Rania, dua puluh tahun memiliki paras yang cantik yang menurun dari Mama nya. kehidupan nya berubah sejak kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang membuat nya menjadi seorang yatim piatu disaat usianya menginjak empat belas tahun.
Dan lebih parah nya Rania dipaksa menikah oleh bibi nya dengan seorang pria lumpuh yang telah beristri.
Raka pria berusia tiga puluh tahun setelah selamat dari kecelakaan mengakibatkan kaki nya lumpuh sementara. setelah kaki nya lumpuh pria itu mendapat kenyataan pahit, istrinya berselingkuh dengan beberapa laki laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Pagi ini seperti biasa, Rania akan bangun dan menyiapkan baju lalu membantu Raka untuk mandi dan memakaikan baju kerja nya baru kemudian dia akan membersihkan diri.
"Rania,,,, "
Raka memanggil saat Rania kembali kembali dari kamar mandi setelah membersihkan diri.
"I,,, iya tuan"
"Kemari lah"!
"Haaaaah... "
Rania hanya mematung.
"Ngapain kamu berdiri disitu, cepat kesini"
Suara bariton itu membuat Rania engan membantah.
Rania pun segera menghampiri Raka.
"Ada apa tuan"?
" Sorry Rania... "
Lirih Raka yang terdengar begitu tulus.
"Sorry,, karena sempat meragukan dan mencurigai dirimu" ucap nya dengan menggenggam kedua tangan nya.
"Ma-maksut anda"?
Rania begitu terkejut mendengar permintaan maaf dari Raka.
Raka menghela nafas dan kembali menatap Rania tanpa melepaskan genggaman tangannya.
Rania benar benar gerogi, perasaan nya tak bisa diungkapkan dengan kata kata. jantung nya seolah memompa dengan cepat.
"Mengenai obat itu, kamu benar Rania.
Ada sesuatu yang tidak beres dengan obat itu" jelas Raka kemudian, sehingga membuat Rania mulai mengerti kemana arah pembicaraan nya.
"Terima kasih, karena kamu telah menyelamatkan ku dari bahaya dan kehancuran" lanjut nya kemudian.
"Aku sudah curiga sejak awal tuan, dan mengenai ini anda tidak perlu berterima kasih.
Karena aku akan melakukan hal yang sama jika itu terjadi pada orang lain" sahut Rania dengan menatap Raka serius.
Seketika Raka menatap Rania tajam.
"Jadi kau melakukan itu semua bukan karena perduli padaku"?
Rania sendiri dibuat terkejut dengan perusahaan sikap Raka.
" Apa aku salah bicara? tapi aku melakukan itu semua atas dasar kemanusiaan " batin nya yang mulai kembali tertekan.
"Tu-tuan bu-bukan seperti itu maksudnya" ujar Rania dengan susah payah.
Sebab Raka masih menatap tajam ke arah nya.
"Tentu saja aku perduli tuan, mana mungkin aku membiarkan orang terdekat ku dalam bahaya"
"Jadi sekarang aku sudah menjadi salah satu orang terdekat mu begitu"? tanya Raka menuntut.
" I iya tuan, anda kan suami ku" balas Rania dengan tersenyum canggung.
Dan tanpa sadar Raka tersenyum dengan jawaban Rania.
"Ada apa dengan pria ini, kenapa sikap nya selalu aneh. Kadang lembut, kadang juga keras"
Batin Rania.
"Rania.... " panggil nya dengan serius.
"Iya tuan"
"Sekarang aku benar-benar sangat takut" ujarnya dengan setengah berbisik.
"Aku sudah terlanjur mengonsumsi obat itu selama beberapa bulan ini, bagaimana,,,,, bagaimana kalau zat kimia yang berada di dalam nya mulai mengendap di dalam tubuh ku, dan menghambat kesembuhan ku" lirih nya kemudian.
"Bagaimana jika pada akhirnya aku tidak bisa kembali berjalan dengan normal"? ujar Raka penuh keputusasaan.
" Apakah anda benar-benar ingin sembuh tuan? dan kembali berjalan dengan normal "? tanya Rania dengan menggenggam tangan Raka
Sementara Raka mengangguk kan kepala dengan lemas.
" Maka dari itu anda harus yakin dan berusaha, tidak ada yang tidak mungkin tuan" ucap Rania dengan semakin mempererat genggaman tangan nya, seakan memberikan kekuatan pada Raka.
