Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
"Tidak masalah, luwak white lagi satu Ren" Ucap Yudi menatap Ahmad yang juga menatapnya.
"Siap !" Rendi manut.
Pukul 9 malam.
Cyra terusik dari tidurnya. Digapainya ponsel yang ia taruh diatas bantal kepala.
"Haaaiii?"
Cyra terlonjak mata yang masih mengantuk itu terbuka lebar.
"Siapa kau?!" Panik Cyra.
Masalahnya ada seorang lelaki yang tidak dia kenal sudah berada dikamarnya. Bisa salah paham orang lain atau Mas Rendi melihatnya.
"Kenapa kau berada dikamarku, kau siapa !?" Cyra semakin panik karena orang itu justru mendekat.
"Banyak bac0t !"
"Aaa ! Tolo----emmmppp" Bibir Cyra dibekam.
"Jangan teriak tol0l anakmu bisa tahu, orang-orang juga bakal kesini. Beg0 sekali kau ini" Makinya.
"Argghhhh ! Setan !" Umpatnya karena Cyra menggigit tangannya.
"Pergi dari sini ! Atau aku akan berteriak ! Hasa ! Hasa tolong Mama Na--- empppp !" Cyra dibekam, meronta berusaha melepas diri tapi dekapannya terlalu kuat.
Hasa yang sempat mendengar teriakan Mamanya segera keluar kamar.
"Ma ! Mama kenapa?" Hasa mengetuk pintu kamar orang tuanya.
Cyra mendelik mendengar suara Hasa. Takutnya orang asing ini akan melukai putranya.
"Arrgghhhh ! Bajingan !" Umpatnya karena Cyra mencakar wajahnya.
Cyra ingin membuka pintu tapi pintu terkunci. "Hasa ! Tolong Mama !" Cyra semakin panik mencari kunci dilaci tapi tidak ada.
Hasa yang masih polos ketakutan mendengar Mamanya teriak.
"Mama ! Mama kenapa? Hasa takut!"
"Tolong ! Siapapun tolo---" Cyra pingsan karena pria asing ini membiusnya.
Tak menunggu lama pria asing ini membawa Cyra ketempat tidur melucuti pakaiannya dan mengambil gambar dirinya yang memeluk Cyra tentu wajah dirinya ia samarkan.
Selesai tugasnya pria ini menutupi Cyra dengan selimut. Membuka pintu.
Buggg !
Buggg !
Buggg !
"Arghhh !"
"Brengsek, sialan ! Kau apakan istriku HAH !"
"Ampun"
"Siapa kau?! Ada hubungan apa kau dengan istriku !?" Rendi kalap memukuli wajah orang itu.
"Ren, sudah Ren" Usman menarik Rendi menjauh.
"Man, dia harus kuberi pelajaran!" Rendi berontak.
"Ren, jangan jadi pembunuh!" Tegur Wawan mengapit lengan Rendi.
Rendi sadar ia hampir saja membunuh orang. Dadanya naik turun karena saking marahnya.
"Lepas !" Rendi mendekati Cyra diatas ranjang.
Wajah Cyra yang berantakan ada jejak air mata disana. Membuat hati Rendi teriris. Dibukanya selimut yang menutupi Cyra.
"Ya Alloh, ada apa ini?" Tanya Rendi dalam hati.
Wajahnya mengkilat penuh amarah, ia kembali menendang orang yang sudah terkapar itu tapi masih bernafas.
"Bangun ! Kau apakan istriku HAH?!" Matanya melotot tajam hingga memerah Rendi sudah ada dipuncak kemarahannya.
"Sudah Ren, kita lapor pak rt saja, pak kades juga" Usman menyentuh bahu Rendi.
"Diam kalian semua ! Kalian tidak mengerti perasaanku !" Sanggah Rendi. Menendang pria yang terkapar berlumur darah.
"Ren, kau ingin kemana?" Usman mengejar Rendi yang entah akan kemana.
"Ren ! Kau sedang emosi jangan kendara motor !"
"Minggir !"
"Tidak Ren, biar aku didepan" Ucap Usman Rendi menurut duduk diboncengan belakang.
Dikamar Cyra mengerjab pelan. Kepala terasa pening, perlahan duduk, terkejut saat pakaiannya tergeletak disampingnya.
"Apa yang terjadi padaku?" Cyra segera memakai pakaiannya.
Keluar kamar dan disana sudah ada teman-teman Mas Rendi. Ahmad, Wawan, Andi dan orang yang paling Cyra benci, Yudi.
"Mas Andi, dimana suamiku?" Tanyanya menatap semuanya, terkejut saat pria asing terkapar berlumur darah.
"Keluar dengan Usman, apa yang terjadi sih Mbak? Kok bisa seperti ini?" Andi penasaran.
Cyra menggeleng lalu tatapannya tertuju pada Yudi.
Tak lama Rendi datang bersama Usman, dibelakang pak Husnan menyusul.
"Mas Rendi kau dari mana saja?" Cyra memeluk Rendi menangis didadanya.
Rendi mengusap punggung Cyra yang bergetar. Hatinya sakit melihat kejadian ini. "Kita masuk"
Cyra menggeleng. "Aku takut Mas, aku tidak mau jauh darimu" Cyra terisak.
