NovelToon NovelToon
Kultivasi Cahaya

Kultivasi Cahaya

Status: tamat
Genre:Romantis / TimeTravel / Tamat / Reinkarnasi / Kultivasi / Pendekar
Popularitas:16.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: secrednaomi

Jian Chen melarikan diri setelah dikepung dan dikejar oleh organisasi misterius selama berhari-hari. Meski selamat namun terdapat luka dalam yang membuatnya tidak bisa hidup lebih lama lagi.

Didetik ia akan menghembuskan nafasnya, kalung kristal yang dipakainya bersinar lalu masuk kedalam tubuhnya. Jian Chen meninggal tetapi ia kembali ke masa lalu saat dia berusia 12 tahun.

Klan Jian yang sudah dibantai bersama keluarganya kini masih utuh, Jian Chen bertekad untuk menyelamatkan klannya dan memberantas organisasi yang telah membuat tewas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 19 — Perundungan II

Pertarungan tangan kosong dimulai dengan Jian Chen berada dikepungan mereka.

Serangan demi serangan datang mengarah padanya dari berbagai arah, Jian Chen tanpa kesulitan menghindari serangan itu tanpa kesulitan yang berarti.

Jian Chen tertawa kecil menikmati kekesalan mereka yang tak bisa menyentuh atau memukulnya.

Jian Chen mungkin melawan 20 orangan namun dengan kemampuan serta pengalamannya, Jian Chen menganggap mereka seperti anak kecil yang baru belajar memukul.

Tentu saja alasannya karena Jian Chen memiliki ilmu tangan kosong dengan pemahaman yang dalam. Belum lagi mereka yang menyerang dirinya semuanya berada dibawah kultivasinya.

Jian Chen melompat mundur sambil menghindar untuk menjauhkan pertarungan ini dari 7 murid baru sebelumnya.

Setelah merasa berada disudut aula, Jian Chen akhirnya memberikan serangan balik. Tendangan atau pukulan yang digunakan Jian Chen seolah tak bisa dihindari sehingga mereka yang terkena akan langsung terpental.

Bukan hanya cepat namun juga memiliki tenaga yang kuat, dalam kurun beberapa detik sudah ada 5 murid yang terkapar lemas atau tak sadarkan diri.

“Hm? Kenapa berhenti? Apa kalian takut melawan 1 orang saja.”

Jian Chen tertawa mengejek melihat murid-murid lama itu terdiam saat menyadari serangan yang dikeluarkannya sangat kuat.

Walaupun melawan banyak orang, sebenarnya murid-murid lama itu tidak bekerja sama. Mereka hanya memfokuskan menyerang dengan teknik dan jurusnya masing-masing sehingga bagi Jian Chen bisa lebih mudah melawannya.

Berbeda dengan lawannya yang menyerang dengan serius, Jian Chen justru menganggap hal ini sebagai hiburan, sudah lama sekali sejak terkahir kali ia melawan banyak orang seperti ini.

Dikehidupan sebelumnya, sekitar 3 tahun setelah pelatihan bersama guru, Jian Chen hampir bertarung disetiap harinya untuk memberantas organisasi-organisasi jahat di Provinsi Naga Petir.

Gara-gara perbuatannya juga, dia langsung mati diusia muda karena telah menyinggung organisasi yang lebih berbahaya dan jauh lebih kuat.

Jian Chen dikepung hampir 10 orang dengan kultivasi tinggi yang menyamainya. Dia bisa melarikan diri dari mereka namun dengan bayaran yang tinggi, yaitu luka dalam didadanya.

Jian Chen juga baru mengetahui setelah itu selain ia telah menyinggung organisasi tersebut dia juga telah membawa sesuatu yang diincar dari organisasi itu yang tak lain adalah mutiara merah.

Tentu didetik kematianya Jian Chen berharap bisa menghabisi organisasi yang telah mengepung hingga membunuhnya.

“Kalian tunggu apa lagi, dia hanya satu orang dan kalian berjumlah banyak. Cepat habisi dia!” Jian Hai yang melihat bawahannya sudah ragu untuk menyerang lagi, berteriak geram.

Perkataan itu membuat bawahannya tak bisa membantah dan langsung menyerang kembali, jelas sekali mereka juga takut pada Jian Hai.

Jian Chen tersenyum tipis, terkadang rasa takut bisa mengalahkan logika paling sederhana sekalipun, kalau dipikir lagi, bisa saja mereka melawan Jian Hai dengan kekuatan jumlah.

“Tarian Langit Malam!”

Ini adalah salah satu teknik Jian Chen yang diajarkan gurunya. Sebuah ilmu tangan kosong untuk digunakan saat melawan banyak orang.

Jian Chen bergerak cepat menyerang lawannya, dalam satu ayunan kaki atau pukulan dia bisa menjatuhkan 2 orang lawan sekaligus.

Gerakan-gerakan dari Jian Chen itu membuat mata Jian Hai membulat, teknik Jian Chen terkesan aneh dan lagi gerakannya baru pertama kali ia lihat. Yang paling mengesan dari serngannya yaitu setiap ayunan pukulan atau tendangan Jian Chen terlihat lembut dan halus.

Dalam beberapa detik, Jian Chen menjatuhkan murid lawannya dan menyisakan dua orang saja. Jian Chen tersenyum lebar pada mereka yang segera membuat lutut mereka lemas.

Awalnya, mereka yang berani melawan Jian Chen menganggap bahwa kultivasi Jian Chen dibawahnya serta umurnya yang pasti lebih muda. Tapi melihat kekuatanya secara langsung sulit merubah pikiran kalau dia memang lebih kuat.

