena sedang dalam perjalanan untuk meeting di luar bersama klien.

"Sudah, Tuan. Semua berkas untuk meeting jam dua siang dan meeting jam sepuluh ini sudah saya selesaikan semua", jawab Zareena formal.

"Coba aku lihat", Ethan mengulurkan tangannya meminta Zareena memberikan berkas dalam map.

Zareena dengan sigap memberikan berkas tersebut. Ethan memeriksa satu per satu hasil pekerjaan istrinya yang sekarang resmi menjadi sekretaris pribadinya juga.

"Hasil kerjamu bagus dan cepat", puji Ethan setelah ia memeriksa semua berkas di tangannya.

"Terima kasih, Tuan", ucap Zareena merasa senang dengan pujian dari suaminya itu.

Alden yang mengendarai mobil hanya bisa melirik dari balik spion untuk melihat interaksi suami dan istri yang menurutnya tidak lazim.

"Ck, bagaimana bisa kamu menjadikan istrimu sendiri sekretaris pribadi, Ethan?", batin Alden dengan tetap fokus menyetir.

"Klien kita kali ini adalah sahabat lamaku, namanya Rayden. Perusahaan kami bekerja sama untuk membangun hotel dan beberapa property penting lainnya di Pulau X. Nanti tolong kamu presentasikan sedikit perubahan tawaran kerja sama dari perusahaan kita pada Rayden", pinta Ethan.

Zareena menganggukkan kepalanya. Di hari pertamanya bekerja, dia hanya memiliki waktu kurang dari dua jam untuk menyelesaikan bahan meeting dan mempelajari kerja sama antara perusahaan Hawkins dan perusahaan Alexander.

"Nona Zareena sangat cepat belajar. Anda beruntung sekali Tuan memiliki istri secerdas Nona Zareena", Alden ikut buka suara.

Ethan memberikan lirikan galak pada Alden. Entah kenapa dia merasa tidak suka jika ada lelaki lain yang memuji Zareena, sekalipun itu hanya seorang Alden, asisten pribadinya yang sudah bertahun-tahun mengabdi pada keluarga Hawkins.

"Fokus saja menyetir, jangan bersuara tanpa aku minta!", tegas Ethan.

Alden yang paham dengan kode tersebut hanya bisa menelan salivanya dalam-dalam.

"Garang sekali dia jika soal istrinya", gumam Alden dalam hati.

Ya, ini bukan kali pertama Ethan memberikan lirikan galak pada Alden jika sudah berkaitan dengan Zareena.

Jam 09.45 mobil yang Alden bawa akhirnya sampai di sebuah restoran mewah.

Ethan, Zareena, dan Alden berjalan bersama menuju ruangan yang sudah disediakan oleh perusahaan Alexander di restoran tersebut.

"Selamat datang, Ethan", sambut Rayden ramah. Ia memberikan pelukan untuk sahabatnya itu.

"Apa kabar?", tanya Ethan basa-basi.

"Ya seperti yang kau lihat, kabarku baik. Bagaimana denganmu?", Rayden balik bertanya.

"Aku juga baik. Ok, bisa kita mulai meetingnya?".

"Tentu. Silahkan duduk", Rayden menunjuk kursi kosong di depannya.

Ethan duduk di sana, di sampingnya ada Zareena dan Alden.

"Maaf baru kali ini aku bisa bertemu denganmu, Ethan. Asistenku sudah melaporkan perkembangan kerja sama perusahaan kita untuk pembangunan di Pulau X", Rayden mulai membuka arah pembicaraan.

"Ya. Aku dengar kamu sibuk sekali dengan kantor cabang di luar negeri, hebat", puji Ethan tulus.

Rayden tersenyum, menunjukkan gigi putihnya yang tersusun rapi.

"Begitulah. Itu kantor cabang baru kami, jadi aku perlu memastikan orang-orang di sana bisa bekerja dengan baik. Sayangnya, kehebatan perusahaan Alexander belum bisa mengalahkan kehebatan perusahaan Hawkins".

Ethan dan Rayden tertawa bersama. Mereka sebetulnya sudah bersahabat sejak remaja, tapi dalam urusan bisnis, keduanya adalah kompetitor yang profesional. Proyek di Pulau X adalah salah satu kerja sama perusahaan mereka.

"Tolong presentasikan tawaran perusahaan kita", Ethan melirik ke arah Zareena.

"Baik, Tuan", Zareena yang sudah mempersiapkan bahan presentasi memulai pembahasannya.

Ethan, Rayden, Alden, dan sekretaris juga asisten Rayden menyimak dengan serius presentasi dari Zareena.

Setelah presentasi selesai, dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab terkait tawaran baru dalam kerja sama kedua perusahaan itu.

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang saat rapat itu selesai. Sebelum meeting berakhir, Ethan dan Rayden beserta para pegawainya menikmati makan siang bersama.

"Oh ya, siapa namamu tadi?", Rayden bertanya pada Zareena.

"Saya, Zareena, Tuan", jawab Zareena pendek dengan ekspresi ramah.

"Nama yang cantik, persis seperti orangnya", Rayden tersenyum pada Zareena.

Ethan yang memperhatikan interaksi itu merasa tidak suka.

"Ethan, sekretarismu luar biasa. Aku bisa melihat betapa cerdasnya dia saat presentasi tadi. Aku yakin, dia juga memiliki kinerja yang bagus", lanjut Rayden seraya melirik Ethan yang duduk di depannya.

Ethan tersenyum hambar, "Aku rasa semua sekretaris tentu seperti itu".

Rayden tertawa, "Tentu saja tidak. Sekretarisku harus belajar banyak dari sekretarismu".

Ethan tidak memberikan respon apapun.

Zareena yang sedang menjadi bahan pembicaraan mereka menjadi kikuk dengan situasi ini, terlebih Alden yang sangat mengenal Ethan, dia sudah bisa memastikan bosnya itu dalam kondisi tidak baik-baik saja mendengar istrinya dipuji oleh lelaki lain, terlebih oleh sahabat dekatnya sendiri.

"Jika bosmu mengizinkan, lain kali aku ingin mengajakmu makan siang bersama", lagi, Rayden berbicara pada Zareena. Kali ini dengan ekspresi yang menggoda.

Ethan memicingkan matanya, dia benar-benar dibuat kesal dengan tingkah Rayden.

"Soal itu ...".

"Aku rasa meeting dan makan siang kita sudah selesai. Aku ada meeting jam dua ini, jadi kami harus segera pamit. Ayo, Zareena, Alden, kita kembali ke kantor", ucap Ethan yang sudah berdiri dari tempatnya duduk.

Ethan masih memasang wajah masam dengan lirikan tajam pada Zareena dan Alden.

"Buru-buru sekali. Tapi baiklah, terima kasih sudah menghadiri undanganku, Ethan. Next meeting, aku akan datang ke kantormu", ujar Rayden masih dengan ekspresi ramah seolah tidak terjadi apa-apa.

"Aku tunggu", ucap Ethan sebelum ia pergi bersama Zareena dan Alden.

Rayden menganggukkan kepala dan menatap kepergian Ethan.

"Baru kali ini aku bisa terpesona oleh seorang sekretaris", batin Rayden dalam hati.

Senyumnya terkembang membayangkan kembali wajah cantik Zareena yang beberapa waktu lalu ada di hadapannya.

1
Dwi anggun
sangat oke sekali😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!