"Mulai sekarang rajin lah untuk memeriksa kan kaki anda, dan bukan hanya itu saja. Tuan juga harus melakukan terapi.
Rania kembali berbicara dengan nada lembut nya.
" Yakinlah anda pasti sembuh, dan aku akan membantu Anda dalam proses ini tuan.
BRUGH!
Raka langsung saja membawa Rania ke dalam pelukan nya.
Bahkan tanpa sadar mengelus rambutnya dengan penuh kelembutan.
DEG!
Seketika tubuh Rania menegang, ia tidak menyangka akan mendapatkan perlakuan yang begitu manis dari Raka.
"Terima kasih Rania, karena kamu sudah mengembalikan semangat ku, dan juga keyakinan ku.
Perlahan Rania mulai berdiri dengan pipi yang terlihat merah.
" Tu-tuan kita harus segera turun untuk sarapan" ucap nya sambil berlari kecil menuju meja rias nya untuk mengambil sisir yang sebenarnya rambut nya masih rapi.
Raka yang melihat itu hanya tersenyum kecil, dia begitu menyukai ketika melihat Rania salah tingkah, sebab itu terlihat mengemas kan bagi Raka.
*******
Kini semua anggota keluarga sudah berkumpul di meja makan.
Rania dengan dress putih nya yang anggun berdiri di samping Raka yang juga mengenakan jas berwarna putih serasi dengan Rania.
Wajah Rania tanpa canggung, masih terbayang dengan apa yang terjadi di kamar beberapa saat yang lalu.
Sementara Raka duduk tenang dengan expresi dingin nya. Namun sesekali melirik ke arah Rania yang benar benar terlihat begitu cantik.
"Entahlah, sepertinya mata ku telah dibutakan oleh segala sesuatu yang berhubungan dengan nya" batin Raka.
"Hay gadis kampung, Sekarang aku tidak sudi memakan masakan mu lagi, gara gara kamu badan ku jadi gatal gatal" ujar Gea.
"Iya nyonya"
Sementara Hilda dan Bima hanya diam saja karena mereka sudah mengetahui penyebab nya setelah Raka memperlihatkan rekaman vidio itu.
"Oh ya sayang.. aku melihat diluar ada mobil Sport, apa kamu beli mobil itu"? tanya Gea.
"Itu mobil Rania" ucap nya dingin.
"Apa"! Gea terkejut mendengar nya.
"Sayang, yang sebentar lagi ulang tahun itu aku, kenapa dia yang diberikan mobil. Lagi pula mana bisa gadis kampung ini mengendarai mobil seperti itu"
"Itu mobil Rania dan bukan aku yang memberikan nya.
" Mana mungkin dia bisa beli mobil seperti itu sayang, pasti kamu yang memberi dia uang kan.? apa karena itu kamu jadi belum meng transfer uang jatah ku"
"Maaf nona, apa yang tuan katakan itu memang benar. itu mobil saya beli sendiri bukan dari uang tian Raka, bahkan mobil itu sudah ada sebelum tuan Raka menikahi saya" sahut Rania yang tak terima di remehkan.
"Halah... gak usah sok polos kamu ya, saat itu aku melihat dengan mata ku sendiri saat suami ku memberikan kartu ATM untuk mu"
"Gea sayang, maaf kalau mama ikut campur. tapi apa yang dilakukan Raka itu benar. kamu setiap minggu mendapatkan uang jatah dari Raka, Dan Rania juga berhak mendapatkan Kartu ATM itu karena dia juga istri Raka" timpal Hilda.
"Kenapa mama sekarang jadi membela gadis itu, mama lupa kalau gadis itu kemaren hampir mencelakai kita"
"Mama bukan membela siapa pun, kalian berdua adalah menantu mama, istri dari putra mama jadi wajar jika Raka memberikan nafkah untuk Rania.
Gea mendengus kesal.
"Sudah sudah sebaiknya kita makan" ujar Bima.
Akhirnya satu keluarga itu pun mulai makan. seketika hening tak ada percakapan apa pun di antara mereka.
"*Enak saja gadis itu ikut menikmati harta suami ku, tak akan aku biarkan. semua harta Raka hanya aku yang bisa menikmati dan hanya aku yang akan menguasainya nanti. ini tidak bisa di biarkan, apa pun yang Raka miliki hanya aku yang bisa memiliki nya" batin Gea merasa geram*.
giliran krespati yang minta lu nanya