Karena mabuk, Viona, wanita yang sudah memiliki suami itu melakukan cinta satu malam dengan pria tampan dengan sejuta pesona.
Viona, wanita berusia 25 tahun itu merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya, awalnya hubungan dia dan suaminya begitu mesra dan harmonis namun tiba-tiba suaminya berubah menjadi sedikit tempramen dan jarang pulang, apalagi sudah dua tahun mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri lagi, tentu saja Viona sangat tersiksa dalam hubungan yang jenuh seperti ini.
Namun, malam itu malah mengubah segalanya, dia seperti tersesat dan tak tau arah jalan untuk kembali, dengan pesona pria yang bernama Daniel Gilbert.
"Lupakan tentang semalam, anggap saja tidak terjadi apa-apa. Aku sudah memiliki suami."_ Viona Maharani.
"Itu pertama bagiku, karena itu kamu tidak bisa menyuruhku seenaknya untuk melupakan apa yang terjadi pada kita."_ Daniel Gilbert.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang Rasa Rindu
Pagi harinya... Viona merasakan kepalanya semakin terasa pusing dan panas di tubuhnya tidak kunjung turun.
Viona memutuskan untuk tidak bertemu Daniel untuk sementara, ingin menata hatinya dulu yang berdebar-debar terus memikirkannya. Karena itu lebih baik dia tidak akan masuk kerja dulu. Dia takut dia semakin tidak bisa mengendalikan dirinya jika terus bertemu pria itu.
Viona tidak kuat untuk memasak, dia takut dia akan jatuh pingsan, karena itu dia memilih masih tidur terbaring diatas kasur, masih menyelimuti tubuhnya dengan selimut yang tebal.
Satria terbangun dari tidurnya, dia keluar kamar, biasanya dia melihat Viona yang menyediakan teh hangat dan makanan yang manis untuknya tapi kali ini tidak ada.
Apa dia masih marah? Tumben sekali dia masih kuat marah padaku.
Satria merasa kesal, dia ingin menggedor pintu kamar yang Viona tempati. Tapi dia masih memikirkan harga dirinya, mungkin saja itu yang Viona mau, Viona pasti ingin Satria masuk ke dalam kamar dan memulainya mengajak bicara.
Oh tidak Viona, kamu sedang memancingku.
Mau bertengkar atau marahan sehebat apapun, biasanya Viona yang mengalah dan meminta maaf padanya. Mungkin kali ini Viona ingin lebih tahan harga. Itulah yang ada didalam pikiran Satria.
Satria memilih berangkat kerja tanpa berpamitan pada Viona. Paling nanti pas dia pulang kerja juga, Viona akan menyambut kepulangannya dengan memakai baju s3ksi dan tersenyum manis, meminta maaf karena sudah tidak mempercayai dirinya.
Viona merasa sedih saat mendengar suara mobil Satria yang pergi meninggalkan rumah, pria itu benar-benar berubah, apa karena dia merasa menjadi orang yang mampu membuat sifatnya sangat berubah drastis.
Suami yang diharapkan untuk bisa berubah seperti dulu, rasanya tidak mungkin, karena sepertinya Satria sudah asik dengan dunianya sendiri. Dan mungkin juga dia sering bermain dengan wanita lain. Tidak mungkin sekuat itu dia menahan hasratnya selama dua tahun jika tidak ada faktor gangguan pada h0rmonnya.
...****************...
Sudah empat hari Viona tidak masuk kerja, dia sudah agak baikan walaupun badannya masih terasa panas. Begitu juga sikapnya ke Satria, dia masih bersikap dingin pada pria itu. Tak ada tegur sapa diantara mereka. Seakan tinggal bersama orang asing dalam satu rumah.
Padahal sudah empat hari Viona tidak bertemu dengan Daniel, tapi perasaan itu tak kunjung hilang. Malah semakin bersemayam di hatinya yang paling dalam.
Menahan rasa rindu dan cinta yang tidak diungkapkan itu begitu menyiksa dirinya. Jika disuruh memilih Viona lebih baik memilih badannya yang sakit daripada hatinya, dia sangat mencintainya tapi dia sadar dia adalah seorang istri yang sudah bersuami. Walaupun suaminya telah menyia-nyiakan dirinya.
Viona menghapus semua pesan dari Daniel, selama empat hari ini Daniel selalu saja mengirim pesan padanya, pria itu begitu sangat mengkhawatirkan dirinya.
Sementara Satria, sama sekali tidak bisa menurunkan gengsinya padahal dia tau istrinya sedang sakit. Pria itu masih saja merasa tidak bersalah. Merasa paling benar.
Tok... Tok...Tok...
Sore hari itu terdengar suara seseorang mengetuk pintu rumah, Viona yang masih terbaring di atas kasur, dia segera bangkit, dia berjalan gontai menuju depan rumah.
Ceklek!
Begitu pintu terbuka, Viona terkejut saat melihat pria yang berusaha dia lupakan malah nekad datang ke rumahnya.
"Daniel?"
Daniel sudah tidak bisa menahan rasa rindunya lagi, dia ingin sekali melihat wanita yang dicintainya itu, dia ingin bertemu dengannya, sangat mengkhawatirkan keadaannya. Selama empat hari ini Daniel tidak bisa tidur nyenyak karena terus memikirkan Viona.
Anggap saja Daniel sudah gila, dia sudah tergila-gila pada wanita yang statusnya seorang istri itu.
Sementara itu di tempat yang berbeda...
Satria masih mengandalkan gengsinya, padahal dia uring-uringan di belakang Viona.
"Ahhh... kenapa dia kuat sekali mendiamkan aku seperti ini? Apa jangan-jangan dia memiliki selingkuhan?" Satria tidak terima jika benar semua itu terjadi. Kebetulan sore ini dia sedang menyetir mobil, akan bertemu dengan Miska, Miska sudah tiba satu jam tiba di kamar hotel.
Padahal hari ini dia malas sekali untuk melayani Miska karena pikirannya sedang kacau.
"Sebelum Viona mulai curiga, apa aku harus mengakhiri saja hubungan aku dengan wanita tua itu?"
Tanpa Satria sadari ada orang yang mengikuti dirinya dari tadi, orang itu suruhan yang disewa Daniel untuk mengikuti Satria.