Jian Chen lalu menoleh pada Jian Hai yang sedari tadi menonton, “Sekarang, akulah pemimpin di penginapan ini.”

“Hmph! Kau terlalu arogan!”

Jian Hai masih percaya diri bahwa ia akan menang melawannya, ia hanya cukup mengeluarkan semua kekuatan dan potensinya.

Bagaimanapun kekuatan yang dikeluarkan Jian Chen saat ini, setidaknya kultivasi dan kekuatannya masih jauh diatasnya pikir Jian Hai.

Jian Hai dan murid lainnya mungkin tidak bisa membaca kultivasi Jian Chen, jadi dia pikir bahwa Jian Chen memiliki kultivasi rendah, setidaknya tidak mungkin melebihi kultivasinya.

Andai Jian Hai tahu bahwa kultivasinya dengan Jian Chen sangat berbeda jauh, mungkin ia akan merasa bodoh melawannya sekarang.

Jian Hai mulai mengalirkan tenaga dalam pada tapak tangannya seketika tangannya di balut dengan api. Jian Hai bergerak maju dan menyerang Jian Chen.

Kedua tapak beradu kembali, Jian Chen memilih menggunakan serangan tapaknya tetapi tidak ada raut kesakitan pada wajah Jian Chen sama sekali. Seharusnya, Jian Chen merasakan panas pada tangannya atau ada luka bakar, namun hal itu tidak terlihat.

Jian Hai memberi serangan berubi-tubi, dia sudah mengalirkan tenaga dalam yang banyak untuk mengeluarkan api tetapi Jian Chen masih tidak bergeming sama sekali.

“Kau ternyata selain ahli menggunakan pertarungan tapak, juga pungguna tenaga dalam. Aku sungguh takjub…”

Jian Chen bisa merasakan kalau Jian Hai memang berpotensi terutama saat dia mengatur suhu pada apinya. Meski suhunya ditambah Jian Chen tidak akan merasa panas karena kedua tangannya sudah dilindungi tenaga dalam.

Jian Chen akhirnya memutuskan menyerang karena dari tadi ia hanya menyeimbangkan kekuatan dengan lawannya. Merasakan Jian Chen melawan, Jian Hai segera meloncat mundur.

Jian Chen tersenyum tipis, ia bergerak cepat dan saat Jian Hai menyadarinya ia sudah berada didekatnya dan memberikan tendangan perutnya. Tendangan yang sama membuat ia terpental ke tembok bahkan tembok itu menjadi retak.

Kali ini sulit bagi Jian Hai untuk melawan lagi, tidak ada semangat saat merasakan bahwa kekuatan Jian Chen nyatanya diatasnya.

“Kau! Akan kubilang kejadian pada kakakku!”

Jian Hai berteriak lalu melangkah pergi dari aula, Jian Chen menghela nafas panjang, dia pikir, pertarungan ini akan sedikit menarik tetapi nyatanya terlalu mudah.

Kepergian Jian Hai diikuti oleh beberapa pengikutnya, namun ada beberapa yang tinggal yang mungkin ia tidak mau bersama Jian Hai sejak awal.

“Sekarang penginapan ini berada dibawah kekuasaanku, siapapun yang menolak boleh mencariku dan melawan. Sepuluh, dua puluh, kalian boleh menyerangku bersama.” Jian Chen berkata pada orang yang diaula.

Murid-murid lama menggeleng cepat, terutama mereka yang hampir kehilangan kesadaran. Jian Chen menyadarkan mereka juga betapa jauh kekuatannya dengan Jian Chen.

Melihat murid-murid lama itu menggeleng, Jian Chen mulai melangkah pergi dari aula, saat dibawah bingkai pintu langkahnya terhenti dan menoleh kebelakang.

“Tidak ada peraturan khusus ketika aku memimpin, dipenginapan ini, tidak ada lagi yang boleh bertarung atau bertengkar. Apalagi itu merundung, aku tidak segan-segan mengeluarkan kalian dari penginapan ini walaupun kita satu klan.”

Jian Chen berkata dingin, mata emasnya terasa lebih menakutkan ketika menatapnya, membuat orang-orang hanya bisa menunduk dan tak berani menatapnya.

1
Agus Rahmat
dialog nyalebay bos
Erwin Oktorian
Luar biasa..lanjutkan karya nya thor. terima kasih
Agus Rahmat
main main chapter
Raditya Vicky
Luar biasa
Agus Rahmat
10link/dtk=600/mnt. gimana Thor baru beberapa menit dakenabisan tenaga
Agus Rahmat
lausiapa yang disukai.. ini bukan sinetron bos
Agus Rahmat
kelihatan bodoh dan polos
Agus Rahmat
terlalu lebay protektif
rain
ku tunggu kelanjutannya thorr
Agus Rahmat
gk nunggu bergrk dll...
Agus Rahmat
terlalu lebay
Agus Rahmat
kominum melulu bentar bentar HBS tng dlm mang yg lain gk pernah HBS Thor.
Agus Rahmat
menusuk bgtu dalam
Arya Maheswara
40rb pasukan dilawan dg pedang, wow capeknyoooo, harusnya pake seruling neraka sekali tiup habis tuh
Gatot Soemarto
Luar biasa
Agus Rahmat
siapakah Anda ini
Agus Rahmat
ha ha ha ha
Agus Rahmat
ayolah
reqy
/Facepalm//Facepalm/ ai lily akhirnya ...
Ardyanti
ok bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!