Yun Li An, satu-satunya Jenderal perang wanita kerajaan Choi, dia telah mengalahkan ribuan pasukan musuh setiap kali berperang.
Namun sayangnya dia harus mati di tangan kepala pasukan yang dia pimpin, karena dia tidak menyetujui keinginan Putra Mahkota.
"Jenderal Yun, jangan salahkan aku yang melakukan ini padamu. Tapi salahkan dirimu sendiri, yang membuat Putra Mahkota menginginkan nyawamu!"
Tang Liu An, ketua mafia yang sangat ditakuti oleh banyak kelompok mafia lainnya, karena selalu membuat berbagai senjata dan obat.
Tetapi dia dikhianati oleh anak buahnya yang ingin merebut sebuah cincin penyimpanan yang dia ciptakan. Karena di dalam cincin itu terdapat berbagai senjata dan obat yang berhasil dibuat oleh Tang Li An.
"Di mana ini, dan kenapa aku memakai pakaian seperti ini?"
🍀 Silakan baca tuk kelanjutan ceritanya
Jangan lupa untuk memberi dukungan pada karya-karya Ana
Terima kasih 🙏 😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #2
Sraak!
"Shhh,"
Seorang wanita yang terbaring di atas tanah mendesis, tangannya bergerak dengan pelan meraih apapun yang berada di dekatnya.
Perlahan kedua mata wanita itu terbuka, dan hal pertama yang dia lihat adalah banyaknya pepohonan yang berada di depannya.
"Dimana aku? Seingatku, aku meledakan diriku untuk mati bersama anak buahku yang berkhianat," ucap wanita itu dengan lemah.
Wanita itu mencoba untuk bangun, tubuhnya terasa sangat sakit dan dadanya juga cukup sesak.
"Sebenarnya di mana ini, dan...kenapa aku memakai pakaian seperti ini?" wanita itu melihat kedua tangannya yang memakai pakaian perang.
Wanita itu perlahan berdiri dengan memegang sebatang pohon besar di sampingnya.
Ketika dia tengah mencoba berdiri, tiba-tiba sebuah ingatan masuk ke dalam kepalanya. Kepingan-kepingan ingatan yang entah milik siapa, masuk secara bersamaan dan membuat wanita itu hampir jatuh karena kepalanya terasa begitu sakit.
Wanita itu pun duduk dan memejamkan kedua matanya, sambil menahan rasa sakit di kepalanya.
"Apa itu, ingatan siapa yang tadi terlihat?" ucap wanita itu dengan lemah seraya membuka matanya.
Wanita itu perlahan berdiri dan berjalan menyusuri hutan yang tidak dia ketahui, dan tak jauh dari tempatnya tergeletak, dia menemukan sungai.
Dengan menahan sesak pada dadanya, wanita itu mendekati sungai yang tak jauh darinya.
"Air sungai ini terlihat jernih, lebih baik aku membersihkan diriku terlebih dulu di sini. Setelah itu mencari tahu ada di mana aku saat ini," ucap wanita itu.
Dengan pelan wanita itu melepaskan benda yang melingkar pada kedua tangannya, kemudian melepaskan ikat pinggang yang melilit perutnya.
Setelah apa yang membuat tubuhnya tidak nyaman terlepas, wanita itu kemudian masuk ke dalam sungai, dan mulai membersihkan wajah juga tangannya.
"Ini cukup segar!" ucap wanita itu.
Wajahnya terlihat jauh lebih segar dari sebelumnya, kotoran yang sebelumnya melekat pada wajahnya, hilang disapu oleh air yang dia usapkan pada wajahnya.
Setelah dirasa cukup, wanita itu kembali naik ke pinggiran sungai dan duduk di salah satu batu besar.
"Jika dilihat dari pakaian yang aku pakai ini, sepertinya aku berada pada zaman kerajaan kuno. Itu artinya, setelah aku meledakan diri dan mati, aku berpindah tempat. Dan saat ini aku berada pada tubuh salah satu wanita zaman kerajaan!" ucap wanita itu.
Wanita itu menatap barang-barang yang berada di sampingnya, dia mencoba mengingat semua ingatan yang tadi masuk ke dalam kepalanya.
Serpihan ingatan pemilik tubuh asli yang saat ini dia tempati cukup jelas, dan seolah wanita itu sedang melihat acara televisi.
"Jadi namanya adalah Yun Li An, hanya berbeda nama keluarga saja. Dia lahir pada hari yang sama denganku, dan jika disesuaikan, bahkan tanggal lahirnya pun sama. Mungkinkah aku berpindah ke kehidupanku beberapa ratus tahun sebelumnya?" ucap wanita itu lagi.
Wanita itu mulai memahami bagaimana kehidupan dari wanita yang saat ini tubuhnya dia tempati.
Yun Li An, satu-satunya Jenderal perang wanita kerajaan Choi. Dia memiliki julukan "tangan 1000 nyawa" karena berhasil membunuh ribuan musuh dalam setiap kali berperang.
