Rembulan tak menyangka niat nya datang keacara pernikahan paman sahabat nya , justru membuat nya menjadi pengganti mempelai pengantin wanita .
.
Sadewa Biantara Adhiyaksa , pria tampan dan mapan harus menelan kekecewaan lantaran sang kekasih pergi tepat dihari pernikahannya tanpa berpamitan dengan dirinya .
Bagaimana Rembulan akan menjalani rumah tangganya dengan Sadewa ?
Simak kelanjutan ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari dan Dewa masih berdiri dibalkon kamar dengan bertelanjang dada sambil menguarkan asap rokoknya asal . Dewa menyelipkan rokok itu di sela jari kanan nya sedang tangan kirinya mencengkeram erat pembatas balkon . Batin Dewa bergejolak menyesal , tersulut emosi dengan kelakuan Bulan membuat Dewa terpaksa melampiaskan semua nya pada istri kecilnya itu .
Dewa memutar badannya melirik Bulan yang masih tak sadarkan diri diatas ranjang dengan tubuh telanjang berbalut selimut hingga sebatas dada . Berkali-kali Dewa menghela nafas mengingat kejadian beberapa jam yang lalu .
Flashback on ..
"Jangan berteriak didepan saya Bulan ". Bentak Dewa . Suaranya menggelegar memenuhi seisi kamar , untung nya Dewa memasang peredam suara dikamar nya sehingga mau sekeras apapun Dewa berteriak tak akan terdengar sampai diluar.
"Saya sudah mengingatkan mu untuk jangan bermain-main dengan saya dan menjaga batasan mu. Tapi kamu sendiri yang memancing nya ". Geram Dewa menatap tajam Bulan .
Bulan langsung menutup mulut nya bungkam , memang dia yang sedari tadi memancing Dewa tapi niat Bulan hanya bercanda .
"Sekarang berikan hak sayang sukarela atau saya paksa ?" Dewa mencengkeram dagu Bulan .
"Lepas om ... Bulan minta maaf , Bulan hanya bercanda tadi om , tolong lepasin Bulan ". Mohon Bulan dengan air mata nya yang sudah mengalir membasahi kedua pipinya .
"Persetan !" Sentak Dewa kemudian ia menarik keatas kedua tangan Bulan dan mengikatnya kencang . Lalu Dewa berdiri dari ranjang dan melucuti pakaiannya secepat kilat .
Dewa kembali mengungkung Bulan dan melum*t kasar bibir chery Bulan . Bulan berusaha memberontak tapi sayang tenaga nya kalah besar dengan tenaga Dewa .
"Lepas om , Bulan mohon .." pinta Bulan ketika Dewa melepaskan lumat*n itu .
"DIAM!" bentak Dewa kemudian mengangkat kedua kaki Bulan dan mulai mengarahkan miliknya pada milik Bulan .
Dengan sekali dorongan , milik Dewa terbenam sempurna dalam lembah merah muda milik Bulan .
Jlbbb ....
"Aakhhh sakit ..." teriak Bulan hingga kepala nya terangkat dengan air mata yang kembali mengalir merasakan miliknya seperti terbelah .
"Oh shit! kau meremas kuat milik ku " umpat Dewa lirih lalu membenamkan kepala nya diceruk leher Bulan merasakan miliknya dijepit kuat , bahkan Dewa menahan agar miliknya tak cepat keluar.
Dewa membiarkan sebentar lembah Bulan agar beradaptasi dengan miliknya yang besar . Dewa mengangkat kepalanya dan melirik kebawah saat merasakan miliknya seperti basah oleh sesuatu , dan ternyata benar . Itu adalah darah keperawanan yang keluar dari lembah Bulan .
Dewa tersenyum miring , tak menyangka jika dia adalah pria pertama untuk istri kecilnya ini . Perlahan Dewa menggerakkan pinggulnya meski Bulan memberontak seraya memukul keras dada bidang Dewa . Tapi sama sekali tak menyurutkan gairah Dewa yang sudah naik sampai keubun-ubun .
"Om Dewa baj****n , Bulan benci om Dewa ". Teriak Bulan mengumpati Dewa dengan air mata yang terus mengalir dari mata bulat nya .
.
.
Entah sudah berapa kali Dewa menyemburkan benih miliknya pada Bulan , yang jelas gadis dibawah kungkungan nya ini sudah hampir tak sadarkan diri karena kehabisan tenaga .
