NovelToon NovelToon
Gadis Tomboy Vs Tuan Impoten

Gadis Tomboy Vs Tuan Impoten

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Reni mardiana

Ini lanjutan dari Novel keduaku yang berjudul "Gadis Barbar Kesayangan Tuan Muda Lumpuh"

Edgar merasa ada yang aneh dalam dirinya, dia mencoba memeriksakan dirinya ditemani oleh asisten setianya yang bernama Leo. Begitu ia datang kerumah sakit Edgar menemui dokter Andrologi, betapa terkejutnya ia mendapati hasilnya yang menyatakan kalau dirinya impoten.

Dibalik kesedihan pasti ada kebahagian yang telah di persiapkan oleh Tuhan, Edgar di pertemukan dengan seorang gadis tomboy bernama Zalea yang berasal dari keluarga broken home. Sebuah keajaiban datang ketika Edgar dan Zalea tak sengaja bertemu disuatu tempat, ia yang dinyatakan impoten tiba-tiba bereaksi ketika melihat Zalea.

Bagaimana kisah cinta Edgar dan juga Zalea? Apakah mereka akan bersatu?

Yuk simak ceritanya 💃🥰🤗

HAPPY READING 😚

Jangan lupa bintang 5 nya ya readers 🙏😚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rebutan Singkong

Sejenak keduanya manikmati pemandangan di sekitarnya, Edgar masih mengingat ketika dulu ayahnya sering membawanya ketika hatinya tengah gundah.

"Om sering berkunjung ke sini? Apa Villa ini milik om?" tanya Zalea.

"Tentu saja, daddy membuat Villa ini saat aku sudah menginjak usia remaja. Tadinya aku tidak tahu tujuannya membuat Villa ini untuk apa, dia memintaku merahasiakannya setiap kali kami berkunjung kesini. Setelah aku mengetahui kebenaran, bahwa aku di pisahkan dari ibu dan saudara kembarku saat masih bayi, daddy menyiapkan Villa yang tidak diketahui oleh siapapun selain aku dengan harapan jika ia menemukan ibu kandungku dan adikku, maka ia akan mengajaknya tinggal bersama." jelas Edgar dengan tatapan lurus ke depan.

"Lalu?" tanya Zalea penasaran.

"Selama bertahun-tahun daddy mencari ibu dan adikku, namun hasilnya tetap nihil. Setelah dia memberitahu kebenarannya begitu aku sudah dewasa dan memimpin perusahaan, aku langsung mencari tahu dimana adik dan juga ibuku, beruntung aku dan asistenku menemukan titik terang. Kau tahu, saat kau pingsan ada Adel dan juga suaminya datang ke rumahku, ibu Albert lah yang sudah merawat adikku dari kecil sampai ia dewasa. Cukup sulit megumpulkan semua bukti yang bisa memperkuat keadaannya waktu itu, ibu tiri dan kakekku selalu berusaha menggagalkan rencanaku, atas bantuan Albert, Adel dan juga yang lainnya aku bisa melawan kakekku dan juga ibu tiriku, tetapi ibuku sudah lebih dulu menghadap Tuhan. Dia meninggal ketika umur adikku 2 tahun, dia di bunuh oleh ibu tiriku karena ia tak mau jika ibu kandungku dan adikku berkumpul dengan daddy serta aku saat itu. Sudah bisa dipastikan kalau kami sangat hancur mendengar kebenaran bahwa ibuku sudah tiada, terutama daddy yang selalu mengharapkan kehadirannya. Aku bahagia sekali saat aku mengajakmu bertemu di restoran, tak sengaja aku ketiduran dan disana aku menikmati mimpiku sampai enggan untuk bangun, aku bermimpi kalau ibuku datang menemuiku membelai rambutku dan bicara dengan tutur kata yang lembut." tambah Edgar.

'Kalau lagi serius ngomongnya aku kamu, tapi kalau balik ke setelan pabrik lu gue dasar om-om aneh.' batin Zalea.

Ternyata di balik sikap menyebalkan Edgar, ada kesedihan di dalam dirinya yang tak banyak orang tahu. Edgar menundukkan kepalanya dengan mata yang sudah berembun, Zalea melihat Edgar dari sisi yang berbeda pun merasa iba.