Bukan hanya para Perdana Menteri, bahkan Kaisar pun sangat menghormatinya. Karena apa yang telah dia lakukan untuk kerajaan Choi selama ini.
[Mulai dari sini, pemeran wanita akan bernama Yun Li An]
"Baiklah, kita sama-sama mati karena anak buah yang kita latih. Maka aku akan membantumu untuk membalas dendam, dan aku pastikan mereka yang mencelakaimu tidak akan aku lepaskan!" tatapan Yun Li An menajam dengan seringai yang menghiasi bibirnya.
Yun Li An memakai kembali semua barang-barang yang tadi dia lepaskan, namun saat dia akan membetulkan kerah pakaiannya, dia tidak sengaja menyentuh kalung dengan gantungan batu giok.
"Apa ini?" Yun Li An melepaskan kalung yang ada di lehernya.
Dengan seksama dia melihat giok yang menjadi gantungan kalung itu.
"Ini, kenapa warna giok ini sama seperti warna giok yang ada pada cincin ruang penyimpanan milikku?" gumam Yun Li An yang masih menatap giok di depannya.
Karena penasaran, Yun Li An membalik giok itu dan dia menemukan sebuah titik kecil di bagian tengah giok itu.
Dengan sedikit ragu, Yun Li An menekan titik kecil yang berwarna lebih gelap itu.
Ting!
Barang-barang yang dia beli di pasar gelap dan juga beberapa senjata, desain senjata yang dia buat pada era modern, semuanya terlihat sangat jelas di depannya.
"Ini, ini adalah ruang penyimpanan milikku!" ucap Yun Li An dengan bahagia.
Tidak menyangka jika ruang penyimpanan yang sebelumnya berbentuk cincin saat dia membuatnya, akan ikut masuk ke dalam dunia kerajaan dengan tampilan gantungan giok yang menggantung pada kalung Yun Li An.
"Bagus! Dengan adanya semua barang-barang di ruang penyimpanan ini, aku akan membuat perhitungan dengan sangat baik kepada mereka!" ucap Yun Li An.
Yun Li An yang merasa ada sesuatu di dalam tubuh yang membuatnya tidak nyaman, memutuskan untuk mengambil dan meminum obat yang dia buat.
"Uhuk! Uhuk!"
Yun Li An terbatuk setelah beberapa saat meminum obat yang dia ambil dari ruang penyimpanan rahasianya.
Darah berwarna merah kehitaman keluar cukup banyak dari mulutnya.
"Jadi dia mati karena diracuni oleh anak buahnya. Baiklah, aku akan memberikan obat yang jauh lebih mengerikan dari pada racun yang dia berikan ini!" Yun Li An mengusap mulutnya yang masih terdapat sedikit darah.
Setelah membersihkan mulutnya, Yun Li An berjalan menyusuri hutan untuk menemukan jalan keluar. Dia akan membuat orang-orang yang mengira jika mereka sudah berhasil membunuhnya, menjadi sangat terkejut akan kedatangannya.
"Tubuh ini masih sangat lemah karena racun itu, lebih baik aku mencari binatang liar untuk makan. Langit juga sebentar lagi akan gelap, sebaiknya aku mencari tempat untuk bermalam di dalam hutan ini lebih dulu," ucap Yun Li An dengan suara yang lemah.
Dengan tubuh yang sudah kelelahan, Yun Li An berusaha mencari tempat yang bagus untuknya bermalam di dalam hutan itu.
...----------------...
Di sebuah rumah makan, tepat di kota perbatasan. Kepala pasukan yang telah memberikan racun kepada Yun Li An tengah menikmati makanannya.
Dia tidak tahu jika orang yang dia pikir sudah mati, ternyata masih hidup. Bahkan sudah merencanakan untuk memberikan kejutan dan hukuman padanya nanti.
"Heh, melihat tubuhnya yang mengeluarkan darah. Aku yakin saat ini sudah tidak ada sisa dari tubuhnya lagi di hutan itu!" ucap kepala pasukan itu.
"Kau benar, kakak. Dan setelah kita tiba di ibukota, kau harus bersiap untuk menggantikan posisinya sebagai Jenderal perang!"
"Hahaha, tentu saja. Yang Mulia Putra Mahkota sudah menjanjikan posisi itu kepadaku, karena itu dengan senang hati aku mau bekerjasama dengannya. Lagi pula, sudah Lama aku juga tidak menyukai Yun Li An!"
Kepala pasukan itu menatap minuman yang berada di depannya. Dia sudah tidak sabar untuk tiba di ibukota dan mendapatkan hadiah berupa posisi Jenderal perang itu dari Putra Mahkota.
Semangat 💪
terus sekarang dah mau perang baru ngomong gitu .
plin plan banget sih
yang kayak gitu mau di jadiin ratu hadeh dijamin tuh kerajaan bakal banyak aturan yang plin plan🙄😒😣😣😣
dr awal muncul ga suka jd pasangan wu.. tp mau gimana jodoh di tgn othor.