Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Rafael.. Kamu dari mana, sayang?. kenapa semalam ngak pulang, kasihan Anita menunggu kamu sampai kemalaman." ujar sang mama, saat Rafael baru masuk ke dalam rumah mereka.
"Berhenti menerima perempuan si alan itu ma.... Gara gara dia istriku pergi!" pekik Rafael kesal mendengar nama perempuan masalalunya itu.
"Kamu ini kenapa sih El.... Dia itu tunangan kamu loh, kamu sangat cocok dengan, biarkan saja wanita beban itu pergi dari rumah, toh... Dia ngak rugi rugi amat, bapaknya bisa sembuh, kamu beri dia rumah dan usaha, dan Alisa juga sudah berhasil jadi dokter, dia bisa mendapakan fasilitas mewah, bisa foya foya kesana kemari, jadi... Semua sudah impaskan." seru sang mama sinis.
"Apa kata mama... Istri aku beban?, beban dari mana hu... Selama aku menikah dengan istriku, istriku bukan seperti mama dan Anita, yang memoroti uang suami, menghambur hamburkan uang suami, asal mama tau.... Semua yang istriku pakai, semua aku dan Amora yang membelikan, 5th istriku bersamaku, belum pernah sekalipun istriku pergi shoping, tanpa aku dan Amora paksa, oh.... rumah tempat usaha mertua ku yang mama jadikan masalah, mertuaku bukan lah orang yang serakah akan harta, usaha yang dia jalankan itu, dia memaksa ku bagi hasil, tidak dia terima secara cuma cuma usaha yang aku bangun untuk mereka, uang bulanan yang aku kirim setiap bulan untuk mereka, tidak serupiah pun mereka pakai, istri ku berhasil jadi dokter.... Itu karena otaknya yang pintar, dia kuliah menggunakan bea siswa, bukan murni uang dari aku! jadi bagian dari mananya dia tidak rugi hu....! Dia terkurung di rumah ini menerima permohonan mama dan Amora agar mau menjadi pengantin penggantiku, supaya nama baik keluarga ini tidak rusak di depan khalayak ramai, masalah uang operasi yang mama berikan untuk ayah Rian. Tanpa bantuan mama pun sebenarnya banyak orang yang mengulurkan tangan ingin membantu ayah mertuaku, tapi.... Mama yang memohon mohon agar Alisa menikah dengan ku, setelah menjadi istriku pernahkah dia bertingkah? tidak ma.... Dia menjadi istri yang patuh, hormat sama suami, selalu perhatian kepada oma dan opa, bahkan tugas mama untuk merawat oma dan opa di ambil alih oleh istriku! kurang apa istriku ma! kurang apa...! Sampai sampai mama tidak menyukainya, padahal mama sendiri yang memohon dia masuk ke dalam rumah ini! oh.... Dia tidak sepadan masuk di keluarga ini maksud mama, mungkin masuk di keluarga papa memang dia tidak sepadan, tapi keluarga papa sangat menerima istriku, bahkan semua om, bibi dan sepupu sepupu ku sangat menyukai Alisa, klau dengan mama, istriku yang tidak sepadan sama mama, ingat mama berasal dari mana, apa oma dan opa menolak mama hu....!" ucap Rafael menggebu gebu dengan dada naik turun.
"Maaf aku menyakiti hati mama, tapi memang itu kenyataannya, jangan pernah lagi menyebut dan menerima wanita si alan itu di rumah ini, aku tidak ada niat untuk kembali kepadanya, karena aku mempunyai istri yang lebih baik darinya." ucap Rafael sebelum melangkahkan kakinya menuju kamar pribadinya bersama sang istri.
Bu Sarah syok mendengar ucapan sang anak, yang biasanya jadi anak penurut, jauh beda dengan anak pertamanya, Raffi memang dari dulu keras kepala dan tidak bisa dia kendalikan, dan sekarang Rafael pun ikut membangkang, hatinya sakit mendengar dia di banding bandingkan dengan Alisa yang menurutnya tidak sepadan dengan dirinya, memang lah bu Sarah tidak mengaca pada diri sendiri.