"Menangislah, jika memang itu membuatmu lebih tenang." ucap Zalea.

Edgar mengangkat kepalanya menatap Zalea, Zalea mengulas senyumnya pada Edgar. Tanpa disadari air mata Edgar turun tanpa permisi, Zalea mengusap air mata Edgar menggunakan kedua tangannya, tak hanya itu saja, Edgar memeluk tubuh Zalea yang kecil namun. membuatnya nyaman.

Setelah beberapa saat Edgar menumpahkan kesedihannya disamping Zalea, dia meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Untuk pertama kalinya Edgar menangis di depan orang yang baru dikenalnya, jika dia tengah dihinggapi berbagai masalah ia menangis dihadapan Indah yang ia anggap sebagai ibunya, tetapi dia akan berusaha terlihat kuat di depan orang lain terutama ayahnya. Edgar begitu menyayangi Rio karena hanya dialah yang ia miliki, ia tak ingin membuat ayahnya sedih ataupun kepikiran dengan apa yang tengah ia rasakan dan juga hadapi, kesehatan Rio sudah mulai menurun sejak tahu orang yang paling dicintainya meninggalkannya terlebih dahulu, Edgar khawatir dengan kondisi Rio jadi ia meminta adiknya beserta istrinya tinggal di mansion.

"Sudah tenang?" tanya Zalea.

"Terimakasih, kau sudah mau mendengar ceritaku." ucap Edgar tersenyum.

Deg!

Zalea seakan terhipnotis melihat senyum manis Edgar, baru kali ini ia melihat Edgar yang memang tampan ditambah senyumannya yang manis menambah kesan sempurna dimatanya.

"I-iya, jangan sungkan jika om emang butuh tempat untuk bercerita." ucap Zalea sedikit gugup.

"Pastinya, apalagi kau adalah calon istriku." ucap Edgar dengan sedikit menggoda Zalea, dia menaik turunkan alisnya setelah mengucapkan kata calon istri.

Wajah Zalea langsung saja berubah merah, entah kenapa setiap kali dia berada di dekat Edgar ia merasakan nyaman, Zalea yang suka membantah bahkan sering di juluki pembangkang di sekolahnya pun seketika nurut dengan apa yang di ucapkan oleh Edgar. Zalea juga tidak berkata kasar pada Edgar, entah karena Edgar lebih tua jauh diatasnya atau karena hal lain diapun tak tahu.

Bu Siti datang dengan dua cangkir teh dan juga satu piring singkong rebus, ia menghampiri Edgar dan juga Zalea yang tengah duduk lesehan diatas rumput.

"Tuan muda, ibu bawakan teh sama singkong rebus kesukaan tuan muda." ucap bu Siti sambil tersenyum.

"Waahh, makasih bu." ucap Edgar antusias.

Edgar sangat menyukai singkong rebus, selama tinggal bersama ibu tirinya Edgar tak pernah makan makanan tradisional ataupun jajanan dari pedagang kaki lima, dia selalu makan makanan ala barat yang di sediakan oleh ibu tirinya.

"Silahkan, selamat menikmati." ucap bu Siti.

"Terimakasih bu, maaf sudah merepotkan." ucap Zalea.

"Tidak sama sekali, kalau begitu ibu masuk lagi ke ya." ucap bu Siti.

"Silahkan bu." ucap Zalea.

Edgar mengambil singkong rebusnya, walaupun masih panas Edgar begitu bersemangat ingin segera memakannya.

"Hooh, hooohh, panas..." ucap Edgar memakan singkongnya kepanasan.

"Hiih, tunggu dingin dulu dong." protes Zalea.

Zalea mengambil satu singkong, dia meniup-niup singkong yang sudah diambilnya sampai suhunya hangat. Setelah dipastikan tidak terlalu panas, Zalea menyerahkan singkong tersebut pada Edgar.

"Ini, makanlah." ucap Zalea menyodorkan singkongnya pada Edgar.

"Kenapa gak kamu makan aja?" tanya Edgar.

"Gak papa, masih banyak kok om." jawab Zalea.

"Bau jigong gak nih, kan tadi kamu yang niupin." ledek Edgar.

