NovelToon NovelToon
Beringin : The Sacred Tree System

Beringin : The Sacred Tree System

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Spiritual / Mengubah Takdir
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

*Untuk mengerti alurnya di sarankan membaca terlebih dahulu Nightmare system sampai selesai*

Kisah seorang pemuda yang memiliki cita cita untuk menjadi seorang atlet mma, terpaksa harus meninggalkan cita citanya karena dia harus bekerja menghidupi ketiga adiknya dan dirinya sendiri akibat ayahnya menghilang. Di usia 10 tahun, dia mengalami sebuah kejadian yang membuatnya mengalami amnesia ringan dan tidak sadar dirinya pernah menolong sesuatu yang sekarang kembali membantu dia menyelesaikan masalah yang sedang di hadapinya.

Genre : Fantasi, fiksi, action, comedy, drama, super heroes, mystery.

Mohon tinggalkan jejak ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 7

“Huff...huff,” Ardo mulai menjalankan latihannya, dia melakukan apa yang di intruksikan di layar, terlihat hitungan angka yang semakin naik ketika dia melakukan gerakan push up dan sit up. Setelah angka sudah tidak naik lagi, dia masuk ke dalam dan mengambil tali untuk skipping di dalam lemari, dia kembali ke teras dan melangkah ke tengan taman. Dia mulai melompat lompat menggunakan tali yang di putar di belakang dengan kaki lurus. Selesai melakukan semua gerakan yang harus dia lakukan, Ardo kembali masuk ke dalam, dia memakai sepatu olah raganya dan memakai kaus singlet.

Dia keluar rumah dan mulai berlari mengelilingi komplek selama beberapa kali, ketika sudah tinggal satu kilometer terakhir,

[Ardo, segera kamu ke taman yang berada di dekat rumah mu.]

“Hah...kenapa ?” tanya Ardo terengah karena sambil berlari.

“Bwuuung,” sebuah layar hologram muncul di hadapan wajah Ardo, sambil berlari Ardo membacanya,

\=========================================================

Main Quest   :

          Selamatkan dua orang gadis yang sedang di kepung preman (0/2)

          Serap enam orang preman anggota geng motor yang berniat jahat (0/6)

Time           : 09:40 (menghitung mundur)

Reward      :

          5.000.000 IDR.

          2.000p exp.

\=========================================================

“Hah...maksudnya serap apaan ?” tanya Ardo.

“Bwuung,” sebuah layar lagi muncul di hadapan Ardo menindih layar sebelumnya, ternyata layar tersebut memperlihatkan status dan training sebelumnya, Ardo menyadari kalau jarak ke taman dekat rumahnya dari tempatnya berada sekarang tepat 1 km karena berputar sedikit jauh di dalam komplek.

\===========================================

Daily Training :

-        Push up      (50/50) completed

-        Sit up           (50/50) completed

-        Skipping     (100/100) completed

-        Running      (5/5 km) completed

Reward Training  Received :

Exp point   :         20.750p

Money        :         20.600.000

\===========================================

Level up, gained new skill.

Level              : 2 (750 / 21.000)

Strength        :  1.500

Agility             :   1.500

Stamina         :   1.500

Power             :   1.500

Body               : human.

Body trait       : Mixed martial arts.

Skill                 : *new* Binding soul roots.

Quest clear    : 0

Training          : 4

Total reward  : 30.600.000.

\===========================================

“Hah...ini skill ?” tanya Ardo.

[Benar, ayo cepat.]

“Baik,” balas Ardo.

Dengan secepat kilat Ardo berlari menuju taman yang sudah terlihat di depannya, ketika sampai, dia melihat dua orang gadis yang sedang berdiri di tepi sebuah lapangan basket yang berada di tengah taman dan beberapa pemuda berwajah bengis yang mengepung kedua gadis itu, Ardo melihat banyak sepeda motor yang di parkir di tepi taman. Kedua gadis itu terlihat sangat cantik dan nampak melawan ke enam pemuda yang mengepungnya. Ardo berhenti di belakang gazebo yang berada di tepi taman dan melihat dari jarak cukup jauh.

