Dokter Heni Widyastuti, janda tanpa anak sudah bertekad menutup hati dari yang namanya cinta. Pergi ke tapal batas berniat menghabiskan sisa hidupnya untuk mengabdi pada Bumi Pertiwi. Namun takdir berkata lain.
Bertemu seorang komandan batalyon Mayor Seno Pradipta Pamungkas yang antipati pada wanita dan cinta. Luka masa lalu atas perselingkuhan mantan istri dengan komandannya sendiri, membuat hatinya beku laksana es di kutub. Ayah dari dua anak tersebut tak menyangka pertemuan keduanya dengan Dokter Heni justru membawa mereka menjadi sepasang suami istri.
Aku terluka kembali karena cinta. Aku berusaha mencintainya sederas hujan namun dia memilih berteduh untuk menghindar~Dokter Heni.
Bagiku pertemuan denganmu bukanlah sebuah kesalahan tapi anugerah. Awalnya aku tak berharap cinta dan kamu hadir dalam hidupku. Tapi sekarang, kamu adalah orang yang tidak ku harapkan pergi. Aku mohon, jangan tinggalkan aku dan anak-anak. Kami sangat membutuhkanmu~Mayor Seno.
Bagian dari Novel: Bening
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 - Awal Mula
Mayor Seno dan Manda di masa lalu.
Seno menikah dengan Manda di usia yang masih sama-sama terbilang muda dan belum genap kepala tiga. Gaji Seno masih terbatas karena pangkat dan jabatan sangat mempengaruhinya. Seno juga bukan berasal dari keluarga yang kaya raya atau anak seorang pengusaha.
Ayah kandung Seno seorang prajurit dan ibunya bekerja di rumah sebagai tukang jahit baju di kampung. Seno anak pertama dari dua bersaudara. Namun adiknya meninggal dunia saat masih umur enam bulan.
Sedangkan Manda sendiri adalah mantan penyanyi cafe yang sudah yatim piatu sejak kecil. Seno dan Manda menikah karena memang saling mencintai. Pertemuan pertama mereka ketika berada di sebuah cafe yang menjadi tempat kerja Manda. Kala itu ada ulang tahun rekan Seno yang dilakukan di cafe tersebut.
Sejak pertama melihat Manda, Seno sudah jatuh hati. Pembawaan Manda yang lembut dan apa adanya ketika pertama kali berkenalan, membuat Seno semakin tertarik mengenal Manda lebih dalam. Ia tak mempermasalahkan background Manda yang yatim piatu dan bekerja sebagai penyanyi cafe. Seno tak pernah berpacaran sebelumnya. Amanda Zianida adalah cinta pertamanya.
Gayung bersambut, keduanya menikah setelah pacaran selama dua tahun. Walaupun sebenarnya ibu kandung Seno di kampung kurang setuju jika putranya menikah dengan Manda. Firasat seorang ibu.
Namun sang ibu tak bisa berbuat banyak karena ia melihat Seno begitu mencintai Manda. Restu pun diberikan walau penuh keterpaksaan.
Walaupun Manda sebelumnya bekerja sebagai penyanyi cafe, namun wanita ini tetap menjaga kesuciannya. Seno lah yang mengambil mahkotanya di saat malam pengantin mereka.
Setelah menikah, keduanya tinggal di sebuah kos khusus rumah tangga di kota besar tepatnya di Pulau Jawa. Namun sebagai prajurit, Seno kerap berpindah-pindah tempat tugas. Awalnya Manda mengikuti kemana pun Seno pergi dari kota yang satu ke kota yang lain.
Namun sejak melahirkan Aldo, Manda lebih memilih menetap. Sehingga Seno lah yang pulang-pergi di saat libur dinas namun tetap melihat juga isi kantongnya bisa membeli tiket untuk pulang ke rumah atau tidak.
Manda tak pandai memasak, tetapi semua pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, bersih-bersih dan mengurus anak, semua ia tangani sendiri. Mereka berdua memang tak membayar pembantu demi menghemat keuangan.