"Gak kok, baunya ayam bakar bukan bau jigong." ucap Zalea.

Edgar pun terkekeh mendengarnya, dia mengambil singkong dari tangan Zalea lalu menyuapkannya. Pipi Edgar sampai mengembang karena penuh, Zalea mencolok-colok pipinya yang terlihat lucu ketika mengunyah.

Keduanya pun makan singkong rebus bersama sampai rebutan, Edgar tentunya tak mau kalah dari Zalea, dengan liciknya ia memakan singkongnya dengan cepat karena takut kehabisan. Selesai makan singkong keduanya masuk kedalam Villa, mereka bersiap-siap untuk pulang dari Villa.

"Bu, paman, aku pamit pulang dulu ya." ucap Edgar.

"Kenapa buru-buru sekali, padahal nginep aja." ucap pak Ajat.

"Nanti aja kalau udah sah paman," ucap Edgar.

"Yasudah, hati-hati di jalannya." ucap bu Siti.

Zalea pun berpamitan pada keduanya, dia meraih tangan Siti dan Ajat lalu menyaliminya. Edgar dan Zalea pun keluar dari Villa, tetapi Zalea lupa kalau ia masih memakai sarung. Edgar sengaja tak menegur Zalea, ia ingin melihat sajuh mana Zalea sadar akan penampilannya yang masih pakai sarung. Begitu sampai di dalam mobil, Zalea baru tersadar kalau dirinya masih memakai saeung milik ayah Edgar.

"Lah? Om aku masih pakai sarung." ucap Zalea lupa.

"Hahaha, pake aja gak papa kok." ucap Edgar tertawa.

Zalea mendengus kesal kala Edgar menertawakannya, dia bisa menebak kalau Edgar sadar dirinya masih memakai sarung namun sengaja tak memberitahunya. Zalea memakai celananya tanpa melepaskan sarungnya, dia melepas sarungnya begitu celananya sudah terpasang.

1
Edah J
Harus baca lagi ini mah😁👍
Edah J
Terimakasih untuk karyanya kak author😉 semoga lebih sukses lagi
sehat selalu bersama keluarganya 😘🌼🌻🌷🌸🌹 untuk kak author 😉
Edah J
Entahlah walaupun kelakuannya Deril tidak mencerminkan seorang suami dan ayah tapi kalau melihat dia seperti itu kasihan juga y🙁
Salmah Salmah
🤣🤣🤣
Edah J
Emang Edgar random melebihi ekspektasi😁😁😁✌️
Edah J
welcome baby boy😉
Edah J
Lagi kebanjiran masalah ini mah😁😁😁😁😁😁✌️
Edah J
Emplak emplak jeder tak pernah ketinggalan di novelnya kak author😁😁✌️✌️✌️
dari awal si madam sama Al😁😁😁✌️
Edah J
Subhan punya hati seluas samudra
dia bisa memaafkan walaupun tidak bisa melupakan tapi dengan rasa itu mungkin bisa membuat hatinya merasa tenang karena dengan mendendam tidak akan ada rasa berkesudahan✌️
Edah J
Akan terjerumus bila mata hati sudah tertutup tidak akan ada kata rasa kasih dan menghargai dalam hidup😉
Edah J
Kasian Edgar dan Rasya dimulai hamil si madam sampe ke istrinya selalu jadi korban makanya keluarga Wiguna begitu menyayangi Edgar😘
semangat Edgar semua demi calon baby mu💪
Windi safitri
Kecewa
Windi safitri
Lumayan
Windi safitri
Luar biasa
Sativa Kyu
👍👍👍
Edah J
Bukan kamu aja yang sedih Edgar
aku juga sedih bacanya 😢😢😢
Edah J
Susah kalau orang selalu lihat dari kekayaan sedangkan itu semua hanya titipan sedangkan kehidupan manusia itu terus berputar😉
Edah J
Rasya lembut tapi kocak
Edgar polos sama kocak
Leo campur"sama ujungnya kocak juga karena itu kalau bertiga pasti seru dan heboh😁👍👍👍
Mufha Musyarrofah
Luar biasa
Edah J
Sukaa dehh peran para cowoknya sangat jauh dari kata teh celup👍👍😘polosan dan pada setiap semua👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!