Yudi, Ahmad beradu tatap.
"Mbak Cyra, Mas Rendi kita bicarakan didalam saja, demi keamanan" Pak Husnan mengintruksi.
Cyra, Rendi menurut mereka duduk dikursi. Cyra mengusap air mata ingatannya tertuju pada Hasa.
"Mas dimana Hasa?" Cyra takut orang jahat melukai putranya.
"Hasa dirumah Ibu, aku yang mengantar kesana. Kau tenang saja"
Tanpa mereka sadari ada dua pasang mata yang memperhatikan.
Cyra lega karena Hasa ada ditangan orang yang tepat.
"Mas jangan tinggalkan aku lagi, aku takut sendirian. Aku ingin selalu bersamamu"
Rendi memeluk Cyra mengusap bahunya supaya tenang.
"Pak ! Akan kita apakan orang ini?" Yudi mengalihkan atensi.
Pak Husnan mulai serius. "Siram orang itu!"
Yudi melotot. "Bapak apaan sih? Untuk apa disiram lebih ba--"
"Saya ambilkan!" Cyra berseru mengambil air segelas, menyiram orang itu tepat diwajahnya.
Uhuk uhuk uhuk !
Yudi, Ahmad meneguk ludah. Menggigit bibir bagian bawah. Telapak tangannya berkeringat.
"Ampun, saya salah !" Akunya.
"Siapa namamu? Kenapa kau ada disini? Apa hubunganmu dengan Mbak Cyra?" Pak Husnan memberondong berbagai pertanyaan.
"Saya disu---"
"Pak kita ke kan---"
"Yudi jangan potong pembicaraannya, biarkan dia berkata jujur" Tegas Pak Husnan karena Yudi berani menyela.
Ditegur Yudi mendesis, Ahmad berkali-kali meneguk ludah.
"Aku tahu !" Celetuk Cyra mengalihkan atensi.
"Apa maksudmu Mbak Cyra? Apa bisa dijelaskan?" Pak Husnan menatap Cyra serius.
Cyra membuang nafas, menatap Yudi yang juga menatapnya tajam.
"Aku yakin dalang dibalik semua ini adalah .... Yudi !"
"APA !!" Semua terpekik termasuk pak Husnan.
"HEH ! Apa maksudmu ?!" Yudi tak terima namun berusaha menahan.
Pak Husnan menatap Yudi, Cyra bergantian. "Apa alasan Mbak Cyra menuduh Yudi? Apa punya bukti kuatnya?"
Bukti kuat? Oh tidak, Cyra tidak memiliki itu.
Cyra menggeleng. "Saya memang tidak memiliki bukti kuat Pak. Tapi praduga saya benar kan, tolong jawab saya orang asing?!"
Cyra menatap orang asing yang sudah buruk rupa.
"Iy--"
"Pak apa bapak percaya dengan wanita jelek ini ?!" Yudi naik pitam tak terima ucapan Cyra.
"Yudi ! Jaga bicaramu" Bentak Rendi. "Pak Husnan adalah bapakmu, sopan lah kepadanya !"
Yudi mengusap wajah kasar. Ahmad yang duduk dekat Yudi menyentuh bahu temannya. Memintanya untuk tenang.
Tenang? Bukannya Yudi yang meminta dirinya untuk tenang, lalu sekarang apa? Justru Yudi sendiri yang kalang kabut.
"Kalau tidak bersangkutan, kau tidak mungkin setakut itu Yudi !" Cyra bernada tinggi tak ingin kalah.
"Mbak Cyra mohon maaf sebelumnya, jika anda tidak memiliki bukti kuat apapun tolong jangan asal menuduh jatuhnya bisa fatal anda bisa dituntut atas pencemaran nama baik !" Pak Husnan tegas.
"Tapi Pak, tangan saya luka karena ulah Yu---"
"Cukup !" Bentak Rendi.
Suasana semakin tegang.
"Mas aku tidak berbohong, selama ini yang melukai aku adalah Yudi. Dia ya---"
"Mbak Cyra ! Anda jangan coba-coba mengecap buruk nama baik saya juga anak saya, saya tidak segan-segan akan menuntut anda karena anda tidak ada bukti !"
percuma cantik dan semok kalau hatinya jahat.
emang cari istri cukup di lihat dari segi semok dan cantik doang.
nggak kan?
suer ikut kesel sama tingkah yudi sama temen temennya./Angry//Angry/
gimana kalau kalian yg ada di posisi cyra ? sudah pasti kalian juga akan di tertawakan.
aku sarankan kalian merubah sikap deh.
justru malah biar sehat.
eh tak tahunya malah dokter momo.
penasaran sama visualnya thor.
pake bilang baru hadir di antara kalian kan mereka nggak ada hubungan spesial.
ya udh pasti atasan mu keselek.
dasar asisten agam..
Rendi salting cieeeeeee
jadi pengen lihat wajahnya Rendi pas lagi malu malu meong..
hehehaha/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
cyra selau di pndng sebelah mata oleh orang orang mereka smua mandang cyra karena fisiknya.
merek jht bngt pak/Sob/
hehehe
menanti bapak.
aku aja tahu kok
hehehe