Rinjani Prameswari yang biasa dipanggil Jani. Gadis cantik yang selalu gagal menikah. Berbagai kejadian tak terduga menimpa calon suaminya hingga ia di anggap pembawa sial.
Anggara Pramana yang biasa di panggil Angga, laki-laki yang selalu dikhianati oleh kekasihnya hingga ia akhirnya tidak peduli saat sang ibu akan menjodohkan dengan seseorang yang ternyata teman SMA nya.
Angga mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut pernikahannya setelah tahu siapa calon istrinya dengan sangat antusias. Sementara Jani, ia bahkan tak peduli hingga tak pernah mau tahu siapa laki-laki yang akan menikahinya.
Bagaimana jika keduanya akhirnya di satukan dalam satu ikatan pernikahan?
Lalu, bagaimana Keduanya melewati ujian pernikahan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya?
Ikuti Ceritanya.
Happy reading 😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAM 21 Anak Suamiku
Rinjani, After Married (21)
" Ayahmu akan jadi wali nikah Ara," ucap Bunda Aisyah pada Angga. Mereka berbicara setelah berpapasan di dapur untuk mengambil minum.
" iya. Sudah seharusnya dia menjadi wali nikah Ara." Angga tidak melarang untuk hal tersebut karena ia pun tahu sang adik menginginkannya.
" Minggu ini Luki akan datang dengan orang tuanya untuk melamar Ara secara resmi."
" Ya, nanti aku dan Jani pulang sehari sebelumnya."Jawab Angga.
Mungkin ia harus mulai membiasakan diri akan kehadiran ayah kandungnya. Karena di acara lamaran nanti ayahnya pasti ada.
" Oh iya, aku menerima kehadirannya karena dia ayah kandung Ara yang sudah seharusnya ada di acara penting Ara. Tapi, aku tidak mau ada perempuan itu,"
" Bagaimana pun dia adik kamu," Bunda Aisyah paham siapa perempuan yang dimaksud.
" Kalau dia ada, aku yang tidak akan datang," Angga langsung berdiri meninggalkan bundanya seorang diri.
Bunda Aisyah hanya menghembuskan nafasnya. Masih sulit bagi Angga untuk menerima kehadiran anak ayahnya dari prempuan lain.
Sementara itu, Angga kembali ke kamarnya. Ia akan pergi besok pagi agar bisa menenangkan diri.
...******...
Brukkk
" Maaf... Maaf..." Rinjani membantu seorang perempuan yang jatuh setelah tidak sengaja ia tabrak.
" Tidak apa-apa,"jawab perempuan itu sambil menepuk-nepuk pakaiannya yang kotor menyentuh lantai.
" Ya Allah, makanannya jatuh." Rinjani merasa bersalah. Ia memunguti makanan itu.
" Tidak apa-apa," ucapnya sambil melihat ke arah Rinjani.
Deg
" Aku ganti ya. Sebagai permintaan maaf ku," Rinjani melihat food court tempat membeli makanan itu tidak jauh darinya.
" Tapi..."
" Tolong jangan di tolak," Rinjani menarik tangan perempuan yang sepertinya seumuran dengannya.
" Ini, maaf ya." Rinjani memberikan menu makanan yang sama dengan yang ia jatuhkan tadi.
" Terimakasih. Sebenarnya tidak perlu repot-repot di ganti," ucapnya tak enak.
" Tidak repot, kok," Rinjani tersenyum. "Oh iya, kita belum kenalan. Kenalkan aku Rinjani" Rinjani mengulurkan tangannya.
Ternyata, dia benar orangnya.
" Aku Tasya," jawabnya ramah.
Keduanya akhirnya sedikit berbincang. walaupun baru pertama bertemu, Rinjani dan Tasya tampak akrab. Mungkin karena usia mereka hanya beda satu tahun.
" Aku duluan ya. Assalamualaikum," pamit Rinjani setelah saling bertukar nomor ponsel.
" Wa'alaikumussalam,"
Tasya berjalan ke arah yang berlawanan dengan Rinjani. Rinjani bilang akan menemui suaminya. Karena itu, Tasya segera pamit. Ia tidak mau bertemu Angga saat ini. Ia belum siap.
Entah kapan dia akan menerima kehadiran ku. Batin Tasya.
Sebenarnya Tasya tidak tahu jika Rinjani dan Angga tinggal di kota ini. Ia awalnya hanya menerima tawaran pekerjaan dari sahabatnya.
Berniat menjauh dari keluarga mantan istri ayahnya, ia malah dipertemukan dengan Rinjani disini. Jangan heran darimana ia tahu Rinjani, tentu dari sang ayah yang memberitahu bahkan menunjukkan foto keluarga itu.
