Cantika Shanum Irawan anak kedua dari pak Irawan harus menerima takdirnya dinikahkan ayahnya dengan seorang pria yang belum pernah dia temui.
Apakah rumah tangganya akan bahagia atau berakhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 7
Shanum sudah sampai di ruangan Rendra dia memberikan kopi kepada Rendra saat Rendra meminum kopinya Shanum menggigit bibirnya takut kalau kopinya tidak enak.
"Kopinya enak pas,aku mau dibuatkan setiap hari"Pinta Rendra.
"Serius pak"Shanum meyakinkan.
Rendra hanya mengangguk.
"Apa kamu bisa masak?"Tanya Rendra.
"Masak apa pak?,saya hanya bisa masak".
"Sebisa mu saja mulai besok pagi aku mau kamu membawakan bekal untukku"Rendra memotong ucapan Shanum "Kamu keberatan".
"Enggak pak aku bisa"Jawab Shanum cepat"Apa sekarang saya boleh keluar pak masalahnya ini sudah waktunya makan siang".
Rendra hanya mengangguk Shanum keluar dia pergi menuju kantin karena dia memang sudah lapar.
Di kantin Shanum langsung memesan makanan barangkali karena ketakutan makanya dia bisa sangat lapar.
Beberapa menit kemudian Niken datang dia bersama teman satu divisi dia adalah Dimas,saat baru melihat Shanum Dimas sampai tak berkedip dia terpesona dengan kecantikan Shanum.
"Boleh kenalan saya Dimas satu divisi dengan Niken kamu juga sama pegawai magang di divisi apa?"Tanya Dimas.
"Aku Shanum saya menjadi sekretaris pak Rendra".
"Itu berarti aku nggak bisa bertemu denganmu leluasa dong".
"Dasar playboy cap kadal"Ejek Niken.
"Gimana kalau pulang kerja aku antar pulang"Tawar Dimas.
"Maaf dim aku nggak bisa aku mau beli sesuatu sama Niken"Tolak Shanum.
"aku yang antar ya"Paksa Dimas.
"Lain kali saja ya hari ini beneran nggak bisa".
Mereka masih berbincang-bincang bertiga tanpa mereka sadari ada tiga cewek yang memperhatikan dengan geram.
"Awas kamu cewek sialan gue akan kasih perhitungan"Gumam cewek itu"Ayo kita cabut".
...****************...
pulang dari kerja Shanum dan Niken mampir ke supermarket untuk belanja kebutuhan dapur mereka memang dari dulu masak sendiri jarang beli di luar.
Tak sengaja di supermarket mereka bertemu dengan Dinda mereka menyapanya tapi Dinda kelihatannya enggan menyapa.
Dinda langsung pergi tanpa mau bicara sama Shanum dan Niken sesudah kepergian Dinda Niken ngedumel dengan sikap atasannya itu.
"Mentang-mentang katanya calon istri pak CEO seenaknya saja"Gerutu Niken.
"Mbk Dinda calonya pak Rendra?"Tanya Shanum.
"Gosipnya di kantor begitu".
"Kenapa perasaanku tidak rela mendengarnya tadi juga saat aku bertemu pertama kali dengan pak Rendra hatiku terasa deg-degan apa aku suka sama beliau"Kata Shanum dalam hatinya"Itu nggak boleh terjadi Shanum kamu sudah punya suami hilangkan perasaan itu".
"Kamu itu kebiasaan kalau diajak ngobrol pasti ngelamun"Keluh Niken agak keras.
"udah ah ayo pulang"Shanum mengalihkan pembicaraan kalau nggak gitu Niken akan bicara terus.
Malam harinya saat Rendra dan Elvan mau pulang dari menemui klien mereka bertemu Dinda,kebetulan Dinda baru masuk restoran bersama teman-temannya.
Dinda meminta Rendra dan Elvan untuk ikut gabung bersamanya tadinya mereka nggak mau tapi Dinda memaksa.
Disana Rendra malas ikut obrolan mereka sesekali dia hanya menggelengkan kepalanya dia hanya sibuk dengan hpnya.
Karena sudah merasa cukup lama Rendra mengajak Elvan pulang disana tinggal Dinda dan teman-temannya.
"Pilihanmu memang nggak salah Din udah ganteng,keren dan tajir pula"Sanjung temannya Dinda.
"Ya Iya lah kalau nggak gitu mana mau Dinda ngejar selama itu"Teman satunya menimpali.
"Tapi ya gitu susah banget mendapatkannya".Keluh Dinda.
"Pakai cara apapun dong walaupun cara kotor"
" Sudah tapi asistennya itu yang terus menghalangi".