NovelToon NovelToon
Cintaku Dari Zaman Kuno

Cintaku Dari Zaman Kuno

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yulianti Azis

Zanaya sangat tergila-gila pada Revan sejak dari mereka duduk di bangku sekolah, bahkan dia menyuruh orang tuanya menjodohkan keduanya, siapa sangka itu menjadi petaka untuk dirinya sendiri.

Dengan kedua bola matanya sendiri, dia melihat sang suami menodongkan pistol ke arahnya yang dalam keadaan hamil besar, disampingnya seorang gadis bergelayut manja tersenyum menyeringai ke arahnya.

"Ada pesan terakhir zanaya?" Tanyanya dingin.

Zanaya mendongak menatap suaminya dengan penuh dendam dan benci.

"Jika ada kehidupan kedua, aku tak akan mencintai bajingan sepertimu. Dendamku ini yang akan bertindak!" Ucapan zanaya penuh penekanan.

Dor! Dor! Dor!

Tiga tembakan melesat ke arah wanita cantik itu tepat di kepalanya, membuatnya terjatuh ke dasar Danau.

Saat membuka mata, dirinya kembali ke masa lalu, masa dimana dia begitu bodoh karena tergila-gila pada Revan

Tapi setelah mengalami reinkarnasinya, ada takdir lain yang akan menantinya. Apakah itu, silahkan baca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Vitamin Kematian

Keesokan harinya, Zanaya kini berdiri didepan cermin full body, dia menelisik penampilannya setelah merasa penampilannya sempurna, dia melangkah keluar kamar dengan senyum manis.

Dengan penuh percaya diri dia turun menggunakan tangga meskipun terdapat lift di mansion.

Tap! Tap! Tap!

Suara ketukan sepatu membuat orang yang berada dibawah mendongak melihat, seketika semua orang tertegun.

Zanaya tersenyum saat melihat kedua orangtuanya, serta kakek dan kakaknya sedang duduk di ruang keluarga menunggu sarapan selesai dibuat oleh pelayan.

"Pagi Mah, Pah, Kek, Kakak!" sapa Zanaya melangkah kan kakinya di tangga terakhir.

Cup!

Zanaya mencium pipi orang tuanya dan sang kakek, membuat mereka tersadar.

"Loh, tumben bangun pagi! Baru aja mama mau bangunin kamu," sahut sang mama terkejut.

"Sekarang mama tidak perlu bangunin Zay lagi," ujar Zanaya membuat keluarganya terkejut lagi.

"Kamu yakin sayang!" Sang mama agak ragu, sebab anaknya ini sangat susah bangun pagi.

"Iyalah, Zanaya udah bertekad sering bangun pagi," jawabnya yakin.

Dulu saat menjadi istri dia selalu bangun pagi untuk menyiapkan perlengkapan sang suami bejatnya untuk ke kantor serta sarapan, meski tidak pernah mendapatkan respon.

Mereka terharu melihat perubahan Zanaya, apalagi penampilannya saat ini sangat cantik meski tanpa make up.

"Kamu cantik sekali sayang!" puji sang papa mengelus rambut sang anak.

"Iya kamu cantik sekali! Kakak kira kamu kembali ke penampilan yang dulu mirip ondel-ondel" ujar Zanders keceplosan, membuat orang tuanya melototi dirinya, Zander menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, apakah ada yang salah pikirnya.

Zanaya mengerucutkan bibirnya cemberut "Itukan dulu, sekarang Zay sudah berubah! Memang siapa yang mau jadi ondel-ondel?" balasnya merajuk.

"Kamu!" Kompak ke-empatnya menunjuk dirinya, membuat si empunya melotot, sedangkan Azay yang berdiri disampingnya terkikik geli.

Zanaya menoleh ke arah Azay lalu mendengus.

"Eh, maaf sayang! Kakek dan yang lainnya hanya bercanda," bujuk kakek Gerald agar sang cucu tidak ngambek.