“Itu ya ?” tanya Ardo.

[Benar, sekarang lepas sepatu mu.]

Ardo melepas sepatunya, kemudian dia menginjak tanah dengan telanjang kaki, setelah itu dia bertanya kembali di dalam kepalanya,

“Trus gue musti ngapain nih ? langsung terjang aja ?” tanya Ardo.

[Supaya tidak terlalu mencolok, silahkan kamu dekati mereka seperti mau menolong kedua gadis itu, tapi tetap menginjak tanah.]

Ardo berjalan sambil menenteng sepatunya di tepi lapangan yang penuh dengan tanah dan rerumputan, ketika sampai di dekat para pemuda pengendara motor itu.

“Woi...ngapain lo pada,” teriak Ardo.

Para pemuda yang sedang mengepung dua gadis itu langsung menoleh melihat Ardo yang bertubuh kekar, tapi mereka tidak takut dan malam berjalan mendekati Ardo di tepi lapangan.

“Jeh lo mau sok pahlawan, lo pikir mentang mentang badan lo gede kita takut gitu hah,” ujar seorang pemuda berwajah sangar.

“Lo beraninya ama cewe ya,” balas Ardo.

“Songong lo ye, anak mana lo,” ujar pemuda itu.

“Ah mau tau aja lo, ayo maju lo semua, lawan lo doang pada sih gue ga perlu serius,” ujar Ardo.

“Sial lo, (menoleh melihat teman temannya) maju semua, bikin nih orang jadi tempe,” ujar pemuda itu.

Ardo bersiap memasang kuda kudanya, tiba tiba di kepala Ardo terdengar suara [Skill activated : Binding soul roots] Ardo yang sudah memasang kuda kudanya kaget karena kedua kakinya berubah menjadi batang pohon dengan akar yang masuk ke dalam tanah. Dia menoleh ke depan, para pemuda yang sedang melayangkan tinju ke arahnya terlihat seperti slow motion dan tiba tiba gerakan mereka terhenti, Ardo melirik ke bagian kaki para pemuda itu dan terkejut, ternyata kaki mereka di lilit oleh akar rambat yang muncul dari dalam tanah dan ujung dari lilitannya menancap ke dalam betis para pemuda itu.

“Brugh,” para pemuda itu langsung roboh di hadapan Ardo yang terlihat bingung dengan mulut ternganga.

“Loh...kok pada jatuh belom di apa apain....mereka....mati ?” tanya Ardo di kepalanya dengan sedikit ketakutan.

[Tenang saja, mereka tidak mati, tapi mereka tidak akan bergerak lagi, aku mengambil ingatan, ambisi dan seluruh yang ada di diri mereka, dengan kata lain aku mengambil jiwa mereka tapi bukan nyawa mereka untuk jadi makanan ku.]

“Hah...astaga...jadi mereka selamanya begini dan ga bangun lagi gitu ? koma gitu ?” tanya Ardo.

[Kira kira seperti itu, bahkan mereka tidak tahu kalau mereka adalah manusia.]

“Astaga....astaga....gimana keluarga mereka...aduh...apa yang gue perbuat nih, gue mencelakai orang lain,” ujar Ardo pusing.

[Tenang saja, menurut ingatan mereka, mereka tidak di perdulikan di keluarganya atau mereka sudah di anggap benalu di keluarganya, tidak perlu di pikirkan.]

“Tapi kan mereka manusia.....aduh gimana sih lo,” ujar Ardo panik sambil memegang kepala dengan kedua tangannya.

[Mereka manusia jahat dan manusia jahat adalah makanan ku.]

“Um...kakak tidak apa apa ?” tanya seorang gadis.

Ardo menoleh, dia melihat dua orang gadis cantik berdiri di dekatnya dengan wajah yang cemas melihat dirinya yang pucat dan terlihat seperti sedang kesakitan.

