Apa jadi nya, jika hidup mu yang datar dan membosankan tiba-tiba berubah berwarna. Semua itu, karena kehadiran orang baru.
Alin yang sudah lama di tinggal Mama nya sedari kecil, menjadi anak yang murung dan pendiam. Hingga tiba suatu hari, sang Papa membawa Ibu Tiri untuk nya.
Bagaimana kah sikap Ibu Tiri, yang selalu di anggap kejam oleh orang-orang?
Akan kah Alin setuju memiliki Mama baru?
Jawaban nya ada di novel ini.
Selamat membaca... 😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Aisyah menggendong Alin dengan mudah. Ia bahkan tidak merasa kesulitan sama sekali. Semua murid dan juga orang tua nya memandang ke arah Alin dan Aisyah.
Bagaimana tidak menjadi tontonan, mereka memakai pakaian ma-sha And The Be-@r. Aisyah menjadi beruang dan Alin menjadi anak itu.
Mereka seperti nyata. Karena Aisyah yang menggendong Alin dengan mudah nya. Bahkan, Aisyah tidak sampai ngos-ngosan.
"Bunda, aku berat loh. Nanti Bunda pegal kalau terlalu lama menggendong ku."
"Nggak apa sayang. Bunda sanggup kok. Yuk kita masuk ke ruang pertemuan. Bunda sudah tidak sabar lagi ni."
Mereka pun akhir nya masuk dan duduk. Seperti biasa, Angel dan teman-teman nya datang bersama orang tua mereka. Dan hanya memakai kostum biasa.
Mereka sangat iri dengan kostum Alin. Biasa nya Alin tidak pernah memakai kostum apapun. Dan hanya dia sendiri yang datang ke acara itu.
Ia juga tidak pernah ikut lomba apapun. Ia hanya melihat dan menjadi penonton saja selama ini.
Kini, tiba lah saat nya mereka melakukan perlombaan. Aisyah sudah menanti nya sejak tadi. Ia sudah tidak sabar ingin membuat Alin bahagia.
"Kita ikut lomba ya sayang?"
"Memang nya Bunda mau?"
"Mau dong. Kan Bunda udah semangat ini. Ayo lah. Ya."
"Iya deh. Kita ikut lomba."
Mereka pun mendaftar semua lomba yang ada. Memang atau tidak, semua itu urusan belakangan.
Lomba yang akan di lakukan bersama ibu dan anak. Mereka harus kompak agar bisa menang.
Lomba pertama yang akan dilakukan adalah tarik tambang. Alin merasa ciut nyali nya karena pasti akan kalah.
"Hey Alin, kamu pasti akan kalah. Mama ku itu dulu nya Atlit. Dia sangat kuat. Lihat lah siapa yang kamu bawa. Dugong bengkak dari Afrika."
"Hey anak kecil. Kecil-kecil mulut nya pedas. Udah makan cabe berapa kilo tadi pagi?"
"Angel. Ini Bunda ku. Tolong yang sopan kalau bicara."
"Biarin. Aku nggak peduli."
Perlombaan pun di mulai. Alin berdiri di depan dan Aisyah di belakang. Begitu juga pihak Angel dan Mama nya.
Aisyah kesal sekali. Rencana nya, ia akan mengerjai Angel karena sudah membuat Alin sedih.
Perlombaan pun dimulai. Alin berusaha sekuat tenaga untuk menarik tali tambang. Begitu juga dengan Angel dan Mama nya.
Berbeda dengan Aisyah yang masih santai dengan memegang tali tambang itu dengan satu tangan nya saja.
Mama Angel sampai kesulitan memegang tali tambang itu. Lalu, saat Aisyah melihat Mama Angel yang posisi tubuh nya sudah tidak aman, Aisyah langsung melepaskan tali tambang itu dengan gerakan cepat.
Mama Angel dan anak nya langsung terpelanting ke belakang karena tidak bisa menahan keseimbangan.
Aisyah dengan gerakan cepat langsung menarik tali itu dan akhirnya, Aisyah dan Alin menang.
"Horeeeeee,, kita menang Bunda." Teriak Alin kegirangan.
Angel dan Mama nya tidak bisa ikut lomba yang lainnya. Di karenakan mereka jatuh dengan posisi yang tidak mengenakkan. Kini mereka sedang di rawat oleh petugas kesehatan.
Alin tertawa kecil saat melihat Angel dan Mama nya di bawa dengan tandu.
"Bunda, Alin menertawakan mereka nggak apa-apa ya."
"Nggak apa sayang. Mereka pantas di tertawakan. Bunda juga nggak suka sama mereka. Jadi, salah satu lawan kita sudah tumbang."
"Iya Bunda. Alin senang. Alin senang." Ucap nya lagi sambil melompat kegirangan.
"Selanjut nya, lomba apa lagi sayang?"
"Lari estafet ibu dan anak. Kalau Bunda nggak sanggup lari, kita batalkan aja."
"Alin sayang, kalau belum mencoba, tidak boleh menyerah ya sayang. Tidak apa gagal, yang penting kita sudah mencoba nya."
"Kalau kalah, Bunda nggak apa-apa kan."
"Iya sayang. Bunda nggak apa."
"Yaudah kalau gitu. Ayooooo!"