"Ya, sudah yuk! Kita sarapan!" ajak sang mama, setelah melihat pelayan memberi kode.

Mereka melangkah ke meja makan, kemudian sarapan tanpa berbicara.

"Loh, sudah ada pelayan baru rupanya!" celetuk Zanaya setelah mereka selesai sarapan.

"Iya sayang! Tadi malam mereka datang, mereka semua dibawah suruhan kakek," sahut sang papa, membuat Zanaya mengangguk mengerti.

"Tenang saja! Mereka semua setia, sebab kakek sendiri yang memilih mereka," kata sang kakek menambahkan.

Zanaya melihat jam ditangannya, "Panggil semua pelayan dan pengawal baru ke aula, kecuali Alfa dan Beta tetap berjaga!" titah Zanaya tegas, membuat keluarganya bingung.

"Baik nona!"

"Kamu mau ngapain sayang?" tanya sang mama penasaran.

"Benar kakek juga sudah bilang tadi, mereka setia," sela Zanders membuat Zanaya menoleh ke arah mereka.

"Benar kata kakek, tapi lebih baik kita sediakan payung sebelum hujan," ujar Zanaya, membuat mereka mengerti, melangkah ke arah aula, masih banyak waktu untuk ke sekolah.

Sejak dirinya bereinkarnasi, dirinya tak mudah lagi percaya pada siapapun kecuali keluarganya.

Para pelayan dan pengawal yang baru berbaris rapi, di aula. Meski bingung mereka tetap diam.

"Saya mengumpulkan kalian disini untuk memberikan kalian ini!" Zanaya memperlihatkan sebuah benda sekecil beras.

Keluarga serta pekerja merasa bingung, apa yang mereka lakukan dengan benda itu pikir mereka.

"Benda ini kalian akan telan!" Semua pekerja terkejut, "Tenang saja, ini bukan racun tapi hanya sebuah vitamin," ujar Zanaya membuat mereka bernafas lega. Keluarga masih bingung apa yang dilakukan gadis cantik itu.

"Kalian maju satu persatu lalu telan didepan saya!" titah Zanaya, mereka segera bergantian, melangkah satu persatu mengambil sebutir yang mereka vitamin lalu menelannya didepan Zanaya, saat menyentuh lidah benda itu langsung melebur masuk ke tubuh.

Setelah selesai mereka kembali ke barisan, semua itu tidak luput dari mata tajam Zanaya, kali ini dia harus lebih dulu membuat perlindungan dari dalam keluarganya.

"Vitamin yang kalian telan, merupakan sebuah alat, jika kalian berkhianat sedikit saja pada keluarga ku maka benda itu akan meledakkan tubuh kalian dari dalam," ujar Zanaya tegas.

Glek!

Ternyata ini alasan mereka dikumpulkan, pikir mereka yang sedari tadi penasaran.

"Jika kalian tidak percaya silahkan coba sendiri! Meskipun kalian memuntahkannya, benda itu tidak akan pernah keluar, sebab benda yang kalian telan telah menyatu menjadi sel di dalam darah kalian. Benda itu bisa mendeteksi adanya pengkhianatan baik dalam bentuk perkataan mau pun perbuatan atau tulisan sekalipun," terang Zanaya menyeringai. Membuat bulu kuduk mereka meremang.

"Aku sudah peringatkan kalian, jadi jangan salahkan saya jika kalian meledak. Silahkan coba kalau tidak percaya, maka kalian hanya tinggal nama," Zanaya meninggalkan mereka, keluar dari aula.

"Pergilah, kerjakan tugas kalian!" titah Kakek Gerald.

Mereka membubarkan diri, kembali ke pekerjaan masing-masing. Dengan hati yang masih berdegup kencang.

"Sejak kapan kamu ciptakan alat sehebat itu nak?" tanya sang papa takjub melihat sang anak.

"Waktu Zay liburan ke mansion kakek yang ada di luar negeri," jawabnya jujur, membuat mereka mengangguk.