Terlahir dengan keluarga broken home, berpendidikan hanya tamat SMA, dan bekerja sebagai pelayan cafe, karena saat bekerja itu dia mengenal sang suami dan berpacaran beberapa tahun lalu menikah, dasar orang tua suaminya yang tidak pernah memandang kasta dan derajat manusia, dia menerima mama Sarah menjadi menantunya, namun lama kelamaan sifat mama Sarah yang baik hati dan lugu berubah karena pergaulan sosialita yang dia ikuti.
"Puas kau menghancurkan hidup anak mu!" sinis sang suami yang baru datang, menatap tajam bu Sarah.
"Pa...." kaget mama Sarah.
Namun sang suami hanya berlalu tanpa menghiraukan bu Sarah.
Tok..
Tok...
"El.... Ini papa, boleh papa masuk?" seru sang papa.
"Masuk pa, pintunya ngak di kunci!" seru Rafael dari dalam kamar.
Papa Rafael masuk ke dalam kamar sang anak, dia bisa melihat wajah kacau anaknya, sungguh anaknya frustasi kehilangan sang istri.
"Pa.... Istriku pergi meninggalkan ku, mertuaku juga pergi, mereka meninggalkan semua pemberianku." adu Rafael.
"Sabar lah, kita cari bersama ya." ujar pak Raka menepuk pelan punggung sang anak.
"Aku salah pa, membiarkan mama mengusir istriku, aku tidak membela istriku kemaren pa, sehingga istriku pergi entah kemana, sebegitu bencinya istriku sama aku pa, sampai sampai dia menghilang darimu, nomornya pun sudah tidak aktif lagi, mertuaku juga sama, mereka tidak bisa di hubungi, hiks...." raung Rafael.
"Sabar lah nak, kita akan terus mencarinya, papa sudah menyuruh orang untuk mencari istri dan mertua mu, tadi papa dari rumah sakit, kata Daniel dia sudah berhenti bekerja dari rumah sakit kita, dan papa juga sempat mendengar selentingan kabar istrimu pergi dalam keadaan hamil." jujur sang papa.
"Apa... Istriku hamil pa! istri ku hamil, aku mau jadi orang tua!" pekik Rafael kaget..
"Hmm...." Angguk pak Raka.
"Tapi dia kemana membawa buah hati kami pa, sebegitu bencinya Alisa sama aku pa, sampai sampai dia sedang mengandung anakku pun dia tidak memberitahu ku." sendu Rafael.
Sementara di lain tempat, Alisa menjalani hari harinya dengan tenang, tanpa mau memikirkan masalahnya, demi menjaga mentalnya yang sedang hamil muda, dia tidak ingin ada masalah dengan kehamilannya, karena memikirkan hal hal yang tidak penting menurutnya.
"Nak, kayanya kita cari rumah sewaan yang dekat rumah sakit atau kampus kamu saja, klau dari rumah nenek, kamu akan kejauhan pulang pergi." ujar sang Ayah.
"Alisa ngikut ayah sama ibu aja lah." kekeh Alisa.
Pak Rian terkekeh mendengar jawaban sang anak, yang dari dulu memang sangat penurut.
"Ayah sudah lihat lihat tempat di dekat kampus kamu, dan juga tidak jauh dari rumah sakit, ada satu buah rumah yang di jual dan di sampingnya ada toko kecil, ayah minat sama rumah itu, apa lagi tempatnya strategis di depan jalan raya." ujar sang ayah.
"Ya sudah, ayo kita lihat Yah... mudah mudahan harganya cocok, cukup sama uang ku, Aku punya tabungan kok, soalnya uang gaji Alisa selama ini tidak pernah terpakai, dan kemaren dapat uang pesangon lumayan besar juga." ujar Alisa.
"Baiklah, yuk.... Siap siap." ujar Pak Rian.
Bersambung.....
Haii..... Jangan lupa like komen dan vote ya.... 😘😘😘😘
loe aja yg bodoh Rafael nikmati aja kebodohan dan penyesalan loe