Mereka pun bersiap-siap melakukan lomba yang kedua. Aisyah sudah menyuruh Pak Supir yang sudah sehat untuk merekam aksi mereka di sekolah.
Aksi tersebut lalu di kirimkan ke Papa nya Alin yang sedang bekerja. Aisyah ingin, Aslan tahu bahwa putri nya sangat menikmati perlombaan itu.
"Semua siaaaapp! Dalam hitungan ketiga, semua nya,, go!"
Pluit di tiup, Alin berlari lebih dulu. Dan yang menjadi lawan nya saat ini adalah salah satu geng Angel. Kali ini, ia tidak boleh kalah.
Namun, saat ia berlari terlalu kencang, ia tersandung batu. Dan terjatuh. Aisyah begitu takut.
Dengan kaki nya yang sa-kit. Ia berjalan tertatih. Aisyah sangat sedih saat melihat hal itu.
"Sayang. Kalau kamu tidak mampu, kita berhenti."
"Tidak Bunda. Kali ini, kita harus menang." Ucap Alin penuh semangat.
Walaupun ia tertinggal, ia tetap berusaha memberikan tongkat itu pada Aisyah. Aisyah berlari dengan kecepatan yang tidak bisa di nalar oleh kepala manusia.
Bagaimana mungkin ia bisa berlari dengan tubuh gendut dan memakai kostum beruang lagi. Semua yang melihat bertepuk tangan memberi semangat.
Bahkan Alin begitu takjub pada Bunda nya. Ia yang tadi nya sudah pasrah, kini bersemangat dan bersorak sorai untuk Bunda nya.
"Bundaa ku,, semangat! Ayooo sedikit lagi."
Dan benar saja. Tidak lama kemudian, Aisyah memenangkan pertandingan dengan cepat. Bahkan ibu-ibu yang lainnya malah tertinggal jauh di belakang.
Aisyah memeluk Alin sambil menggendong nya lagi. Kini, sudah dua kali mereka mendapatkan juara pertama. Alin senang sekali.
Bukan itu saja. Lomba yang lain pun di menangkan oleh mereka berdua. Alin tidak tahu lagi harus melakukan apa. Dia hanya sangat bahagia.
Tiba lah saat nya lomba yang terakhir. Lomba membuat bekal untuk anak. Aisyah langsung gemetar. Jantung nya dah dig dug tak karuan.
Bahkan, ia lebih baik membu-nuh seribu musuh dengan tangan kosong, jika harus di hadapkan pada pilihan yang ada di hadapan nya saat ini.
"Alin, kita nggak usah ikut lomba ini, nggak apa ya."
"Kenapa? Bunda takut kalah?"
"Iya sayang. Bunda takut mengecewakan kamu."
"Bukan nya tadi Bunda bilang, kita harus mencoba dulu."
"Iya sih. Tapi kan sayang. Ini lomba masak."
"Bukan nya Bunda pintar masak. Bukti nya bekal dan makanan di rumah enak-enak."
"Iya sih sayang. Tapi kan,, ini beda. Ini lomba. Bunda nggak percaya diri."
"Nggak apa Bunda. Nanti biar Alin bantuin deh."
Aisyah tidak punya pilihan. Ia harus menurut saja. Ia pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti nya. Jika pun Alin akan tahu tentang diri nya yang tidak bisa memasak, ia sudah pasrah jika Alin kecewa pada nya.
Semua peserta lomba sudah berada di sana. Mereka pun bersiap-siap. Namun, satu hal yang membuat Alin dan Ibu nya terkejut. Mereka harus menggunakan kompor minyak.
Aisyah berusaha untuk menghidupkan kompor itu dengan korek dan lalu...
Dhuarrrrrrrr,,,,,
Kompor di sebelah mereka meledak. Hampir saja mengenai Alin dan Aisyah. Namun, Aisyah dengan gerakan cepat, membanting kompor yang ada di depan nya.
Ia berpura-pura seakan kompor nya juga ikut meledak akibat peserta yang ada di sebelah nya itu. Padahal, ia sendiri yang menghancurkan kompor itu saat Alin tidak melihat.
"Alin, ayo kita cari tempat aman. Kompor meleduk itu, berbahaya."
Dan akhir nya, Aisyah pun selamat. Terima kasih ia ucapkan. Pada peserta yang sudah membuat kompor nya meleduk.
Lagian, panitia ada-ada saja sih. Ngapain coba malah pake kompor minyak segala. Kayak nggak ada kompor lain aja yang bisa digunakan.
wis enak tak tinghal sek..ngadem dipulau..me time lah
keluarga menjadi taruhan bila tdk sesuai dg agensi misterius fbi or cia buatan para yahudi luaran sana
jd ingetlah.. sama ga pahamny, merasa msh ada simpenan bahan kimia di dlm tubuh, pas puasaan ga minum blas pil kb. jadi lah anak.. stlh 8th anak barep q..😍❤😘😄🤣😂😆😅🤨😃
konecting masa lampau yg dialihkan
krn agen akan memiliki 2 kepribadian bahkan terhapuskan, agar tidak terditeksi
ga bahaya ta
🤣😂🤔😃😀😁🤨😆😅😄
krn kl cungkring malah buat kita kelihatan cpt tua wajahnya
😭😭😭/Smug//Slight//Smug/