Dewa menggeram seperti singa disela nafas yang terangah-engah ketika melepaskan benih nya yang terakhir , kepalanya sampai mendongak merasakan tubuh nya seperti melayang , bersamaan dengan Bulan yang kehilangan kesadaran karena kelelahan .
Dewa langsung bangkit dari ranjang menatap dalam tubuh polos istrinya yang penuh tanda kepemilikan , senyuman menyeringai terbit dari wajah tampan nya ketika melihat noda darah diseprei .
Bergegas Dewa melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan segera membersihkan diri . Tak lupa Dewa menarik selimut untuk menutupi tubuh istri nya .
Dibawah guyuran shower , Dewa menundukkan kepala nya seraya telapak tangan kekarnya berpegangan pada tembok membiarkan dinginnya air membasahi tubuh atletis nya . Pikiran Dewa melayang kala mengingat percintaan panas dengan Bulan ,meskipun Dewa yang begitu mendominasi tapi tak bisa dipungkiri jika Bulan tadi juga kelepasan mendesah dibawah kungkungan nya .
Selesai membersihkan diri , Dewa segera keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit dipinggang nya. Dewa langsung meraih bungkus rokok diatas nakas dan berjalan menuju balkon .
Flashback off ....
Dewa segera mematikan puntung rokoknya dan berjalan mendekati ranjang . Kemudian Dewa duduk ditepian ranjang , mata elang nya menatap dalam wajah cantik Bulan yang begitu cantik meski tanpa polesan make up .
Tangan kekarnya terangkat menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Bulan .
"Maafkan saya Bulan ..." ucap Dewa lirih seraya mengusap kening dan mengecupnya lama . Rasa bersalah masih menghinggapi dalam relung hati nya , meskipun Dewa suami nya tapi tetap saja disini Dewa yang memaksa dan memperk*sa istrinya sendiri .
Dewa segera merebahkan tubuhnya disamping Bulan . Dewa meluruskan lengannya untuk ia jadikan bantalan kepala Bulan , lalu Dewa masuk kedalam selimut yang sama dan mulai memejamkan mata seraya memeluk tubuh ramping Bulan .
.
Keesokan harinya Bulan terbangun lebih dulu dan merasakan perut nya berat seperti ada kayu besar yang menimpa nya .
Bulan berusaha bangkit dari tidur nya seraya menyingkirkan kasar tangan Dewa , membuat pria itu seketika membuka matanya .
"Sayang ..." ucap Dewa lembut
"Kau sudah bangun ?" tanyanya
Bulan berdecih mendengar nama panggilan itu . Apa Bulan tak salah dengar ? Semalam Dewa seperti orang kesetanan menyetub*hi nya dan sekarang bersikap manis seolah-olah tak terjadi apa-apa .
Bulan langsung turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi . Baru beberapa langkah Bulan terjatuh tatkala merasakan perih yang luar biasa menjalar disekitar pangkal paha nya .
Dewa langsung bangkit dan mendekati istri nya .
"Lepas .. Jangan sentuh aku ". Sentak Bulan dingin sambil memukul tangan Dewa yang hendak membantunya berdiri .
"Maaf Bulan , maafkan saya ... Saya khilaf ". Ujar Dewa menyesal
ulan tertawa getir mendengar nya ."Om bilang khilaf ? Bahkan om dengan tidak manusiawi menyetub*hi ku seperti orang kesetanan . Kenapa gak bunuh aku saja om ..." ucap Bulan dengan air mata yang mulai kembali mengalir
"Bulan gak cinta sama om Dewa ... Lepasin Bulan om ". Bulan memohon sembari menangkupkan kedua tangannya didepan dada .
Sungguh Dewa juga menyesal atas kelakuannya semalam , dia hilang kendali . Hati Dewa teriris menatap istrinya yang begitu mengiba pada nya .
Dewa langsung menarik tubuh ramping Bulan dan memeluknya erat ."Maafkan saya , tolong maafkan saya ". Baru kali ini seorang Dewa yang terkenal dingin serta tak tersentuh dengan suka rela bibirnya mengucapkan kata 'tolong' .
Jujur saja , sejak kejadian semalam Dewa menginginkan Bulan seutuhnya dan tetap berada disamping nya . Dewa tak peduli jika dikatakan egois tapi itulah fakta nya .
Dewa akan mempertahankan apapun yang sudah menjadi miliknya , tak akan Dewa biarkan orang lain menyentuh ataupun merebut Bulan dari sisinya .
"Maafkan saya sayang ..." ucap Dewa lalu mengecup puncak kepala Bulan .
.
.
.
Jangan lupa tinggalin jejak yaa .. Like dan komen ♥️