Leuina harus di nomor duakan oleh ibunya. Sang ibu lebih memilih kakak kembarnya.yang berjenis.kelamin pria. Semua nilainya diakui sebagai milik saudara kembarnya itu.
Gadis itu memilih pergi dan sekolah di asrama khusus putri. Selama lima tahun ia diabaikan. Semua orang.jadi menghinanya karena ia jadi tak memiliki apa-apa.
bagaimana kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERKARA 5
"Luien, Gloria diculik Jessy!" seru Diana panik.
"Apa kamu yakin?!" tanya Luein tak percaya.
"Aku melihatnya sendiri, Jessy membekap Gloria dengan sapu tangan. Lalu, gadis itu pingsan!" jawab Diana..
"Ayo cepat naik! Pakai sabuk pengamanmu!" titah Luien.
Diana naik dan langsung memakai sabuk pengamannya. Hugo, memindai mobil Jessy yang bergerak meninggalkan halaman parkir.
"Itu mobil Jessy!"
Luein melakukan manuver di dalam halaman parkir hingga bunyi berdecit. Alex, Adrian dan Vic melihat mobil Luien seperti ingin mengejar sesuatu, langsung menyuruh supirnya turun..
"Joe, kau pakai mobil daring. Aku akan mengejar mobil itu!" ujar Alex..
Joe langsung turun. Alex masuk di bagian kemudi disusul Adrian dan Vic. Pria itu menancap gas melihat pergerakan mobil Luien yang melaju tinggi.
"Vic, kau telepon Diana. Tanyakan apa yang terjadi!" titah pria beriris hijau.
"Baik Kak!" sahut Vic.
Vic pun menelepon Diana. Tiga mobil melaju dengan kencang. Mobil Jessy menuju jalan bebas hambatan, Luein mengejarnya. Mobil sport Jessy masih bisa dikejar oleh Luien walau mobil itu bergetar hebat karena melaju di atas kecepatan rata-rata.
"Demi nama Bapa di surga!' Diana selalu mengucapnya berulang-ulang, karena dilanda kecemasan.
Luien yang merasa mobilnya tak begitu bagus untuk mengejar mobil Jessy, akhinya menabrakkan bamper belakang kendaraan roda empat itu hingga tersangkut. Hugo sampai harus menahan napas.
Sedang Alex yang mengejar baru menyadari jika ada sesuatu yang terjadi. Pria itu akhirnya ikut mengejar mobil yang ditabrak oleh gadis itu.
"Diana, teleponmu berbunyi!" teriak Hugo.
"Apa?" teriak Diana sangat panik.
"Teleponmu berbunyi!" teriak Hugo lagi.
"Demi Tuhan, aku tak bisa mengangkatnya!" bentak Diana marah.
Mobil Luien bergetar hebat. Gadis itu terus memepet dan menabrakkan bamper belakang mobil Jessy dan menekannya.
Sedang di dalam mobil Jessy, ketiga gadis berteriak-teriak ketakutan. Terlebih ketika kendaraan yang mereka tumpangi ditabrak.
"Mobilku!" pekik Jessy frustrasi.
"Katakan siapa itu yang mengejar kita?!" tanya Don murka.
"Aku tidak tahu!" pekik Jessy menangis.
Tentu saja Jessy tidak tahu jika Luien memiliki mobil. Sedang Gloria masih tergolek tak sadarkan diri. Don menambah kecepatan mobil Jessy. Sayang, karena panik, ia lupa jika ada tombol yang mengubah kecepatan menjadi sport.
"Kita dikejar dua mobil!" teriak Anneth.
"Brengsek!" maki Don.
"Kau bilang jika Gloria bulan siapa-siapa! Kenapa ada yang mengejar kita sekarang!" bentak Don.
"Apa kau tadi melihat tempat itu benar-benar sepi!" lanjutnya penuh kemarahan.
"Aku sudah memastikan jika semua karyawan sudah pulang. Ini gara-gara Gloria yang tak mau ikut dan begitu cerewet menanyakan Tuan. Jadi, karena tidak ingin mengundang banyak orang, aku langsung membiusnya!" jelas Jessy ketakutan.
Hingga mobil Alex mampu mengejar dan langsung memotong jalur mobil Jessy. Kendaraan itu memotong laju kendaraan gadis itu.
Don akhirnya berhenti. Ia sudah memencet tombol agar anak buahnya datang membantunya melarikan diri.
Melihat mobil Jessy berhenti. Hugo langsung membuka sabuk pengaman dan turun dari mobil. Pria itu meminta Jessy membuka pintu.
"Buka sekarang sebelum aku pecahkan!" ancamnya.
Anneth membuka pintu. Hugo langsung menarik dan melempar gadis itu ke aspal. Lalu mengambil Gloria yang tak sadarkan diri. Pria itu mengecek, jalur nadi dan detak jantung. Ada yang tak beres dengan kondisi Gloria.