" Sudah lama?," tanya Angga pada Rinjani yang duduk di salah satu kursi di dekat pertokoan.
" Belum lama."
" Syukurlah. Maaf tadi jalanan macet ada kecelakaan,"
Rinjani manggut-manggut. Keduanya langsung menuju sebuah toko baju.
...******...
" Kamu tahu dimana Angga kan?,"
Seorang perempuan yang berpakaian pasien bertanya pada seseorang yang datang menjenguknya. Lebih tepatnya, ia meminta orang itu datang ke ruang rawatnya.
" Aku tahu. Tapi, tidak bisa memberitahu mu. Dia sudah menikah," jawabnya singkat.
" Al, aku mohon. Usiaku tidak lama lagi. Aku juga tidak berniat mengganggu hubungannya dengan istrinya."
Alden mengernyit bingung. Begitu pula Nola yang saat itu menemani suaminya.
Ya, keduanya sudah menikah satu tahun yang lalu dan kini Nola sedang hamil besar.
" Lalu apa tujuanmu?,"
Alden masih belum bisa menebak apa tujuan Citra meminta alamat Angga. Apalagi setahunya, Citra itu saudara mantan Angga sebelum akhirnya bersama Tika.
" Aku hanya ingin menitipkan ini," Citra menyerahkan sebuah foto.
Nola mendekati Alden karena penasaran dengan isi fotonya.
Deg
Alden dan Nola melotot tak percaya.
" Apa maksudnya ini? Jangan bilang..."
" Seperti yang kamu pikirkan," jawabnya lirih.
" Ya Allah, jadi malam itu?," Pikiran Alden teringat ke kejadian sembilan tahun yang lalu saat Reuni di kampusnya.
Citra hanya mengangguk membuat Alden mengusap wajahnya kasar. Apa yang harus ia sampaikan nanti.
...******...
" Ada apa, Mas?," tanya Rinjani mendekati suaminya yang tampak berbicara serius dengan Alden.
Acara pernikahan baru saja selesai. Rinjani dan Angga berniat pergi ke salah satu kamar hotel yang sudah dipesan. Hotel yang sama tempat Amara dan Luki menikah.
"..." Angga hanya mendekati Rinjani dan menggenggam tangannya.
" Apa ada masalah?,"
" Apapun yang terjadi, tolong tetap di sampingku ya," pinta Angga memelas.
Mendengar perkataan suaminya, hatinya tiba-tiba berdegup kencang. Ada perasaan yang tidak bisa ia jelaskan.
" Ga, aku pergi dulu ya. Kamu bicarakan ini baik-baik dengan Jani."
" Jan, aku duluan ya. Assalamualaikum,"
" Wa'alaikumussalam,"
"Ayo aku jelaskan di kamar,"
Sesampainya di kamar,Angga langsung mengajak istrinya bicara. Keduanya duduk di tepi ranjang.
" Maafkan aku. Ini," ucap Angga singkat tapi membuat Rinjani takut luar biasa
" Foto siapa?," Rinjani menatap foto anak perempuan yang sangat cantik. Tapi, ia mirip..
Deg
" Ini siapanya mas?," tanya Rinjani suaranya bergetar. Berharap dugaannya salah.
Brukk
Angga duduk dengan di tumpu kedua kakinya. Kedua tangannya langsung menggenggam tangan istrinya.
" Dia.. Dia anakku,"
Jeduarr
Rinjani membeku.
" Anak?,"
Mulut Rinjani bungkam. Tidak tahu harus bicara apa?.
" Sayang...,"
Rinjani menghela nafas.
" Jelaskan" ucapnya pelan dengan suara bergetar. Rinjani masih tak percaya suaminya punya anak.
.
.
TBC
bunda dpt pket dr suaminya y????
blng aja msh cnta,jd mskpn udh d skiti ttp ga bs move on....
mau blik lg sm suaminya,tp msh ragu....angga mlah ga stju....
Laahhh....
ult bulu ngpn goda'n suami orng??
pwangnya aja lbh cntk....
mkanya kdng mncul kdng tnggelam..../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
mga km jg cpt hmil lg,biar ga sdih trs....btw,tika hmil anknya spa???
Sykurlah kl angga mau nrima adiknya,scra mngkn dia jg ga mau pnya ibu ky gt....
Pdhl tika udh smpt ngnep d sel y,tp kya'ny msh jht aja....ngarep bgt dkt lg sm mntan2nya....dsr muka tmbok....
Apa kbrnya kl tau citra udh mninggal???
Ibunya angga aja smp kget ky gt,gmn reaksi kluarganya jani???
ykin deh,kl kluarganya jani bkln kget...sukur2 mau nrima mika ky ccunya sndri....