“Uh...ma..maaf, aku tidak apa apa,” ujar Ardo.

“Makasih ya kak, mereka awalnya menggoda kita waktu kita cari makan pagi di depan, terus mengikuti kita waktu mau pulang ke rumah dia, eh mereka malah nyegat kita di taman ini, mana kebetulan pacar dia sedang ke kampus, kita berdua jadi ketakutan,” ujar seorang gadis sambil menunjuk ke gadis di sebelahnya.

“Iya kak, bener, makasih banget ya, aku sendiri baru pindah kesini jadi masih belum tahu orang orang di sini,” ujar gadis yang di tunjuk.

“I..iya, sama sama,” ujar Ardo.

“Kakak namanya siapa ? kenalkan kak, namaku Sari dan dia Meli yang punya kontrakan di dekat sini,” ujar Sari.

“Salam kenal ya kak, kakak tinggal di daerah sini ?” tanya Meli.

“I..iya...namaku Ardo, sudah ya, aku teruskan latihan dulu,” jawab Ardo.

“Um...boleh ikut ga kak, kita berdua takut kalau teman teman mereka nanti malah mencari kita,” ujar Meli.

“Oh...iya, ya udah, rumah kamu dimana, aku antar aja,” ujar Ardo.

“Dekat kok kak, yuk Sar,” ujar Meli kepada Sari.

“Makasih banyak ya kak,” tambah Sari.

“Iya sama sama, ayo,” ujar Ardo.

Meli dan Sari berjalan mengikuti Ardo dari belakang, ketika melewati para pemuda yang bergelimpangan di lapangan, Ardo melirik dan kembali melihat ke depan. Tanpa menyadari kalau Meli dan Sari yang berjalan di samping Ardo, terus menatap Ardo,

“Mel, kok kayaknya gue pernah liat kakak ini ya ? lo juga gitu ga ?” tanya Sari.

“Iya Sar, gue yakin kayaknya pernah liat dia, tapi dimana ya ?” jawab Meli.

“Coba tanya gih,” ujar Sari.

“Dih lo aja lah, ga enak gue,” balas Meli.

Medengar suara kasak kusuk di sampingnya, Ardo melirik, dia memperhatikan wajah kedua gadis di sampingnya yang sepertinya sedang berkasak kusuk. Dia berusaha mengacuhkannya, tapi dia merasa kalau dia pernah melihat kedua gadis tersebut.

“Hmm...pernah liat dimana ya ?” ujar Ardo dalam hati.

Tiba tiba, “plak,” pundak Ardo di tepuk seseorang, Ardo menoleh ke samping dan melihat Adel yang masih mengenakan seragam sekolah menepuk pundaknya.

“Loh Adel, kok udah pulang ?” tanya Ardo.

“Kan...katanya mau di rumah, ga taunya keluar, ini makanya aku pulang, aku khawatir, aku bolos hari ini,” ujar Adel.

Mendengar suara Adel, kedua gadis yang berjalan di sebelah Ardo menoleh melihat ke arah Adel yang berjalan di sebelah Ardo.

“Loh Adelia ?” tanya Meli dan Sari bersamaan.

Adel menjulurkan kepalanya, dia melihat dua gadis yang berjalan bersama dengan Ardo dan langsung kaget,

“Loh...kak Meli dan kak Sari ? kok...bisa bareng kakak ku ?” tanya Adel.

1
Ellya Syaji'ah
bagus... lanjut...
Mobs Jinsei: makasih dukungan nya kakak
total 1 replies
Razali Azli
wow! menarik. masih awal chapter. terlalu banyak persoalan. mungkinkah bapa mereka telah ditransmirgasi ke dunia kultivator?
Mobs Jinsei: terima kasih dukungannya kakak
total 1 replies
Linna_Naa^•^
tamatin ya thor, seru banget soalnya
Mobs Jinsei: siap kak, makasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!