"Glor, bangun!" pinta pria itu.
"Ada apa?" seru Diana.
Hugo langsung menggendong Gloria. Vic yang melihat itu ingin turun dan menghadang.
"Kau mau apa?" sentak Adrian.
"Gloria ...."
"Kita ikuti saja dia!" sahut Alex.
Hugo meletakan Gloria dipangkuan Diana. Memintanya untuk terus menyadarkan gadis itu.
"Kita ke rumah sakit!" ujar Hugo.
Luien langsung menjalankan laju kendaraannya. Don yang ada di dalam mobil tetap diam tak bergerak. Begitu juga dengan Jessy dan Brenda. Sedang Anneth yang terduduk di aspal juga terdiam.
Alex menjalankan mobilnya dan meninggalkan mereka. Tak ada satu pun petugas kepolisian yang datang untuk menghentikan atau menahan semua mobil mewah tadi. Vic sudah memberi laporan jika ada penculikan terhadap karyawannya.
Mobil lain datang. Don keluar dan meninggalkan Jessy juga kawan-kawannya. Pengawalnya sudah menjemputnya.
"Aku tak mau berurusan dengan kalian. Jadi jangan coba-coba menyebut namaku!" ancamnya.
Polisi datang setelah lima menit kepergian Don. Ketiga gadis itu ditangkap atas kasus penculikan. Mereka bertiga di bawa ke kantor kepolisian.
Sedang di tempat lain, Luien melajukan kendaraannya cepat menuju rumah sakit. Butuh waktu satu jam. Mereka akhirnya sampai.
Hugo langsung mengambil Gloria dari pangkuan Diana. Pria besar itu langsung meneriaki petugas medis.
Para perawat langsung berdatangan mendorong brangkar. Gloria diletakkan di atasnya, lalu dilarikan ke ruang gawat darurat.
Diana turun dan menelepon ayah Gloria mengatakan jika putrinya berada di rumah sakit.
"Kenapa ada apa dengan putriku!" teriak Ageele.
"Tuan datang saja ke sini. Biar saya ceritakan semuanya," pinta Diana.
Tak lama, Alex, Adrian dan Vic datang. Mereka langsung menghampiri Diana.
"Katakan ada apa yang terjadi?" tanya Alex.
Diana pun menjelaskannya. Jika ia melihat Jessy membekap Gloria dengan sesuatu. Luien langsung ke ruang di mana Hugo berada.
"Bro!" panggilnya..
Terdengar dengkusan keras dari mulut pria besar itu. Luien sangat tahu apa yang Hugo rasakan. Gadis itu menepuk bahunya.
"Sabar, Bro!'
Tak lama, Tuan Ageele datang menyambangi mereka. Pria itu mengucap banyak terima kasih.
"Aku tak tahu apa yang terjadi pada putriku jika kalian tak menolongnya!"
"Sama-sama Tuan," sahut Luien tersenyum.
Sudah lebih dua jam Gloria ada di dalam . Bahkan dokter menanyakan kembali kronologi kejadian.
Dokter keluar dengan wajah sedikit pucat. Ia seperti ragu mengatakan kondisi pasien sebenarnya.
"Dok apa yang terjadi dengan putri saya?!" tanya Ageele cemas.
"Pasien dalam keadaan koma. Chlorofrom yang ia hirup terlalu berlebihan, kemudian karena efek kelelahan, maka memperburuk keadaan pasien," jelas dokter.
"Apa, putri saya tidak akan apa-apa Dok?" tanya Ageele shock.
"Kami akan lakukan observasi selanjutnya. Semoga pasien tidak apa-apa," jelas dokter lagi.
Ageele nyaris limbung jika Vic tidak langsung memapah pria itu.
"Siapa yang melakukan ini pada Putriku Diana?" tanyanya dengan nada datar.
"Jessy, Anneth dan Brenda, Tuan!" jawab Diana.
Pria itu pun melakukan panggilan telepon.
"Rio bawa Jessy, Anneth dan Brenda ke ruangan ku besok!" titahnya lalu menutup ponselnya.
Terlihat kemarahan di wajah pria itu. Luien hanya bisa berharap kebaikan pada tiga gadis itu. Ageele adalah pria nomor dua paling berpengaruh di kota itu setelah Deon Philips, ayah Luein.
"Tuan!" panggil Luein.
"Tidak apa-apa, Nak. Kau jangan khawatir. Oke!" sahut Ageele lalu tersenyum.
Gloria masuk ruang ICU, untuk mempermudah dokter memeriksa kesehatannya. Mereka belum boleh mengunjungi pasien karena kondisinya masih di bawah pengawasan dokter.
bersambung.
hmmm.
next?