Namun semua kebahagiaan mereka berdua sirna kala Manda merasa kesepian. Ia mulai terpesona dengan Gani serta bujuk rayuan laki-laki itu yang notabene sebagai komandan suaminya sendiri.
Manda sudah pernah bertemu Kolonel Gani Samudera bersama istrinya, Sinta, saat pesta pernikahannya dengan Seno digelar. Sekian tahun tak berjumpa, ia bertemu kembali saat ada acara pesta pernikahan salah satu anak dari prajurit senior.
Saat Seno sibuk berbincang dengan rekan-rekannya sesama prajurit, Gani yang saat itu datang sendirian mendadak terpesona dengan Manda yang duduk di pojok. Manda yang notabene mantan penyanyi cafe tentu pandai berdandan. Terlebih laki-laki adalah makhluk visual. Sehingga kecantikan Manda otomatis menarik perhatian Gani.
Gani melihat situasi terlebih dahulu. Seno sedang berada di area cukup jauh dari meja Manda. Akhirnya ia berjalan untuk mendatangi meja Manda yang memang dalam kondisi sepi.
"Ehem,"
"Kamu istri Seno ya?"
Manda awalnya terkejut melihat kedatangan komandan Seno tersebut. Namun tak lama ia menampilkan senyumnya untuk menghormati Gani.
"Iya betul. Anda Pak Gani, komandan Mas Seno?"
"Tepat sekali. Boleh aku duduk di sini?"
"Silahkan. Istrinya kok enggak dibawa datang ke sini juga, Ndan?" tanya Manda sekedar basa-basi seraya kepalanya celingak-celinguk karena tak melihat istri Gani.
"Istri saya enggak ikut," jawab Gani.
"Oh, begitu."
Keduanya mengobrol santai tapi hanya beberapa menit saja. Sebab Gani khawatir kepergok Seno. Namun dari obrolan itu, keduanya akhirnya saling bertukar nomor ponsel pribadi masing-masing.
Beberapa hari setelah pertemuan tersebut, Gani semakin intens menghubungi Manda baik via telepon maupun pesan singkat karena ia tahu Seno sudah kembali bertugas di luar pulau. Ia sengaja menempatkan Seno berdinas cukup jauh agar dirinya mudah untuk mendekati Manda.
Seno dan Manda tinggal di sebuah rumah tipe minimalis di kota besar dengan cara mencicil tiap bulannya. Rumah yang dibeli berada di area perumahan yang terbilang harganya cukup terjangkau dengan kantong mereka. Perumahan tersebut masih baru sehingga belum banyak penghuni. Bahkan di samping rumah Manda, tepatnya di sisi kanan, kiri dan area depan belum ada yang menempati alias masih rumah kosong.
Gani sering mengirimkan buah-buahan dan makanan dari restoran ke rumah Manda. Saat ulang tahun Manda, Seno tak bisa pulang. Ia tengah bertugas di pelosok. Alhasil Gani memanfaatkan situasi tersebut dengan datang ke rumah ketika Aldo sedang berlibur ke rumah ibu kandung Seno di desa. Manda beralasan pada ibu mertuanya jika ada undangan sehingga dia tak bisa menemani Aldo yang masih betah menghabiskan liburan sekolah di rumah eyangnya tersebut.
☘️☘️
Manda terkejut karena Gani benar-benar menepati janji untuk datang merayakan ulang tahunnya. Bahkan pria itu membelikan kado untuknya berupa sebuah kalung emas 24 karat dengan berat 10 gram. Saat menikah dengan Seno, salah satu seserahan perhiasan untuknya berupa kalung emas dengan berat hanya 5 gram saja. Alhasil kilauan hadiah serta perhatian dari Gani membuatnya tergoda.
"Bapak main ke rumahku, apa enggak takut ketahuan sama suamiku atau istri?"
"Semua sudah aku atur dengan aman. Kamu jangan panggil aku bapak dong. Jadi kelihatan tua banget,"
"Oh, maaf. Lalu saya harus panggil apa?"