"Boleh Papa minta juga alat itu untuk semua karyawan kantor?" pinta sang papa.

"Boleh" Zanaya mengeluarkan dari tasnya sebuah botol besar, memang dia sudah membuat banyak saat di ruang dimensi selama latihan kerasnya.

"Apa nama alat ini?" tanya sang kakak penasaran.

"Vitamin Kematian," Mereka kembali mengangguk mengerti.

Dia sudah banyak membuat persiapan, tak ingin lagi kecolongan, seperti yang dulu-dulu.

"Papa tenang saja, jika mayat pengkhianat di otopsi para dokter tidak akan menemukan penyebabnya," ungkap Zanaya semakin membuat keluarganya kagum.

"Ck, sepertinya kakak sudah kalah jauh dari adek kakak ini." Zanders mengacak rambut sang adik, bukan iri tapi dia malah termotivasi dengan sang adik.

"Baiklah sebaiknya kalian berangkat sudah jam tujuh!" seruan sang mama membuat mereka tersadar kemudian berangkat masing-masing ke arah tujuan berbeda.

Mereka memang sarapan dari jam setengah tujuh, sedangkan sekolah Zanaya masuk jam 7.30.

Zanaya menaiki motor sportnya berwarna putih melirik ke arah sang kakak.

"Bagaimana kita balapan!" tantang Zanaya.

"Tidak! Besok saja lagian kakak belum lihat kemampuan naik motor," tolak sang kakak.

"Baiklah!"

Mereka menancap gas motornya, melaju ke arah gerbang yang sudah dibuka otomatis.

Zanaya membawa motornya layaknya pembalap profesional, membuat Zanders lagi-lagi berdecak kagum.

Lima belas menit berkendara, akhirnya mereka berdua tiba disekolah elit internasional milik keluarga Dixon. Kedatangan keduanya sontak membuat para siswa-siswi yang berkeliaran mengalihkan atensi mereka.

Jika motor sport berwarna merah mereka sudah kenal, tapi motor yang berwarna putih mereka penasaran apalagi saat melihat ternyata seorang gadis yang mengendarai nya, bukankah itu luar biasa pikir mereka.

Zanders mulai membuka helmnya membuat para siswi menjerit histeris karena ketampanan Zanders di atas rata-rata, belum lagi dia anak orang terkaya di negara ini.

Apalagi para murid baru yang masuk, seolah terhipnotis.

1
Dian Susantie
modus tuh Zion 🤪🤪
Tri Ana
menarik dan seru ceritanya❤❤❤
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis 🤎: terimakasih kak ☺️🤗
total 1 replies
pecahan_misteri
cih terjebak oleh cinta untuk kedua kalinya
rama
jadi mirip avatar thor
Pasria Novrita
Luar biasa
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis 🤎: terimakasih kak ☺️
total 1 replies
Dian Susantie
duh.. dendam yg salah..!! kalian yg salah.. kalian yg ingin balas dendam.. dan semua berbalik pd diri sendiri.. 😏😏😏
Dafit Pratama
lanjut cerita anak dari mereka dong thor
rama
Luar biasa
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis 🤎: terimakasih kak ☺️
total 1 replies
Kim Cindy
rasakan
Kim Cindy
sumpah nih keluarga udh ilang urat malunya ihh
Kim Cindy
gak tau mau banget sumpahh
Kim Cindy
mantap dah
Kim Cindy
serem yah vitaminnya
Kim Cindy
hmm beda nih ceritanya dr yg lain
Kim Cindy
ehh apa nih
Kim Cindy
udah ngapain ngejar² orang kek gitu
Multajimah zamzam
liat episode smp 150 lebih aku kira akan membosankan g tau nya tdk terasa, eh tamat hehehehe
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis 🤎: Terimakasih kak sudah mampir di karya author 🤗
total 1 replies
Ryan Jacob
semangat Thor
Zieya🖤
🤣🤣🤣
y u l l i e
makasih authoooooooorrrr
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis 🤎: terimakasih kak ☺️ o
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!