"Mas. Mas Gani,"
"I_ya, Mas Ga_ni." Seketika Manda terbata-bata mengucapkannya.
"Kamu nyaman enggak aku datang ke sini malam-malam begini?"
"Nyaman, Mas. Aku suka kesepian. Apalagi di blok ini masih sepi penghuni. Aku jarang keluar kalau malam. Takut," jawab Manda apa adanya.
"Jangan takut. Kalau aku sedang tidak keluar kota dan suamimu tidak di rumah, aku siap menemanimu dan juga_" ucapan Gani menggantung.
"Juga apa, Mas?"
Seketika kepala Gani pun menoleh ke samping lalu mendekat perlahan ke telinga Manda. Saat ini mereka berdua tengah duduk berdampingan di sofa yang sama di ruang tamu.
"Menghangatkanmu," bisik mesra Gani.
Cup...
Sebuah kecupan hangat seketika Gani berikan di pipi Manda. Semburat merah merona sontak mewarnai wajah Manda.
"Aku tahu kamu kesepian. Aku pun sama. Istriku terlalu sibuk jadi ranjang kami cukup lama dingin. Lagi pula dia beda sama kamu yang pintar merawat diri. Uangku banyak habis untuknya entah dibuat apa. Boro-boro merawat diri buat nyenengin suaminya. Palingan habis buat belanja yang enggak penting," ucap Gani sengaja menjelek-jelekkan Sinta di depan Manda. Padahal faktanya tak begitu.
Lalu keduanya memutuskan untuk makan es krim bersama sambil melihat film di televisi yang sengaja Gani pilih dengan genre romantis dewasa. Tiba-tiba Manda yang tercengang melihat adegan film dewasa tersebut, es krim yang ia sendokkan terjatuh ke bajunya tepatnya di bagian dada. Sontak Gani berusaha membersihkannya.
"Ah, su_dah Mas. Biar a_ku bersihkan sendiri," ucap Manda sedikit terbata-bata. Mendadak tubuhnya meremang. Ia merasakan desir hasratnya mulai naik dan tersulut akibat sentuhan tangan Gani tepat di dadanya sekaligus bayangan adegan film dewasa yang ia tonton barusan bersama Gani.
"Auch..." jerit Manda.
"Ah, maaf." Gani berpura-pura meminta maaf. Padahal saat dirinya membantu untuk membersihan tumpahan es krim, tangannya yang sudah gatal seketika mere*mas salah satu pucuk mahoni milik Manda.
"Iya, tidak apa-apa Mas."
"Man, kamu cantik banget malam ini. Kita sudah sama-sama dewasa. Kamu pasti tahu apa yang sama-sama kita butuhkan. Aku sayang banget sama kamu," ucap Gani dengan mesra. Ia membelai lembut pipi Manda dengan tangannya. Keduanya saling memandang dalam jarak yang sangat dekat.
Cup...
Gani yang sudah tidak tahan dengan pesona Manda seketika mendaratkan bibirnya untuk mencium bibir Manda. Hasratnya sudah naik sejak awal memasuki kediaman Seno dan Manda. Hal ini terbukti senjatanya sudah mengeras sejak tadi di bawah sana. Kedua bibir manusia dewasa itu pun akhirnya saling bertemu bukan untuk sekedar kecupan biasa tetapi lebih dari itu dan semakin dalam.
Seakan kondisi mendukung perselingkuhan mereka berdua. Manda yang memang hidup LDR an dengan Seno, ranjangnya telah lama dingin. Mendadak libi*donya naik drastis dengan sentuhan yang melenakan dari Gani.
Sofa ruang tamu menjadi saksi bisu keduanya menyatu pertama kalinya. Ia seakan dibuat melayang-layang hingga mengalami pe*lepasan berkali-kali akibat hujaman dari Gani pada miliknya. Alhasil cinta dan gai*rah terlarang itu pun terjadi dan berlanjut. Keduanya terbuai dan terlupa dengan status masing-masing yang sudah memiliki pasangan yang sah dan juga buah hati.
Bersambung...
🍁🍁🍁
eh salah hamil maksudnya